DAERAH KERJA PROT.xls PROTEKSI KOPEL 150 KV BUS-I BUS-2 OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP BUSPRO-1 BUSPRO-2 DIST DIST Pht-1 Pht-2 OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. GI A I GI B II SUMBER F1 DIST DIST DIST F OCR/GFR
OCR/GFR daerah kerja OCR/GFR KOPEL Kondisi NORMAL aliran arus dari Sumber ke Beban
GI C BEBAN DIST
EL
SISTEM PROTEKSI FUNGSI PERALATAN PROTEKSI : 1 Mengidentifikasi gangguan 2 Memisahkan bagian jaringan/daerah yang terganggu dengan daerah/jaringan lain yang sehat 3 Mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sistem proteksi : - Sensitif Mampu merasakan gangguan sekecil apapun - Andal Akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security) - Selektif Mampu memisahkan daerah/jaringan yang terganggu saja - Cepat Mampu bekerja secepat-cepatnya PERANGKAT PROTEKSI terdiri dari : - PMT - dan atau PT - Relai Proteksi dan Relai Bantu - Wiring/Pengawatan - Catu daya DC 110 Volt Sumber + + + PMT
Relai Sistem AC Beban Relai bantu _ Sistem Alarm : _ TC PMT Sistem DC KEGAGALAN PROTEKSI adalah sbb : - Relai Proteksi Rusak - Kesalahan setting - Jenuh - Rangkaian ke trip putus - Relai bantu rusak - Trip coil PMT rusak - PMT macet/kelainan PMT - Catu Daya DC hilang
DAERAH KERJA RELE PROTEKSI TRAFO 150 kv 1 20 kv 2 3 BEBAN 1 3 6 N 1 N 2 4 2 5 No. Rele Nama Rele DAERAH KERJA RELE 1 OCR/GFR 20 kv PENY. 2 OCR/GFR INC. 3 OCR/GFR 150 kv 4 REF sisi 20 kv 5 DIFFERENTIAL 6 REF sisi 150 kv
Zone-3 Zone-2 GI A GI B Zone 1 GI C GI D PT F1 PT F2 F3 OCR GFR DIST ARAH KERJA RELE DIST OCR GFR Zone 1 Zone-2 Zone-3 GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA KETERANGAN F1 Rele Jarak di GI B arah GI C Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph., tkerja inst Zone 1 Ph., tkerja inst Tanpa Teleproteksi Tanpa Teleproteksi F2 F3 Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 2 Ph., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph., tkerja inst Tanpa Teleproteksi Rele Jarak di GI C arah GI D Zone 1 Ph., tkerja inst Tanpa Teleproteksi Rele Jarak di GI D arah GI C Zone 2 Ph., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi Zone-2 GI A GI B Zone 1 GI C GI D
F2 PT PT OCR GFR DIST ARAH KERJA RELE DIST OCR GFR PLC PLC TELEPROTEKSI KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP Zone 1 Zone-2 GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA KETERANGAN F2 Rele Jarak di GI B arah GI C Rele Jarak di GI C arah GI B Ph, tkerja inst + Indikasi Terima signal Trip Teleproteksi Aktip Zone 1 Ph., tkerja inst Teleproteksi Aktip
A CCP a (A) CCP b (A) Relai CCP (Circulating Current Protection) adalah relai yang mempunyai prinsip kerja sama dengan relai Differential, yaitu membandingkan arus yang masuk dengan yang keluar harus sama dengan Nol. Relai CCP mendapat inputan arus dari dua Relai CCP akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua tersebut dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di diameter diantara dua tersebut. Relai CCP tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar inputan relai CCP tersebut. CCP a (B) CCP b (B) B
A CBF/ SZP DTT 1 2 3 Prinsip Kerja CBF : CBF (Circuit Breaker Failure) bekerja apabila terjadi gangguan di SUTE Relai Jarak (Distance Relay Main 1 & Main 2) bekerja, tetapi PMT (CB) tidak bekerja (PMT masih menutup), maka selang beberapa detik (< 2 d CBF akan bekerja melepas PMT-PMT yang satu Bus dengan PMT yang tidak trip dan melepas PMT AB (satu diameter), serta mengirim direct ke PMT di GITET lawan. Relai CBF : Mendapat inputan (Arus) CBF/ SZP CBF/ SZP B DTT
