KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN ABALON (HALIOTIS SQUAMATA) HASIL DOMESTIKASI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN PAPUYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

3.KUALITAS TELUR IKAN

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 360/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PELEPASAN GALUR ITIK ALABIMASTER-1 AGRINAK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB II TINJUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 12/PERMEN-KP/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD yang merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan; b. bahwa dalam rangka memperkenalkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111); 4. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015;

-2-5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2014 tentang Jenis Ikan Baru Yang Akan Dibudidayakan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 816); 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD. KESATU : Melepas varietas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD dengan deskripsi dan gambar sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2016 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SUSI PUDJIASTUTI

-3- LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD DESKRIPSI IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD NO. DESKRIPSI KETERANGAN/NILAI 1 Silsilah Induk a. Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD yang digunakan sebagai populasi merupakan koleksi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor, pada tahun 1997 yang berasal dari petani Desa Rajadanu, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. b. Tahun 1998-2001 dilakukan kegiatan seleksi kerja sama dengan Woldfish (INGA-ICLARM) menghasilkan F1. Hasil F1. c. Tahun 2001-2002 dilakukan pembentukan F2 dilaksanakan di BBPBI Wanayasa dan hasil seleksi F2 dikoleksi kembali di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk. d. Tahun 2008-2014 dilanjutkan kegiatan seleksi untuk pembentukan generasi selanjutnya di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah perikanan Air Tawar, Balai Penelitian dan Pengembanagn Budidaya Air Tawar, Bogor. Daerah Asal Desa Rajadanu, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Keunggulan jenis dan atau Varietas a. Unggul dalam pertumbuhan bobot dibanding ikan mas lokal Thailand, China, India dan Banglades. b. Relatif resisten terhadap bakteri Aeromonas hidrophyla dan Koi herpesvirus (KHV). 2 Metode Seleksi a. Pada pembentukan F1 dan F2 menggunakan metode seleksi dalam famili (within family selection). b. Pada pembentukan F3, seleksi yang dilakukan menggunakan metode seleksi antar famili (between family selection). c. Pemijahan dilakukan dengan cara polling gamet/massal dengan F=1,0 % (25 pasang jantan dan betina). Protokol Metoda seleksi yang digunakan adalah seleksi sesuai dengan protokol pemuliaan nomor 08 tentang seleksi famili ikan mas (Cyprinus Carpio).

-4- Lokasi Pelaksanaan a. Balai Benih Ikan Wanayasa, Purwakarta sekarang Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. b. Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nuftah Perikanan Air Tawar Cijeruk, Bogor. c. Bogor, Cianjur, Pontianak dan Jambi. 3. Waktu Pelaksanaan 2002 sampai dengan 2014 Klasifikasi a. Famili Cyprinidae b. Nama Latin Cyprinus carpio Linnaeus, 1758 c. Nama Dagang Common Carp d. Bahasa Indonesia Ikan Mas (ikan Karper, Kancra, Tikeu, Tombro, Raja, Rayo dan Ameh). 4. Uji Fenotipe a. Morfometik Betina Jantan 1) Ukuran badan (UB a) Panjang Standar (PS) (mm) 294,6 ± 29,18 198,1 ± 19,38 b) Panjang Total (PT) (mm) 371,3 ± 28,58 251,7 ± 21,43 c) Panjang Kepala (PK) (mm) 99,9 ± 6,57 68,4 ± 7,23 d) Tinggi Badan (TB) (mm) 102,2 ± 8,47 72,2 ± 5,96 e) Lebar Badan (LB) (mm) 56,2 ± 4,04 41,4 ± 4,06 2) Rasio PS terhadap UB a) Rasio PS / TB 2,91 ± 0,28 2,81 ± 0,23 b) Rasio PS / PK 2,97 ± 0,25 2,95 ± 0,25 c) Rasio PS / LB 5,18 ± 0,30 4,87 ± 0,48 3) Rasio UB terhadap PS a) Rasio PK / PS (%) 33,90 ± 2,58 34,13 ± 2,88 b) Rasio TB / PS (%) 34,67 ± 3,52 35,80 ± 3,06 c) Rasio LB / PS (%) 19,37 ± 1,06 20,69 ± 2,13 4) Rasio ukuran dan jarak anggota badan terhadap PK a) Jarak antara sirip dada ke ujung moncong/ps 32,65 ± 2,52 32,55 ± 3,09 b) Jarak antara sirip perut ke ujung moncong/ps 51,31 ± 3,86 57,99 ± 3,23 c) Jarak antara sirip dubur ke ujung moncong/ps 78,93 ± 1,46 79,87 ± 1,43 b. Meristik 1) Jumlah jari-jari sirip a) Sirip Dorsal D.18-20 D.16-20 b) Sirip Pectoral P.13-14 P.12-17 c) Sirip Ventral V.8-9 V.7-9 d) Sirip Anal A.6-7 A.5-7 e) Sirip Caudal C.18-24 C.16-22 2) Linea Lateralis LL.32-37 LL.31-37 3) Jumlah sisik atas linea lateralis 6 6 4) Jumlah sisik bawah linea lateralis 8 8 5) Jumlah sisik predorsal 7 7 6) Jumlah sisik pangkal ekor 8 8

