BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti dalam melakukan penelitian agar data dapat dikumpulkan secara. yang ingin dicapai (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Pendekatan, dan Konsep Geografi. kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Muh.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjalankan usaha industri genteng. a. Kesulitan mencari tenaga kerja. dalam proses produksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Kajian Geografi. a. Pengertian Geografi. Menurut Ferdinand Von Richthofen dalam Suharyono dan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI EKONOMI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1. Lanskap fisik. Kependudukan

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

STUDI INDUSTRI KERAJINAN SERAT AGEL DI DESA SALAMREJO KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kata geografi berasal berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jelas bahwa sektor industri dapat menampung tenaga kerja, sehingga dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi adalah sebuah konsep sistem yang di dukung oleh. manajer dalam organisasi atau dalam tingkatan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang. berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lain yaitu faktor usia, faktor generasi penerus, dan faktor pemasaran batik

USAHA INDUSTRI SLONDOK DI DESA BANJARHARJO KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

HAKIKAT GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI : Re typed by Suwarno, S.Si SMA Negeri 2 Kotawarimgin Timur - 1 -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli adalah sebagai berikut :

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi

Geografi Pertanian (PGF 253) Lesson 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dibarengi juga dengan kebutuhan untuk setiap saat. menyempurnakan dan mengembangkan data statistik yang ada.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1984 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya bertempat tinggal di kawasan permukiman perdesaan, dan. pertanian semakin berkurang.berkaitan dengan hal tersebut, maka

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pariwisata untuk peningkatan kesejahteraan. Geography is the study and science

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sedang berkembang banyak menghadapi permasalahan transportasi

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

BAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1991: 30). b. Pendekatan Geografi Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), mengemukakan tiga pendekatan yaitu pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi adalah Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan disebut dengan ekologi. Oleh karena itu, untuk mempelajari ekologi harus mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Organisme hidup dapat pula mengadakan interaksi dengan organisme hidup yang 8

9 lain (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1991: 18). Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui interaksi pengusaha industri slondok dengan faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok. c. Konsep Geografi Berdasarkan hasil seminar dan lokakarya di Semarang pada tahun 1988 (Suharyono dan Moch Amien, 1994: 26-35), dikemukakan 10 konsep geografi. Penelitian ini menggunakan 6 konsep yaitu: 1) Konsep Lokasi Konsep lokasi merupakan konsep utama geografi yang menjadi ciri khusus dalam keilmuan geografi dan merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu di mana?. Secara umum lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah letak yang tetap berdasarkan sistem grid atau koordinat. Letak relatif adalah letak yang berubahubah bertalian dengan keadaan daerah sekitarnya (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 27). Konsep lokasi berkaitan dengan penelitian ini yaitu lokasi penelitian yang berada di Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. 2) Konsep Jarak Jarak berkaitan erat dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan, pengangkutan barang dan penumpang. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat dapat berubah sejalan dengan kemajuan komunikasi dan sarana angkutan (Suharyono dan

10 Moch. Amien, 1994: 28-29). Konsep jarak digunakan untuk mengetahui jarak lokasi industri slondok terhadap pasar dan sumber bahan baku. 3) Konsep Keterjangkauan Keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 29). Konsep keterjangkauan digunakan untuk menjelaskan mudah tidaknya lokasi industri dijangkau oleh konsumen. 4) Konsep Nilai Kegunaan Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 32). Konsep nilai guna menjelaskan bahwa ketela pohon mempunyai nilai kegunaan yang besar bagi industri slondok dan penduduk sekitar. Ketela pohon dapat diolah menjadi produk olahan makanan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan penduduk di Desa Banjarharjo. 5) Konsep Interaksi/Interdependensi Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi obyek atau tempat satu dengan yang lain. Setiap tempat mengembangkan potensi, sumber, dan kebutuhan yang tidak selalu sama di wilayah

11 lain (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 33). Konsep interaksi menjelaskan adanya interaksi pengusaha dengan konsumen di luar wilayah industri dalam hal pemasaran. 6) Konsep Keterkaitan Keruangan Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan atau kehidupan sosial (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 34). Konsep keterkaitan ruang menunjukkan keterkaitan Desa Banjarharjo dengan wilayah yang lain yaitu dengan daerah penyedia bahan baku. 2. Kajian Tentang Geografi Industri Secara garis besar, Geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu: Geografi Fisik (Physical Geography), Geografi Manusia (Human Geography), dan Geografi Regional (Regional Geography). Geografi Ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk didalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, komunikasi, transportasi dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1988: 52-54). Geografi Industri merupakan cabang dari Geografi Ekonomi. Menurut Nursid Sumaatdja (1988: 179-180), Geografi Industri adalah suatu sistem yang merupakan perpaduan antara subsistem fisis dengan