ET dt) trip
A 1 2 Relai BusBar adalah relai yang mempunyai prinsip kerja sama dengan relai Differential, yaitu membandingkan arus yang masuk dengan yang keluar harus sama dengan Nol. BB a BB b Relai BusBar mendapat inputan arus dari dua Relai BusBar akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua tersebut (BusBar) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di BusBar tersebut. Relai BusBar tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar inputan relai BusBar tersebut. 7A1 7AB1 7B1 BB a BB b B
t
G TRAFO UTAMA PMT 51G 87T 21Z 50/51-50/51G 51 32 21 40 27 59 81 87GT RELAI BUSBAR 51G RELAI GFR Untuk mendeteksi adanya gangguan tanah 32 RELAI REVERSE POWER (DAYA BALIK) Untuk mendeteksi adanya gangguan daya balik 21 RELAI JARAK (DISTENCE RELAY) Untuk mendeteksi adanya gangguan low impedance 27 RELAI TEGANGAN KURANG (UVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan kurang 59 RELAI TEGANGAN LEBIH (OVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan lebih 81 RELAI FREKUENSI Untuk mendeteksi adanya gangguan frekuensi 87T RELAI DIFFERENTIAL TRAFO Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara yang mengapit Generator 87GT RELAI DIFFERENTIAL TRAFO & GENERATOR Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara yang mengapit Generator & Trafo
I1 I2 SUMBER TRAFO DAYA Y Y Y Y A 1 D DIFFERENTIAL RELAY D A SUMBER I1 TRAFO DAYA I2
DIFFERENTIAL RELAY
I1 BEBAN R S T Y TRAFO DAYA F2 Y N Iof A2 Bila gangguan di F1, maka akan muncul maka rele REF tidak bekerja Bila gangguan di F2, maka hanya akan m REF), maka rele REF akan bekerja. BEBAN R S
S T
I2 BEBAN R S T F1 REF If ke Rly Differential arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus) muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting
RELAI DIFFERENTIAL Relai Differential adalah Relai proteksi yang merupakan pengaman utama yang dipasang pada : 1. Generator 2. Trafo Daya 3. Generator dan Trafo Daya 4. Saluran Kabel Tegangan Tinggi atau Jaringan SUTT yang pendek. 5. Motor-motor yang berkapasitas besar. SUMBER I1 I2 BEBAN OBYEK Y 1 YY 2 Y Y D A1 A2 Y D diff relay Syarat suatu proteksi Differential adalah 1. Besarnya nilai arus yang masuk ke relai differential harus sama. 2. Arus phasa yang masuk ke relai differential harus sama dan punya arah yan yang berlawanan. Agar syarat tersebut terpenuhi, dapat dipergunakan trafo arus bantu (Auxiliary yang berfungsi fungsi untuk : 1. Mencocokan arus yang masuk ke relai differential dari masing-masing sisi (disebut penyesuaian arus).
2. Mencocokan pergeseran phasa dari arus-arus yang akan masuk ke ralai differential (disebut penyesuai phasa). SUMBER I1 I2 BEBA 1 2 i1 diff relay id i2 Relai Differential adalah relai proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi gan hubung singkat yang terjadi pada trafo daya diantara 1 dan 2. A. Kondisi Normal atau gangguan di luar 1 dan 2, maka kondisi arus ya mengalir di relai differential adalah sbb : Id = i1 - i2 dan i1 = i2 sehingga Id = I diff = 0, maka relai differential tidak akan bekerja SUMBER I1 I2 BEB 1 2
i1 diff relay id i2 B. Kondisi gangguan diantara 1 dan 2, maka kondisi arus di relai differ adalah sbb : Id = i1 - i2 dan i2 = 0 sehingga id = idiff = i1, maka relai differential akan bekerja.
