BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan praktikum pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti untuk menarik kesimpulan. Model yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode True Eksperimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang dilakukan oleh siswa yang meliputi tahapan: identifikasi masalah, analisis data, memberikan alternatif pemecahan masalah, merancang solusi pemecahan masalah dan evaluasi terhadap rancangan solusi. Kemampuan ini diukur dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah yang berupa tes uraian. 2. Metode studi kasus merupakan suatu metode pembelajaran dengan menggunakan permasalahan atau kasus yang berdasarkan pada pengalaman dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat dalam suatu diskusi mengenai permasalahan atau kasus yang telah disiapkan oleh guru. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment. Digunakan metode quasi eksperiment karena dalam penelitian ini hanya ada satu kelas yang diteliti, tanpa ada kelas pembanding (kontrol). 21

22 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study (Arikunto, 1998: 77) dengan rancangan sebagai berikut: Pola X : O X adalah treatment atau perlakuan, dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran studi kasus. O adalah hasil sesudah perlakuan, dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 10 Bandung semester dua tahun ajaran 2007/2008. Dari 11 kelas yang ada, kelas yang terpilih yaitu kelas X-4 dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut sebanyak 39 orang. D. Instrumen Penelitian 1. Tes kemampuan pemecahan masalah Tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada setiap tahapannya. Tes ini terdiri dari lima pertanyaan yang berdasarkan pada wacana mengenai suatu kasus. Setiap pertanyaan mewakili satu tahapan pemecahan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa.

23 2. Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai tahapantahapan pemecahan masalah yang dikembangkan dengan baik oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi aspek-aspek yang dikembangkan dari setiap tahapan pemecahan masalah. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan modifikasi dari tahapantahapan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Rebori (1997). Kegiatan observasi dilakukan dengan bantuan observer. 3. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran memecahkan masalah melalui metode studi kasus. Wawancara dilakukan kepada enam orang siswa. E. Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian dikonfirmasikan kepada dosen pembimbing dan di judgement oleh beberapa orang dosen ahli. Setelah di judgement, instrumen penelitian kemudian diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat memenuhi syarat untuk digunakan dalam mengambil data. Instrumen yang diuji coba adalah tes kemampuan pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah pengujian instrumen adalah sebagai berikut:

24 1. Membuat tabel hasil penskoran. Setelah diperoleh data hasil uji coba instrumen, kemudian dilakukan penskoran terhadap jawaban setiap siswa berdasarkan kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah (Lampiran 2B). 2. Menghitung reliabilitas tes Setelah diperoleh skor hasil uji coba, kemudian dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: r 11 = n x ( 1 σi 2 ) n-1 σt 2 (Arikunto, 2003: 109) Keterangan: r 11 n σi 2 σt 2 = Reliabilitas = Jumlah item = Jumlah varians skor setiap item = Varians total Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh harga r 11 sebesar 0,60 yang termasuk ke dalam kategori cukup. 3. Menghitung daya pembeda setiap butir soal Untuk mengetahui daya pembeda dari setiap soal pada tes kemampuan pemecahan masalah, dihitung dengan menggunakan rumus: DP = SA SB x 100% IA (Karno To, 1996: 15)

25 Keterangan: DP = Indeks daya pembeda pada butir soal tertentu SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir yang diolah SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah. Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda, digunakan kategorisasi berdasarkan Karno To (1996: 15) Tabel 3.1 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Kategori Negatif 10% Sangat buruk 10% - 19% Buruk 20% - 29% Agak baik 30% - 49% Baik 50% ke atas Sangat baik Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda untuk setiap soal pada tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Nomor Soal Indeks Daya Pembeda Kategori 1 31,25% Baik 2 56,25% Sangat baik 3 56,25% Sangat baik 4 68,75% Sangat baik 5 56,25% Sangat baik 4. Menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal, digunakan rumus: TK = SA + SB x 100% IA + IB (Karno To, 1996: 16)

26 Keterangan: TK = Indeks kesukaran butir soal tes uraian SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = Jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang diolah IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang diolah Untuk menginterpretasikan indeks kesukaran butir soal, digunakan kategorisasi berdasarkan Karno To (1996: 16) Tabel 3.3 Kategorisasi Indeks Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran Kategori 0% - 15% Sangat sukar 16% - 30% Sukar 31% - 70% Sedang 71% - 85% Mudah 86% - 100% Sangat mudah Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran untuk setiap butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Nomor Soal Indeks Tingkat Kategori Kesukaran 1 53,13% Soal sedang 2 40,63% Soal sedang 3 53,13% Soal sedang 4 40,63% Soal sedang 5 34,37% Soal sedang 5. Uji validitas setiap butir soal Untuk mengetahui validitas butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah, digunakan rumus:

27 rxy = N XY ( X) ( Y) Keterangan: {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 - ( Y) 2 } (Arikunto, 2003: 72) rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N X Y = Jumlah siswa = Jumlah skor pada butir soal yang diolah = Jumlah skor total dari seluruh butir soal Untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi butir soal, digunakan kategorisasi berdasarkan Arikunto (2003: 75) Tabel 3.5 Kategorisasi Koefisien Korelasi Besarnya Keofisien Korelasi Kategori 0,800 1,000 Sangat tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah 0,000 0,200 Sangat rendah Berdasarkan perhitungan validitas untuk setiap butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Nomor Soal Koefisien Korelasi Kategori 1 0,413 Cukup 2 0,571 Cukup 3 0,554 Cukup 4 0,814 Sangat tinggi 5 0,378 Rendah

