BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yanti, 2015

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA Negeri 4 Gorontalo terletak di jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajar Nugroho Muttaqin, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Giya Afdila, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Motivasi merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan dorongan yang paling berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Motivasi itu dapat tumbuh di dalam diri seseorang, tetapi motivasi juga dirangsang oleh faktor dari luar. Motivasi penting bagi seseorang terutama dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Maka dari itu, intruktur harus melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik atau tenaga professional yang bertugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan terhadap peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang dicapai. Motivasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan bentuk respon dari warga belajar, dimana motivasi tersebut berasal dari dalam (motivasi instrinsik) dan dari luar (motivasi ekstrinsik), serta responnya terhadap proses pelaksanaan tersebut. Hal ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Uno (2010, hlm. 3) bahwa motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa motivasi belajar peserta didik menurun karena faktor intrinsik dan ekstrinsik yang kurang mendukung. Faktor intrinsik yang kurang mendukung yaitu kurangnya dorongan dari diri peserta didik untuk melakukan pembelajaran karena peserta didik merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor ekstrinsik yang 1

2 kurang mendukung yaitu kurangnya dorongan dari instruktur, orang tua dan lingkungan belajar terhadap peserta didik sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi belajar peserta didik harus sesuai dengan ketentuan usaha dan peran instruktur. Usaha instruktur begitu kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan warga belajarnya ke taraf yang dicita-citakan. Salah satu peran instruktur ialah mendidik. Mendidik adalah suatu usaha memanusiakan manusia (Rohmawati, 2013, hlm. 5-6). Dengan demikian, seorang instruktur tidak hanya pembawa ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia. Oleh karena itu setiap rencana instruktur harus didudukan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan warga belajar khususnya untuk memotivasi warga belajar sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Proses pembelajaran tidak lepas dari usaha instruktur dalam memberikan pengarahan, motivasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik. Usaha instruktur sangatlah penting dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tenaga pendidik memiliki peranan yang besar, maka pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik agar ia dapat menjalankan tugasnya secara profesional, sebagaimana telah dituliskan pada PP 32 Tahun 2013 Pasal 28 mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yaitu: 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan utnuk mewujudkan pndidikan nasional. 2. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. Kompetensi pedagogik, b. Kompetensi kepribadian, c. Kompetensi profesional, dan d. Kompetensi sosial. Tenaga pendidik dalam kursus dan pelatihan disebut instruktur sebagaimana telah diungkapkan pada PP Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 30 ayat 8 mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan bahwa Pendidik pada lembaga

3 kursus dan pelatihan keterampilan terdidri atas, pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur dan penguji. Instruktur merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya yang potensial di bidang pembangunan. (Rohmawati, Sri, 2013, hlm. 4). Oleh karena itu instruktur harus berperan aktif menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Pada setiap diri pendidik terletak tanggung jawab untuk membawa para peserta didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Jadi tugas instruktur tidak hanya menyampaikan materi dalam pembelajaran, tetapi hendaknya dapat menanamkan konsep-konsep yang benar dari materi yang disampaikan. Pengoptimalan motivasi biasanya dilakukan oleh instruktur di setiap melakukan proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran kursus dan pelatihan. Hal mengenai kursus dan pelatihan diperjelas dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 5, yaitu kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu lembaga kursus dan pelatihan yaitu lembaga kursus bahasa inggris. Saat ini kursus dan pelatihan bahasa inggris sangat diperlukan oleh masyarakat umum, bahkan dari pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi pun bahasa inggris harus digunakan dengan mahir. Hal tersebut sangat penting karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional. Bahasa inggris sangat penting terutama untuk menunjang karir. Keterampilan berbahasa inggris pun sangat diperlukan diberbagai bidang. Kursus bahasa inggris memiliki peran yang penting bagi masyarakat yang hendak masuk dunia kerja, sehingga masyarakat dapat memiliki keahlian soft skill dibidang akademik, terutama bahasa inggris. Hal ini merupakan nilai tambah bagi seseorang sehingga menjadi ahli berbahasa inggris. Dengan memiliki keterampilan tambahan, seseorang akan lebih percaya diri ketika harus mengikuti persaingan seleksi, baik dalam pendidikan maupun perusahaan ataupun instansi pemerintah. Namun sebagian masyarakat