g AN ng )
AN ngguan ang BAN
rential
Zone-2 GI A GI B Zone 1 F2 PT PT DIST-A DEF DIST-B DEF ARAH KERJA RELE DIST-A DEF DIST-B DEF PLC PLC PLC PLC TELEPROTEKSI KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP Zone 1 Zone-2
GI C GI D
DAERAH KERJA PROTEKSI DIAMETER, LINE & BUSBAR 500 kv FR - LPb - DEF FR - LPb - DEF SCADA LPa - DEF LPa - DEF SCADA LINE LINE daerah BUSBAR daerah CBF daerah CCP daerah CCP daerah CBF daerah BUSBAR BUSBAR BUSBAR CCP a BB a BB a CCP b CCP b CBF/SZP BB b CBF/SZP BB b CCP a CBF/SZP
RECLOSER (PENUTUP BALIK) (79) Recloser (Penutup Balik) adalah alat yang fungsinya untuk keandalan sistem, yaitu akan m PMT (Pemutus Tenaga) secara automatis apabila terjadi gangguan yang bersifat temporer SUTET. Gangguan yang bersifat temporer adalah gangguan hubung tanah dan sering terjadi, mak pelayanan energi listrik secara kontinyu maka perlu adanya pemasangan Penutup Balik SUMBER PMT TC CC PT RELAI S _ C DT _ BT _ + RECLOSER PRINSIP KERJANYA BILA TERJADI GANGGUAN ADALAH SBB : Kondisi normal Switsh S Recloser menutup, bila terjadi gangguan temporer maka relai ak perintah trip ke PMT pada saat itu juga Recloser bekerja saat mendapat tegangan positip Recloser adalah sbb : 1. DT (Timer Dead Time) akan bekerja dan selang beberapa waktu anak kontak DT men untuk masuk kembali serta mengerjakan (me energized) BT (Timer Blocking Time) ju Recloser. 2. Timer BT bekerja selang beberapa waktu maka anak kontak BT akan membuka sehin CC (Closing Coil) terbuka/terputus. 3. Setelah setting waktu BT terlampaui maka anak kontak BT akan kembali posisi semu
ON ON TRIP DT BT Gangguan Temporer ON ON TRIP DT BT TRIP Gangguan Permanen ON ON ON TRIP DT BT TRIP DT BT Gangguan Temporer terjadi 2 x Setting Timer DT secara umum 1 detik dan Timer BT 40 detik
memasukan r pada SUTT/ ka untuk memenuhi BEBAN kan bekerja dan memberikan dari relai, maka proses kerja nutup dan mengerjakan PMT uga mengerjakan counter ngga Positip DC menuju ula (reset).
A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 core 1 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A1 core 2 B1 B2 TRF 1 TRF 2 C1
BUS 1 BUS 2 A1 A2 A1 A2 KOPEL 87BC A2 A1 A2 87B1 87B2 87B1 87B2 Zone 2 Zone 1 87BC A1 A2 C2 86F Relai u/trip
RELAI SYNCHRO CEK (25) Relai Synchro chek yang secara umum disebut relai sinkron berfungsi untuk memasukan PMT menghubungkan dua sistem tegangan yaitu tegangan Line dengan tegangan Bus atau teganga dengan tegangan Line. BUS PMT Line Line PMT PT 25 PT Proses synchronisasi dua sistem tegangan ini harus memenuhi syarat sbb : - Tegangan fasanya sama - Frekuensinya sama - Fasanya sama Proses pemasukan PMT dapat dilakukan sbb : - Dari Panel Lokal PMT - Dari Panel Marshailing Kiosh (MK) - Dari Panel Kontrol GI - Dari RCC(Region Control Center) Proses pemasukan PMT dari Panel Kontrol GI dan RCC harus melalui persyaratan sinkron (via sinkro cek)
T, yaitu an Generator