Suatu Pengantar Singkat Dr. Puji Pujiono, MSW

dokumen-dokumen yang mirip
Pekerjaan Sosial PB :

KERENTANAN (VULNERABILITY)

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 6 TAHUN 1974 (6/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

Powered by TCPDF (

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

PUSAT KAJIAN BENCANA DAN PENGUNGSI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

Penanggulangan Bencana di Indonesia. Pertemuan ke-6

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

Empowerment in disaster risk reduction

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI BERKALA INSTANSI/SKPD: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DIY Tahun Bidang/ Penanggung jawab.

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

KAJIAN KONSEP RESILIENT CITY DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1974 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DATA & PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PIDIE 2014/2015 PROGRAM YANG TELAH, SEDANG DAN AKAN DI LAKUKAN

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Miko Kamal, PhD Miko Kamal & Associates Ins?tut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara (ireformbumn) 20/12/13 Miko Kamal 1

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

BAB III LANDASAN TEORI

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

Transkripsi:

Suatu Pengantar Singkat Dr. Puji Pujiono, MSW

Kesejahteraan Sosial Salah satu contoh definisi Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual Diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir bathin, Memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat Dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila

Definisi Pekerjaan Sosial Profesi Pekerjaan Sosial Mendorong perubahan sosial Penyelesaian masalah dalam hubungan antar manusia Penguatan dan pembebasan demi perbaikan kesejahteraan Menggunakan teori-teori HBSE, Pekerjaan Sosial melaksanakan tindakan-tindakan pada titik-titik dimana orang berinteraksi dengan lingkungannya Didasari oleh prinsip-prinsip HAM dan keadilan sosial

Bencana Gangguan serius tentang berfungsinya sebuah komunitas atau masyarakat karena kejadian berbahaya yang berinteraksi dengan kondisi kerentanan dan keterpaparan, yang menyebabkan kerugian, dampak dan dampak kemanusiaan, material, ekonomi dan lingkungan yang meluas

Manajemen Risiko Bencana Manajemen risiko bencana adalah penerapan kebijakan, proses dan tindakan pengurangan risiko bencana untuk mencegah risiko baru, mengurangi risiko bencana yang ada dan mengelola risiko residual, dan berkontribusi pada penguatan ketangguhan. Rancangan tindakan: Pencegahan: untuk menghindari penciptaan risiko baru, seperti perencanaan penggunaan lahan yang lebih baik dan sistem pasokan air yang tangguh bencana Korektif: untuk mengatasi risiko yang sudah ada, seperti pengurangan kerentanan kesehatan dan sosial, perkuatan infrastruktur kritis Kompensasi: untuk mengatasi risiko residual dan mengurangi dampak terhadap masyarakat, seperti kesiapan, asuransi dan jaring pengaman sosial

Cakrabarti, 2017 Total Disaster Risk Management Total Risiko = Ancaman X Kerentanan X Keterpaparan Kapasitas Total Risiko - Pencegahan + Mitigasi = Pengelolaan Risiko yang tak terelakkan = Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Pencegahan sepenuhnya Relief Struktural Non-Struktural Transfer Risiko Pemulihan Pencegahan spesifik sesuai kondisi Rekayasa Besar-besaran Teknis intensif Rekonstruksi Peraturan perundangan Kesadaran, PRBBK Pengembangan Kapasitas Penata- Kelolaan Risiko

Pembenaran Pragmatik 1) Dampak bencana sbg bentuk, atau unsur yang memperparah, masalah sosial (menimpa banyak orang dan / atau diakui sbg masalah oleh banyak orang atau kelompok signifikan, dan memerlukan batuan) 2) Terdapat unsur-unsur interpersonal dan sosial pada penanggulangan bencana: HBSE sebagai variabel penyebab dan akibat bencana Sebagian besar bidang kerja pengurangan risiko bencana adalah praktik makro Pekerjaan Sosial Aspek psikososial pada bidang tanggap darurat dan pemulihan memerlukan pelayanan Pekerjaan Sosial

Usulan Definisi : PSPB adalah suatu rangkaian tindakan profesional pekerjaan sosial yang dirancang untuk mengurangi risiko bencana pada pada individu/keluarga, organisasi, atau komuniti. 1. Tindakan profesional : suatu teknologi yang dibangun dengan landasan teoritik tentang, dan perubahan dalam, hubungan antar manusia, perilaku di lingkungan sosial; bergerak dalam suatu kerangka model praktik; didorong oleh ideologi dan dalam batasan nilai serta etika pekerjaan sosial 2. Dirancang: berkesadaran (terencana, bertujuan, dapat diaudit) 3. Mengurangi risiko bencana: mengurangi atau memodifikasi ancaman, kerentanan dan / atau kemampuan disemua bidang kerja penanggulangan bencana 4. Pada individu/keluarga, organisasi, atau komuniti: pada berbagai lapisan praktik dari mikro, mezzo, dan makro

Tujuan Untuk menguatkan kapasitas pemecahan masalah, ketangguhan, dan daya tumbuhkembang; Untuk mendorong pelaksanaan sistem-sistem penyediaan sumber dan pelayanan dalam kaitannya dengan pengurangan risiko bencana yang lebih efektif dan berkemanusiaan Untuk menghubungkan orang dengan sistem-sistem penyediaan sumberdaya, pelayanan dan kesempatan dalam pengurangan risiko bencana

Potensi Pekerjaan Sosial Prinsip-prinsip penghargaan terhadap martabat manusia dan kebebasan menentukan membuat Peksos selalu optimistik dalam keadaan yang paling buruk sekalipun Identifikasi dengan kaum tertindas, terpinggirkan, terkalahkan, membuatnya selalu relevan dan selalu diperlukan Strategi-strategi dan pendekatan-pendekatannya yang partisipatoris menjadi pilihan yang menarik di Negara-negara berkembang

Potensi Pekerjaan Sosial Pemahaman terhadap perilaku manusia Perspektif biopsikososial dengan penekanan pada Person-in-Environment Preseden historis misi dengan, pelayanan untuk, dan keberpihakan pada yang lemah dan rentan Ketrampilan mendorong dan menjaga keberfungsian sosial berbagai besaran i.e. mikro, meso, dan makro Ketrampilan bekerja dengan sistem (organisasi maupun pemerintahan) sebagai pakar komunikator, pembangun integrasi dan koordinasi

PETA TEORITIK PSPB Kerangka Kerja Konseptual Bangunan koheren dari konsep, kepercayaan, nilai-nilai proposisi, asumsi, hipotesis, dan prinsip Teori-teori Untuk PSPB Tentang bagaimana bencana dapat ditanggulangi lebih baik Teori-teori Tentang PSPB Karakteristik PSPB, tujuan, domain, karakter, hakekat, perilaku Kerangka Kerja Praktik Tentang proses kerja dan panduan penyelenggaraan PSPB Teori-teori Pengarah Tentang substansi teknis Fenomena bencana dan proses-proses penanggulangannya, Perspektif Praktik Lensa konseptual tentang hakikat Bencana dan perilaku komuniti Teori-teori Praktik Penjelasan tentang dan panduan untuk penanggulangan bencana berdasarkan teori pengarah tertentu Model-Model Praktik Seperangkat konsep dan prinsip yang menjadi panduan berdasar dari gabungan beberapa teori dan pengalaman lapangan Diubahsuai dari Seafor & Horejsi, 2003:50

Usulan Kerangka Kerja PSPB 1. Ideologi: Pandangan hidup, sikap dan nilai pekerjaan sosial tentang hakikat dan makna bencana dan penanggulangannya dalam konteks kehidupan masyarakat di Indonesia 2. Misi: Tujuan luhur profesi Pekerjaan Sosial dalam penanggulangan bencana dan sumbangannya terhadap kesejahteraan sosial 3. Pengetahuan: Tentang perilaku manusia, organisasi, masyarakat terhadap dan tentang bencana dan cara-cara pengubahannya 4. Teknologi: Metoda, teknik, pakem tindakan bantuan untuk pengubahan, pemrosesan, dan interaksi hubungan antar manusia dalam kaitannya dengan PB 5. Setting: Millieu transaksional yang melibatkan praktisi, klien, instansi/ lembaga dan lingkungan 6. Legitimasi: payung hukum, pengakuan dari pemerintah dan lapangan, penerimaan oleh profesi rekan, sertifikasi/akreditasi

Saran 1. Kelompok belajar PSPB 2. Menyumbangkan pemikiran kearah perbaikan / penyusunan Kerangka Kerja Praktik PSPB 3. Advokasi Diskusi berkala Penulisan / penerbitan Penelitian