-5-7) Jumlah tapis insang atas 7 7 8) Jumlah tapis insang bawah 8 8 9) Sungut (pasang) 2 2 10) Ruas tulang belakang 38 38 c. Warna 1) Pipi/operculum perak-keemasan (TC 061-624) 2) Perut putih (TC 622-624) 3) Punggung perak (TC598) d. Pertumbuhan 1) Pendederan 1 Rataan Bobot akhir (g) 0,47±0,04 2) Pendederan 2 a) Rataan bobot akhir (g) 58,7±26,67 b) SGR bobot (%) 1,64 ± 0,11 3) Pembesaran a) Rataan bobot akhir (g) 531,4±210,5 b) SGR Bobot (%) 1,53±0,11 e. Nilai Toleransi Lingkungan Nilai Optimal tumbuh 1) Salinitas (ppt) 0-12 5 Suhu ( o C) 21-32 28-32 2) ph 4 7 5 6 3) Oksigen terlarut (ppm) 2,5 7,3 < 3 f. Kualitas daging 1) Karkas a) Daging (%) 61,2 b) Tulang, duri, sisik dan insang (%) 38,8 2) Recahan (dressing prosentage) a) Kepala (%) 11,10 b) Badan (%) 75,10 c) Sirip (%) 3,10 d) Sisik (%) 4,10 e) Gonad dan usus (%) 4,30 f) Insang (%) 2,30 3) Analisa proksimat daging a) Kadar air (%) 73,56 b) Protein (%) 18,15 c) Lemak(%) 1,74 d) Karbohidrat (%) 4,80 e) Serat kasar (%) 0,48 f) Abu (%) 1,27 g. Jenis pakan dan Kebiasaan a. Larva sampai benih memakan zooplankton. b. Pendederen 1 dan pendederan 2 diberi pakan buatan dengan kadar protein 36-42% berbentuk tepung, krumbel dan butiran serta pellet. c. Pada pembesaran pakan berupa pakan buatan/komersial (apung, bentuk pellet tenggelam). d. Kebiasaan makan larva dan benih lebih dominan makan di dasar sampai kolom air yang dangkal. Dapat

-6- menyesuaikan pakan dipermukaan. e. Pembesaran dapat memakan pakan dipermukaan, kolam dan dasar kolam. f. Ukuran benih dan dewasa mencari pakan alami (cacing) di pematang/merusak tanggul tanah. h. Reproduksi 1) Bobot Induk (kg) 2,96 2) Fekunditas (butir) 251.800 3) IOS (%) 11,1 4) FR (%) 61,5 5) HR (%) 80,5 6) SR (%) 50,3 7) Matang gonad pertama Jantan Betina a) Umur (bulan) 8 12 b) Bobot (g) 500 1.200 c) Panjang (cm) 24 30 i. Ketahanan terhadap Penyakit Nilai SR (%) Keterangan 1) Bakteri Aeromonas hydrophila 20,0 Moderat 2) Virus (Koi Herves Virus) 24,4 Moderat j. Peningkatan kualitas genetik 1) Genetic gain (g) a) F1 55,7 b) F2 35,7 c) F3 45,3 d) Akumulasi 136,7 2) Respon seleksi (%) a) F1 14,83 b) F2 8,28 c) F3 9,70 d) Akumulasi 32,81 3) Realized heritability a) F1 0,11 b) F2 0,08 c) F3 0,09 5. Uji Genotipe a. Heterozygositas 1) F0 0,1226 2) F1 0,1646 3) F2 0,2018 4) F3 0,1160 b. Polymorphisme (%) 1) F0 26,667 2) F1 43,333 3) F2 50,000 4) F3 30,000 6. Ketersediaan Induk Jumlah (ekor) Ukuran (gram) a. GGPS 1) Jantan 299 1.320 2.360 2) Betina 160 1.240 2.480 b. GPS 1) Batch 1 1.409 21.1 2) Batch 2 3.686 12,9 3) Batch 3 5.000 - c. PS 2.000 30

-7-7. Manfaat Aspek Teknologi (mudah diserapkan di masyarakat) Aspek Ekonomi (memberikan keuntungan yang optimal) Aspek Sosial (dapat diterima oleh masyarakat) Aspek Lingkungan (memberikan kontribusi terhadap kelestarian alam) Dengan adanya Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD ini dapat memberikan peluang kepada para pembudidaya untuk mendapat pilihan jenis benih dengan kualitas baik yang akan dibudidayakan. Penggunaan benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD unggul ini akan meningkatkan produktivitas benih dalam meningkatkan produksi nasional. a. Dengan tingkat konversi pakan yang rendah yang diperkuat dengan pertumbuhan harian yang lebih baik, maka secara ekonomi produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD dapat mengurangi modal yang diperlukan serta menambah keuntungan yang didapatkan. b. Peningkatan pendapatan bagi pembudidaya maka pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya. a. Penyediaan benih unggul merupakan bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat pembudidaya. b. Semakin besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD maka akan semakin banyak minat masyarakat untuk ikut serta dalam bisnis budidaya sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan/membuka lapangan kerja bagi masyarakat. a. Rendahnya nilai konversi pakan berarti semakin menurunnya limbah organik dan limbah sisa pakan yang dihasilkan sehingga akan mengurangi tingkat pencemaran yang ditimbulkan dibandingkan dengan penggunaan benih ikan mas (Cyprinus Carpio) lokal yang umum beredar di masyarakat. b. Dengan digunakan induk unggul proses budidaya akan terciptanya kondisi budidaya yang ramah lingkungan dikarenakan tidak lagi memerlukan prebiotic dan probiotik dalam memacu pertumbuhan. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SUSI PUDJIASTUTI

-8- LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD GAMBAR IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, SUSI PUDJIASTUTI