BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meluncurkan kebijakan sertifikasi guru. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

menyampalkan sesuatu yang dituangkan secara, estetis melalui bunyi. Gagasan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang di ungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah beranggapan bahwa profesional guru dan dosen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Prinska Damara Sastri, 2013

Bab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan formal, para siswa diwajibkan untuk mengikuti

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU BAHASA ASING

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Oleh: Drs.NANA DJUMHANA M.Pd PRODI PGSD FIP UPI

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks dan berjangka panjang. Berbagai aspek yang tercakup dalam

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan media estetis yang dapat mengungkapkan gejolak jiwa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NOTASI BALOK MELALUI PENGGUNAKAN KOMPUTER BAGI SISWA PURIKIDS YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pembelajaran Pengertian pembelajaran (insruction) menurut Diaz Carlos (2011) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, perlu direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku (Sugiyar dkk: 2009). Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai, (Direktorat Pembinaan SMA,2009:3-5). 2.2. Sumber Daya Manusia (Pengajar) Menurut Edy Utomo (2015) untuk membangun profesionalisme guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai;

1. dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21; 2. penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia; 3. pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah. Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengenai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dijelaskan sebagai berikut: Pasal 8 dijelaskan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 9 menambahkan bahwa Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Pada Pasal 10 menjelaskan: (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. 2.3. Materi Pembelajaran Pengertian pembelajaran (insruction) menurut Diaz Carlos (2011) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, perlu direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku (Sugiyar dkk, 2009). 2.3.1. Materi Teoritis Menurut Hedi Sasrawan (2015), secara definisi seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Sedangkan musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Menurut Jamalus (1988) musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi satu kesatuan. Sedangkan menurut ahli perkamusan (Lexicographer, 2009) musik adalah ilmu seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk

mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional. 2.3.2. Materi Praktik Campbell (2002) mengatakan sejumlah penelitian menunjukkan bahwa musik berpengaruh signifikan terhadap konsentrasi, kesehatan, daya ingat, kreativitas dan daya pikir, bahkan mahasiswa yang diperdengarkan musik-musik klasik beberapa jam sebelum tes IQ berakibat pada bertambahnya nilai IQ para mahasiswa tersebut dibanding jika mereka tak didengarkan musik klasik. Menurut Djohan (2005) dalam buku Psikologi Musik, Plato pernah berkata, Di dalam pendidikan, musik menduduki posisi tertinggi karena tidak ada satupun disiplin yang dapat masuk ke dalam jiwa dan menyertai dengan kemampuan bertahap melebihi irama dan harmoni. 2.4. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Wina Sanjaya (2008), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode yang digunakan sengaja dibuat untuk mewujudkan proses pembelajaran yang maksimal dan telah ditetapkan oleh pihak instansi terkait. Menurut Abdurrahman Ginting (2008), metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumbernya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

2. Ciri-ciri metode pembelajaran yang baik Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno (2007:56) adalah sebagai berikut: a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan materi. b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan praktis. c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi. d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat. e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran. 3. Metode yang digunakan A. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memperlihatkan kepada seluruh murid tentang cara melakukan sesuatu, (Ahmadi dan Prastya, 2005:53). B. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode dalam proses mengajar dimana seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif. Dalam hal ini biasanya guru menyampaikan cerita tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula, (Ahmadi dan Prastya, 2005:42-46). C. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada murid. Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian siswa dan mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah, (Ahmadi dan Prastya, 2005:55-57). D. Strategi Mengajar Menyenangkan dengan Humor Sebagaimana Cooper dan Sawat (1999) menyatakan bahwa humor seorang guru mendorong anak-anak untuk selalu ceria dan gembira serta tidak akan lekas merasa bosan atau lelah. Kemudian Staton (1978) juga mendukung pendapat tersebut bahwa cerita yang dianggap penting atau kecakapan mempergunakan kesempatan yang tepat untuk menyisipkan humor secara bijaksana sepanjang pemberian pelajaran, akan mendorong siswa untuk tidak bosan-bosannya mengikuti pelajaran tersebut. Perlunya seorang guru memiliki sifat penggembira juga dikemukakan oleh Lighart (1951), beliau menyatakan: seorang guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada muridmuridnya. Artinya, suka tertawa merupakan sifat guru yang sangat diharapkan. Bahkan, guru diharapkan dapat menciptakan suasana riang di dalam kelas, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk tertawa secara bersama-sama pada saat yang tepat, (Darmansyah, S.T.,M.Pd, 2010).