BAB I PENDAHULUAN. merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan

dokumen-dokumen yang mirip
N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2

Hak Cipta Program Komputer

HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani

: /2 /0 04

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari Bab I (satu) sampai Bab IV (empat) skripsi ini,

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

Etika Profesi dan Pengembangan Diri

3/21/2012 copyright 3

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

Etika dan Moral dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Etika dan Moral dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal

Diperiksa oleh: Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Tanggal:

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta?

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI HAK CIPTA DIGITAL

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

PR Ketiga Kelas X.4 Tgl 06 Agustus 2010 Mengenai UU Hak Cipta Posted by malikzeith - 16 Aug :28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan Intelektual (HaKI) yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Desain Industri,

PERATURAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-HC TAHUN 1987 TENTANG PENDAFTARAN CIPTAAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA. Pencipta dan kepemilikan hak cipta. Konsepsi Kepemilikan Hak Cipta 2/19/2014

BAB I PENDAHULUAN. rendah sehingga terjadi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendeklarasikan globalisasi komunikasi dan kebebasan informasi. 1

Hak Cipta. Pengertian Hak Cipta hak ekslusif untuk 1. mengumumkan, 2. memperbanyak, 3. memberi izin

Rony Arifiandy, S.Si. HaKI-5. Hak Cipta (Copyright)

TATA CARA PENDAFTARAN HAK CIPTA ONLINE (VIA SENTRA HKI STKIP PGRI BANGKALAN) By: Dian Eka Indriani

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A. Presiden Republik Indonesia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian multilateral WTO,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1987 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

BAB I PENDAHULUAN. saat itu adalah Auterswet 1912 (Stb No. 600). Auterswet 1912 ini

I. PENDAHULUAN. invensi. Ciptaan atau invensi tersebut merupakan milik yang diatasnya melekat

BAB I PENDAHULUAN. karya dari anak bangsa memberikan kerugian dan efek negatif bagi negara itu sendiri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA

PENDAHULUAN. lagi sekedar sarana hiburan yang hanya habis setelah dinikmati tanpa memberikan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Perkembangan industri musik di berbagai daerah di Indonesia pada saat ini. telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Hasil penelitian yang

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

Makalah. Lisensi Freeware, Shareware dan Opensource Software. Daeng X-5. SMA Negeri 1 Kota Bandung * 1 *

BAB I PENDAHULUAN. konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual (Margono, 2001:4).

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A. Presiden Republik Indonesia,

Hukum Usaha. Modul 9-10

HaKI (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights)

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

Obligasi Kontraktual mungkin mendahului hak cipta normal Hak2 Pekerja didasarkan pada surat pernyataan dari pekerja Hak2 Siswa didasarkan pada

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

7/6/2012. Skripsi itu apa si Mbah? HarusSkripsi ya. A Wahyu Sudrajat, S. Kom., M.T.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL MANUAL BOOK APLIKASI E-HAKCIPTA

DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

ETIKA PROFESI DAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL MPB12103-MPB13102

PENINGKATAN PROFESIONALISME KARYA CIPTA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN HAKI

I. PENDAHULUAN. lagu di Indonesia mulai terganggu dengan maraknya Compact Disc (CD) dan Video Compact

BAB I PENGANTAR. Perlindungan terhadap Hak Cipta di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No.19

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

PERLINDUNGAN HAK CIPTA TERHADAP FILM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

TELAAH KONSEP HAKI. Oleh : 1. Ahda N 2. Suyatno 3. Priyanto 4. Wahyono 5. Purwijatmiko 6. Sulistyowati

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Upaya Pemerintah Indonesia untuk melindungi Hak Kekayaan Intelektual

PLAGIAT DAN PEMBAJAKAN KARYA CIPTA DALAM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL *

UU 12/1997, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu, pada dasarnya hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. 1 Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta dapat berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau ciptaan. Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, larya karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman, suara, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi dan desain industri. Selanjutnya dalam karya tulis ini, penulis ingin lebih mempersempit bidang pada karya cipta komposisi musik, rekaman dan suara. Pada abad 20, musik menjadi suatu komoditi industri yang tidak bisa diabaikan keberadaannya. Semua orang mendengarkan musik, tua, muda, laki laki, perempuan, bahkan anak anak. Media penghantar musik pun sangat beragam, mulai dari radio, televisi, maupun perangkat lainnya dimulai dari pita kaset, vinyl, piringan hitam, laser disc, compact disc dan yang paling terakhir adalah penemuan file format MP3. Penemuan pita kosong menjadi titik tolak bagaimana sebuah konten (suara atau musik) yang merupakan hak cipta, bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah. Di kemudian hari, perpindahan tersebut semakin dipermudah dengan penemuan media media lain yang lebih canggih, sebut saja vinyl, piringan hitam, laser disc, 1 http://irfan-nurdnsyah.blogspot.com/2012/06/hak-cipta-dan-hak-paten.html

