I. PENDAHULUAN. inovatif, aktif dan adaptif. Seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang No.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi. serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

Jurnal Pendidikan Islam dan Teknologi Pendidikan Vol.VII, No 1, Januari-Juni 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

I.PENDAHULUAN. rendahnya rata-rata prestasi belajar. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterlibatan siswa atau partipasi siswa yang tinggi dalam pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan itu merupakan usaha sadar dan terencana yang artinya bahwa pendidikan di Indonesia ini merupakan hasil pemikiran dan pengkajian yang sangat mendalam dengan pertimbangan nurani dan rasio yang sehat serta direncanakan secara matang sehingga dapat menghasilkan output pendidikan yang benar-benar berkompetensi, berkualitas secara akal dan akhlak yaitu kreatif, inovatif, aktif dan adaptif. Seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Konsep pendidikan yang ada di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tersebut, apabila tercapai akan sangat luar biasa sekali bagi perkembangan dan paradigma baru pendidikan di Indonesia. Hanya saja konsep pendidikan yang luar biasa tersebut dapat saja menjadi konsep normatif saja apabila pelaksanaannya tidak melihat realita di lapangan dan kondisi peserta didik di sekolah-sekolah.

2 Pembangunan pendidikan khususnya pembaruan sistem pendidikan nasional tidak terlepas dari dua masalah yang mendasar yaitu : masalah kualitas dan masalah kuantitas pendidikan. Kedua masalah tersebut merupakan dilema yang sangat sulit diatasi serta ditangani secara simultan, karena setiap upaya peningkatan kualitas masalah kuantitas terabaikan demikian sebaliknya. Meskipun demikian berbagai upaya dilaksanakan oleh pemerintah tanpa henti untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas pendidikan. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut di atas antara lain: 1. Pembaharuan kurikulum, proses belajar mengaiar, pningkatan kualitas guru, pengadaan sarana-sarana dan prasarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem pendidikan, penataan nilai organisasi dan manajemen pendidikan yang diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan. 2. Peningkatan segi kuantitas antara lain : peningkatan wajib belajar, sistem pengajaran jarak jauh. sekolah menengah terbuka, pembudayaan gerakan orang tua asuh, peningkatan program kejar paket A dan kejar paket B, dan sebagainya. Meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih utama adalah dilakukan dengan jalan peningkatan kegiatan proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan sertra sangat menentukan kualitas atau mutu suatu lulusan, oleh karenanya hal ini menjadi tugas serta tanggung jawab setiap orang khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu maka guru sebagai motor penggerak khususnya dalam bidang pendidikan harus berupaya dengan segala kemampuannya untuk meningkatkan minat belajar siswa agar hasil yang

3 dicapai mencerminkan peningkatan kualitas setiap tahun sehingga mutu kelulusan akan selalu meningkat. Pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai bantuan kepada siswa terutama pada aspek moral atau budi pekerti, sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat tindakan dan perilaku sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan, pembelajaran dan pengajaran mempunyai hubungan yang konseptual yang tidak berbeda, kalau dicari perbedaannya pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran maupun pembelajaran, dan pengajaran merupakan bagian dari pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sering kali banyak ditemui hambatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Faktor penghambat ini dapat berasal dari siswa maupun dari guru. Sedangkan faktor penghambat kegiatan proses belajar mengajar yang berasal dari guru adalah: 1. Penentuan tujuan pengajaran yang kurang sesuai 2. Penggunaan metode pengajaran yang kurang sesuai 3. Pemilihan alat peraga (media) yang kurang sesuai 4. Penyusunan alat evaluasi yang kurang sesuai. Apabila guru kurang mampu dan kurang tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penggunaan metode, pemilihan alat peraga dan penyusunan alat evaluasi, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kurang baik tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad

4 (1986:60), bahwa seorang guru di dalam melaksanakan tugas mengajar harus memperhatikan fase yaitu: a. setiap guru menetapkan dan merumuskan tujuan pengajaran yang akan di capai dari waktu kewaktu b. setiap guru memilih dan melaksanakan metode mengajar dengan memperhitungkan kewajaran metode tersebut dibandingkan dengan metode-metode lainnya. c. Setiap guru memiliki keterampilan menghasilkan dan mempergunakan alat-alat pembantu pengajar untuk memungkinkan tercapainya tujuan dengan sebaik-baiknya, d. Setiap guru memiliki pengetahuan dan keterampilan/ kemampuan yang praktis untuk menilai hasil pengajaran baik dari sudut murid maupun dari sudut guru itu sendiri Fase-fase di atas, merupakan fase-fase yang penting dan yang perlu dimiliki dan dilaksanakan oleh guru dalam mengajar. Akan tetapi dalam kenyataannya fasefase diatas merupakan faktor-faktor penghambat pelalaanaan tugas guru di dalam mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah, sehingga akan mempengaruhi perhatian siswa terhadap pelajaranyang diberikan guru. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Sardiman (2001:20) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dari pengertian belajar ini maka siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar disebut pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berasal dari