4 juga masih banyak yang kurang sadar akan pentingnya bahasa inggris di zaman sekarang ini. Masyarakat banyak yang beranggapan bahwa bahasa inggris merupakan bahasa yang sulit untuk dipelajari dan merasa takut untuk berbicara atau mengucapkan kata dengan bahasa inggris. LKP English Education For All (EEA) adalah salah satu program non formal yang dirancang untuk melatih peserta didik dalam berkomunikasi bahasa inggris untuk keperluan umum dengan pendekatan komunikatif yang mengharapkan peserta didiknya dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris dengan lancar dan penuh rasa percaya diri. Program yang tersedia yaitu dari tingkat dasar, menengah dan mahir. LKP English Education For All (EEA) bertujuan untuk melatih peserta didik menguasai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris. Kurikulum dirancang untuk meningkatkan kompetensi komunikasi melalui kegiatan intra maupun ekstra kurikuler. Sasaran peserta didik di lembaga ini adalah seluruh masyarakat secara umum baik dengan status pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa serta untuk umum. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran adalah mereka yang ingin mendapatkan materi tambahan bahasa inggris. Peserta didik yang ada di lembaga ini sebagian didominasi oleh peserta didik yang berasal dari SD dan SMP. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa bahasa inggris sangat diperlukan untuk masa depannya dan sebagian juga disebabkan karena ada dorongan dari keluarganya. Oleh karena itu, instruktur memberikan pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran agar peserta didik termotivasi untuk terus mengikuti kursus dan pelatihan bahasa inggris. Usaha instruktur menjadi faktor penentu motivasi belajar peserta didik kursus bahasa inggris. Dari hasil temuan lapangan tersebut, peneliti mengangkat judul Usaha Instruktur dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang).

5 B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Motivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) diasumsikan menurun karena faktor intrinsik dan ekstrinsik yang kurang mendukung sehingga dibutuhkan motivasi dari instruktur agar peserta didik termotivasi dalam belajar. 2. Usaha instruktur dalam menunjang pembelajaran yaitu mengarahkan, membimbing, dan mendidik peserta didiknya dalam belajar khususnya dalam memotivasi peserta didik sesuai profesi dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, usaha instruktur diduga sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. 3. Perbedaan latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan peserta didik yang berbeda merupakan hal yang dapat mempengaruhi terhadap motivasi dan keberhasilan proses pembelajaran. 4. Pentingnya usaha instruktur dalam proses pembelajaran untuk mengoptimalkan motivasi belajar peserta didik. Kualifikasi instruktur pun menentukan kualitas pembelajaran, karena itu dibutuhkan instruktur yang berkompeten dan professional. Perekrutan instruktur dilakukan dengan melihat nilai IPK, prestasi yang pernah diraih, dan kompetensi yang dimiliki oleh calon tutor. 5. Kompetensi instruktur dalam mengelola pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari kompetensi instruktur di LKP English Education For All (EEA) diantaranya meningkatkan belajar peserta didik, mengelola pembelajaran, mempunyai keahlian mendidik, rasa tanggungjawab, menjadi teladan bagi peserta didik, mampu berkomunikasi dan memiliki pengetahuan luas mengenai materi pembelajaran.

6 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, dapat disimpulkan aspek yang teliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi intrinsik, 2. Usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi ekstrinsik, 3. Faktor intrinsik dan ekstrinsik dominan dalam memotivasi belajar. Dari hasil simpulan aspek penelitian diatas, rumusan masalah/pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bagaimana usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang? 3. Apa usaha instruktur yang dominan dalam memotivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang. 2. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang. 3. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur yang dominan dalam memotivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

7 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Teori a. Sebagai referensi bagi instruktur di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang sehingga dalam mengenalkan konsep tentang usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar bahasa inggris. b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian yang menjadi salah satu garapan Pendidikan Luar Sekolah. 2. Bagi Kebijakan Sebagai syarat utama bagi instruktur yang ada di LKP English Education For All (EEA) maupun lembaga lainnya dalam memotivasi peserta didik baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. 3. Bagi Praktek Sebagai bahan masukan bagi instruktur mengenai usaha instruktur sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang mana pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik agar ia dapat menjalankan tugasnya secara profesional. F. Struktur Organisasi Skripsi Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2013), penyusunan skripsi ini disusun sesuai dengan sistematika penulisan yang ditetapkan. Sistematika skripsi yang akan disusun dalam penelitian berjudul Usaha Instruktur dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang) ini didalamnya akan memuat pernyataan tentang keaslian skripsi, abstrak yang berisi mengenai garis besar skripsi, kata pengantar dan ucapan terimakasih sebagai pengantar dan sambutan dari penulis, daftar isi, dan daftar tabel, yaitu:

8 BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang penelitian yang membahas mengenai temuan di lapangan yang dirangkum secara mendalam, identifikasi masalah penelitian yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian ini, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi yang memuat daftar isi dari seluruh halaman skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi mengenai kajian teori yang akan membahas berbagai teori yang mendukung pelaksanaan penelitian dan kaitannya dengan kenyataan di lapangan. Beberapa teori yang dipaparkan dalam kajian teori yaitu motivasi, motivasi belajar, konsep instruktur, dan konsep pembelajaran, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Membahas tentang prosedur penelitian mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Membahas tentang kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil penelitian.