BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Strategi Rumah Belajar Pandawa dalam Mengorganisir Anak-anak Jalanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Study Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

Transkripsi:

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Rumah Belajar Pandawa dalam Mengorganisir Anak-anak Jalanan di Ngagel Wonokromo Surabaya. Sebelum adanya Pandawa keadaan di Lumumba Dalam Gang Buntu Ngagel Wonokromo sangat memprihatinkan. Minum-minuman keras, seks bebas sudah menjadi bagian dari hidup mereka, masyarakat yang hidup di sekitar bantaran rel kereta api ini bekerja sebagai pengamen, pencopet, Pekerja Seks Komersil dan lain sebagainya. Kesan pertama saat memasuki daerah ini sangat menakutkan, mereka terkesan sangat acuh dan keras. Sehingga saat ada orang baru masuk di daerah ini, mereka tidak merespon dan tidak mau tau. Anak-anak kecil yang seharusnya mengenyam pendidikan yang sesuai dengan seusianya malah bekerja menjadi pengamen, alasan mereka yakni ingin membantu ekonomi keluarga, jika ingin membeli sesuatu mereka harus bekerja agar apa yang mereka inginkan dapat mereka beli. Kehidupan kota yang keras telah membentuk mereka memiliki watak yang keras pula, sehingga mereka sulit untuk didekati apalagi diberi nasehat. Kehidupan yang seperti ini menyentuh hati kelima pemuda pendiri dari Rumah Belajar Pandawa. Mereka ingin merubah karakter dan watak masyarakat yang acuh tak acuh dan keras, mereka miris melihat anak-anak yang seharusnya

mengenyam pendidikan seperti anak-anak yang lain malah hidup di jalanan dengan kerasnya kehidupan dan permasalahan yang ada di Surabaya. Dengan tekad yang kuat maka terbentuklah Rumah Belajar yang mereka beri nama Pandawa. Awal mula berdirinya Rumah Belajar Pandawa ini tidak mendapat respon dari masyarakat sekitar, bahkan mereka menganggap Rumah Belajar ini tempatnya teroris. Sangat sulit memberi pengertian kepada masyarakat sekitar karena di benak mereka, kelima pemuda tersebut adalah teroris, dengan pendekatan pelan-pelan dengan masyarakat serta menjelaskan apa tujuan dan maksud mereka datang ke kampung mereka, akhirnya lambat laun masyarakat mau menerima keberadaan Rumah Belajar Pandawa ini, walaupun pastinya ada pro dan kontra. Langkah pertama yang dilakukan yakni mendekati anak-anak kecil yang ada di kampong tersebut, mengajak mereka bermain dan belajar di Rumah Belajar Pandawa, hingga suatu saat anak-anak yang belajar di tempat tersebut menunjukkan prestasi yang sangat memuaskan, dari situlah secara perlahan pandangan masyarakat berubah dan menitipkan anak-anak mereka untuk belajar di Rumah Belajar Pandawa. Tidak hanya sampai di situ saja perjuangan pengurus dalam mendekati masyarakat, dia melakukan pendekatan dengan masyarakat dan pemuda yang ada di Kampung Lumumba Dalam. Dalam hal ini menggunakan cara dengan ikut berkumpul atau biasa disebut cangkru an, mereka mencoba berbaur dengan

mengikuti kebiasaan masyarakat di sana, bahkan tidak jarang mereka juga turut begadang. Hal ini mereka lakukan agar bisa dekat dengan masyarakat. Sikap yang sabar, dermawan, bijaksana, dan mudah bergaul membuat mereka dengan cepat akrab dengan masyarakat, mulai dari anak-anak kecil, pemuda, bapak-bapak bahkan ibu-ibu. Keakraban yang terjalin antara pengurus dengan masyarakat memudahkan dalam mengorganisir anak-anak agar mereka mau belajar dan sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan mereka yang buruk. Banyaknya prestasi yang telah dicapai oleh Rumah Belajar Pandawa ini, membuat para orang tua mempercayakan anak-anaknya untuk belajar dan bermain di Rumah Belajar Pandawa. Menurut penuturan warga yang ada di sekitar Rumah Belajar Pandawa ini, keberadaan Rumah Belajar Pandawa tersebut sangat membantu mereka. Anakanak yang semula sulit diatur, nakal, dan tidak pernah berprestasi di sekolahnya, kini bisa dilihat perubahannya. Apalagi anak-anak mereka sering ikut lomba dan menjadi juara menjadikan mereka bangga dan senang. Dari hari ke hari jumlah murid yang ada di Rumah Belajar Pandawa ini bertambah banyak, baik yang masih aktif atau tidak aktif. yang tidak aktif ini dikarenakan mereka sering tidak

