Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajar IPA di kelas IV SD Terpencil Bainaa Barat

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN 1 Lumbi-Lumbia Melalui Metode Latihan Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Membuat Kalimat Tanya melalui Teknik 5w 1h di Kelas IV SD Inpres Lobu Gio

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 1 Maibua Tolitoli

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Sri Wahyuni, I Nengah Kundera, dan Yusdin Gagaramusu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kegiatan dari setiap siklus misalnya wawancara, observasi dan hasil belajar.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Ratna Abdul Halim 1* Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEK MELALUI MODEL STAD PADA SISWA SMA. Moch. Saleh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Karikatur di Kelas V SD Inpres 004 Tikke

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa di kelas IV SDN 05 Bunobogu dengan menggunakan teknik pemodelan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan 2 siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV berjumlah 12 orang. Data yang diambil adalah data kualitatif yaitu data hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan situasi pembelajaran. Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar diperoleh dari hasil tes. Hasil penelitian siklus I diperoleh tuntas individu 10 orang dan tidak tuntas individu 2 orang dengan kemampuan rata-rata siswa 68,89%. Hasil observasi guru sesuai pengamatan diperoleh 55% kategori baik dan 45% kategori cukup, serta hasil observasi siswa diperoleh 16,67% kategori baik dan 83,33% kategori cukup serata ketuntasan belajar klasikal 83,33%. Siklus II diperoleh semua siswa tuntas individu dengan presentase rata-rata 88,89%. Hasil observasi guru sesuai pengamatan diperoleh 65% kategori sangat baik dan 35% kategori baik, serta hasil observasi siswa diperoleh 50% kategori baik, 50% kategori sangat baik dan ketuntasan belajar klasikal 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Kata Kunci: Peningkatan, Puisi, Pemodelan. I. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk membaca karya sastra. Dengan demikian, pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu wadah dalam peningkatan mutu pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan potensi peserta didik, serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Didalam pembelajaran bahasa Indonesia aktivitas praktis yang bersinggungan langsung dengan pemakaian bahasa Indonesia berupa pola latihanlatihan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan aktivitas 68

apresiasi sastra. Hal ini akan menambah pemahaman dan wawasan peserta didik serta bisa dijadikan dasar untuk mencapai tujuan pengajaran bahasa, seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ada empat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu standar kompetensi mendengarkan, standar kompetensi berbicara, standar kompetensi membaca, dan standar kompetensi menulis (Depdiknas, 2006). Pengajaran sastra dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat diperlukan karena dalam pengajaran sastra mengandung nilai-nilai kemestaan dan membuahkan pengalaman estetik anak. Sutadji (1992) mengemukakan bahwa pengajaran sastra dapat memberikan kenikmatan estetis dari cerita lewat sastra merangsang pertumbuhan imajinasi, dan membantu anak memahami dirinya dan orang lain. Oleh sebab itu, pengajaran sastra lebih menekankan pada pembinaan apresiasi sastra, dimana pengajaran sastra itu meliputi pengajaran prosa dan pengajaran puisi yang tujuannya untuk memperoleh pengalaman dan mendorong murid untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, sikap, emosional, dan sosial melalui kegiatan apresiasi sastra. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman,1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Duilton (Situmorang, 1980) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkrit dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Tirtawirya (1980) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif. Sedangkan Herman J. Waluyo (1990) mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair serta imajinatif dan disusun dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Setiap bentuk dan gaya puisi selalu menuntut adanya ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan (1) jenis acara: pertunjukan, pembuka acara resmi, performance-art dan lain-lain, (2) pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, 69

percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan dan lain-lain, (3) pemahaman puisi yang utuh, (4) pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, (5) tempat acara: indoor (dalam ruangan) atau outdoor (luar ruangan), (6) audien, (7) kualitas komunikasi, (8) totalitas performansi: penghayatan, ekspresi, (9) kualitas vokal, (10) kesesuaian gerak dan (11) jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, harus memperhatikan (a) pemilihan kostum yang tepat, (b) penggunaan properti yang efektif dan efisien, setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, (c) musik yang sesuai sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi. Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjadi guru kelas IV SDN Bunobogu selama ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran membaca puisi guru kurang memberi latihan kepada siswa dalam membaca puisi, lebih mengutamakan pemahaman/pengetahuan tentang unsurunsur intrinsik puisi. Artinya, cara mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya menekan pengetahuan membaca secara teoritik saja, dan kurang memberikan kesempatan kepada murid untuk berekspresi melalui kegiatan yang sifatnya peragaan secara langsung. Guru dituntut harus menggunakan metode pembelajaran yang mampu memotivasi murid agar dapat membacakan puisi dengan baik. Berdasarkan harapan tersebut, maka peneliti beranggapan bahwa dengan adanya pemberian pengalaman belajar berupa peragaan secara langsung akan membantu pemahaman siswa dalam pelafalan, penghayatan, dan penampilan sesuai dengan puisi yang dibacakan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan dan diidentifikasi masalah dan penyebabnya secara kolaboratif antara peneliti bersama guru maka peneliti menawarkan kepada guru berbagai metode yang dianggap cocok digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa serta melatih siswa untuk memperagakan dan membaca puisi dengan baik, yaitu dengan menggunakan teknik pemodelan. Teknik pemodelan sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya, dimana kelebihan utama dari teknik pemodelan ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan inspirasi, ide, kreativitas, dan seluruh sikap intelektual pada dirinya. Serta dapat melukiskan bentuk 70

dan keadaan yang sebenarnya dan juga dapat menghilangkan kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun kekurangan dari teknik pemodelan yaitu kurang efisien dalam kegiatan belajar mengajar karena terbatasnya waktu dalam mengajar. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, mengacu pada tahapan PTK model Kemmis dan Mc, Tanggart yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Penelitian dilaksanakan di SDN 05 Bunobogu dengan subjek penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 12 orang siswa. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menentukan presentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus (Depdiknas, 2005) sebagai berikut: Ketuntasan belajar klasikal Banyak siswa yang tuntas % tuntas belajar = x 100% Banyak siswa seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika persentasi yang dicapai sekurang-kurangnya 65% Daya serap klasikal Skor total peserta tes % daya serap klasikal = x 100% Skor maksimal seluruh tes Suatu kelas dikatakan tuntas daya serap klasikal jika persentasi yang dicapai sekurang-kurangnya 70% Analisa Data Kualitatif Hasil observasi ini merupakan data kualitatif yang diambil pada saat kegiatan belajar mengajar dalam rangka menentukan kualitas proses dan hasil belajar. Untuk analisis data observasi menggunakan analisis persentase skor yang diperoleh dari masing-masing indikator dijumlah dan hasilnya disebut jumlah 71

skor. Selanjutnya dihitung presentase nilai rata-rata dengan cara membagi jumlah skor dengan skor maksimal dikalikan dengan 100%, dengan rumus: Jumlah skor Persentase nilai rata-rata (NR) = x 100% Skor maksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan menurut Masyita dalam Purwaningtyas (2010) ditentukan sebagai berikut: 80 % < NR 100 % : Kriteria sangat baik 60 % < NR 80 % : Kriteria baik 40 % < NR 60 % : Kriteria cukup 20 % < NR 40 % : Kriteria kurang 0 % < NR 20 % : Kriteria sangat kurang Indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila hasil belajar siswa selama proses pembelajaran tiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan daya serap individu minimal 70% dan ketuntasan klasikal 70%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Siklus I diadakan dua kali tatap muka yaitu pertemuan pertama kegiatan belajar mengajar dan kegiatan kedua yaitu evaluasi belajar yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa membaca puisi siklus I. Siklus II juga dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama kegiatan belajar mengajar dengan teknik pemodelan dan dan pertemuan kedua evaluasi belajar tindakan siklus II. Jadi, penelitian ini dilaksanakan empat kali pertemuan. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian pada siklus I aspek yang diteliti yaitu: (1) observasi kegiatan guru, (2) Observasi kegiatan siswa (3) tes kemampuan membaca puisi siswa, dan (4) refleksi. Adapun tahapan pembelajarannya meliputi: 1. Kegiatan Awal a. memberi salam pembuka dan berdoa. 72

