PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL. APPLICATION PROBLEM POSING LERNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL UNDERSTANDING OF 8 th GRADE UPTD SMPN 1 MOJO IN THE ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

JURNAL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN ALJABAR

JURNAL. Oleh: LILIK MUHAIDAH NPM: Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Nurita Primasatya, M.Pd.

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA NEGERI 2 GROGOL

PROFIL PENALARAN PESERTA DIDIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

Oleh: GALUH JOKO SAMUDRO Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd 2. Lina Rihatul Hima, S.Si., M.Pd

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN PEMECAHAN MASALAH GEORGE POLYA PADA SISWA

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM MEMPELAJARI ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON SKRIPSI

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

MODEL LEARNING CYCLE 5E SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

JURNAL. Oleh: RULI PURNAMASARI Dibimbing oleh : 1. Aan Nurfahrudianto, M.Pd 2. Feny Rita Fiantika, M.Pd

REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang memiliki peranan penting dalam berbagai ilmu serta berperan

MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII-A SMP KARTIKA XII-1

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

JURNAL PENERAPAN MODEL PMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTS AL-ITTIHADIYAH KELAS VIII

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MODEL E-LEARNING BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PADA POKOK PEMBELAJARAN ALJABAR DI SMP

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 BAMBANGLIPURO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

Oleh: RINI ENDRAWATI Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd. 2. Ika Santia, M.Pd.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI TEBING TINGGI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR

METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN REASONING HABIT DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X di SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak

Efektivitas Strategi Pembelajaran Flipped Classroom Pada Materi Pythagoras SMP Kelas VIII Ditinjau Berdasarkan Gender

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

mengungkapkan kembali materi yang diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERKELOMPOK

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

Transkripsi:

JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMPN 1 PRAMBON KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR THE APPLICATION OF PROBLEM POSING LEARNING MODEL TYPE PRE POSING SOLUTION TO IMPROVE THE ABILITY OF STUDENT S MATHEMATICAL PROBLEM SOLVING IN THE MAIN DISCUSSION OF ALGEBRA OPERATIONS AT GRADE VIII IN SMPN 1 PRAMBON Oleh: SITI NURASIH NPM: 12.1.01.05.0104 Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd. 2. Nurita Primasatya, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMPN 1 PRAMBON KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR SITI NURASIH 12.1.01.05.0104 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Matematika Email: nurasihsiti14@gmail.com Feny Rita Fiantika, M.Pd. dan Nurita Primasatya, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan PPL di SMP Negeri 1 Prambon, bahwa matematis siswa pada materi operasi aljabar masih tergolong rendah, dari jumlah siswa satu kelas 32, hanya 6 siswa atau sekitar 20% yang memperoleh nilai di atas KKM, dan selama ini pembelajaran masih didominasi oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar, (2) mendeskripsikan matematis siswa SMP Negeri 1 prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar, dan (3) mendeskripsikatan peningkatan matematis siswa SMP Negeri 1 prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII 2 sebanyak 3 siswa yaitu 1 siswa berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan kurang. Penelitian dilaksanakan selama dua kali pertemuan, menggunakan instrumen berupa RPP, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, soal tes dan lembar wawancara. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar terlaksana dengan sangat baik, secara klasikal pencapaian aktivitas guru selama proses pembelajaran mencapai 93% dalam kategori sangat baik dan aktivitas siswa mencapai 87% dalam kategori sangat baik (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII dalam menyelesaikan soal operasi aljabar setelah diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing selama dua kali pertemuan secara umum tergolong kriteria sangat baik, (3) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar dengan diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing selama dua kali pertemuan mengalami peningkatan 3%. Pada pertemuan I matematis siswa mencapai 86% dan pada pertemuan II mencapai 89%, dengan kata lain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII setelah diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing selama dua kali pertemuan menjadi lebih baik. KATA KUNCI: Model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. 2