mengikuti kegiatan karena mereka harus membantu orang tua mereka mencari uang. 1 Strategi yang digunakan yakni menerapkan system pengajaran dengan mengajak peserta didik untuk aktif terlibat didalam proses belajar mengajar. Mereka diajarkan rasa keberanian, percaya diri dan bertanggung jawab. Untuk mencapai hal tersebut maka peserta didik harus sering diajak komunikasi. Sedangkan untuk memacu kecerdasan IQ mereka harus diperkenalkan dengan soal-soal latihan sehingga mereka dengan sendirinya terbiasa dan dapat memahami tugas-tugas yang diberikan oleh para pengajar di sekolahnya. Disaat mereka mendapatkan kesulitan maka mereka dirangsang untuk berfikir terlebih dahulu serta berdiskusi dengan temannya kemudian bertanya pada pengajar. Dengan demikian mereka akan mempunyai keberanian untuk berinteraksi dengan yang lain, disisi lain mereka harus biasa mempertanggung jawabkan atas apa yang mereka kerjakan. Misalnya dalam kegiatan belajar, teman yang terlambat atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengajar maka sesuai kesepakatan kelas akan dikenakan sanksi. Dengan model pembelajaran yang seperti ini dirasa cukup efektif karena secara langsung dapat membimbing dan menilai sejauh mana pemahaman peserta didik untuk menerima materi yang sedang mereka pelajari. 1 Wawancara dengan ibu Niken (Tgl 23 Juli 2013)

Di dalam Rumah Belajar Pandawa ini jugamempunyai kegiatan ekstra seperti halnya kegiatan keagamaan, kesenian dan jurnalis. Dengan adanya kegiatan tersbeut diharapkan peserta didik mampu mengembangkan kreatifitas seperti halnya bakat dan potensi yang mereka miliki. Selain itu pola pengajaran yang diterapkan adalah pola pendidikan pada anak, bukan saja supaya berhasil dengan nilai bagus, mendapat juara akan tetapi dibarengi dengan pola yang benar. Apa artinya tropy kejuaraan berjejer diruang tamu kalau akhirnya tidak sukses hidup karena dia anak pandai yang kurang pergaulan. Rata-rata mereka yang berhasil bukan yang bisa menulis halus dengan tata bahasa yang benar, tetapi yang berani berbicara. 2 Mereka yang berhasil bukan yang otaknya pandai, tetapi pribadinya baik. Mereka yang menikah dan bahagia bukan ahli agama atau yang nilainya tinggi, tetapi yang berkarakter yang akhlaknya baik. Mereka yang berhasil bisnis bukan ahli matematika ekonomi yang bisa menghitung untung rugi laba dengan cepat, tetapi yang memiliki integritas dan pandai bergaul. Mereka yang berhasil dibidang politik bukan doctor ilmu social politik, tetapi yang temannya banya dan jaringannya luas. Model pengajaran yang diterapkan adalah mengajak peserta didik untuk untuk aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Mereka diajarkan rasa keberanian, percaya diri dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tersebut peserta 2 Wawancara dengan M. Ali Shodikin (Tgl 25 Juli 2013 )

didik harus sering diajak komunikasi. Sedangkan untuk memacu IQ mereka harus sering dikenalkan dengan soal-soal latihan sehingg mereka dengan sendirinya terbiasa dan dapat memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolahnya. Disaat mereka mendapatkan kesulitan maka mereka dirangsang untuk fikir terlebih dahulu serta berdiskusi dengan temannya kemudian bertanya pada pengajar. B. Indikator Keberhasilan dalam Pengorganisasia Anak-Anak Jalanan di Rumah Belajar Pandawa Indikator keberhasilannya yakni bisa mengantarkan anak-anak ini menggapia cita-cita mereka, memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan mereka dan menjadikan anak-anak ini seorang yang bertanggung jawab. Selain itu ada bebrapa indicator lain yakni: 1. Tangibles: fasilitas fisik yang ditawarkan pada konsumen yakni menempati kontrakan sebagai lokasi PAUD dan TK dengan suasana belajar yang nyaman dan kondusif. 2. Reliability: Konsisten dalam pelayanan dan keandalan pelayanan. Dalam membimbing pelajar,tidak hanya memberikan materi, namun selalu membimbing mereka untuk menyelesaikan permasalahan mata pelajaran disekolah mereka. Seperti pembahasan PR yang diberikan guru sekolah, pembahasan soal-soal menjelang ujian.

3. Assurance: Kemampuan dan ketrampilan petugas, keramahan, dan keamanan. Berusaha agar peserta didik mampu mengaplikasikan tujuan pendidikan di UU SISDIKNAS Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 4. Emphaty: mudah dipahami dan dimengerti materi pelajaran. Dengan menempatkan tenaga pengajar yang professional, diharapkan dapat memberikan materi yang menunjang kemampuan siswa didik. 5. Excellent: memiliki program unggulan, seperti halnya kemampuan pengembangan dalam bidang agama, kesenian, jurnalistik. Semua itu diberikan untuk menunjang kemampuan serta potensi anak didik. Selain itu, ada beberapa kendala yang dihadapi Rumah Belajar Pandawa dalam menangani anak-anak jalanan yakni kurangnya dana yang digunakan untuk membangun sarana penunjang belajar dan juga membangun base camp Rumah Belajar Pandawa karena sejak didirikan sampai sekarang masih ngontrak, kontrakan yang digunakan saat ini adalah dulunya gudang minum-minuman keras kemudian disewakan dengan harga murah, karena harga murah itulah makanya pengurus mau menempatinya, selain masalah dana factor yang lain diantaranya

yakni kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, mereka lebih memilih mengedepankan mencari kebutuhan hidup karena kebutuhan hidup sehari-hari belum tercukupi, dan akibatnya anak-anak menjadi putus sekolah dan bekerja membantu orang tuanya mencari uang dengan bekerja. Terbatasnya fasilitas sarana prasarana untuk kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan yang lain sehingga terkadang menggunakan taman yang ada pinggir sungai jagir, tempat yang sangat tidak kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar karena tempatnya yang kotor serta bau yang kurang sedap dan suara bising dari kendaraan yang berlalu lalang membuat kegiatan ini tidak bisa maksimal, jika anak yang datang tidak banyak, maka kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan dalam bangunan yang sudah tidak terpakai, akan tetapi bangunan ini sudah di perbaiki dan di bersihkan oleh pengurus RB Pandawa dengan di bantu masyarakat. Fasilitas sarana prasana yang kurang memadai sangat mempengaruhi kondusif tidaknya dalam proses belajar mengajar di RB Pandawa. Apalagi ketika proses belajar mengajar, anak-anak duduk di lantai beralaskan karpet dan meja panjang untuk menulis. Ruang belajar sementara seperti sekarang ini dengan kondisi yang sangat sederhana. Hal itu disebabkan oleh belum adanya anggaran dana untuk pengadaan lahan. Dana yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas tersebut sangat besar. Namun, anggaran dana yang ada sekarang ini belum cukup dengan dana yang dibutuhkan. Hanya cukup di gunakan untuk