2 dan compat disc. Hal itu menjadi semakin canggih dan dipermudah dengan penemuan satu format file yakni MP3 pada awal tahun 2000. Format file MP3 tersebut memungkinkan perpindahan sebuah konten dengan waktu yang sangat cepat dan biaya yang sangat murah. Penemuan penemuan tersebut yang pada akhirnya mengantarkan pada tindakan distribusi konten yang tidak sesuai dengan nilai keadilan dan kepastian hukum yang akhirnya dikenal dengan pembajakan hak cipta. Sebelum melangkah lebih jauh kepada tindakan pelanggaran hukum yang disebabkan oleh perpindahan atau distribusi konten, penulis ingin menerangkan bagaimana tahapantahapan sebuah karya cipta bisa dinikmati oleh khalayak luas. Musik sama hal nya dengan suatu karya cipta yang lain, sebelum bisa dinikmati oleh publik, musik terlebih dahulu diciptakan oleh penciptanya. Cara penciptaan musik bisa bermacam-macam tergantung bagaimana metode yang dilakukan oleh penciptanya, misal dia menciptakan tangga nada lagu yang langsung dimainkan di alat musik, atau dia menciptakan tangga nada lagu yang dimainkan di alat musik dan menuliskan atau mendokumentasikannya pada sebuah tulisan. Setelah dokumentasi tersebut sempurna, maka pencipta lagu bisa memainkan dokumentasi tersebut ke dalam sebuah instrumen musik yang bisa didengarkan oleh orang lain. Disitulah awal dari sebuah karya musik diperdengarkan, dewasa ini media untuk orang mengetahui sebuah karya cipta musik bisa melalui berbagai macam media, seperti live performing, menyebarluaskan melalui internet (social media, web site, dan lain sebagainya). Selain melalui internet tadi, pencipta lagu atau musisi juga bisa menyebarluaskan hasil karyanya melalui perangkat media lainnya yang berbasis tekhnologi seperti vinyl, piringan hitam, laser disc, dan compat disc. Hal inilah yang selanjutnya menjadi titik tolak bagaimana perlindungan suatu karya cipta pencipta lagu atau musisi dilakukan, karena sejatinya suatu karya cipta tersebut adalah milik perorangan yang keberadaannya harus diakui dan dilindungi oleh hukum.

3 Mengacu kepada UU No.19 Tahun 2002, bahwa hak cipta didefinisikan sebagai hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2 Sudah sejak lama masalah pembajakan menjadi perhatian serius bagi pelaku industri musik maupun penegak hukum. Kecanggihan teknologi menjadi sesuatu yang tidak bisa dibendung, dan parahnya hal tersebut yang sangat mendukung terjadinya tindak pembajakan yang semakin massive dan mudah dilakukan. Jika di tahun 1996 ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) mencatat 20 juta keping album bajakan beredar, maka dua belas tahun kemudian atau di tahun 2008 jumlahnya membengkak fantastis hingga 550 juta keeping. 3 Rasio peredaran album musik bajakan dan legal di tahun 2007 bahkan telah mencapai 96% : 4%, angka ini disinyalir akan terus bertambah di tahun ini 2010. 4 Hal tersebut tentu saja mengundang keprihatinan dari semua pihak terutama para pelaku industri musik tanah air. Sebenarnya UU No. 19 Tahun 2002 sudah melindungi hak cipta tersebut, seperti termaktub pada Pasal 12 yang mengatakan: Dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasi karya tulis lain; b. Semua hasil karya tulis laceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; 2 Pasal 1 ayat (1) UU No.19 Tahun 2002 3 Kabarmusik.com Era Musik Digital, Kebangkitan Yang Meredup 11 Mei 2011 4 Ibid

4 f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; g. Arsitektur; h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k. Sinematografi; l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. Bisa dilihat di sana, pada poin d musik merupakan salah satu elemen yang dilindungi oleh UU No. 19 Tahun 2002, tapi mengapa pada dataran pelaksanaan hal tersebut tidak terjadi dengan dibuktikan masih banyaknya penjualan musik secara ilegal. Penanggulangan tindak pidana hak cipta pada bidang pembajakan khususnya pembajakan CD dan VCD tidak bisa hanya kesadaran masyarakat agar pembajakan tidak marak terjadi. Dalam hal ini Hukum Pidana dalam bekerjanya memiliki kelemahan/keterbatasan, kelemahan/keterbatasan kemampuan Hukum Pidana dalam penanggulangan kejahatan telah banyak diungkapkan oleh para sarjana, antara lain: 5 1. Muladi menyatakan bahwa penegakan Hukum pidana dalam kerangka sistem peradilan tidak dapat diharapkan sebagai satu-satunya sarana penanggulangan kejahatan yang efektif, mengingat kemungkinan besar adanya pelaku-pelaku tindak pidana yang berada di luar kerangka proses peradilan pidana. 6 2. Donald R.Taft dan Ralph W. England, seperti dikutip Barda Nawawi Arief, menyatakan bahwa efektivitas Hukum Pidana tidak dapat diukur secara akurat, 5 Uning Kusuma Hidayah, PENANGGULANGAN PELANGGARAN HAK CIPTA TERHADAP PEMBAJAKAN CD/VC (STUDI KASUS DI JAWA TENGAH) hlm xvii 6 Muladi, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang hlm vii

