BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, sekolah dan masyarakat (Depertemen Pendidikan Nasional, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam setiap aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. satu titik yaitu rendahnya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati tempat yang penting dalam pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai (Suryosubroto, 2010: 2).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan pendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsanya. Karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Masalah pendidikan yang dialami oleh Indonesia hingga saat ini belum dapat dikatakan berhasil, karena masih banyak anak-anak jalanan yang mengamen, mengemis, dan berjualan koran, padahal di usia mereka bukan waktunya untuk bekerja, tetapi tugas mereka adalah mengikuti pendidikan selama 12 tahun untuk masa depan mereka yang lebih baik lagi. Menurut pengamat ekonomi, Berry Priyono (tribunjakarta.com) bahwa: Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan hanya terfokus pada teori sehingga mengakibatkan peserta didik kurang kreatif dan inovatif. Indikator rendahnya kualitas pendidikan Indonesia ini diperparah dengan data dari Badan Pusat Statiska yang menyebutkan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja berjumlah 111,28 juta penduduk dan 55,12 juta diantaranya adalah tamatan SD. Artinya 50 persen pekerja Indonesia adalah tamatan pendidikan dasar. Meski pemerintah telah berusaha untuk memajukan dunia pendidikan di tanah air dengan berjuang dan bekerja keras untuk mengatasi berbagai persoalan, namun kenyataannya hingga saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih

2 sangat jauh tertinggal dibandingkan negara-negara yang sedang berkembang, terutama di lingkup negara-negara ASEAN. Data yang dirilis United Nations Development Programme (UNDP) terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara di dunia (Suyatno). Walaupun data ini masih sangat umum tetapi paling tidak inilah cermin masih rendahnya pendidikan di Indonesia. Menurut Suyatno (2012) Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah kualitas tenaga pendidik yang memang masih belum dapat dikatakan baik. Faktor kedua yang sangat menghancurkan dunia pendidikan di Indonesia adalah maraknya korupsi biaya anggaran pendidikan yang semakin meningkat. Dan faktor yang ketiga adalah sistem pendistribusian anggaran yang selama ini selalu tidak terserap. Akibatnya banyak dana yang bocor, tidak sampai ke sasaran. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 (Hasbullah, 2009:4): pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut, nampak bahwa pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang sangat mulia. Bagaimanapun idealnya tujuan pendidikan di Indonesia, tentu tidak dapat dicapai dengan mulus. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Proses pendidikan yang terjadi masih jauh dari tujuan tersebut. Indikator dari keberhasilan pendidikan ini salah satunya dibuktikan oleh hasil belajar siswa.

3 Prestasi belajar menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang dalam upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui proses belajar yang diikutinya. Adapun yang menjadi standar keberhasilan itu bisa bersifat instrinsik dalam arti ditetapkan sendiri, bisa juga bersifat ekstrinsik. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat. Sampai tahun 2012 terdapat 50 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar diberbagai daerah Kabupaten Indramayu, yaitu 18 SMA Negeri 32 SMA Swasta. Dibanding wilayah lainnya di Jawa Barat (Jabar), Indramayu merupakan kabupaten yang memiliki tingkat pendidikan yang masyarakatnya paling rendah. Daerah dengan tradisi masyarakat pantai yang kuat itu, selama ini memang bisa dikatakan agak terbelakang dalam soal pendidikan. Dari 23 daerah tingkat II di Jabar, mutu pendidikan daerah di pesisir Pantai Utara (Pantura) ini, berada pada urutan paling belakang. (Republika.com) bahwa Menurut mantan Bupati Indramayu, Irianto Syafiuddin (Republika.com) Mengkatrol mutu pendidikan di satu wilayah, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Latar belakang tradisi yang kurang kuat di bidang pendidikan, menjadi salah satu hambatan di Indramayu. Selain itu, faktor mental para guru atau pejabat dinas terkait yang terus bersifat aji mumpung, akan menjadi kendala yang serius bagi peningkatan pendidikan di Indramayu. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah melalui pendidikan. Masalah pendidikan yang ada di kabupaten Indramayu merupakan masalah penting yang harus segera ditemukan bagaimana solusinya.

4 Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indramayu yang sudah banyak dibicarakan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang SMA, suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentukan sekolah yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap sekolah pasti mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. KKM adalah nilai batas minimal yang harus dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu SMA Negeri di Indramayu adalah SMA Negeri 2 Indramayu dengan menetapkan KKM untuk mata pelajaran ekonomi yaitu 70. Dari tahun ke tahun, SMA Negeri 2 Indramayu menetapkan KKM yang berbeda. Tahun sebelumnya, KKM di SMA Negeri 2 Indramayu adalah 65. Karena batas nilai untuk ujian nasional semakin naik, maka SMA Negeri 2 Indramayu menaikkan kriteria ketuntasan minimal ini menjadi 70. Berdasarkan hasil observasi awal ke SMA Negeri 2 Indramayu, penulis memperoleh data dan keterangan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyerap mata pelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai ujian sehari-hari yanng masih tergolong rendah.

5 Kelas Tabel 1.1 Tabel nilai UAS Semester 2 Kelas XI Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMAN 2 Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran 2011/2012 Jumlah Siswa Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata2 KKM Nilai diatas KKM % Nilai dibawah KKM XI IPS 1 33 27 80 49,30 3 10% 30 90% XI IPS 2 32 20 70 42,84 70 1 3% 31 97% XI IPS 3 34 25 92 49,88 6 18% 28 82% JLH 99 10 89 Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 2 Indramayu Dari tabel 1.1 terlihat bahwa sebagian siswa kelas XI mengalami kesulitan belajar terbukti dengan hasil belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang nilainya berada di atas KKM yaitu sebesar 89% atau 89 siswa yang nilainya berada di bawah KKM dan 10% atau 10 siswa yang nilainya berada di atas KKM dari total jumlah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Indramayu adalah sebanyak 99 siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah seorang guru di SMA Negeri 2 Indramayu ini kondisi tersebut dikarenakan kesalahan cara belajar siswa yang hanya belajar apabila saat esok hari akan ujian, walaupun guru sudah memberikan informasi sebelumnya. Timbulnya masalah demikian menurut salah satu siswi yang dianggap paling rendah diantara temannya yang lain, disebabkan oleh kondisi di rumah yang tidak mendukung anak untuk belajar, seperti berjualan keliling untuk menghabiskan dagangan orang tuanya. Membantu orang tua memang pekerjaan yang sangat mulia, namun apabila sudah mengganggu kegiatan belajar anak maka hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena akan menganggu motivasi anak untuk belajar. %

6 Seperti yang telah diungkapkan oleh Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia (FP3MKI) Marlock yang mengungkapkan dari pengalamannya dalam pengembangan SMK di Indonesia bahwa Yang harus diketahui guru dalam pendidikan para siswanya adalah hubungan orang tua dengan siswanya. Pendidikan di sekolah jangan dilepaskan dari keterlibatan orang tua. (Kompas.com) Menurut Yusuf (Djamarah, 2011:76) Hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan berbahasa anak. Sebaliknya, hubungan yang kurang baik antara orang tua dan anak menjadi pengahalang terwujudnya komunikasi yang baik. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar sendiri dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula yang dari luar dirinya. Dalyono (2009:37) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah: 1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) Meliputi: kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. 2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) Meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Syah (2010:129) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi tiga macam, yakni: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan i sekitar siswa;

7 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Dari pendapat di atas, nampak bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri melainkan merupakan hasil dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah lingkungan keluarga. Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orangtua, rukun atau tidaknya kedua orangtua, akrab atau tidaknya hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:64) bahwa Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa adalah gaya belajar siswa yang bersangkutan dalam mempelajari ekonomi. Gaya belajar ini merupakan cara dan kebiasaan siswa dalam mempelajari sesuatu. Banyak siswa yang belum mengetahui dan memahami gaya belajarnya sendiri, sebagian besar masih beranggapan bahwa belajar itu merupakan suatu tuntutan bukan merupakan suatu kebutuhan. Akibatnya, mereka tidak memperdulikan bagaimana cara belajar yang menyenangkan untuk dirinya, padahal apabila siswa dapat memahami gaya

8 belajar yang dimilikinya siswa akan lebih optimal dalam belajar. Gaya belajar menurut Gunawan (2003:86) Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar adalah Faktor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa individu adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Semua sama uniknya dan sama berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkan oleh gaya belajar yang tidak sesuai dengan gaya menagajar dan lebih parah lagi apabila anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka. Faktor internal lain yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi adalah aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Kebanyakan orangtua ingin sekali agar anakanaknya mencapai prestasi yang tinggi di sekolah. Mereka ingin membantu perkembangan intelektual dan sosial anak mereka secara tulus dan ikhlas. Keinginan yang kuat dari orang tua, tetapi orang tua tidak berbuat sesuatu yang efektif dalam mendorong siswa belajar, merupakan suatu ketimpangan. Menurut Sardiman (2004:102) Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Berpijak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan diatas, sehingga penulis memberi judul penelitian PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA, GAYA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Indramayu).

9 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya menurut Dalyono (2009:37) dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi, kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri yang mempengaruhi meliputi, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diatas, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu lingkungan keluarga yang lebih ditekankan pada dukungan keluarga, cara belajar yang dimaksud di sini adalah gaya belajar, dan motivasi belajar. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran dukungan keluarga, gaya belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 2 Indramayu? 2. Bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi? 3. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi? 4. Bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi? 5. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi?

10 6. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga, gaya belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu. 2. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPSSMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi. 4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi. 5. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi. 6. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMAN 2 Indramayu pada mata pelajaran ekonomi. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari,

11 disamping itu peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan dan pengajaran. 2. Secara praktis a. Bagi penulis, sebagai calon guru dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajarnya agar siswa selalu termotivasi untuk belajar. b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kemampuan proses pembelajaran dengan cara memperbaiki metode belajar mengajarnya, agar siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar ekonomi. c. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk siswa agar lebih dapat mengenal gaya belajar yang dimilikinya sehingga akan lebih mudah menerima informasi dari guru. d. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.