membayar listrik dan keperluan kecil lainnya, karena sebagian besar dana yang didapat masih dari uang pribadi dari pengurus Pandawa. Selain itu, kurangnya tenaga relawan juga menjadi faktor penyebab dalam kegiatan pembelajaran di Pandawa. Tenaga relawan yang sudah ada dan mengajar di Pandawa sebanyak 15 orang. Namun, mereka juga mempunyai kegiatan atau kesibukan sendiri-sendiri, karena para relawan ini kebanyakan masih kuliah dan berbeda universitas. Sehingga ketika para pengajar tidak bisa masuk untuk mengajar, anak-anak Pandawa diliburkan. Hal itu disebabkan karena belum ada keterlibatan masyarakat dalam menambah tenaga relawan. Jadi masyarakat sekitar rumah belajar ini, belum ada yang terlibat untuk menjadi tenaga relawan di Pandawa. Belum ada yang mengorganisir masyarakat untuk terlibat dalam proses pembelajaran di Pandawa menjadi faktor penyebab terbatasnya kapasitas penanganan anak-anak jalanan. Selama ini, masyarakat belum ada yang mengorganisir untuk menjadi relawan di Pandawa. Sehingga masyarakat juga tidak berpikir bahwa Pandawa mengalami kekurangan tenaga relawan untuk mengajar. Kurangnya dana operasional juga sangat mempengaruhi terbatasnya penanganan anak-anak jalanan. Hal itu disebabkan oleh belum memiliki jaringan untuk pemenuhan dana operasional. RB Pandawa selama ini belum memiliki jaringan atau donatur yang banyak untuk pemenuhan dana operasional. Sekarang ini, Pandawa masih memiliki jaringan atau relasi sedikit. Sehingga dana

operasional juga masih sangat kurang, dana di dapat dari uang pribadi pengurus Pandawa, masyarakat sekitar dan beberapa donatur. Hal itu disebabkan karena belum ada pengurus yang fokus (profesional) menangani sumber dana. Permasalahan terbatasnya kapasitas pengorganisasian anak-anak jalanan di RB Pandawa ini yang belum ditemukan pemecahan permasalahannya, mengakibatkan perilaku anak-anak jalanan tidak terkontrol atau terkendali. Perilaku mereka sangat kasar, acuh tak acuh, dan keras. Apalagi mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tinggal di bantaran rel kereta api yang tanahnya bukan milik mereka sendiri akan tetapi milik PT. KAI. Sehingga kehidupan mereka sangat keras dan kasar. Kehidupan yang keras membuat mereka menjadi anak yang nakal, keras dan sulit diatur dan kebiasaan seperti ini menjadi kebiasaan sehari-hari. Selain itu, akibat lain yang ditimbulkan yaitu kualitas pembelajaran bagi anak-anak jalanan masih kurang baik karena terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana dan juga relawan. C. Analisis Data Menurut Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Dalam proses pengorganisasian anak-anak jalanan yang ada di Rumah Belajar Pandawa sudah melakukan langkah yang dilakukan oleh Stephen P. Robbins yakni dengan mengajak anak-anak jalanan ini menjadi bagian dari Rumah Belajar, dimana mereka bisa mendapatkan pendidikan yang setara dengan sekolah formal, yang bertujuan untuk mengangkat anak-anak jalanan ini menjadi anak yang bermoral dan juga diharapkan mampu mengentaskan hidup mereka dari kebodohan. Dengan adanya Rumah Belajar Pandawa ini dimaksudkan untuk mengentaskan mereka dari kebodohan yang nantinya setelah mereka dewasa bisa menjadi manusia yang berguna dengan ilmu yang mereka dapatkan sehingga mengentaskan mereka dari kehidupan yang tidak layak, kemampuan dan ketrampilan yang mereka miliki, nantinya bisa menjadikan anak-anak jalanan menjadi orang yang sukses dengan apa yang mereka miliki.

Jika dianalisis, apa yang dilakukan oleh Rumah Belajar Pandawa ini sudah sangat membantu anak-anak jalanan dan para orang tua serta masyarakat sekitar, karena anak-anak tersebut dapat mendapatkan pendidikan layaknya anak seusianya serta dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki secara gratis. Namun terbatasnya tenaga pengajar, dana dan fasilitas membuat proses kegiatan yang ada di Rumah Belajar Pandawa menjadi tersendat, dikarenakan belum terlibatnya masyarakat sekitar terhadap kegiatan, mereka hanya bergantung pada Rumah Belajar Pandawa, padahal mereka bisa ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut sehingga nantinya kegiatan dapat berjalan dengan lancar, misalnya mereka dapat mengajak orang untuk menjadi tenaga pengajar, mencarikan donatur bagi anak-anak yang berprestasi dan tidak mampu sehingga antara masyarakat dengan Rumah Belajar Pandawa dapat berjalan beriringan.