PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2007

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI LOMBOK TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 7 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 10 TAHUN 2006 BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 22 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 15 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA BANJAR, a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk didalamnya pengaturan tentang Badan Permusyawaratan Desa; b. bahwa dalam memperkuat Pemerintah Desa agar mampu menggerakkan Masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pembangunan dan Menyelenggarakan Administrasi Desa, Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu menetapkan Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 1

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 10.Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 3 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pembuatan, Perubahan, Pencabutan dan Pengundangan Peraturan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2003 Nomor 3); 11.Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjar Nomor 4). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJAR DAN WALIKOTA BANJAR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Banjar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Banjar. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjar sebagai Badan Legislatif Daerah. 5. Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. 6. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul, adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional yang berada di Daerah Kota. 7. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. 8. Pemerintah Desa terdiri dari atas Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan Perangkat Desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. 2

10. Kalangan Adat adalah Kesatuan Masyarakat tertentu yang melaksanakan perbuatan-perbuatan yang lazim dituruti / dilakukan sejak dahulu secara turun temurun. 11. Kalangan agama adalah Kesatuan Masyarakat tertentu yang melakukan perbuatan-perbuatan yang lazim diturut / dilakukan sejak dahulu kala secara turun temurun, sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. 12. Kalangan unsur pemuka Masyarakat adalah Kalangan Pimpinan / Tokoh dari unsur Masyarakat tertentu yang baik dan dapat dijadikan contoh serta diteladani sifat-sifat baiknya. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WEWENANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pasal 3 (1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. (2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ketua Rukun Warga, Pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Pasal 4 (1) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa. (2) Jumlah penduduk yang dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. jumlah penduduk sampai dengan 1500 (seribu lima ratus) jiwa, 5 (lima) orang; b. jumlah penduduk 1501 sampai dengan 2000 jiwa, 7 (tujuh) orang; c. jumlah penduduk 2001 sampai dengan 3000 (tiga ribu) jiwa, 9 (sembilan) orang; d. lebih dari 3001 (tiga ribu satu) jiwa, 11 (sebelas) orang. 3

Bagian Kedua Tugas, Fungsi dan Wewenang Pasal 5 BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat. Pasal 6 BPD mempunyai tugas dan wewenang : a. membentuk Peraturan Desa yang dibahas dengan Kepala Desa untuk mendapat persetujuan bersama; b. membahas rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, bersama dengan Kepala Desa; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa; d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa; e. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa; f. memanggil, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi rakyat; g. menusun tata tertib BPD. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN BPD Bagian Pertama Hak Pasal 7 BPD mempunyai hak sebagai berikut : a. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa; b. menyatakan pendapat. Pasal 8 Anggota BPD mempunyai hak sebagai berikut : a. mengajukan rancangan Peraturan Desa; b. mengajukan pertanyaan; c. menyampaikan usul dan pendapat; d. memilih dan dipilih; e. memperoleh tunjangan. Pasal 9 Anggota BPD mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa; 4

c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); d. menyerap, menampung, menghimpun dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat; e. memproses pemilihan Kepala Desa; f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan; g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat selama tidak bertentangan dengan moral; h. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatn. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI DAN RAPAT Pasal 10 (1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris. (2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. (3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. (4) Peresmian Pimpinan BPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. (5) Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Tata Tertib BPD. Pasal 11 (1) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dibantu oleh Sekretaris BPD. (2) Sekretaris BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh staf sesuai dengan kebutuhan yang diangkat oleh Pemerintah Desa atas persetujuan BPD dan bukan dari Perangkat Desa. Pasal 12 (1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD. (2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggota BPD, dan Keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak. (3) Dalam hal tertentu rapat BPD dnyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir. (4) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD, ketentuan lebih lanjut ditetapkan dalam tata tertib BPD. 5

BAB V PENCALONAN, PEMILIHAN, MASA KEANGGOTAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Bagian pertama Pencalonan Pasal 13 Yang dapat dipilih menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat-syarat : a. bertaqwa kepada tuhan yang maha esa; b. setia dan taat kepada pancasila dan uud 1945; c. tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang menghianati pancasila dan undang-undang dasar 1945 seperti G 30 S / PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya; d. berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat pertama dan / atau berpengetahuan sederajat; e. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun ; f. sehat jasmani dan rohani; g. nyata-nyata tidak terganggu jiwa / ingatan; h. berkelakuan baik, jujur adil; i. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana; j. mengenal daerahnya dan dikenal masyarakat di daerah yang bersangkutan; k. memenuhi syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat ; l. untuk pegawai negeri sipil / swasta harus mendapat izin dari atasan / instansi; m. mencalonkan diri atau bersedia dicalonkan; n. bertempat tinggal di desa yang bersangkutan ; o. untuk pegawai negeri / swasta harus mendapat persetujuan tertulis dari atasan / instansi. Pasal 14 (1) Jumlah Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ditentukan berdasarkan kebutuhan. (2) Pimpinan dan Anggota Badan Permusyawaratan Desa tidak dibenarkan rangkap jabatan dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa. Bagian Kedua Pemilihan Pasal 15 (1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 dipilih dan ditetapkan dengan cara musyawarah dan Mufakat secara bertingkat. 6