b. Mengabsen siswa Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4 c. Apersepsi melakukan Tanya jawab tentang teknik pembacaan puisi yang tepat. d. Motivasi : Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan 2. Kegiatan Inti 1. Guru memodelkan cara membaca puisi yang baik. 2. Guru membimbing siswa agar dapat menampilkan intonasi, ekspresi, vokal, dan lafal yang baik dalam membaca puisi. 3. Guru memotivasi siswa dan memberi kesempatan maju satu persatu untuk membaca puisi di depan kelas sebagai aplikasi diterapkanya teknik pemodelan 3. Kegiatan Akhir 1. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan mengadakan Tanya jawab. 2. Meminta siswa untuk berdo a dan menutup salam Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kegiatan Guru Siklus I Untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar peneliti menyiapkan lembar pengamatan terhadap aktivitas guru, observer mengisi lembar observasi guru tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti bersama observer menghitung seberapa besar presentase yang diperoleh. Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa pengamatan yang berkaitan dengan aktivitas guru di dalam kelas yang lebih mengarahkan pada 20 aspek kegiatan selama pelaksanaan pembelajaraan. Aktivitas guru dalam pembelajaran dapat diuraikan pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan aktivitas Guru Siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Presentase 1. Sangat Baik - - 2. Baik 11 55% 3. Cukup 9 45% 4. Kurang - - Jumlah 20 100% 73

Hasil pengamatan aktivitas guru siklus I, seperti yang terlihat pada tabel 1 diatas diperoleh 11 aspek atau 55% mempunyai nilai pengamatan dengan kriteria baik, 1) terampil membuka pelajaran, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas, 3) mengorganisasikan langkah-langkah kegiatan dengan sistematis dan mengarah pada pencapaian tujuan, 4) memberikan perhatian secara merata kepada setiap siswa, 5) menggunakan metode yang bervariasi, 6) guru memberikan materi sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa, 7) materi yang diberikan guru harus dapat menarik minat siswa, 8) memungkinkan siswa aktif di dalam KBM, 9) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, 10) memberikan peluang siswa menunjukkan hasil kerja mereka, dan 11) melakukan evaluasi dengan baik. Sedangkan 9 aspek atau 44% pada kategori cukup yaitu 1) memanfaatkan berbagai teknik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa, 2) berusaha menciptakan suasana yang komunikatif dan menyenangkan, 3) memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, 4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya, 5) menyesuaikan metode dengan materi, 6) menggunakan metode yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal, 7) menggunakan teknik pemodelan untuk meningkatkan cara membaca puisi yang baik, 8) Memungkinkan siswa mempunyai peluang untuk mengembangkan empat aspek keterampilan bagi siswa, dan 9) memudahkan siswa untuk mengingat kembali pengetahuan yang mereka miliki. Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, disamping kegiatan guru diamati, namun kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran juga diamati oleh peneliti dan seorang guru mitra sebagai pengamat. Teknik pengamatannya sama seperti pada pengamatan kegiatan guru, sehingga jika dipresentasekan hasil pengamatan ini secara jelas disajikan pada lampiran 4, secara singkat disajikan pada tabel 2. 74

Tabel 2. Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Presentase 1. Sangat Baik - - 2. Baik 2 16,67% 3. Cukup 10 83,33% 4. Kurang - - Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I yang terdapat 12 aspek yang diamati pada 12 siswa dalam proses pembelajaran, jadi diperoleh hasil pengamatan yaitu 2 siswa dengan kriteria baik (16,67%) dan 10 siswa dengan kriteria cukup (83,33%). Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa Siklus I Analisis Hasil Tes Penampilan Tabel 3. Hasil analisis tes penampilan 1. Sangat Bagus 1 8,33% 2. Bagus 6 50% 3. Tidak Bagus 5 41,67% Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil tes penampilan pada siklus I yang diperoleh dari 12 siswa adalah 1 orang atau 8,33% siswa yang mencapai kategori sangat bagus, 6 orang atau 50% dari jumlah siswa yang mencapai kategori bagus, dan ada 5 orang siswa atau 41,67% yang mecapai kategori tidak bagus dalam tes penampilan membaca puisi. a) Analisis Hasil Tes Vokal Tabel 4. Hasil analisis tes kejelasan vokal 1. Sangat Jelas 4 33,33% 2. Jelas 5 41,67% 3. Tidak Jelas 3 25% 75

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil tes kejelasan vokal pada siklus I yang diperoleh dari 12 siswa adalah 4 orang atau 33,33% siswa yang mencapai kategori sangat jelas, 5 orang atau 41,67% dari jumlah siswa yang mencapai kategori jelas, dan ada 3 orang siswa atau 25% yang mecapai kategori tidak jelas dalam tes kejelasan vocal dalam membaca puisi. b) Analisis Hasil Tes Intonasi Tabel 5. Hasil analisis tes kesesuaian intonasi 1. Sangat Sesuai 4 33,33% 2. Sesuai 7 58,34% 3. Tidak Sesuai 1 8,33% Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil tes kesesuaian intonasi pada siklus I yang diperoleh dari 12 siswa adalah 4 orang atau 33,33% siswa yang mencapai kategori sangat sesuai, 7 orang atau 58,34% dari jumlah siswa yang mencapai kategori sesuai, dan ada 1 orang siswa atau 8,33% yang mecapai kategori tidak sesuai dalam tes intonasi atau tekanan puisi yang dibacakan. c) Analisis Hasil Tes Ekspresi Tabel 6. Hasil analisis kesesuaian ekspresi 1. Sangat Sesuai 4 33,33% 2. Sesuai 6 50% 3. Tidak Sesuai 2 16,67% Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil tes kesesuaian ekspresi atau mimik wajah dengan makna puisi pada siklus I yang diperoleh dari 12 siswa adalah 4 orang atau 33,33% siswa yang mencapai kategori sangat sesuai, 6 orang atau 50% dari jumlah siswa yang mencapai kategori sesuai, dan ada 2 orang siswa atau 16,67% yang mecapai kategori tidak sesuai ekspresi atau mimik wajah dengan makna puisi. d) Analisis Hasil Tes Lafal 76

Tabel 7. Hasil analisis tes kejelasan pelafalan 1. Sangat Jelas 4 33,33% 2. Jelas 7 58,34% 3. Tidak Jelas 1 8,33% Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil tes kejelasan pelafalan pada siklus I yang diperoleh dari 12 siswa adalah 4 orang atau 33,33% siswa yang mencapai kategori sangat jelas, 7 orang atau 58,34% dari jumlah siswa yang mencapai kategori jelas, dan ada 1 orang siswa atau 8,33% yang mecapai kategori tidak jelas dalam tes kejelasan pelafalan membaca puisi membaca puisi. Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan aktiitas guru dan hasil evaluasi siswa dianalisis bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan, pelaksanaan belum sesuai dengan perencenaan, sehingga berdampak pada kemampuan membaca puisi siswa, oleh karena itu berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan pada tingkat siklus II, dengan hasil refleksi: 1. Guru kurang memanfaatkan berbagai teknik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa. 2. Usaha guru untuk menciptakan suasana yang komunikatif dan menyenangkan masih kurang. 3. Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya. 5. Guru kurang menyesuaikan metode dengan materi 6. Guru kurang menggunakan metode yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal. 7. Kurangnya peluang siswa untuk mengembangkan empat aspek keterampilan bagi siswa. 77

Hasil Penelitian Siklus II Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4 Tindakan pelaksanaan siklus II merupakan penyempurnaan dari tindakan siklus I. Pada tindakan siklus II guru melakukan penyempurnaan pada aspekaspek hasil refleksi. Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) observasi kegiatan guru, (2) observasi kegiatan siswa, (3) tes kemampuan membaca puisi siswa, dan (4) refleksi. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Siklus II Seperti halnya pada proses pembelajaran siklus I, salah satu aspek yang dinilai dalam kegiatan belajar mengajar yaitu aktivitas guru. Untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi guru, yang difokuskan pada 20 aspek kegiatan guru. Tabel 8. Hasil Pengamatan aktivitas Guru Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Presentase 1. Sangat Baik 13 65% 2. Baik 7 35% 3. Cukup - - 4. Kurang - - Jumlah 20 100% Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II, seperti yang terlihat pada tabel 7 diatas dari 20 aspek yang di amati ada 7 aspek terlaksana dengan baik dan ada 13 aspek terlaksana dengan sangat baik. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Hasil observasi siswa secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Sasaran utama observasi ini yaitu melihat aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 9. Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Presentase 1. Sangat Baik 6 50% 2. Baik 6 50% 3. Cukup - - 4. Kurang - - Jumlah 20 100% 78

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I yang terdapat 12 aspek yang diamati pada 12 siswa dalam proses pembelajaran, jadi diperoleh hasil pengamatan yaitu 6 siswa dalam kriteria baik (50%) dan 6 siswa dalam kriteria sangat baik (50%). Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa Siklus II 1. Analisis Hasil Tes Penampilan Tabel 10. Hasil analisis tes penampilan 1. Sangat Bagus 6 50% 2. Bagus 6 50% 3. Tidak Bagus - - Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa hasil tes penampilan pada siklus II yang diperoleh dari 12 siswa adalah 6 orang atau 50% siswa yang mencapai kategori sangat bagus dan 6 orang atau 50% dari jumlah siswa yang mencapai kategori bagus dalam tes penampilan membaca puisi. 2. Analisis Hasil Tes Vokal Hasil analisis tes kejelasan vokal dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini. 1. Sangat Jelas 9 75% 2. Jelas 3 25% 3. Tidak Jelas - - Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil tes kejelasan vokal pada siklus II yang diperoleh dari 12 siswa adalah 9 orang atau 75% siswa yang mencapai kategori sangat jelas dan 3 orang atau 25% dari jumlah siswa yang mencapai kategori jelas dalam tes kejelasan vocal dalam membaca puisi. 79

3. Analisis Hasil Tes Intonasi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4 Tabel 12. Hasil analisis tes kesesuaian intonasi 1. Sangat Sesuai 7 58,33% 2. Sesuai 5 41,17% 3. Tidak Sesuai - - Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa hasil tes kesesuaian intonasi pada siklus II yang diperoleh dari 12 siswa adalah 7 orang atau 58,33% siswa yang mencapai kategori sangat sesuai dan 5 orang atau 41,17% dari jumlah siswa yang mencapai kategori sesuai dalam tes intonasi atau tekanan puisi yang dibacakan. 4. Analisis Hasil Tes Ekspresi Tabel 13. Hasil analisis kesesuaian ekspresi 1. Sangat Sesuai 10 83,33% 2. Sesuai 2 16,67% 3. Tidak Sesuai - - Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil tes kesesuaian ekspresi atau mimik wajah dengan makna puisi pada siklus II yang diperoleh dari 12 siswa adalah 10 orang atau 83,33% siswa yang mencapai kategori sangat sesuai dan 2 orang atau 16,67% dari jumlah siswa yang mencapai kategori sesuai ekspresi atau mimik wajah dengan makna puisi. 5. Analisis Hasil Tes Lafal Tabel 14. Hasil analisis tes kejelasan pelafalan 1. Sangat Jelas 8 66,67% 2. Jelas 4 33,33% 3. Tidak Jelas - - Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa hasil tes kejelasan pelafalan pada siklus II yang diperoleh dari 12 siswa adalah 8 orang atau 66,67% siswa yang mencapai 80

kategori sangat jelas dan 4 orang atau 33,33% dari jumlah siswa yang mencapai kategori jelas dalam tes kejelasan pelafalan membaca puisi membaca puisi. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil releksi siklus II, dapat di kategorikan indikator keberhasilan sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan yaitu kegiatan aktivitas guru dan tes kemampuan membaca puisi siswa dalam kategori baik dan sangat baik. Sehingga penelitian tindakan siklus II perupakan siklus yang terakhir karena tindakan yang dilakukan pada siklus II telah berhasil. Pembahasan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, diperoleh bahwa teknik pemodelan dapat dijadikan alternatif dalam membaca puisi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggambarkan berbagai hal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari suatu penelitian. Untuk membaca puisi yang baik siswa harus memperhatikan kriteria yang ditentukan, yaitu ketepatan dalam penampilan, vokal, intonasi, ekspresi dan lafal. Pelaksanaan tindakan yang merupakan proses dan langkah-langkah penelitian. Pelaksanaan adalah salah satu proses daur ulang dalam satu siklus yang berkelanjutan mulai dari tahap pencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada penelitian ini perencanaan untuk setiap siklus adalah sama yaitu menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, dan menyiapkan teks akhir tindakan. Observasi dilakukan pada aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Secara umum penilaian yang diberikan pengamat merupakan hal yang baik untuk setiap pertemuan. Keadaan yang seperti inilah yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran sebagaimana yang dituntut dalam mengerjakan tugas menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya pada akhir siklus dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan berupa aktifitas guru, aktifitas siswa maupun hasil belajar siswa. Refleksi yang dilakukan pada tiap siklus merupakan perbaikan perencanaan pada siklus selanjutnya. 81