5 hukum hanya merupakan salah satu sarana kontrol sosial, kebiasaan keyakinan agama, dukungan dan pencelaan kelompok, penekanan dari kelompok kelompok interest dan pengaruh dari pendapat umumnya merupakan sarana yang lebih efisien dalam mengatur tingkah laku manusia dari pada sanksi hukum. 7 Akan tetapi dengan aturan yang sudah sedemikian bagus mengapa angka pembajakan di tanah air tidak menurun, dan cenderung meningkat. Tentunya ini sebuah pertanyaan yang harus dijawab secara komprehensif. Apakah aturannya yang tidak cukup kuat, apakah penegakan aturan tersebut yang lemah, atau malah bisa jadi pelaku pembajakan tersebut mengamini terjadinya pembajakan itu sendiri. Penulis adalah pekerja industri kreatif yang sudah 5 tahun berkecimpung di industri musik digital tanah air. Mendengar rumor bahwa pembajakan dilakukan oleh orang dalam industri rekaman adalah bukan sesuatu yang aneh. Bahkan penulis sendiri pernah terlibat pembicaraan dengan pelaku industri rekaman, jika ada satu karya musik baru untuk mengetahui parameter sukses tidaknya karya musik tersebut di market adalah, karya musik tersebut harus laris terlebih dahulu bajakannya. Pengalaman inilah yang agaknya menarik untuk dibahas, mungkin para pencipta atau artis itu akan senang jika karya-nya laris manis dari hasil penjualan bajakan. Tapi para pencipta lagu tersebut tetap akan kehilangan hak-nya dari hasil pembajakan tersebut. Maka daripada itu, muncul ide dari penulis untuk mencari teori hukum yang dapat memberikan kekuatan kepada publisher dalam kapasitasnya sebagai bagian dari pelaku industri musik untuk melindungi karya cipta. Berdasarkan uraian di atas tersebut, maka penulis memberi judul tulisan ini: Tinjauan Yuridis Peran Publisher Musik Dalam Melindungi Karya Cipta Lagu. 7 Barda Nawawi Arief, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Pengakan Dan Pembangunan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 42

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tinjauan yuridis peran publisher musik terhadap sebuah karya cipta lagu dalam Undang-Undang HAKI? 2. Bagaimana posisi publisher musik dalam lingkup Undang-Undang HAKI untuk selanjutnya memformulasikan tindakan hukum yang dapat diambil ketika ada pelanggaran hukum terhadap suatu karya cipta lagu? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana peran publisher musik untuk meminimalisir tindakan pembajakan karya cipta lagu. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis posisi serta tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh publisher ketika ada pelanggaran terhadap karya cipta lagu. D. Manfaat Penelitian 1. Secara praktis dapat diketahui sebenarnya motif apa yang mengakibatkan pembajakan tersebut tetap ada, dan apakah ada teori atau aturan hukum yang dapat dipergunakan oleh publisher musik untuk melakukan perlindungan hukum terhadap karya cipta lagu.. 2. Secara akademis bisa semakin nyata mengetahui bahwa fungsi aturan, selain untuk membatasi juga melindungi dan menguntungkan hak-hak pihak yang dirugikan. E. Keaslian Penelitian Permasalahan ini memang bukan hal baru di dunia industri musik tanah air. Bagaimana pembajakan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan di industri ini. Namun banyak penelitian lebih banyak mengungkapkan mengenai pencegahan, dan hukuman

7 untuk para pelaku pembajakan. Selanjutnya penulis dalam penelitian ini lebih ingin menggali peran publisher musik dalam melindungi karya cipta lagu. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini. TABEL 1 Judul & Peneliti Penanggulanan Pelanggaran Hak Cipta Terhadap Pembajakan CD/VCD (Studi Kasus di Jawa Tengah) Uning Kusuma Hidayah, SH. Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Hak Cipta Lagu Atau Musik Dwi Astuti Fokus Studi 1. Mengetahui latar belakang timbul dan berkembanganya pembajakan kaset. 2. Untuk mengupayakan penanggulangan pembajakan kaset Mencari bagaimana pengaturan mengenai perlindungan sebuah karya cipta musik dan upaya-upaya penegakan hukumnya Jika kita lihat pada fokus studi 2 judul penelitian diatas, maka kita bisa melihat adanya persamaan pada 2 fokus studi tersebut yakni : 1. Mengetahui latar belakang terjadinya pembajakan musik 2. Mencari pengaturan mengenai pembajakan karya musik. 3. Mengupayakan penegakan hukum atas pelanggaran karya cipta musik. Dalam hal ini penelitian yang kami ambil lebih memfokuskan pada peran publisher musik untuk meminimalisir tindakan pelanggaran terhadap karya cipta musik, dan juga tindakan hukum yang dapat diambil oleh publisher musik ketika ada pelanggaran terhadap sebuah karya cipta musik.

8 Fokus penelitian tersebut diharapkan akan menguatkan peran publisher sebagai kepanjangan tangan dari pemilik karya cipta lagu untuk melindungi hak-hak mereka, sehingga pada akhirnya musisi dapat lebih banyak menciptakan karya cipta yang bermanfaat bagi masyarakat.