(2) Musyawarah bertingkat sebagiamana dimaksud pada Ayat (1) difasilitasi oleh Camat. (3) Hasil Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota melalui Camat untuk disahkan (4) Sebelum memangku jabatan, anggota Badan Permusyawaratan Desa mengucapkan sumpah/janji dan dilantik oleh Walikota/Pejabat yang ditunjuk dengan susunan kata-kata sumpah/janji dimaksud adalah sebagai berikut: Demi Allah/Tuhan saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, bahwa saya akan selalu ta at dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala peraturan perundangundangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagian Ketiga Masa keanggotaan Pasal 16 Masa jabatan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat / diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Bagian Keempat Pemberhentian Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pasal 17 (1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa berhenti antar waktu karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri secara tertulis kepada ketua badan permusyawaratan desa; c. bertempat tinggal di luar desa yang bersangkutan d. tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Peraturan Daerah ini; e. dinyatakan melanggar sumpah / janji sebagai anggota badan permusyawaratan desa dengan Keputusan Ketua Badan Permusyawaratan Desa ; f. terkena larangan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 Ayat (1) Peraturan Daerah ini. (2) Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tempatnya diisi oleh calon yang diusulkan berdasarkan Pasal 21 Peraturan Daerah ini. (3) Pemberhentian Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) karena tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. 7

BAB VI KEDUDUKAN KEUANGAN BPD Pasal 18 (1) Pimpinan dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menerima tunjangan sesuai kemampuan keuangan desa. (2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam APB Desa. Pasal 19 (1) Pengelolaan uang tunjangan pimpinan dan anggota maupun Biaya Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2) dikelola oleh Sekretaris BPD. (2) Kedudukan Keuangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) diatur dalam Peraturan Desa mengacu kepada Peraturan Perundang-undangan. BAB VII LARANGAN Pasal 20 (1) Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan rangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan atau Perangkat Desa. (2) Pimpinan dan anggota BPD dilarang : a. sebagai pelaksana proyek; b. membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri sendiri, anggota keluarga, kroni, golongan tertentu, merugikan kepentingan umum, meresahkan kelompok masyarakat dan mendiskriminasikan warga negara atau golongan masyarakat lain; c. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, menerima uang, barang dan /atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya; d. menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah janji. BAB VIII TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) Pasal 21 (1) Untuk memperjelas pelaksanaan tugas yang mengatur mekanisme kerja pimpinan dan anggota BPD, BPD wajib menetapkan Tata Tertib BPD. 8

(2) Peraturan tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk kepentingan intern BPD dan sekurang-kurangnya meliputi : a. pengucapan sumpah/janji; b. pemilihan dan penetapan pimpinan; c. pemberhentian dan penggantian pimpinan; d. penyelenggaraan sidang/rapat; e. pelaksanaan fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang serta hak anggota/lembaga; f. pembuatan keputusan; g. pelaksanaan konsultasi antara BPD dan Pemerintah Desa; h. penerimaam pengaduan dan penyaluran aspirasi rakyat; i. pengaturan protokoler dan kode etik. (3) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan Peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Masa jabatan BPD yang ada pada saat ini tetap berlaku sampai habis masa jabatannya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 (1) Dengan disahkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan yang setingkat, dibawah Peraturan Daerah dinyatakan tidak berlaku. (2) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Kota Banjar. 9

Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjar. Disahkan di Banjar pada tanggal 20 Februari 2006 WALIKOTA BANJAR H. HERMAN SUTRISNO. Diundangkan di Banjar pada tanggal 20 Februari 2006 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR H. OOH SUHERLI LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI D 10

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) I. PENJELASAN UMUM Bahwa dalam penyelenggaraan organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dan Perangkat Desa perlu ada Pedoman Organisasi Pemerintah Desa. Daerah. Bahwa Pedoman Organisasi Pemerintah Desa perlu ditetapkan dengan Peraturan II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini, dengan maksud agar terdapat perngertian yang sama sehingga kesalahpahaman dalam penafsiran dapat dihindarkan. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 11

Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 24 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 12