KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 10.1/Kpts-II/2000 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN MENTERI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 33 TAHUN 2002 T E N T A N G

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI IRIAN JAYA NOMOR 121 TAHUN 2001 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 732/Kpts-II/1998 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBAHARUAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6885/Kpts-II/2002 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.23/Menhut-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.31/Menhut-II/2014 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR: 08 TAHUN 2002 T E N T A N G

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.50/Menhut-II/2010

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.26/Menhut-II/2012

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI TANAH DATAR PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 33/Kpts-II/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Izin. Usaha. Perpanjangan. Tatacara. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA OPERASI (KSO) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.9/Menlhk-II/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN, PERLUASAN AREAL KERJA DAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 23/Menhut-II/2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Izin Usaha. Kawasan Hutan Silvo Pastura. Hutan Produksi

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.19/Menhut-II/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 357/Kpts/HK.350/5/2002 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN MENTERI PERTANIAN,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

2017, No Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri pada Hutan

this file is downloaded from

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 61/Menhut-II/2008 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 9 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATAALA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2011 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 17/Menhut-II/2010 TENTANG PERMOHONAN, PEMBERIAN, DAN PENCABUTAN IZIN PENGUSAHAAN TAMAN BURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

BUPATI INDRAGIRI HILIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/KPTS-II/1999 TAHUN 1999 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN, MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (IPHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 731/KPTS-II/1998 TENTANG TATA CARA PELELANGAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.14/Menlhk-II/2015 TENTANG

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II KAPUAS HULU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 61/Menhut-II/2008

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI. Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 52/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6887/KPTS-II/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.352/Menhut-II/2004

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PP 6/1999, PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tanggal : 31 Januari 2001 KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI No KRITERIA STANDAR 1 2 3 1 Pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman dapat dilaksanakan pada : a Kawasan Hutan Produksi Berdasarkan TGH dan atau RTRWP termasuk kawasan Hutan Produksi Diutamakan pada hutan tanah kering dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 0 1000 meter dari permukaan laut Topografi datar hingga kelerengan maksimum 25% Pada daerah dengan kelerengan 8 % sd 25% harus diikuti dengan upaya konservasi tanah a Keadaan vegetasinya sudah tidak berupa hutan alam atau areal bekas tebangan Lahan hutan telah menjadi lahan kosong/terbuka Vegetasi alang-alang dan atau semak belukar Vegetasi hutan alam yang tidak terdapat pohon berdiameter di atas 10 cm untuk semua jenis kayu dengan potensi kurang dari 5 m 3 per hektar, atau jumlah anakan jenis pohon dominan kurang dari 200 batang per hektar b Tidak dibebani hak lain Kawasan tidak dibebani hak-hak lain sesuai ketentuan yang berlaku seperti HPH, HPHT, HKM dan ijin penggunaan kawasan hutan yang mengubah bentang alam seperti pertambangan dengan pola tambang terbuka (open pit minning)

2 Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman; c Perorangan Merupakan anggota masyarakat setempat yang cakap bertindak menurut hukum Warga Negara IndonesiaBerdomisili di dalam dan atau di sekitar hutan yang bersangkutan dan dibuktikan dengan adanya KTP Mempunyai ikatan khusus dengan wilayahnyamempunyai wawasan pengelolaan hutan lestarimempunyai aktivitas yang berhubungan dengan usaha di bidang kehutananmenyatakan kesanggupan menjaga kelestarian hutan e Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) Memiliki akte pendirian Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) Memiliki wawasan dalam pengelolaan hutan Bergerak di bidang kehutanan Menyatakan kesanggupan menjaga kelestarian hutan

a Koperasi Koperasi masyarakat hukum adat setempat, koperasi masyarakat lokal atau masyarakat lainnya di dalam dan di sekitar hutan yang terlibat dalam kegiatan bidang kehutanan Mempunyai wawasan mempertahankan hutan lestari Memiliki kontribusi dalam perlindungan dan pengamanan hutan Mempunyai akte pendirian koperasi dan telah berbadan hukum koperasi yang sah Bergerak di bidang kehutanan Menyatakan kesanggupan menjaga kelestarian hutan a Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Memiliki akte pendirian BUMN dan BUMD yang sah sesuai ketentuan yang berlaku Memiliki susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang jelas dan sah Bergerak di bidang usaha kehutanan a Badan Usaha Milik Swasta Nasional dan Asing Berbentuk badan hukum perseroan terbatas Memiliki akte Notaris Pendirian Perusahaan berikut perubahannya yang disahkan oleh pejabat yang berwenang Khusus untuk perusahaan swasta asing adalah perseroan terbatas yang berbadan hukum Indonesia Bergerak di bidang kehutanan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi memiliki komitmen yang jelas terhadap pengelolaan hutan lestari