12 subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri yaitu komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber daya energi, iklim dan segala proses alamiahnya. Subsistem manusia meliputi komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah, transportasi dan komunikasi, konsumen, pasar dan lain sebagainya. Perpaduan semua komponen itulah yang mendukung maju mundurnya suatu industri. 3. Kajian Tentang Industri a. Pengertian Industri Menurut Undang-Undang RI No.5 Tahun 1984 Bab I Pasal 1 tentang perindustrian, menyebutkan definisi industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Irfan Hadjam (1977: 23), industri adalah segala aktivitas manusia di bidang ekonomi yang produktif. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa industri merupakan kegiatan mengolah bahan yang dapat diolah menjadi wujud lain dan mempunyai nilai lebih tinggi bagi penggunanya.

13 b. Faktor-Faktor Produksi Faktor produksi memegang peranan penting dalam kelancaran berlangsungnya proses produksi. Menurut Renner dalam Irfan Hadjam (1977: 24), syarat industri antara lain: bahan baku, tenaga kerja, modal, pemasaran, sumber energi, dan transportasi. 1) Bahan Baku (Raw Matterial) Bahan baku merupakan bahan pokok atau bahan utama dalam kegiatan proses produksi yang dapat diolah menjadi wujud lain. Bahan baku salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Tidak ada barang yang dapat dihasilkan jika tidak tersedia bahan baku (Daldjoeni, 1992: 59). Lokasi industri yang dekat dengan sumber bahan baku memberikan keuntungan bagi pengusaha yaitu memudahkan dalam mendapatkan bahan baku. 2) Tenaga Kerja (Labor) Tenaga kerja adalah orang yang terlibat langsung dalam proses produksi (Marsudi Djojodipuro, 1992: 32). Menurut UU. RI. No.25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

14 Tenaga kerja pada industri kecil lebih mengutamakan pada tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga atau tenaga kerja yang berasal dari luar anggota keluarga, yang daerah tempat tinggalnya berada di dekat lokasi industri. Tenaga kerja di industri kecil tidak perlu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi lebih diutamakan tenaga kerja yang ulet, bekerja keras dan jujur. 3) Modal (Capital) Modal adalah apa saja yang dibuat oleh manusia dan dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat berupa bangunan, mesin, peralatan, maupun berupa sejumlah uang atau dana (Marsudi Djojodipuro, 1992: 38). Kekurangan modal akan membatasi aktivitas usaha yang ditujukan untuk meningkatkan hasil produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 4) Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah kegiatan perekonomian yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Menurut Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko (2000: 4), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli.

15 Berdasarkan pengertian di atas pemasaran bertujuan untuk mendistribusikan hasil produksi kepada konsumen. Pemasaran yang tepat tentunya akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. 5) Transportasi Transportasi merupakan pemindahan fisik baik benda maupun manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi berperan sebagai sarana untuk mengangkut bahan baku ke tempat produksi dan dalam pemasaran hasil produksi (Nursid Sumaatmadja, 1988: 201). Menurut Robinson dalam Daldjoeni (1992: 60), transportasi melalui darat, laut, atau udara sangat diperlukan bagi industri. Hal ini berhubungan dengan usaha mendatangkan bahan mentah dan usaha mendistribusikan hasil produksi ke pasaran. 6) Sumber Energi Proses produksi merupakan usaha untuk mentransformasikan bahan baku ke dalam hasil akhir yang mempunyai nilai lebih tinggi. Proses tranformasi ini mempergunakan energi dalam berbagai bentuk. Energi diperlukan dalam produksi, terutama sebagai penggerak mesin (Marsudi Djojodipuro, 1992: 42).

16 c. Klasifikasi Industri Menurut Philip Kristanto, (2004: 156-157) industri secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Industri Dasar Hulu Industri hulu memiliki sifat sebagi berikut: padat modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan. 2) Industri Hilir Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada umumnya industri ini mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Lokasinya selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, padat karya. 3) Industri Kecil Industri kecil banyak berkembang di perdesaan dan perkotaan, memiliki peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan industri hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana. Berdasarkan klasifikasi industri tersebut, industri slondok termasuk dalam kategori industri kecil karena berkembang di perdesaan, peralatan yang digunakan dan sistem pengolahannya masih sederhana.

