BAB IV PEMBAHASAN ALAT

dokumen-dokumen yang mirip
kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

BAB IV PENELITIAN Spesifikasi Alat. Alat terapi ini menggunakan lampu blue light yang diletakkan dibagan

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara. b. Jenis : Termometer Badan. d. Display : LCD karakter 16x2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi. dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis microcontroller ATMega8 dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Baby Incubator Dilengkapi Timbangan Sebagai Kontrol Suhu Otomatis (Timbangan dan Suhu Skin)

TUGAS AKHIR PROTOTIPE ALAT BLOOD WARMER

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen sistem apakah berjalan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti darah, ludah dan lendir. Berikut spesifikasi

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

BAB IV PENELITIAN. Nama Alat : Sterillisasi UV Dental KIT (SUDEK)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 4.1 berikut merupakan gambar dari alat simulasi automatic

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm

BAB III METODE PENELITIAN

PROTOTIPE BLOOD WARMER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8 TUGAS AKHIR. Oleh Yuliyana Parindra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia. Alat hot plate stirrer magnetik dibangun menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

WATERBATH MENGGUNAKAN VALVE BERBASI MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infus, kandungan obat didalam infus sudah. menggatikan cairan tubuh yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

Transkripsi:

47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2. Tampilan LCD. 3. Indikator nyala ON/OFF. 4. Tombol reset.

48 5. Tombol Down 6. Tombol up 7. Tombol Enter 8. Tempat pemanas selang tranfusi 4.2 Cara Kerja Alat Pasang selang di bagian pemanas, kemudian tekan tombol power ON/OFF pada posisi ON. Setting suhu sesuai suhu pasien dengan menekan tombol up untuk menambah nilai dan tombol down untuk mengurangi nilai suhu, lalu tekan enter untuk melakukan pemanasan. 4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Bebas Sebagai variabel bebas yaitu suhu udara yang ada pada heater. 4.3.2 Variabel Terikat Sebagai variable terikat adalah pada sensor LM35. 4.3.3 Variabel Terkendali Sebagai variabel terkendali yaitu LCD karakter 2x16. 4.4 Pengujian Alat dan Hasil Pengujian Untuk melakukan pendataan terlebih dahulu peneliti melakukan pengecekan pada rangkaian yang akan diuji apakah berjalan dengan

49 baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Setelah rangkaian dapat berfungsi dengan baik, maka selanjutnya peneliti melakukan pengukuran pada titik tertentu pada rangkaian. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui apakah alat sudah berfungsi sesuai yang diinginkan. Dengan adanya uji fungsi pada prototipe blood warmer akan melakukan pengujian dan mengambil data hasil pengujian pada masingmasing pengujian, dengan harapan hasil pada prototipe blood warmer sesuai dengan blood warmer yang sebenarnya. 4.4.1. Tabel Hasil Pengukuran 4.4.1.1. Titik Pengukuran 1 (TP1) a. SUHU 36ºC Pada pengukuran 1, peneliti mengukur keluaran sensor suhu menggunakan LM35 (T) sebagai sensor suhu darah dan dengan pembanding alat. Berikut peneliti menguraikan dalam bentuk tabel. Tabel 4.1. Tabel pengukuran suhu di 36ºC Pengukuran/ Thermometer Modul (ºC) LM35 (Volt) 1 menit (ºC) 1 36.4 36.3 0.38 2 36.0 36.3 0.38 3 36.6 36.3 0.38 4 36.1 35.8 0.37 5 36.7 36.3 0.38 6 36.7 35.8 0.37 7 36.5 35.8 0.37 8 35.9 35.8 0.37 9 36.0 35.8 0.37 10 36.7 36.3 0.38 11 36.5 36.3 0.38 12 36.7 36.3 0.38

50 Pengukuran/ 1 menit Thermometer (ºC) Modul (ºC) LM35 (Volt) 13 36.5 35.8 0.37 14 36.0 35.8 0.37 15 36.5 36.3 0.38 16 36.5 35.8 0.37 17 36.7 36.3 0.38 18 36.7 35.8 0.37 19 36.7 35.8 0.37 20 36.5 36.3 0.38 Rata-rata 36.445 36.05 0.375 Error 1.083825% Tabel 4.1 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 36ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 36.05ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.375 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 36.445ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 1.083825%.

51 b. SUHU 37ºC Tabel 4.2. Tabel pengukuran suhu di 37ºC Pengukuran/ Thermometer Modul (ᵒC) LM35 (Volt) 1 menit (ᵒC) 1 37.1 36.8 0.38 2 37.5 37.3 0.39 3 37.5 37.3 0.39 4 37.4 36.8 0.38 5 37.6 36.8 0.38 6 37.6 37.3 0.39 7 37.6 36.8 0.38 8 37.5 37.3 0.39 9 37.5 36.8 0.38 10 37.5 37.3 0.39 11 37.6 37.3 0,39 12 37.6 37.3 0.39 13 37.4 36.8 0,38 14 37.4 36.8 0.38 15 37.5 37.3 0.39 16 37.5 36.8 0.38 17 37.6 37.3 0.39 18 37.5 36.8 0.38 19 37.6 36.8 0.38 20 37.6 37.3 0,39 Rata-rata 37.505 37.05 0.384706 Error 1.213172% Tabel 4.2 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 37ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 37.05ºC. Untuk output sensor

52 LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.384706 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 37.505ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 1.213172%. c. SUHU 38ºC Tabel 4.3. Tabel pengukuran suhu di 38ºC Pengukuran/ Thermometer (ᵒC) Modul (ᵒC) LM35 1 menit (Volt) 1 37.7 37.7 0.39 2 38.5 38.3 0.40 3 38.4 37.8 0.39 4 38.6 37.8 0.39 5 38.0 38.3 0.40 6 38.3 38.3 0.40 7 38.3 38.3 0.40 8 38.2 37.8 0.39 9 38.1 37.8 0.39 10 38.3 37.8 0.39 11 38.6 38.3 0.40 12 38.4 37.8 0.39 13 38.3 38.3 0.40 14 38.2 37.8 0.39

53 Pengukuran/ Thermometer Modul (ᵒC) LM35 1 menit (ᵒC) (Volt) 15 38.0 37.8 0.39 16 38.5 38.3 0.40 17 38.2 37.8 0.39 18 38.6 37.3 0.39 19 38.1 37,8 0.39 20 38.3 38.3 0.40 Rata-rata 38.28 37.97895 0.394 Error 0.786449% Tabel 4.3 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 38ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 79.97895ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.394 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 38.28ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 0.786449%.

54 d. SUHU 39ºC Tabel 4.4. Tabel pengukuran suhu di 39ºC Pengukuran/ 1 menit Thermometer (ᵒC) Modul (ᵒC) LM35 (Volt) 1 39.2 38.8 0.40 2 39.2 39.7 0.41 3 39.4 38.8 0.40 4 39.3 39.2 0.41 5,38.4 38.8 0.40 6 39.5 38.3 0.40 7 39.3 39.2 0.41 8 39.0 38.8 0.40 9 39.3 39.2 0.41 10 38.8 38.8 0.40 11 39.1 39.2 0.41 12 39.2 38.8 0.40 13 39.3 39.2 0.41 14 39.3 39.2 0.41 15 39.2 38.8 0.40 16 39.2 39.2 0.41 17 39.1 38.8 0.40 18 39.3 39.2 0.41 19 39.1 39.2 0.41 20 39.3 39.2 0.41 Rata-rata 39.2 39.02 0.4055 Error 0.459184%

55 Tabel 4.4 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 39ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 39.02ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.4055 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 39.2ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 0.459184%.

T(ºC) 56 4.4.1.2. Diagram Data Hasil Pengukuran a. Ruang IPSRS RS Wirosaban 1. Dimulai pada pukul : 10.08 WIB. Suhu ruangan 27 ºC, setting suhu 36ºC 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Temperature NETECH 36,4 36 36,636,136,736,736,535,9 36 36,736,536,736,5 36 36,536,536,736,736,736,5 Temperature Modul 36,336,336,335,836,335,835,835,835,836,336,336,335,835,836,335,836,335,835,836,3 Gambar 4.2. Diagram data hasil pengkuran di suhu 36ºC

57 Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.08 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.2 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 36ºC sebesar 36,4ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 36,05 ºC.

T(ºC) 58 2. Dimulai pada pukul : 10.28 WIB. Setting suhu 37ºC 42 41 40 39 38 37 36 35 34 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Temperature NETECH 37,137,537,537,437,637,637,637,537,537,537,637,637,437,437,537,537,637,537,637,6 Temperature Modul 36,837,337,336,836,837,336,837,336,837,337,337,336,836,837,336,837,336,836,837,3 Gambar 4.3. Diagram data hasil pengkuran di suhu 37ºC

59 Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.28 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.3 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 37ºC sebesar 37,5ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 37,05ºC.

T(ºC) 60 3. Dimulai pada pukul : 10.48 WIB. Setting suhu 38ºC 42 41 40 39 38 37 36 35 34 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Temperature NETECH 37,7 38,5 38,4 38,6 38 38,3 38,3 38,2 38,1 38,3 38,6 38,4 38,3 38,2 38 38,5 38,2 38,6 38,1 38,3 Temperature Modul 37,7 38,3 37,8 37,8 38,3 38,3 38,3 37,8 37,8 37,8 38,3 37,8 38,3 37,8 37,8 38,3 37,8 37,3 37,8 38,3 Gambar 4.4. Diagram data hasil pengkuran di suhu 38ºC

61 Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.48 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.4 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 38ºC sebesar 38,28ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 37,9ºC.

T(ºC) 62 4. Dimulai pada pukul : 11.08 WIB, setting suhu 39ºC 42 41 40 39 38 37 36 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Temperature NETECH 39,239,239,439,338,439,539,3 39 39,338,839,139,239,339,339,239,239,139,339,139,3 Temperature Modul 38,839,738,839,238,838,339,238,839,238,839,238,839,239,238,839,238,839,239,239,2 Gambar 4.5. Diagram data hasil pengkuran di suhu 39ºC

63 Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 11.08 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.5 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 39ºC sebesar 39,2ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 39,02 ºC.

64 4.4.1.3. Titik Pengukuran 2 (TP2) Pada titik pengukuran 2, peneliti menggunakan transistor yang berfungsi sebagai saklar, yang akan aktif high jika tegangan masukan pada basis transistor bernilai 0,7 volt dan sebaliknya akan aktif low bila masukan pada basis di bawah 0,7 volt. Dalam hal ini transistor akan mempengaruhi aktif tidaknya pemanas pada rangkaian diver heater. Tabel 4.5. Tabel Kondisi transistor ketika heater ON/OFF Basis Transistor (volt) Kondisi pemanas 0,8 Nyala 0,6 Mati 4.4.1.4 Pengujian Switch dan Tombol Pengujian dari masing-masing switch dan tombol yang terdapat pada prototipe blood warmer, dimana tombol sangat berpengaruh pada saat akan mengoperasikan prototipe blood warmer. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Pengujian switch /tombol No. Switch/ Tombol Fungsi Keterangan 1 Start Untuk menghidupkan Berfungsi 2 Pengaturan nilai suhu Alat Mengatur nilai suhu yang diinginkan dengan menambah dan mengurangi settingan nilai suhu Berfungsi

T(ºC) Satuan Ukur Set Suhu Rata-rata Alat Rata-rata Modul Error (%) Simpangan Standar Deviasi Ketidakpastian 65 No. Switch/ Tombol Fungsi Keterangan 3 Reset Untuk mengembalikan Berfungsi tampilan display ke kondisi awal 4.4.1.5 Kesimpulan data hasil pengukuran dan pengujian Tabel 4.7. Hasil Pengukuran dan Pengujian Suhu 36 36.4 45 36.05 1.083825-0.445 0.28186 4 0.06302671 37 37.5 05 37.05 1.213172-0.505 0.11909 7 0.0266309 38 38.2 8 37.979 0.786449-0.28 0.23078 8 0.05160577 39 39.2 39.02 0.46-0.2 0.16475 1 0.03683944 Berdasarkan pengukuran dan pengujian alat diperoleh hasil rata-rata error sebesar 0.8859% yang menunjukan tingkat kepercayaan pada penelitian tersebut lebih dari 99% dan tingkat probabilitas (peluang kesalahan) kurang dari 1%.

T (ºC) 66 4.5 Grafik Kesimpulan Data Hasil Pengukuran dan Pengujian 4.5.1. Diagram kesimpulan rata-rata dari temperature Pengukuran Rata-rata Temperature 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 36 37 38 39 Rata-rata NETECH 36,445 37,505 38,28 39,2 Rata-rata Modul 36,05 37,05 37,979 39,02 Gambar 4.6. data hasil pengukuran rata-rata temperature Dari grafik kesimpulan rata-rata temperature 4.6 diperoleh kesimpulan bahwa kenaikan suhu yang signifikan terjadi pada saat dilakukan pengukuran di setting suhu 37ºC sebesar 37.50 ºC pada alat NETECH, dan diperoleh penurunan suhu yang segnifikan pada pengukuran di setting suhu 38 ºC sebesar 37.979 ºC pada modul. Hal ini dikarenakan kinerja dari driver heater yang masih kurang baik.

67 4.5.2. Diagram Error, Simpangan, SD dan UA 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0-0,5-1 36 37 38 39 Error 1,083825 1,213172 0,786449 0,46 simpangan -0,445-0,505-0,28-0,2 SD 0,281864 0,119097 0,230788 0,164751 UA 0,06302671 0,0266309 0,05160577 0,03683944 Gambar 4.7 data error, simpangan, SD, dan UA Analisa grafik kesimpulan data temperature untuk error, simpangan, SD, dan UA di atas menggambarkan yang pertama grafik error diperoleh dari selisih mean terhadap masing-masing data, kesalahan tertinggi terjadi pada saat pengukuran suhu di setting 37ºC sebesar 1.213172 dan pada pengukuran di setting 36ºC sebesar 1.083825. Pada keadaan settingan suhu di 36ºC dan 37ºC selalu kurang stabil dalam pengukuran dikarenakan alat masih melakukan penyesuaian terhadap suhu lingkunan dan kinerja dari heater. Yang kedua adalah simpangan diperoleh dari selisih antara rata-rata nilai alat NETECH dan modul TA, kenaikan tertinggi terjadi pada pengukuran 37 ºC

68 sebesar -0.505. Yang ketiga grafik SD diperoleh dari nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok data standar penyimpangan meannya, nilai tertinggi terjadi pada pengukuran 36 ºC sebesar 0.281864. Yang keempat grafik UA diperoleh dari kesangsian yang muncul pada tiap hasil, nilai tertinggi terjadi pada pengukuran 36 ºC sebesar 0.06303671. 4.6 Pembahasan Kinerja Sistem Secara Keseluruhan Cara kerja modul TA prototipe blood warmer ini, yaitu ketika power ON/OFF dalam posisi ON maka seluruh rangkaian akan mendapatkan tegangan dari power supply sebesar +5V DC. Kemudian, Inisialisasi LCD dan masuk ke menu setpoint. Setting setpoint dengan menekan tombol up untuk menambah nilai dan tombol down untuk mengurangi nilai. Tekan enter jika telah mengatur nilai setpoint sesuai dengan kebutuhan. Sensor (T) akan mendeteksi suhu pada selang yang dipanasi oleh heater, lalu diolah datanya oleh IC Microcontroller ATMega8. Heater akan menyala manakala suhu kurang dari setpoint, sebaliknya heater akan mati jika melebihi nilai setpoint. Suhu yang terbaca akan ditampilkan pada LCD 16x2, dengan ketentuan terdapat tiga digit angka (puluhan, satuan, dan satu angka dibelakang koma), kemudian pada saat data suhu yang terbaca melebihi diatas range setting buzzer akan menyala sebagai alarm. Rangkaian buzzer difungsikan sebagai penanda atau isyarat pengamanan pada saat suhu yang terbaca tidak standar atau tidak sesuai dengan range yang ditentukan, dengan cara kerja pada saat suhu kita setting data terbaca >42ºC maka alarm akan

69 berbunyi, buzzer akan mendapat perintah tegangan HIGH dari mikrokontroler dengan ditandai buzzer menyala dikarenakan suhu yang terbaca melebihi range setting yaitu >42ºC. Kemudian disaat data yang terbaca normal yaitu sesuai range setting, buzzer akan mendapat perintah tegangan LOW, artinya buzzer tidak mendapatkan tegangan sehingga buzzer tidak menyala. 4.7 Kelebihan dan Kekurangan Modul TA 4.7.1 Kelebihan modul TA Blood Warmer 1. Sensor suhu mampu mendeteksai suhu yang tidak jauh berbeda dengan pembanding. 2. Adanya settingan nilai suhu guna menyesuaika dengan suhu pasien. 3. Adanya alarm yang berfungsi sebagai pengaman ketika suhu melebihi 42ºC ditandi dengan buzzer berbunyi 4.7.2 Kekurangan modul TA Blood Warmer 1. Pembacaan naik turunnya nilai suhu masih kurang stabil. 2. Belum menggunakan baterai sebagai back up alat. 3. Belum memiliki selang penghangat transfusi ke pasien.