PENGGUNAAN GERAKAN TARI KREASITERHADAP PERKEMBANGAN GERAK DASAR ANAK JURNAL. Oleh USWATUN HASANAH ( )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam hipotesis akan menggunakan pre-experimental (non design). Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

PENGENALAN GERAK DAN TARI ANAK USIA DINI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

LAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B

KEGIATAN SENAM FANTASI MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK DI POS PAUD BINA PERGIWATI KEMLAYAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BINA SARI PONTIANAK

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK IRAMA DI TK abc123 PONTIANAK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

Frekuensi Latihan Senam Irama dan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Telp:

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MEMPENGARUHI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARYA ILMIAH OLEH WIDIA PERMATA SARI NPM A1I111039

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK SARIBUMI WATES PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

SENAM SI BUYUNG DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SONDA GANDA MODIFIKASI PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN AL-HASANAH

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK 02 NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

Transkripsi:

PENGGUNAAN GERAKAN TARI KREASITERHADAP PERKEMBANGAN GERAK DASAR ANAK JURNAL Oleh USWATUN HASANAH (1113054065) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

ABSTRAK PENGGUNAAN GERAK TARI KREASI TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK DASAR ANAK Uswatun Hasanah 1), Ari Sofia 2), Riswandi 3) The purpose of this study was to investigate the use of dance to the basic motion of 5-6 years children in PAUD Nabiilah Bandar Lampung academic year 2014/2015. This research used quantitative descriptive method. The research subjects were 25 children. This study used saturoted sampling technique. The study design was one-shot case study. This research used observation and documentation data collection technique. This research used precentage with Rubrik formula. Criteria for the child's learning achievement level are grouped into four groups 1) undeveloped with the percentage achievement of0% -25%, 2) began to develop with grow chievement of 26% -50%, 3) has grown with the percentage achievement of 51% -75%, 4) according to expectations with percentage of achievement of 76% -100%. The results showed that the child's basic motor development can be improved by dance creations/activities. Keywords: Development of Basic Motion, Creative Dance, Early Childhood Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya penggunaan gerak tari terhadap gerak dasar anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian yang diteliti berjumlah 25 anak. Teknik penelitian yang digunakan teknik sampling jenuh. Desain penelitian yang digunakan one shot case study. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan presentase dengan rumus Rubrik. Kriteria tingkat pencapaian belajar anak dikelompokkan menjadi empat yaitu 1) belum berkembang dengan persentasi pencapaian 0%-25%, 2) mulai berkembang dengan persentasi pencapaian 26%-50%, 3) sudah berkembang dengan persentasi pencapaian 51%-75%, 4) berkembang sesuai harapan dengan persentasi pencapaian 76%-100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan gerak dasar anak dapat ditingkatkan dengan gerak tari kreasi. Kata kunci : Perkembangan Gerak Dasar, Tari Kreasi, Anak Usia Dini 1) 2) 3) Mahasiswa Pembimbing 1 Pembimbing 2

PENDAHULUAN Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertulis bahwa: Pendidikan Anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan perkembangan jasmani dan rohani anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda dengan pendidikan atau pembiasaan akan lebih merangsang otak anak untuk menerima pendidikan-pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini dari lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Pada masa proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan. Anak pada usia dini memiliki kemampuan luar biasa khususnya pada masa awal kanak-kanak, untuk memulai pendidikan sejak dini harus dimulai dengan kegiatan yang membuat anak senang sehingga dapat merangsang seluruh aspek perkembangannya, merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Pendidik juga mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan anak selama memberikan perkembangan yang sesuai dengan anak. Peran pendidik bagian yang penting dari rencana pembelajaran. Pendidik merupakan faktor yang paling penting dalam mendidik anak usia dini dan berpengalaman merawat anak, dalam proses pembelajaran tekanan harus diletakkan pada pemikiran guru. Oleh karena itu, penting nya peran guru dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Yuliani (2007:9) mengemukakan bahwa penting bagi guru untuk dapat: mengerti cara berfikir anak, mengembangkan dan menghargai pengalaman anak, memahami bagaimana anak mengatasi suatu persoalan, menyediakan dan memberikan materi sesuai taraf perkembangan anak, menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi. Penjelasan diatas merupakan gambaran yang harus dicapai oleh pendidik, maupun bagi pertumbuhan anak yang diharapkan sesuai dengan pemberian rangsangan berdasarkan rentang usia tertentu. Pertumbuhan danperkembangan tersebut berkaitan juga dengan aspek perkembangan anak usia dini. Persiapan anak untuk memulai awal pendidikan sejak dini harus dimulai dengan kegiatan yang dapat merangsang seluruh aspek perkembangaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan tari kreasi terhadap perkembangan gerakan dasar anak usia dini usia 5-6 tahun.

Fisik Motorik Penelitian ini terdapat aspek fisik motorik yaitu dalam mengembangkan gerak dasar anak. Motorik merupakan semua gerakan oleh seluruh tubuh. Tanpa gerak, manusia menjadi kurang sempurna dan dapat menyebabkan kelainan dalam tubuh. Perkembangan fisik seorang anak bergantung pada kondisi lingkungan. Menurut Sander (Janice J. Beaty, 2013:200) yang menjelaskan: Sebagian besar anak secara alami mengembangkan setidaknya tingkat manimal kemampuan fisik hanya dengan bergerak di lingkungan rumah dan sekokag mereka setiap hari. Tetapi terlalu banyak anak tidak pernah mendapatkan kesempatan mengasah kemampuan fisik ke tingkat dimana mereka mampu terlibat dalam permainan populer dan kegiatan fisik. Anak-anak yang tidak berpartisipasi dan tidak aktif secara fisik adalah anak yang lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan. Pengembangan kemampuan gerak dari mulai kemampuan gerak dasar, Sujiono (2007:1.13), berpendapat bahwa: Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa, gerakan motorik kasar memiliki kemampuan yang membutuhkan sebagian besar bagian tubuh anak dan memerlukan tenaga sehingga anak dapat meloncat, dan berlari. Gerak Dasar Gerak dasar merupakan gerak alami, pada saat anak mendengar musik timbul gerakan-gerakan yang sesuai dengan irama musik yang didengarnya. Hal ini dapat dilihat dalam Kamtini (2005:67) bahwa: Gerak merupakan pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh tubuh manusia yang memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari semua pengalaman emosional manusia. Perkembangan gerak dasar merupakan hal penting di masa kanak-kanak. Semua anak yang normal mampu mengembangkan dan mempelajari berbagai macam gerak. Setiap anak, menggunakan sebagian besar tubuhnya dalam bergerak seperti berlari,berjalan, dan melempar, berjingkat. Masa anak usia dini perkembangan gerak anak terjadi karena peningkatan dan penguasaan gerak. Perkembangan kemampuan gerak yang terjadi adalah berupa mulai bisa dilakukannya berbagai macam pola-pola gerak dasar, yang didukung oleh berkembangnya koordinasi mata, tangan dan kaki. Anak memiliki minat yang besar untuk selalu melakukan aktivitas gerak fisik, sehingga tampak selalu aktif bergerak. Kamtini (2005:89) menjelaskan bahwa: Gerak dasar adalah merupakan dasar untuk macam-macam keterampilan dan merupakan gerak alami yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan secara sadar dan akan menunjukkan keterampilan bertahap. Gerak Tari Kreasi Tari merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan gerak dasar anak.

Tari sangat berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, Anak usia dini telah memiliki sifat suka akan sesuatu yang sangat bagus, indah, baik dalam hubungannya dengan tari, pengertian indah yang dimaksud adalah gerak tari bukan saja gerak-gerak yang halus atau baik saja, tetapi termasuk juga gerak-gerak yang kuat, keras, lemah, patah-patah. Tari menurut Sedyawati (Hidayat, 2005:2) seorang arkeolog yang menaruh minat besar pada seni tari memahami seni tari sebagai berikut: (1) Pengertian tari bersifat terbatas adalah susunan gerak beraturan dengan sengaja dirancang untuk mencapai suatu kesan tertentu. (2) Pengertian tari bersifat umum adalah bentuk upaya untuk mewujudkan keindahan susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi. Tari sangat berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Murgiyanto (dalam Setyowati, 2007:11) bahwa hubungan gerak tari dan motorik kasar anak sangat berkaitan, karena gerak anak menimbulkan gerakan gerakan yang bermakna untuk anak, oleh karena itu apabila anak bisa bergerak apa saja akan menciptakan motorik anak jadi semakin kreatif dan berkembang. Kegiatan menari diperlukan gerakan-gerakan tubuh yang cekatan, lentur, tidak canggungcanggung, yakni apa yang dilakukan sehingga anak bisa menari tanpa merasa takut-takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan gerakan-gerakan menari dengan sempurna. Tari kreasi merupakan bentuk tari yang timbul karena adanya kesadaran untuk mengolah, menciptakan, ataupun mengubah tarian yang menjadi dasarnya. Hidayat (2005:15), menyatakan bahwa: Tari kreasi disebut juga dengan tari modern. Tari modern adalah tari yang lepas kaidah-kaidah atau tradisional. Artinya sebuah gerakan (tari)yang ingin membangun sebuah pernyataan baru dan memiliki kebebasan penuh dalam berekspresi. Disamping itu ada pula yang sifatnya tidak terikat pada faktor yang sudah ada, dan dengan sering juga dipakai sebagai eksperimen. Karena itu dapat bersifat kontemporer. Tari pada anak memiliki sifat kegembiraan, kesenangan, dan geraknya dilakukan sesederhana mungkin, selain itu juga harus gerakan yang tidaklah sulit, iringan yang biasanya dipakai di tarian anak usia dini biasanya menyenangkan dan menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Kegiatan menari diperlukan gerakan-gerakan tubuh yang cekatan, lentur, tidak canggung-canggung, yakni apa yang dilakukan sehingga anak bisa menari tanpa merasa takut-takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan gerakan-gerakan menari dengan sempurna. Terutama yang penting anak-anak menyukainya, yang nantinya dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakatnya. Hasil observasi awal di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung khususnya pada anak kelompok B, ternyata bahwa sebagian anak terlihat belum mampu menggerakkan mengayunkan tangan, mengayunkan badan dan mengayunkan lengan,

berlari, anak juga belum mampu berjingkat, anak belum mampu bergerak dengan lincah, anak belum mampu melakukan gerakan koordiansi, anak juga belum mampu menggerakkan tangan kanan, berjalan cepat, maju dan berjingkat. Seharusnya dalam tingkat pencapaian perkembangan fisik motorik anak usia dini pada umur 5-6 tahun sudah bisa melakukan gerakan-gerakan kaki-tangan kepala dalam meniru tarian atau senam. Gerakan tari yang digunakan untuk anak pada penelitian ini tidak terikat oleh gerak tarian yang sudah jadi, dan tidak perlu terburu-buru mengharapkan anak segera pandai menari. Mempersiapkan tari pada PAUD terlebih dahulu peneliti menyusun proses tari secara bertahap. Pada bagian bagian akhir gerak tari yang disusun tersebut menuju kepada terwujudnya suatu tarian. Peneliti juga mencari gerak tari yang mudah dilakukan anak. Pada hal ini peneliti harus kreatif, teliti, mengerti dalam memilih dan menyusun gerak tari yang mudah dilakukan anak. Tari yang diciptakan peneliti harus menarik bagi anak, sehingga dapat mendorong mereka untuk berkreasi dan mengembangkan imajinasi anak, seperti tari kipas. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental merupakan belum eksperimen sungguh-sungguh yang masih terdapat variabel luaryang ikut berpengaruh, desain ini tidak adanya variabel kontrol. Desain yang digunakan peneliti menggunakan One Shot Case Study. Merupakan sekelompok subjek yang diberi satu Perlakuan (X) dan dites akhir (O). Disini pengujian tidak penting karena tes awal tidak dilakukan. Itu berarti bahwa skor tinggi yang diperoleh subjek dalam tes akhir belum tentu disebabkan perlakuan. Alasannya, tidak diketahui apa yang dimiliki subjek sebelum perlakuan. Adapun kelemahan dan keuntungan dari desain one shot case study menurut Suryabrata (2003:100) adalah Penelitian ini sama sekali tidak ada kontrol dan tidak ada internal validity. Sifatnya yang cepat dan mudah menyebabkan rancangan ini sering digunakan untuk meneliti sesuatu pendekatan yang inovatif, misalnya dalam bidang pendidikan, tidak ada dasar untuk melakukan komparasi, kecuali secara implisit, intuitif dan impresionistik, cara pendekatan ini biasanya dilakukan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan data yang kesimpulannya cuma impresionistik dan tidak cermat, usaha untuk menggunakan test-test terbaku sebagai ganti kelompok kontrol tak banyak menolong, karena variable-variabel lain juga menjadi sumber perbedaan yang timbul cukup banyak. Adapun Keuntungannya adalah Metode ini mungkin berguna untuk menjajagi masalah-masalah yang dapat diteliti, atau untuk mengembangkan gagasan-gagasan atau alat-alat tertentu, misalnya dalam action research. Rancangan ini tidak menghantar kita untuk sampai kepada kesimpulan yang dapat dipertahankan dalam penelitian. Bahaya yang mungkin timbul adalah bahwa orang akan membuat justifikasi mengenai apa yang dilakukan semata-mata atas