17 d. Industri Kecil Industri kecil adalah industri yang diusahakan terutama untuk menambah pendapatan keluarga. Industri kecil dapat membantu meningkatkan menciptakan kesempatan kerja dan membantu meningkatkan pendapatan bagi penduduk kelompok miskin di perdesaan (Mubyarto, 1983: 206). Industri slondok di Desa Banjarharjo merupakan industri kecil yang dikerjakan oleh keluarga, kerabat, dan penduduk di sekitar lokasi industri. e. Karakteristik Industri Kecil Menurut Mudrajad Kuncoro (2004: 205), terdapat tiga karakteristik utama industri kecil, yaitu: 1) Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam manajemen antara bidang administrasi dan operasi. Sebagian besar usaha dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola industri, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekat. 2) Akses industri kecil terhadap lembaga kredit formal yang rendah, sehingga cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. 3) Sebagian besar industri kecil belum mempunyai status badan hukum.

18 Karakteristik industri kecil di atas dimiliki oleh pengusaha industri slondok di Desa Banjarharjo. f. Peranan Industri Kecil Mubyarto (1983: 216), menjelaskan bahwa industri kecil mempunyai peran penting bagi pembangunan ekonomi perdesaan dan usaha pemerataaan, yaitu: 1) Industri kecil memberikan lapangan kerja bagi penduduk perdesaan. 2) Industri kecil memberikan tambahan pendapatan tidak saja pada kepentingan pekerja atau kepentingan keluarga, tetapi juga bagi anggota lainnya. 3) Industri kecil mampu memproduksi keperluan penduduk setempat dan daerah-daerah lain secara efisien dan lebih murah dibandingkan industri besar. g. Hambatan Industri Kecil Menurut Mudrajat Kuncoro, masalah dasar yang dihadapi pengusaha industri kecil antara lain: 1) Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. 2) Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.

19 3) Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia. 4) Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). (http://mudrajad.com/admin/usaha-kecil-di-indonesia-profil-masalahdan-strategi-pemberdayaan/) B. Penelitian yang Relevan Tabel 2. Penelitian yang Relevan No Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan/Perbedaan 1 Dian Livtiani 2011 Strategi Pengembangan Usaha Industri Keramik Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Penelitian ini menghasilkan: 1. Faktor-faktor produksi yang terkait dengan industri keramik. 2. Hambatan-hambatan yang dialami dalam usaha industri keramik. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya jumlah pengrajin industri keramik. 4. Analisis situasi berdasarkan isu-isu strategis yang berkembang di daerah penelitian. Persamaan Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif. Perbedaan 1. Kajian penelitian yang berbeda 2. Tempat penelitian berbeda. 2 Triyono 2012 Upaya Pengembangan Usaha Industri Penggilingan Batu di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten Jawa Tengah 1. Faktor-faktor produksi terkait dengan industri penggilingan batu. 2. Hambatan industri penggilingan batu. 3. Upaya pengembangan industri penggilingan batu Persamaan Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif. Perbedaan 1. Kajian penelitian yang berbeda 2. Tempat penelitian berbeda

20 C. Kerangka Berpikir Geografi Industri merupakan cabang dari geografi manusia. Geografi Industri merupakan perpaduan sistem fisik dan sistem manusia yang mendukung maju mundurnya suatu industri. Di Desa Banjarharjo terdapat industri yang mengolah ketela pohon menjadi produk olahan makanan yang bernilai jual lebih tinggi, sehingga dapat menambah pendapatan. Berkembangnya industri slondok tersebut tidak lepas dari faktor-faktor produksi baik sistem fisik maupun sistem manusia yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, modal, pemasaran, transportasi, dan sumber energi. Pada penelitian ini karakteristik faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok diketahui dengan melihat konsep-konsep geografi yaitu konsep lokasi, jarak, nilai kegunaan, interaksi, keterjangkauan, dan keterkaitan ruang. Industri slondok mengalami hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pengusaha industri slondok, sehingga terdapat upaya yang dilakukan pengusaha untuk mengatasi hambatan tersebut. Hambatan tersebut berasal dari faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok.

21 Geografi Industri Industri Slondok di Desa Banjarharjo Karakteristik Faktor Produksi 1. Bahan baku 2. Tenaga Kerja 3. Modal 4. Pemasaran 5. Transportasi 6. Sumber energi Konsep Geografi 1. Lokasi 2. Jarak 3. Nilai kegunaan 4. Interaksi 5. Keterjangkauan 6. Keterkaitan ruang Hambatan yang Dihadapi Pengusaha Industri Slondok dan Upaya Pengusaha Mengatasi Hambatan Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir