BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam mendukung kelangsungan pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan faktor utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui upaya pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undangundang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 mengenai ketentuan umum adalah : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Realisasi dari tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui satuan pendidikan yang sifatnya formal, nonformal, dan informal. Pendidikan dalam jalur formal salah satunya adalah pendidikan menengah kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi mencetak tenaga-tenaga terampil yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dunia industri/perusahaan dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan yang tercantum dalam kurikulum SMKN 1 Katapang (2010:10), sebagai berikut : a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memiliki sifat ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Pada program keahlian penyempurnaan tekstil terdiri atas program normatif, adaptif, dan produktif. Standar kompetensi pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk merupakan salah satu mata diklat pada program produktif yang mempelajari materi proses pelaksanaan dan pengendalian parameter pencelupan kain kapas dengan zat warna direk. Standar kompetensi pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk diajarkan di tingkat II dan disajikan dalam bentuk teori dan praktek. Pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan dua kali seminggu sebanyak 12 jam pelajaran yaitu teori 1x4 jam pelajaran dan praktek 1x8 jam pelajaran. Indikator pembelajaran proses pencelupan meliputi : pengetahuan kain kapas (cotton), konsep dasar pencelupan, tujuan pencelupan, pengetahuan alat pencelupan, zat warna direk, tehnik kerja pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing. Tujuan yang diharapkan dari standar kompetensi pencelupan kain kapas (cotton) yaitu peserta didik yang telah mengikuti pembelajaran pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk diharapkan dapat mengalami perubahanperubahan tingkah laku pada dirinya yang disebut dengan hasil belajar, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011:22), bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar pencelupan merupakan kemampuan dalam menguasai pengetahuan kain kapas (cotton), konsep dasar pencelupan, tujuan pencelupan, pengetahuan alat pencelupan, zat warna direk, tehnik kerja pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing. Hasil belajar mata diklat proses pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk ditinjau dari standar kompetensi pencelupan, peserta didik

diharapkan dapat memberikan manfaat untuk siap mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan, sikap serta keterampilan sebagai cerminan hasil belajar yang diperoleh dan dijadikan tolak ukur terhadap kesiapan peserta didik untuk menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing yang diperlukan di lingkungan industri tekstil. Proses pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk adalah suatu proses pemberian zat warna asam pada kain kapas (cotton) secara merata dan permanen dengan tujuan kain kapas (cotton) berwarna secara merata dan permanen sesuai dengan standar pencelupan. Hasil belajar pencelupan kain kapas diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh peserta didik untuk siap bekerja menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing di industri tekstil. Kesiapan dapat diartikan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi, sesuai yang diungkapkan Slameto (2003 : 113) adalah : Kesiapan adalah suatu kondisi peserta didik yang mampu memberikan hasil terhadap situasi lingkungan kerja. Kesiapan kerja tersebut ditunjang oleh pendidikandan latihan yang mengarah pada professionalism kerja yang terencana. Kesiapan seseorang sangat berpengaruh dalam membentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik secara fisik maupun mental Kesiapan merupakan salah satu indikator keberhasilan dari proses pembelajaran pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk untuk mempersiapkan peserta didik yang terampil dan terlatih saat memasuki industri tekstil khususnya bidang dyeing-finishing. Industri tekstil adalah jenis usaha yang bergerak di bidang pertekstilan dengan jumlah produksi, peralatan, dan tenaga kerja dalam skala yang besar. Sistem produksi dan pemasarannya pun sudah lebih berkembang dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Industri tekstil memiliki beberapa divisi atau departemen, salah satu depertemen dalam industri tekstil adalah divisi pencelupan, tenaga ahli yang melakukan proses tersebut dinamakan tenaga pelaksana dyeing-finishing. Tenaga pelaksana dyeing-finishing memiliki peranan yang cukup penting dalam sebuah industri tekstil diantaranya adalah melakukan pemeriksaan barang yang akan diproses dalam pencelupan,

mempersiapkan bahan-bahan (resep) serta alat yang diperlukan dalam pencelupan. Oleh karena itu diperlukan skills dan pemahaman mengenai karakteristik kain, zat warna, dan proses pencelupan itu sendiri sehingga mendapatkan produk yang berkualitas tinggi dan mencapai target yang memuaskan sesuai dengan standar industri tekstil. Uraian latar belakang ini penulis jadikan dasar pemikiran yang selanjutnya dijadikan penelitian untuk mengetahui Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing, dengan membatasi penelitian pada peserta didik tingkat II tahun ajaran 2012/2013 bidang keahlian Teknologi Tekstil SMKN 1 Katapang. B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah Proses pencelupan merupakan salah satu standar kompetensi pada bidang keahlian keahlian teknik penyempurnaan tekstil di SMKN 1 Katapang, Bandung yang dapat membekali peserta didik agar mampu mengusai secara terampil dan tepat proses pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk. Ruang lingkup proses pencelupan mencakup materi teori dan praktek mulai dari konsep pencelupan samapi pada prosedur pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk. Hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk meliputi penguasaan pengetahuan, diharapkan dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku yang mencangkup ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga memberikan bekal ilmu dan keterampilan yang cukup bagi peserta didik dan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap munculnya kesiapan peserta didik menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing. Identifikasi masalah ditentukan untuk memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji, identifikasi masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : Manfaat hasil belajar proses pencelupan yang mencakup penguasaan pengetahuan,pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, bardasarkan indikator yang mencakup kain kapas (cotton), konsep dasar pencelupan, tujuan pencelupan, pengetahuan alat pencelupan, zat warna direk, tehnik kerja

pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing. 1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. 2. Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. 3. Tenaga kerja dyeing-finishing yaitu bertugas melakukan pengecekan barang yang akan diproses dalam pencelupan, mempersiapkan bahan-bahan (resep) serta alat yang diperlukan dalam pencelupan. 4. Kesiapan yang dimiliki oleh seseorang memegang peranan penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan maka orang tersebut dapat melakukan pekerjaan sebaik mungkin sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya, kesiapan seseorang sangat berpengaruh dalam bentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik secara fisik maupun mental. Setelah mengidentifikasi permasalahan seperti yang diuraikan di atas, maka diperlukan perumusan masalah sebagai langkah awal untuk memperjelas ruang lingkup penelitian dan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Nana Sudjana (2001:9) berpendapat bahwa : Masalah perlu dirumuskan berupa pertanyaan yang jelas dan spesifik. Jelas berarti memberi arah penyelesaian masalah melalui prosedur ilmiah dan langkah penelitian. Spesifik berarti masalah dibatasi ruang lingkupnya untuk menemukan jawaban yang bermakna bagi masalah itu. Pokok permasalahan yang menjadi titik tolak penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pedoman atau dasar dalam melakukan penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) di SMKN 1 Katapang, Bandung.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton), berdasarkan indikator: 1. pengetahuan kain kapas (cotton) membahas kain kapas (cotton), sifat fisika kapas, sifat kimia kapas, sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeingfinishing 2. Kemampuan penguasaan konsep dasar membahas pengertian pencelupan, gaya-gaya ikat pada pencelupan, aspek-aspek yang mempengaruhi proses pencelupan sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing 3. Kemampuan penguasaan tujuan pencelupan tujuan dan prinsip dasar proses pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing 4. Kemampuan penguasaan pengetahuan alat yaitu membahas jenis-jenis alat, bahan dan parameter proses pencelupan sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing 5. Kemampuan penguasaan konsep zat warna direk, sifat-sifat dan mekanisme pencelupan zat warna direk, faktor-faktor yang mempengaruhi zat warna direk pada kain kapas sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing 6. Kemampuan penguasaan tehnik pencelupan kain kapas (cotton) yaitu membahas tentang prosedur resep pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam rangka pengembangan ilmu dan peningkatan mutu pendidikan serta peningkatan sumber daya manusia. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: 1. Teoritis Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengembangan keilmuan serta sebagai evaluasi dalam perbaikan dan penambahan materi

di bidang pertekstilan khususnya pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk bagi peserta didik SMKN 1 Katapang Bandung. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bahwa manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk dapat dijadikan bekal dan dapat menumbuhkan kesiapan peserta didik untuk menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing. E. Struktur Organisasi Skripsi dibuat dalam 5 bab. Pada bab I pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat peneitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II kajian pustaka berisi telaah tentang hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk, dan pertanyaan penelitian. Bab III metode penelitian berisi uraian mengenai metode penelitian yang terdiri atas lokasi, populasi dan sample penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alat pengumpul data, dan tehnik pengolah data. Bab IV pengolahan data untuk hasil temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dan pembahasan hasil penemuan penelitian. Bab V kesimpulan dari hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pengguna hasil penelitian dan peneliti selanjutnya.