5 lingkungan, teman, keluarga, tenaga pendidik, dan metode pembelajaran. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti motivasi, minat perhatian, dan aktivitas siswa. Rendahnya hasil belajar yang terjadi ini dapat disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan guru kebanyakan menggunakan metode ekspositori dan jarang menggunakan model pembelajaran yang lainnya. Proses pembelajarannya dimulai dari guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, memberikan contoh soal, latihan soal, dan diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah (PR). Dalam proses belajar mengajar, kegiatan pembelajaran di kelas didominasi.oleh guru sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, sebagian siswa hanya mendengarkan saja. Siswa mau bertanya kepada guru jika diberi stimulus, siswa juga belum dibiasakan untuk mencari ilmu dengan usahanya sendiri. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 12 Tahun 2007 yang dikutip Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran, 2008: 4-5) disebutkan bahwa: secara umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah: 1) Keberhasilan siswa menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatil maupun tes ketrampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60% 2) setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%; dan ketercapaian keterampilan 3) Vokasional atau praktik bergantung pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan. Ditetapkan idealnya sebesar 75 %. Pengukuran tingkat keberhasilan proses pembelajaran sangat penting. Sedangkan kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dan75%. Namun sekolah dapat

6 menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria ketuntasan minimal dibawali 75 %. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah. Idealnya, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75% dari nilai maksimal. Sebagai contoh, apabila nilai maksimal dalam suatu evaluasi pembelajaran adalah 100 maka nilai minimal yang harus diperoleh siswa untuk lulus adalah 75. Namun, penetapan tersebut bisa berubah disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan siswa dan guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Untuk di SMP Arjuna kota Bandar Lampung, kriteria keberhasilan belajar untuk mata pelajaran PKn kelas VIII adalah 75. Jadi, siswa yang mendapat nilai kurang dan 75 dinyatakan tidak lulus dan wajib mengikuti remedial. Penetapan ini telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta kemampuan siswa. Memilih model pembelajaran yang tepat adalah salah satu langkah yang diambil oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, pemilihan yang tepat dalam model pembelajaran merupakan imbas dari perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum menuntut guru untuk melakukan perubahan dan inovasi dalam pembelajarannya di kelas seperti penggunaan pendekatan belajar, model pembelajaran dan metode mengajar. Guru yang dahulu menerapkan model pembelajaran secara tradisional yang berpusat pada guru dituntut untuk melakukan perubahan dalam pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswanya.

7 Berdasarkan hasil ulangan harian PKn di kelas VIII B SMP Arjuna Bandar Lampung pada Stándar Kompetensi Memahami Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan, dapat diketahui hasil belajar siswa dalam Pembelajaran PKn masih rendah, hal ini terlihat seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Tes Siswa Kelas VIII B Semester II Siswa SMP Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 No Nama Siswa Hasil Tes KD 1 KD 2 1 Adi Aryanto 7,0 7,0 2 Aldila Aprilia 5,0 5,0 3 Andika Bayangkari 6,0 6,0 4 Arahman Rahim 5,0 6,0 5 Desi Ratna Sari 5,0 6,0 6 Devi aprillia 4,0 6,0 7 Dinda Azaini 6,0 7,0 8 Fajri Anugrah 5,0 6,0 9 Fanny Febiola 6,0 7,0 10 Fatullah Amin 5,0 6,0 11 Fitria Nurhuda 5,0 5,0 12 Hanif Mulia 4,0 5,0 13 Isidarus Amandi 4,0 5,0 14 Lusi Anggelia 4,0 5,0 15 M.Alip Pratama 4,0 7,0 16 M.Lufti vietara 4,0 5,0 17 Mira Komaria 4,0 5,0 18 Riky Hartanto 5,0 5,0 19 Riko Hapika Candra 5,0 6,0 20 Rinaldi Tri 5,0 6,0 21 Septina 5,0 6,0 22 Agustina Wati 4,0 7,0 Rata-Rata 5.06 5,85 Keterangan: KD 1 : Standar Kompetensi 1 : Menjelaskan hakikat demokrasi KD 2 : Standar Kompetensi 2 : Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

8 Berdasarkan data hasil observasi dan test tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas VIII B semester genap Tahun Pelajaran 2010-2011 SMP Arjuna Bandar Lampung masih rendah karena belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dan daya serap rata-rata angka 75 %, karena siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila suatu kelas telah tuntas belajar bila telah mencapai daya serap rata-rata angka 75 %. Berdasarkan kenyataan di atas, yaitu rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas VIII B SMP Arjuna Bandar Lampung, maka penulis menganggap perlu melakukan penelitian tindakan kelas di SMP Arjuna Bandar Lampung guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran PKn di SMP Arjuna Bandar Lampung dengan memfokuskan penelitian ini pada penggunaan metode pembelajaran tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas VIII B semester 1 di SMP Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian tindakan ini adalah penggunaan model pembelajaran tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII B di SMP Arjuna Bandar Lampung.

9 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di muka, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajaran tipe jigsaw siswa kelas VIII B di SMP Arjuna Bandar Lampung. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Mendeskripsikan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B pada mata Pelajaran PKn semester I di SMP Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. b. Mendeskripsikan bagaimana model pemberajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B pada Mata Pelajaran PKn Semester I di SMP Arjuna Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011/2012. 2. Manfaat Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis adalah untuk menambah perbendaharaan pengetahuan dan mengembangkan konsep-konsep atau teori-teori yang berhubungan dengan PKn, khususnya dalam penggunaan pembelajaran tipe jigsaw. 2. Secara praktis adalah untuk memberikan sumbangan pikiran kepada guru bidang studi khususnya PKn tantang efektifitas penggunaan pembelajaran tipe

10 jigsaw dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII Pada mata pelajaran PKn semester ganjil di SMP Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 E. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup pendidikan ilmu pengetahuan sosial khususnya dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa. 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran tipe jigsaw 3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Arjuna Bandar Lampung TahunPelajaran 2011/2012 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilakukan di SMP Arjuna Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat Izin Penelitian Pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila pada tanggal 28 Mei sampai dengan 16 Agustus 2011.