28 F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan, terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya: 1. Tahap persiapan, yang mencakup: a. Melakukan studi kepustakaan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan. b. Penyusunan proposal penelitian. c. Seminar proposal penelitian. d. Revisi proposal penelitian. e. Penyusunan instrumen penelitian dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen penelitian dan RPP yang telah disusun kemudian dikonfirmasikan kepada dosen pembimbing. f. Judgement instrumen penelitian dan RPP yang akan digunakan dalam pembelajaran kepada beberapa orang dosen ahli. g. Melakukan uji coba tes kemampuan pemecahan masalah. h. Mengolah data hasil uji coba tes kemampuan pemecahan masalah i. Revisi instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan, yang mencakup: a. Menentukan sampel penelitian. b. Melaksanakan proses pembelajaran 1) Pembelajaran kesatu:

29 a) Siswa duduk secara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat orang siswa. Pembagian kelompok berdasarkan kelompok dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. b) Memberikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran dengan metode studi kasus serta peranan siswa selama kegiatan pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. c) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi sebuah wacana kasus, serta satu lembar diskusi yang harus diselesaikan secara berkelompok. d) Siswa mengidentifikasi hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya permasalahan serta menganalisis informasi-informasi yang terdapat di dalam wacana kasus. e) Menugaskan siswa untuk membawa berbagai informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat dalam wacana kasus. 2) Pembelajaran kedua: a) Siswa duduk secara berkelompok dan saling bertukar informasi yang mereka bawa. b) Siswa berdiskusi untuk memberikan alternatif pemecahan masalah, kemudian menentukan satu alternatif terbaik. Setelah itu siswa membuat rancangan solusi secara tertulis dan melakukan evaluasi terhadap rancangan yang telah mereka buat.

30 c) Kegiatan diskusi kelas. Salah satu kelompok memimpin diskusi kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Siswa lain melakukan perdebatan atau mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang memimpin diskusi kelas tersebut. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik pada pembelajaran kesatu maupun pada pembelajaran kedua, dilakukan observasi oleh beberapa orang observer untuk mengetahui tahapan apa saja yang dikembangkan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setiap kelompok diobservasi oleh seorang observer. 3) Melakukan wawancara kepada enam orang siswa untuk mengetahui respons terhadap kegiatan pembelajaran metode studi kasus. 3. Tahap akhir, yang terdiri dari: a. Menganalisis data hasil penelitian (tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi dan wawancara). b. Membahas data hasil penelitian yang diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah dan wawancara. c. Menarik kesimpulan dari hasil pembahasan untuk menjawab Bagaimanakah Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Subkonsep Pencemaran Tanah Melalui Metode Studi Kasus?

31 G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi dan wawancara. a. Tes kemampuan pemecahan masalah Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah merupakan data utama dalam penelitian ini. Data mengenai kemampuan siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah berbentuk uraian yang diberikan kepada siswa sebagai tes akhir (post test). b. Lembar observasi Lembar observasi digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai data penunjang. Aspek-aspek yang dikembangkan siswa pada setiap kelompok dicatat oleh observer dalam lembar observasi. Setiap kelompok diobservasi oleh seorang observer. c. Wawancara Wawancara dilakukan kepada enam orang siswa, yaitu dua orang siswa dari kelompok atas, dua orang siswa dari kelompok tengah dan dua orang siswa dari kelompok bawah berdasarkan perolehan skor pada tes kemampuan pemecahan masalah. Wawancara dilakukan setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

32 2. Teknik Pengolahan Data a. Tes kemampuan pemecahan masalah 1) Penskoran terhadap jawaban siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah secara tertulis. Penskoran dilakukan berdasarkan modifikasi dari analisis Barba & Rubba (Mashudi, 2000: 51) yaitu skor 2 untuk jawaban benar dan lengkap, skor 1 untuk jawaban benar tetapi kurang lengkap dan skor 0 untuk jawaban salah atau tidak menjawab soal. 2) Setelah diperoleh skor seluruh siswa, kemudian dihitung rata-rata skor pada setiap tahapan pemecahan masalah. 3) Perhitungan persentase pada setiap tahapan pemecahan masalah dengan cara: Keterangan: NP = Nilai persentase yang dicari NP = R x 100% SM (Purwanto, 2006: 102) R = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimal atau ideal 4) Setelah diperoleh nilai persentase, dilakukan kategorisasi berdasarkan Purwanto (2006: 103) Tabel 3.7 Kategorisasi untuk Setiap Tahapan Pemecahan Masalah Persentase Kategori 86%-100% Sangat baik 76%-85% Baik 60%-75% Cukup 55%-59% Kurang Kurang dari 54% Kurang sekali

33 b. Lembar observasi Lembar observasi diolah dengan cara: 1) Dihitung jumlah siswa yang mengembangkan tahapan pemecahan masalah pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 2) Mengubah data hasil observasi ke dalam bentuk persentase. c. Wawancara 1) Menuliskan secara umum hasil wawancara ke dalam tabel (Lampiran 4C). 2) Melakukan pembahasan mengenai respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran memecahkan masalah melalui metode studi kasus berdasarkan hasil wawancara siswa.

34 H. Alur Penelitian Berikut ini merupakan gambaran langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Studi kepustakaan yang menunjang penelitian Penyusunan proposal penelitian Seminar proposal penelitian Penyusunan instrumen penelitian berupa tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi dan format wawancara Judgement instrumen penelitian Revisi instrumen Uji coba instrumen penelitian Penentuan subjek penelitian Lembar observasi, tes essay, wawancara Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode studi kasus Pengumpulan data Pengolahan data Kesimpulan Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian