Verena Meirike Arbella*), Erna Widyastuti**), Sri Rahayu***) Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan 5 indikator kadarzi dan status gizi balita umur 6-59 bulan di Desa. Tanjung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Oleh : Iyus Kusniawati ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada

Nisa khoiriah INTISARI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN PERILAKU SADAR GIZI KELUARGA BALITA DI DESA KARANGSONO KECAMATAN KWADUNGAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013 Verena Meirike Arbella*), Erna Widyastuti**), Sri Rahayu***) Abstract Malnutrition has been long concern by government. In 1998 Health Ministry launched Kadarzi program to prevent and control malnutrition use community empowerment and approach. The behaviour of nutrition aware has not been well showed by low toddler who weighed at 53.4%, exclusive breastfeeding 32.94% from 80% of government's target. The purpose of research to determine the relationships of mother knowledge and attitudes about Kadarzi with family toddler behaviour of aware nutrition at the Karangsono Village Kwadungan District Ngawi regency. The research was done at Karangsono Village using quantitative correlation with cross-sectional design. Population is mothers with infants 6-24 months at Karangsono Village. Sampling technique is using saturated samples. All samples given knowledge, attitudes, behaviour of Kadarzi questionnaires. The results there is relationship of mother knowledge and attitudes about Kadarzi with family toddler behaviour of aware nutrition with p value 0.001. Characteristic of respondent most of them have aged 20-30 years is 64.1%, primary education is 68.8%, work as housewives is 65.6%, family lived in house of 4 people is 40.6%, have good knowledge is 53.1%, have supportive attitude is 71.9%, have good behavior is 56.2%, there is correlation between knowledge and attitudes about Kadarzi with behavior nutrient. It is recommended to mothers to give exclusively breastfeeding to their babies, and behave aware of nutrition and to increase knowledge of infant nutrition. Key words: Knowledge, Attitudes, Behaviour of KADARZI *), **), ***) = Civitas akademika jurusan kebidanan Semarang Keadaan gangguan gizi telah lama menjadi perhatian pemerintah. Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi melalui pendekatan dan pemberdayaan masyarakat maka pada tahun 1998 Departemen Kesehatan mencanangkan program Kadar-zi (Keluarga Sadar Gizi), yang diharapkan setiap keluarga dapat menerapkan perilaku sadar gizi dalam kehidupan seharihari. Kabupaten Ngawi baru mencapai Kadarzi sejumlah 24,4% pada tahun 2012 yang menduduki peringkat 9 terbawah dari seluruh kabupaten di Jawa Timur. Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) dengan indikator Kadarzi di Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: balita yang dibawa ke Posyandu mencapai 94,5%, balita yang telah mendapat kapsul vitamin A mencapai 83,5%, rumah tangga - menggunakan garam beryodium - 47

mencapai 97,7%, namun perilaku sadar gizi lainnya masih belum baik yaitu masih rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif baru mencapai 54,2%, dan pola makan yang belum beraneka ragam 34,1% dari target 80% (Dinkes Ngawi, 2012). Salah satu faktor penyebab- rendahnya perilaku kesehatan adalah masih kurangnya pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Hal ini juga sesuai dengan Departemen Kesehatan RI (2008) yang menyatakan bahwa faktorfaktor yang menyebabkan masa-lah gizi ditingkat keluarga juga dipengaruhi oleh,pengetahuan,sikap dan keterampilan keluarga, kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal ke-bersihan pribadi dan lingkungan. Akibat yang dapat terjadi oleh karena rendahnya perilaku sadar gizi dalam keluarga dapat menimbulkan masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang Vitamin A, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang Yodium dan gizi lebih (obesitas) (Depkes RI, 2008). Status gizi balita di Puskesmas Kwadungan sampai Bulan Maret 2013 ini untuk gizi kurang mengalami peningkatan dari 101 (8,77%) pada tahun 2012 menjadi 108 (9,33%) sampai Maret 2013. Sementara gizi buruk juga mengalami peningkatan dari 17 (1,48%) pada tahun 2012 menjadi 30 (2,52%) sampai Maret 2013. Sedangkan gizi lebih 20 (1,74%) pada tahun 2012 menjadi 24 (2,08%) sampai Maret 2013. Kejadian gizi buruk di Puskesmas Kwadungan masih tinggi, dan mengalami peningkatan terbanyak bila dibanding Puskesmas yang ada di Kabupaten Ngawi dengan peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebanyak 77% atau 13 balita (Dinkes Ngawi, 2012). Puskesmas Kwadungan mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari 14 desa. Dari 14 desa yang ada di wilayah Puskesmas Kwadungan Desa Karangsono merupakan desa dengan masalah gizi tertinggi. Di desa ini terdapat 6 kasus gizi buruk, 13 kasus gizi kurang,- dan 2 (dua) kasus gizi lebih. Studi pendahuluan yang dilakukan 28 April 2013 pada 5 ibu balita di dapatkan, 1 ibu sudah mengetahui tentang Kadarzi dan mampu menerapkan perilaku Kadarzi. Empat (4) ibu tidak menerapkan perilaku Kadarzi. Dari 4 ibu tersebut, 2 ibu sudah mengetahui tentang Kadarzi, namun 1 ibu tidak menimbangkan anaknya ke Posyandu secara rutin, 1 ibu lagi tidak melakukan pemberian ASI secara eksklusif, dua (2) ibu belum mengetahui tentang Kadarzi dan tidak melakukan pemberian ASI secara eksklusif, balita tidak mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dengan tidak mengkonsumsi lauk hewani dan buah setiap hari. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga balita di Desa Karangsono Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi. Sedangkan Tujuan Khususnya adalah Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah keluarga, untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Keluarga Sadar Gizi pada keluarga balita, untuk mengetahui sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi pada keluarga, untuk mengetahui perilaku ibu tentang sadar gizi pada keluarga balita dan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga 48

balita di Desa Karangsono Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuan-titatif dengan- menggunakan desain penelitian korelasional, dengan rancangan penelitiannya adalah Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi anta-ra faktor-faktor risiko dengan efek-, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini - adalah semua ibu balita yang ada di Desa Karangsono yang berjumlah 64 ibu balita berusia 6 bulan 24 bulan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 64 ibu yang mempunyai balita berusia 6 bulan 24 bulan di Desa Karangsono. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu dengan Sampling Jenuh. Jumlah sampel untuk tiap-tiap dusun adalah sebagai berikut : Dusun Turi sejumlah 13 responden, Dusun Tarum sejumlah 9 responden, Dusun Ganting sejumlah- 34 responden,dan Dusun Karangsono sejumlah 8 responden. Teknik Pengumpulan Data melalui proses- Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Di mana data yang diguna-kan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Untuk analisa data yaitu dengan analisis univariat di-gunakan untuk mengetahui gambaran umum data mengenai karakteristik responden meliputi pendidikan dan umur ibu. Serta menggambarkan distribusi frekwensi pengetahuan dan, sikap ibu, serta perilaku sadar gizi yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk Analisis Bivariat,yaitu data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan tehnik analisis korelasi. Untuk melihat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku sadar gizi dan hubungan sikap dengan perilaku sadar gizi. Sedangkan Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5. Distribusi Frekwensi Res-ponden Ber-dasarkan Tingkat Pengetahuan. Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%) Kurang 4 6,2 Cukup 16 25 Baik 44 68,8 Jumlah 64 100 Berdasarkan tabel 4.5. dapatdijelaskan,bahwa sebagian besar responden sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang KADARZI yaitu sebanyak 44 responden (68,8%). Tabel 4.6. Distribusi Frekwensi Res-ponden Berdasarkan Sikap. Sikap Frekuensi Presentase (f) (%) Tidak 18 28,1 Mendukung Mendukung 46 71,9 Jumlah 64 100 Berdasarkan tabel 4.6. dapat dijelaskan, bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang mendukung terhadap KADARZI yaitu sebanyak 46 responden (71,9%). 49

Tabel 4.7. Distribusi Frekwensi Res-ponden Berdasarkan Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita. Perilaku Frekuensi Presentase (f) (%) Baik 36 56,2 Belum Baik 28 43,8 Jumlah 64 100 Berdasarkan tabel 4.7. dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku sadar gizi yang baik yaitu sebanyak 36 responden (56,2%). Namun demikian masih terdapat 43,8 % responden yang perilaku sadar gizinya belum baik. Tabel 4.8. Distribusi Indikator Perilaku Kadarzi. Indikator Perilaku Kadarzi Jum % Ya % Tid % lah ak Menimbang 57 89 7 11 64 100 BB secara teratur Memberika n ASI eksklusif Makan beraneka ragam Menggunak an garam beryodium Memberika n suplemen gizi 17 26,6 47 73,4 64 100 53 82,8 11 17,2 64 100 55 85,9 9 14,1 64 100 61 95,3 3 4,7 64 100 Dari kelima indikator perilaku Kadarzi tersebut diperoleh hasil bahwa indikator memberikan ASI eksklusif me-rupakan indikator yang paling rendah dan kurang dari target Kadarzi 80% yang ditetapkan oleh pemerintah dengan hasil sebanyak 57 responden (73,4%). Indikator tertinggi adalah indikator memberikan suplemen gizi yaitu sebanyak 61 responden (95,3%). Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwa-dungan, Kabupaten Ngawi. Perilaku Tingkat Ju Belum Pengeta Baik ml Baik huan ah N % N % % Kurang 26 86,7 4 16,9 30 100 Baik 2 5,9 32 94,1 34 100 Jumlah 28 43,8 36 56,2 64 100 p = 0,001 X 2 hitung = 39,045 X 2 tabel= 3,841 Setelah dilakukan penggabungan berdasarkan tabel 4.9. diperoleh hasil, bahwa responden dengan perilaku belum baik mempunyai pengetahuan kurang sebesar 26 responden (86,7%) lebih besar dibandingkan pengetahuan baik sebesar 2 responden (5,9%). Sedangkan responden dengan perilaku baik mempunyai pengetahuan kurang sebesar 4 responden (16,9%) lebih kecil dibandingkan pengetahuan baik sebesar 32 responden (94,1%). Berdasarkan hasil uji Chi Square di dapatkan nilai X 2 hitung sebesar 39,045 dengan degree of freedom (df) 1. Dari data tersebut disimpulkan bahwa : bila melihat taraf signifikansi hitung (0,001) dibandingkan dengan taraf signifikan (0,05), berarti 0,001 < 0,05. Dengan melihat ini dapat dikatakan bahwa hipotesa yang peneliti ajukan diterima, artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi 50

Tabel 4.10. Hubungan Sikap Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi. Sikap Tidak Mendukung Perilaku Belum Baik Baik N % N % Juml ah 18 100 0 0 18 100 Mendukung 10 21,7 36 78,3 46 100 Jumlah 28 43,8 36 56,2 64 100 p = 0,001 X 2 hitung= 29,097 X 2 tabel= 3,841 Berdasarkan Tabel 4.10. diperoleh hasil, bahwa responden yang mempunyai perilaku belum baik mempunyai sikap tidak mendukung sebesar 18 responden (100%) lebih besar dibandingkan sikap mendukung sebesar 10 responden (21,7%).Sedangkan responden yang mempunyai perilaku - baik mempunyai sikap tidak mendukung sebesar 0 responden (0%) lebih kecil dibandingkan sikap mendukung sebesar 36 responden (100%). Berdasarkan uji Chi Square dengan - Continuity Correction dengan didapatkan X 2 hitung sebesar 29,097 dengan degree of freedom (df) 1. Dari data tersebut disimpulkan bahwa : bila melihat taraf signifikansi hitung (0,001) dibandingkan dengan taraf signifikan (0,05), berarti 0,001 < 0,05. Dengan melihat ini dapat dikatakan bahwa hipotesa yang peneliti ajukan diterima, artinya ada hubungan antara sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi. % PEMBAHASAN Sesuai dengan teori Sukanto (2002), pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan meningkat-kan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Tingkat pendidikan seseorang dapat menentukan cara berfikir orang tersebut. Hal ini dikarenakan responden yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki wawasan yang lebih luas daripada responden yang berpendidikan rendah. Berdasar-kan hasil penelitian yang telah di-lakukan peneliti, menunjukkan bahwa dari 64 responden yaitu 44 (68,8%) diantaranya berpendidikan dasar (SD- SMP). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada variabel pengetahuan tentang Kadarzi yang merupakan variabel independen, menunjukkan bahwa ada 30 responden (46,9%) yang ber-pengetahuan kurang dan 34 responden (53,1%) berpengetahuan baik. Responden yang memiliki pengetahuan baik terhadap Kadarzi ini dikarenakan respon-den pernah mendapatkan informasi kesehatan khususnya mengenai Kadarzi dari tenaga kesehatan yang dilakukan 2 kali dalam satu ( 1 ) tahun. Meskipun sebagian besar pendidikan responden adalah tingkat pendidikan dasar, namun jika responden aktif dalam mencari dan mendapatkan informasi mengenai Kadarzi maka akan menghasilkan pengetahuan responden yang baik. Hal ini sesuai dengan teori dari No-toatmodjo (2010) bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan peng-inderaan terhadap suatu objek tertentu. Responden yang memiliki pengetahuan kurang ada 30 responden (46,9%). Rendahnya pengetahuan ibu mengenai Kadarzi, hal ini disebabkan 51

karena minimnya informasi yang dapat diserap oleh responden karena rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya kepedulian responden terhadap informasi yang telah disampaikan. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan umumnya didapat dari pengalaman dan informasi baik dari tenaga kesehatan, buku, dan media massa. SIKAP Sikap yang baik terhadap Kadarzi biasanya terwujud dalam suatu perilaku nyata. Namun tidak di setiap keadaan kita menjumpai sikap yang sesuai dengan perilakunya. Tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap objek tertentu. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap suatu objek akan memberikan respon yang lebih rasional dan akan berpikir sejauh mana keuntungan atau kerugian yang mungkin akan mereka peroleh dari objek tersebut. Sikap seseorang sering diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun orang lain yang paling dekat, walaupun seseorang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi belum tentu mempunyai sikap yang tidak mendukung akan upaya sadar gizi (Notoatmodjo,2010). Selain dipengaruhi pengalaman pribadi, sikap juga dipengaruhi oleh kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan (Azwar, 2011). Berdasarkan hasil penelitian sikap ibu yang mendukung terhadap Kadarzi terdapat 46 responden (71,9%), hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu orang lain yang dianggap penting dalam hal ini tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang Kadarzi terhadap masyarakat sehingga mampu meningkatan pengetahuan tentang Kadarzi yang dapat mempengaruhi sikap yang positif terhadap Kadarzi, serta dikarenakan sebagian besar responden sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang Kadarzi yaitu sebanyak 34 responden (53,1%). adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Sikap tidak mendukung hanya terdapat 18 responden ( 28,1%). Hal ini dapat disebabkan karena, minimnya informasi yang dapat diserap, rendahnya tingkat pendidikan, atau kurang pedulinya ibu-ibu terhadap informasi yang ada, kurangnya dukungan dari anggota keluarga dan lingkungan, kurangnya pengetahuan responden tentang pentingnya Kadarzi terbukti masih ada 30 responden (46,9%) yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang Kadarzi. PERILAKU Sebagian besar responden sudah berperilaku Kadarzi yang baik yaitu sebesar 36 responden (56,2%) dan keluarga yang berperilaku Kadarzi belum baik sebesar 28% (43,8%). Indikator 1 yaitu menimbang berat badan secara teratur yaitu sebanyak 57 responden (89%). Perilaku ini dipengaruhi oleh pengetahuan responden dan sebagian besar res-ponden bekerja sebagai IRT sehingga memiliki waktu untuk membawa anaknya ke posyandu. Indikator 2 yaitu memberikan ASI eksklusif yang paling sedikit 47 responden (73,4%). Dari hasil penelitian responden tidak memberikan ASI secara eksklusif dengan me-nganggap bayi kurang dari 6 bulan sudah boleh mengkonsumsi makanan dan minuman lain selain ASI, mereka juga mempunyai kepercayaan bahwa bayi tidak 52

kenyang jika hanya di-berikan ASI saja. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kuantitas dan kualitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Gangguan proses pemberian ASI pada umumnya berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan (Depkes RI, 2003). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Marlia, (2002) yang menunjukkan bahwa responden yang bepengetahuan tinggi memberikan ASI eksklusif sebanyak 46 orang (36,5%) dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 80 orang (63,5%). Sedangkan responden yang berpengetahuan rendah memberikan ASI eksklusif sebanyak 24 orang (25,3%) dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 71 orang (74,7%). Indikator 3 makan beraneka ragam sebanyak 53 responden (82,8%). Perilaku ini dipengaruhi oleh pengetahuan responden dan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT sehingga memiliki waktu untuk memperhatikan dan juga menyediakan makanan yang beraneka ragam yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan dan akan menjamin ter-penuhinya kecukupan sumber tenaga, zat pembangun, zat pengatur (Depkes RI, 2000). Indikator 4 yaitu menggunakan garam beryodium untuk memasak setiap hari yaitu sebanyak 55 responden (85,9%) masih kurang dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu 90%. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih menganggap bahwa garam beryodium atau pun tidak bisa dipakai untuk memasak dan tidak berpengaruh terhadap kesehatan, hal ini juga di dukung oleh pengetahuan res-ponden dari 64 responden masih ada 30 responden (46,9%) yang mem-punyai pengetahuan kurang tentang Kadarzi. Indikator yang paling banyak terpenuhi adalah memberikan suplemen gizi (vitamin A) yaitu sejumlah 61 responden (95,3%). Hal ini di dukung oleh keaktifan responden dalam membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang,dari kegiatan tersebut responden memperoleh pengetahuan tentang kapsul vitamin A dan sekaligus dapat memperoleh kapsul vitamin A setiap Bulan Februari dan Agustus, karena di bulan tersebuat adalah bulan vitamin A. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 responden (53,1%) dan dari hasil uji Chi Square di dapatkan nilai signifikansi hitung (p) 0,001 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga balita. Hasil tersebut di atas sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2010), bahwa salah satu faktor yang menentukan perilaku tentang kesehatan seseorang adalah pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka semakin dapat ia memanfaatkan kemampuan tersebut. 53

Hubungan Sikap Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai sikap yang mendukung 46 responden (71,9%) dan dari hasil uji Chi Square di dapatkan nilai signifikansi hitung (p) 0,001 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga balita. Melaksanakan kelima indikator Kadarzi merupakan suatu tindakan. Seseorang bertindak apabila ada niat. Terbentuknya niat ditentukan oleh sikap terhadap perilaku tersebut. Sikap yang mendukung maupun sikap yang tidak mendukung terbentuk dari pengetahuan. Semakin banyak segi positif pengetahuan akan semakin terbentuk sikap yang mendukung. Dalam kaitannya dengan perilaku kelima indikator Kadarzi, apabila semakin tahu tentang kelima indikator Kadarzi maka diharapkan muncul sikap yang mendukung tentang Kadarzi dan mampu berperilaku yang baik pula. Sesuai dengan hasil penelitian yaitu pengetahuan responden yang sebagian besar berpengetahuan baik yaitu 34 responden (53,1%) di dukung oleh sikap responden yang mendukung 46 responden (71,9%) maka terbentuklan perilaku sadar gizi yang baik 36 responden (56,2%). Hasil tersebut di atas sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2010), bahwa salah satu faktor yang menentukan perilaku tentang kesehatan seseorang adalah pengetahuan dan sikap, semakin tinggi pengetahuan dan sikap mendukung seseorang, maka semakin dapat ia memanfaatkan kemampuan tersebut. Pengetahuan tentang Kadarzi yang kurang didukung dengan sikap yang tidak mendukung dapat menghasilkan perilaku Kadarzi yang belum baik. Pengetahuan tentang Kadarzi yang baik di dukung dengan sikap yang mendukung pula akan menyebabkan seseorang mampu berperilaku sadar gizi yang baik. SIMPULAN Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini: Karakteristik umur responden sebagian besar adalah dalam kategori umur 20-30 tahun sebanyak 41 responden (64,1%). Pendidikan responden sebagian besar adalah berpendidikan dasar (SD-SMP/sederajat) sebanyak 44 responden (68,8%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 42 responden (65,6%). Jumlah keluarga yang tinggal dalam satu rumah sebagian besar berjumlah 4 orang sebanyak 26 responden (40,6%). Sebagian besar ibu balita mempunyai tingkat pengetahuan baik sejumlah 44 responden (68,8%). Sebagian besar ibu balita mempunyai sikap mendukung dengan jumlah 46 responden (71,9%). Sebagian besar ibu balita mempunyai perilaku baik dengan jumlah 36 responden (56,2%). Perilaku sadar gizi yang paling rendah adalah memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 47 responden (73,4%). Sedangkan perilaku sadar gizi yang paling tinggi adalah memberikan suplemen gizi (vitamin A) yaitu sejumlah 61 responden (95,3%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga balita di -Desa Karang-sono, Kecamatan Kwa-dungan, Kabupaten Ngawi, 54

yang diperoleh dari nilai X 2 hitung = 39,045 > X 2 tabel = 3,841 dan nilai p value= 0,001 < 0,05. Ada hubungan antara sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku sadar gizi keluarga balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, dengan nilai X 2 hitung = 29,097 > X 2 tabel 3,841 dengan p value= 0,001 < 0,05. SARAN Bagi ibu agar memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya,menggunakan garam beryodium un-tuk memasak setiap hari, dan meningkatkan perilaku sadar gizi serta pengetahuan tentang gizi pada balita dengan menambah informasi dari media cetak, elektronik, dan mengikuti penyuluhan tentang gizi. Bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi program Kadarzi dengan optimal, pendampingan lebih intensif terutama pada keluarga yang memiliki balita dengan permasalahan gizi, optimalisasi penyuluhan dengan menggunakan inovasi baru dalam penyampaian pesan khususnya tentang ASI eksklusif dikarenakan capaian masih dibawah target, sehingga masyarakat tidak hanya tahu tapi mau untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu balita terhadap perilaku sadar gizi antara lain dukungan keluarga, faktor ekonomi, budaya dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Depkes RI. 2000a. Buku Pintar Konseling Keluarga Mandiri Sadar Gizi. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.. 2003. Ibu Bekerja Tetap Memberikan Air Susu Ibu. Departemen Kesehatan, Jakarta.. 2004. Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : Depkes RI.. 2007. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta : Depkes RI.. 2007. Kegiatan Kader dalam Penggerakan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.. 2008. Pedoman Pemantauan Status Gizi dan Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : Depkes RI.. 2009. Buku Kadarzi Pedoman Bagi Petugas. Jakarta : Depkes RI. Dinkes Kabupaten Ngawi. 2012. Hasil Kegiatan PSG dengan Indikator Kadarzi. Ngawi : Dinkes Kabupaten Ngawi. Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Jawa Timur. Sura-baya : Dinkes Provinsi Jawa Timur. Hastono, S. P. 2001. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. 55

Marlia, Linda. 2002. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tesis Program Pas-ca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2007. Promosi Kesehatan dan Imu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.. 2010. Promosi Keehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Setyaningsih, Sri. 2008. Pengaruh Interaksi, Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Praktek Ibu Dalam Pencegahan Anemia Gizi Besi Balita Di Kota Pekalonga. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alpha Beta. Sukanto. 2002.Organisasi Perusahaan, Teori Struktur dan Perilaku. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Edisi 2 Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogjakarta : Mitra Cendikia. Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. 56