3 Luas Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman 1 Luas Areal 1000 (seribu) Ha yang lokasinya berada di satu daerah Kabupaten diperuntukkan bagi pemohon perorangan 2 Luas Areal sd 5000 (lima ribu) Ha yang lokasinya berada di satu daerah Kabupaten diperuntukkan bagi pemohon koperasi, Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) 3 Luas Areal di atas 5000 sd 50000 Ha untuk pemohon perusahaan BUMN dan BUMD 4 Luas Areal di atas 5000 sd 50000 Ha untuk pemohon perusahaan swasta Nasional / asing yang berbentuk Perseroan Terbatas 4 Permohonan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman diwajibkan melengkapi persyaratan permohonan yang dibedakan sebagai berikut : a Pemohon perorangan, Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) dan Koperasi Mengajukan permohonan dengan dilengkapi : 1 Peta areal yang dimohon dengan skala 1 : 100000 2 Usulan Proyek (Project Proposal) 3 Surat Pernyataan atau surat Keterangan Lahan Kosong dari instansi yang berwenang di daerah 4 Khusus untuk koperasi, Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) dilengkapi dengan bukti akte pendirian

a Pemohon BUMN, BUMD, Perusahaan swasta nasional dan perusahaan swasta asing Mengajukan permohonan dengan dilengkapi : 1 Peta Citra Satelit TM Band 542 digital dengan skala 1 : 100000 beserta penafsirannya yang berumur tidak lebih dari 2 (dua) tahun dari areal yang dimohon 2 Rekomendasi Bupati/Pejabat yang berwenang yang memuat atau dilampiri dengan peta areal yang dimohon skala 1 : 100000 3 Usulan Proyek (Project Proposal) 4 Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang telah disahkan pejabat berwenang 5 Laporan Keuangan Perusahaan selama 3 (tiga) tahun terakhir kecuali yang baru dibentuk 6 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5 Pengajuan Permohonan disampaikan kepada : a Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Menteri Kehutanan dan Gubernur setempat Areal yang dimohon seluruhnya berada dalam satu daerah kabupaten/kota a Gubernur, dengan tembusan kepada Menteri Kehutanan dan Bupati/Walikota Areal yang dimohon berada pada lintas daerah kabupaten/kota a Menteri Kehutanan dengan tembusan masing-masing Gubernur Areal yang dimohon berada pada lintas propinsi 6 Penilaian permohonan ijin usaha

a Penilaian terhadap pemenuhan kelengkapan persyaratan Permohonan ijin usaha dilampiri kelengkapan persyaratan sesuai ketentuan dalam keputusan ini Permohonan ijin usaha yang belum lengkap persyaratannya diberitahukan kepada yang bersangkutan agar melengkapinya a Penilaian terhadap areal yang dimohon Areal yang dimohon tidak dibebani hak-hak lain dan sesuai untuk pembangunan hutan tanaman a Penilaian terhadap Pemohon Pemohon memiliki komitmen yang baik terhadap pengelolaan hutan lestari dan aspek-aspek lingkungan lainnya Pemohon memiliki kemampuan finansial yang memadai Pemohon cukup memiliki tenaga teknis di bidang kehutanan dan di bidang yang terkait 7 Persetujuan prinsip pencadangan areal Diterbitkan apabila permohonan ijin usaha berdasarkan penilaian cukup layak untuk diberikan sesuai dengan kriteria dan standar yang ditetapkan dalam keputusan ini : a Permohonan ijin usaha yang arealnya secara utuh berada dalam satu daerah kabupaten Pemohon BUMN, BUMD, BUMS Nasional / Asing Pemberitahuan kepada Pemohon oleh Bupati bahwa pada prinsipnya disetujui areal hutan seluas tertentu dengan kewajiban melaksanakan studi kelayakan dan AMDAL/UKL/UPL paling lambat 6 (enam) bulan setelah diterimanya surat persetujuan prinsip Pemohon perorangan, Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) dan Koperasi Pemberitahuan kepada Pemohon oleh Bupati bahwa pada prinsipnya disetujui areal hutan seluas tertentu dengan kewajiban melaksanakan UKL/UPL paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya surat persetujuan prinsip