dasar bukti-bukti impresionistik semata-mata. Uraian langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Tahap Persiapan : Pembuatan RKH, Pembuatan instrumen penelitian lembar Observasi (2) Tahap pengumpulan : Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi (3) Tahap akhir : Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dari instrumen penelitian melalui lembar observasi. Semua populasi dikelompok B1 25 anak ( 11 laki-laki dan 14 perempuan) di PAUD Nabiilah Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh ini adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi kelompok B1 sebanyak 25 anak. Variabel pada penelitian ini adalah Gerakan Tari Kreasi (X) dan Gerak Dasar (Y). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dandokumentasi, instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan pedoman observasi. Sebelum dilakukan perlakuan terlebih dahulu dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas dengan menggunakan construct validity/uji ahli. Data yang didapat dari kegiatan gerak dasar melalui tari kreasi akan dianalisis dengan cara sebagai berikut : 1) mengamati anak pada hari pertama menskor kemampuan gerak dasar anak pada hari kedua dari setiap indikator yang telah ditentukan 2) menghitung kemampuan anak berdasarkan setiap indikator yang dipecah kedalam aktivitas yang telah ditentukan dengan rumus : N = Jumlahskoranak jumlahskormaksimal x 100 % 3) menafsirkan hasil perhitungan data setiap indikator yang telah ditentukan, kemudian digolongkan dalam kriteria tingkat pencapaian, dengan kriteria berikut: 0-25% belum berkembang, 26-50% mulai berkembang, 51-75% sudah berkembang, 76-100% berkembang sesuai harapan 4) Menjumlahkan skor kemampuan gerak dasar anak secara utuh 5) Menentukan tingkat perkembangan gerak dasar anak melalui gerak tari. HASIL PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan dipaud Nabiilah, Bandar Lampung pada semester genap pada tanggal 23 Maret sampai 31 Maret 2015. Sampel penelitian ini adalah Kelompok B1 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, Hasil penelitian ini berupa data kuantitatif yang berupa data tari kreasi dan gerak dasar. Kegiatan penelitian ini dibagi kedalam 4 indikator yaitu mengayun, melakukan gerakan berlari, gerak berjingkat, dan gerakan berjalan. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan gerak dasar anak dilihat dari gerakan tari kreasi yang dilakukan delapan kali pertemuan pada kelas eksperimen. Tari kreasi yang digunakan dalam penelitian ini tari kipas yang diberi perlakuan sebanyak delapan kali dengan menggunakan instrumen pedoman observasi. Indikator tari kreasi yaitu mengayun, berlari, berjingkat dan berjalan.