Sesuai dengan perencanaan penelitian ini berlangsung dalam dua siklus tetapi apabila siklus kedua belum mencapai indikator keberhasilan maka dapat dilakukan siklus berikutnya. Namun dalam penelitian ini refleksi pada siklus kedua sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal, sehingga penelitian hanya dilakukan sampai dua siklus saja. a. Siklus I Pada siklus I, diperoleh hasil dari analisis tes kemampuan membaca puisi adalah dari 12 siswa ada 10 orang yang tuntas dan ada 2 orang siswa yang tidak tuntas dengan presentase nilai rata-rata 68,89% (kriteria baik) dan ketuntasan belajar klasikal 83,33%. Dari hasil tes pada siklus I, dapat dilihat kemampuan siswa belum mencapai indikator pencapaian yang diinginkan. Secara individu masih ada dua siswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan guru kurang memanfaatkan berbagai teknik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa, usaha guru untuk menciptakan suasana yang komunikatif dan menyenangkan masih kurang, guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan., guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya, guru kurang menyesuaikan metode dengan materi, guru kurang menggunakan metode yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal, dan kurangnya peluang siswa untuk mengembangkan empat aspek keterampilan bagi siswa. Dari masalah yang ditemukan pada pembelajaran siklus I peneliti harus mencari solusi untuk dapat memecahkan masalah ini, salah satu cara yang dilakukan adalah melanjutkan pembelajaran ke siklus II dengan menggunakan teknik pemodelan. b. Siklus II Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penerapan teknik pemodelan berpengaruh pada kemampuan membaca puisi siswa kelas IV SDN 05 Bunobogu. Pada siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, peningkatan dapat dilihat dari hasil 82

siklus II meningkat yaitu seluruh siswa tuntas dengan presentase nilai rata-rata 88,89% (kriteria sangat baik) dan ketuntasan belajar klasikal 100%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni (2012) bahwa teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca puisi dengan hasil observasi aktivitas belajar murid dengan prestasi yang diperoleh 80,56% yang masuk dalam kategori sangat baik dan setiap murid sudah dapat memahami materi yang dibahas, dan penelitian yang dilakukan oleh Mardiana (2013) nilai rata-rata 86,1% dengan kriteria sangat baik pada siklus II. Hal ini menandakan bahwa teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa. IV. Kesimpulan PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dari siklus I yaitu dari 12 siswa ada 10 orang yang tuntas dan ada 2 orang siswa yang tidak tuntas dengan kriteria baik, meningkat pada siklus II yaitu seluruh siswa tuntas dengan kriteria sangat baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mengan menggunakan teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas IV SDN 05 Bunobogu. Saran Teknik pemodelan diharapkan dapat dijadikan salah satu pembelajaran bagi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa. 83

DAFTAR PUSTAKA Arya, Putu, Tirtawirya. (1980). Pembelajaran Puisi di Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdiknas. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia. Depdiknas. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia. Mohamad Sudjiman. (1984). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. Sonar Situmorang. (1980). Pengantar Puisi dan Sastra. Jakarta: Insan Media. Sutadji. (1992). Puisi dan Unsur-Unsur Pembangunnya. Jakarta: Gramedia. Waluyo J. Herman. (1987). Pengajaran dan Pendeklamasian Puisi di SD. Bandung: Rosdakarya. 84