a Permohonan ijin usaha yang arealnya mencakup lintas daerah Kabupaten/Kota Pemberitahuan kepada Pemohon oleh Bupati bahwa pada prinsipnya disetujui areal hutan seluas tertentu dengan kewajiban melaksanakan studi kelayakan dan AMDAL/UKL/UPL paling lambat 6 (enam) bulan setelah diterimanya surat persetujuan prinsip a Permohonan ijin usaha yang arealnya mencakup lintas Propinsi Pemberitahuan kepada Pemohon oleh Bupati bahwa pada prinsipnya disetujui areal hutan seluas tertentu dengan kewajiban melaksanakan UKL/UPL paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya surat persetujuan prinsip 8 Teknik Pelaksanaan Sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB) atau sistem silvikultur lainnya yang telah diuji melalui penelitian 1 Jenis tanaman yang dibudidayakan pola monokultur atau berbagai jenis termasuk dicampur dengan jenis tanaman perkebunan 2 Jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan sebanyak-banyaknya 20% dari luas areal efektif tanaman 3 Budidaya tanaman pangan (semusim) dalam larikan tanaman pokok diperkenankan sepanjang tidak mengganggu tanaman pokoknya 4 Persiapan lahan dapat dilakukan dengan sistem manual dan atau mekanis sesuai dengan kondisi lapangan dengan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan, teknis, ekonomis, serta tidak diperkenankan dilakukan dengan teknik pembakaran 9 Penerbitan Keputusan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman; a Ijin Usaha diterbitkan setelah pemohon memenuhi persyaratan

Pemohon BUMN, BUMD, BUMS Nasional / Asing Persyaratan yang harus dipenuhi : 1 AMDAL/UKL/UPL telah disahkan 2 Studi Kelayakan Ijin usaha telah disetujui 3 Areal Kerja (WA) telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang 4 Iuran Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman telah dilunasi sesuai surat perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pejabat instansi yang berwenang Pemohon perorangan, Firma atau Persekutuan Komanditer (CV) dan Koperasi 1 UKL/UPL telah disahkan 2 Areal Kerja (WA) telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang 3 Iuran Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman telah dilunasi sesuai surat perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pejabat instansi yang berwenang a Penerbitan Ijin Usaha oleh Bupati/Walikota Untuk areal yang dimohon yang berada di satu daerah kabupaten/kota a Penerbitan Ijin Usaha oleh Gubernur Untuk areal yang dimohon yang berada lintas daerah kabupaten/kota a Penerbitan Ijin Usaha oleh Menteri Untuk areal yang dimohon yang berada lintas propinsi a Penetapan jangka waktu ijin usaha Jangka waktu ijin usaha (IU-HT) ditetapkan paling lama 35 (tiga puluh lima) tahun ditambah 1 (satu) daur tanaman pokok 10 Hak dan Kewajiban

a Pemegang ijin usaha mempunyai hak atas ijin yang dimiliki Melaksanakan berbagai kegiatan dalam areal usaha hutan tanaman Melakukan pemanenan, pengolahan dan atau pemasaran Mengagunkan hasil hutan tanaman sebagai asset usaha Memperoleh pelayanan yang baik dari pemerintah

a Pemegang Ijin Usaha mempunyai kewajiban atas ijin usaha yang dimiliki 1 Membayar berbagai kewajiban finansial kepada Negara 2 Membuat Rencana Karya Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman selambatlambatnya 12 bulan sejak diterbitkan ijin usaha 3 Membuat Rencana Karya Tahunan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman 4 Melakukan kegiatan nyata di lapangan selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah diterbitkan ijin usaha 5 Melaksanakan penataan batas dan penataan hutan 6 Melaksanakan usaha hutan tananan berdasarkan Rencana Karya Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman 7 Dalam 5 tahun pertama sedikit-dikitnya merealisasikan tanaman pokok sebesar 50% dari target 5 tahun sesuai dengan luas efektif dan daur tanaman pokok 8 Melaksanakan penanaman kembali sesuai dengan luas tebangan 9 Mempekerjakan secukupnya tenaga ahli di bidang kehutanan 10 Mengadakan kemitraan dengan masyarakat setempat terutama bagi BUMN, BUMD dan BUMS Nasional / Asing

11 Hapusnya Ijin Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman hapus karena : 1 Masa berlakunya ijin usaha telah berakhir 2 Pemegang ijin usaha melanggar ketentuan yang berlaku yang berakibat dicabutnya ijin usaha 3 Diserahkan kembali sebelum habis masa berlakunya ijin usaha MENTERI KEHUTANAN, Ttd Dr Ir NURMAHMUDI ISMA IL, MSc