Seperti yang dibawah ini yang memaparkan tari kipas : Tabel 1. Indikator dan AktivitasTari kreasi (Tari kipas) No Indikator Aktivitas 1 Mengayun Mengayun tangan Mengayun badan Mengayun lengan 2 Berlari Lari kebelakang Lari kedepan Lari cepat 3 Berjingkat Berjingkat kedepan Berjingkat ditempat Berjingkat membentuk lingkaran 4 Berjalan Berjalan cepat Berjalan maju Berjalan mundur Gerak dasar yang dilakukan selama delapan kali pertemuan dengan jumlah anak 25 orang, adapun hasil dari gerak dasar dihitung setiap indikator yaitu : Tabel 2. Nilai persentase indikator mengayun Aktivitas Rekapitulasi nilai (%) Nilai persentase (%) Kriteria Penilaian Mengayun tangan 1450% 58 Sudah Mengayun badan 1450% 58 Sudah Mengayun lengan 1475% 59 Sudah Jumlah 175 Rata-rata 175 : 3 = 58 % Sudah Tabel 3. Nilai Persentase Indikator Berlari Aktivitas Rekapitulasi nilai(%) Nilai persentase (%) Kriteria penilaian Lari kedepan 1300 52 Sudah Lari kebelakang 1600 64 Sudah Lari cepat 1350 54 Sudah Jumlah 170 Rata-rata 170 : 3 = 57% Sudah Tabel 4. Nilai Persentase Indikator Berjingkat. Aktivitas Rekapitulasi nilai (100%) Nilai persentase (%) Berjingkat kedepan Berjingkat ditempat Berjingkat membentuk lingkaran Jumlah 183 Rata-rata 183 : 3 = 61 Kriteria penilaian 1475 59 Sudah 1775 71 Sudah 1325 53 Sudah Sudah Tabel 5. Nilai Persentase Indikator Berjalan. Aktivitas Rekapitulasi nilai(100%) Nilai persentase (%) Kriteria penilaian Berjalan cepat 1450 58 Sudah Berjalan maju 1900 76 Sudah Berjalan mundur 1375 55 Sudah Jumlah 189 Ratarata 189 : 3 = 63 Sudah Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi pertama sampai dengan observasi keempat dari indikator pertama sampai dengan indikator keempat, proses kegiatan gerakan dasar melalui tari dengan aktivitaskeseluruhan anak, akan digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 6. Rekapitulasi Perolehan Data Pengamatan Aktivitas Setiap Indikator Indikator Nilai Persentase Kriteria (%) Mengayun 58 SB Berlari 57 SB Berjingkat 61 SB Berjalan 63 SB Jumlah 239 Rata-rata 239 : 4 = 60% SB Keterangan : SB = Sudah

Tabel diatas dapat dibaca bahwa pada observasi hari pertama dengan indikator mengayun diperoleh 58% dengan ketercapaian sudah berkembang, indikator berlari diperoleh 57% dengan ketercapaian sudah berkembang, indikator berjingkat 61% dengan ketercapaian sudah berkembang dan indikator yang keempat berjalan dengan nilai 63% dengan ketercapaian sudah berkembang.rata-rata dari empat indikator tersebut diperoleh nilai persentasenya 60% kedalam ketercapaian Sudah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari indikator pertama sampai indikator keempat rata-rata kemampuan anak masuk kedalam ketercapaian sudah berkembang. Keempat indikator tersebut didapatkan rataratanya yaitu 60% dengan ketercapaian Sudah Berkambang 60% merupakan nilai persentase yang sudah baik dalam perkembangan gerak anak, kemampuannya dalam bergerak sudah baik dan sudah dapat menguasai gerakan tersebut dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan gerakan tari kreasi dapat meningkatkan gerak dasar anak. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut, (1) Guru : Guru hendaknya membimbing anak atau mendorong anak dalam mengembangkan gerak dasar anak. Salah satunya dengan menggunakan tari untuk anak usia dini.(2) Peneliti lain : Penelitian ini sedikit lemah dalam mengolah data karena menggunakan desain one shot case study, sehingga skor yang diperoleh dalam penelitian belum tentu disebabkan oleh perlakuan yang diberikan karena tidak diketahuinya perlakuan awal sehingga diharapkan peneliti lain dapat menggunakan desain lain seperti true experimen. Keterbatan Penelitian Keterbatasan penelitian ada dua macam yang pertama saat proses penelitian dan yang kedua keterbatasan pada skripsi, diantaranya adalah : 1. Saat proses Penelitian diantaranya adalah Kondisi lapangan yang kurang memadai untuk melakukan kegiatan menari, jumlah anak yang tidak lengkap disaat latihan, kedisiplinan anak disaat kegiatan berlangsung, kurangnya perhatian guru disaat peneliti melakukan kegiatan menari bersama anak-anak. 2. Keterbatasan pada skripsi diantaranya adalah desain yang digunakan dalam penelitian ini ternyata setelah diimplementasikan memiliki beberapa kelemahan, hasil penelitian dimungkinkan terdapat pengaruh lain diluar perlakuan dalam penelitian DAFTAR PUSTAKA Beaty, Janice J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Kencana: Jakarta Hidayat. 2005. Wawasan Seni Tari. Universitas Negeri Malang: Malang Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak Dan Lagu Di Taman Kanak-Kanak. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Setyowati. 2007. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana: Jakarta Sujiono, Bambang. 2005. Metode Pengembangan Fisik. Universitas Terbuka: Jakarta Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta Yuliani. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Universita Negeri Jakarta: Jakarta