I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk mengembangkan potensi pada dirinya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006). Kemampuan berfikir logis diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah perlu dikuasai siswa sebagai bekal bagi mereka dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam dunia kerja. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika dan menjadi salah satu standar kelulusan siswa (Depdiknas, 2006). Berdasarkan hasil pengamatan saat melaksanakan PPL di SMP Negeri 1 Prambon, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi operasi aljabar masih tergolong rendah. Dari jumlah siswa satu kelas 32, hanya 6 siswa atau sekitar 20% yang memperoleh nilai di atas KKM, dan selama ini pembelajaran masih didominasi oleh guru. Montague (dalam Fadillah: 2009) mengatakan bahwa pemecahan masalah matematis adalah suatu aktivitas kognitif yang kompleks yang disertai sejumlah proses dan strategi. Polya (1988) mengidentifikasi 4 langkah pemecahan masalah matematis yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian masalah, (3) melaksanakan rencana penyelesaian masalah, (4) pemeriksaan kembali. Untuk memperkuat dan memperkaya keterampilan siswa guna meningkatkan matematis siswa, diperlukan suatu model pembelajaran inovatif yang 3

diharapkan dapat meningkatkan matematis siswa. Menurut Abu-Elwan (2002) menyatakan bahwa kemampuan untuk mengajukan soal atau membuat pertanyaan dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, cara ini selanjutnya dikenal dengan istilah problem posing. Sedangkan menurut English (dalam Singer: 2015) pendekatan pengajuan soal dapat membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan performannya dalam pemecahan masalah. Silver dan Cai (dalam Thobroni: 2015) membagi problem posing ke dalam 3 tipe, yaitu (1) pre solution posing, (2) within solution posing, (3) within solution posing, (4) post solution posing. Dalam penelitian ini, peneliti memakai model pembelajaran problem posing tipe presolution posing yaitu dengan meminta siswa membuat permasalahan dari situasi yang diadakan dan dilakukan secara berkelompok, karena model pembelajaran problem posing tipe presolution posing yang dilakukan secara berkelompok dapat membantu siswa untuk bertukar pendapat, sehingga ideide yang dimiliki siswa akan lebih berkembang dalam membuat soal dari permasalahan yang diberikan guru dan usaha untuk menyelesaikannya. Menurut Shoimin (2014: 134) langkah-langkah model pembelajaran problem posing yaitu (1) guru memberikan informasi kepada siswa sebagai penguatan konsep sangat disarankan, (2) guru memberikan soal secukupnya, (3) siswa diminta untuk mengajukan 1 atau 2 soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. tugas ini dapat dilakukan secara berkelompok, (4) selanjutnya, secara acak guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas, (5) guru memberikan tugas rumah secara individual. Ketika siswa membuat soal, siswa dituntut untuk memahami soal dengan baik. Hal ini merupakan tahap pertama dalam penyelesaian masalah, mengingat soal yang dibuat siswa juga harus diselesaikan, maka siswa akan berusaha untuk merencanakan strategi penyelesaian, melaksanakan strategi yang telah direncankan untuk mendapatkan penyelesaian, dan memeriksa kembali solusi dari 4

II. penyelesaian yang diperoleh untuk mendapatkan hasil yang tepat. Oleh karena itu, problem posing dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengembangkan pola pikir matematis siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan matematis siswa SMPN 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Prambon, yang beralamat di desa Watudandang, kecamatan Prambon, kabupaten Nganjuk. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII 2, yang beranggotakan 33 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, penelitian ini difokuskan kepada 3 siswa sebagai subyek penelitian yaitu 1 siswa berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan kurang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Berikut adalah uraian pelaksanaan dari tahapan penelitian kualitatif yang telah dilakukan peneliti : 1. Penelitian pendahuluan Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen dan segala kelengkapan yang akan digunakan dalam penelitian. 2. Validasi instrumen Pada tahap ini peneliti memvalidasikan instrumen kepada ahli dan hasil validasi internal terhadap instrumen, dinyatakan bahwa instrumen sudah baik dan dapat digunakan untuk penelitian. Hasil validasi eksternal dan reliabilitas dari soal tes, didapatkan hasil validitas yang lebih dari 0,400 dan berdasarkan perhitungan diperolehnya koefisien korelasi yaitu r11, dengan rumus alpha sebesar 0,589376 maka soal tes dikatan valid dan reliabel. 3. Pengembangan desain penelitaian Pada tahap ini, peneliti menentukan subjek penelitian yang didasarkan pada hasil nilai rapot, dengan menggunakan metode penentuan kedudukan siswa berdasarkan standar deviasi pengelompokan atas tiga ranking yaitu tinggi, sedang, dan kurang. Berikut ini adalah tiga subjek 5

III. penelitian yang terpilih berdasarkan data dari nilai rapor: Tabel 1. Subyek penelitian No. Inisial nama Tingkat Kemampuan 1 RD T 2 KN S 3 MF K 4. Tahap pelakasanaan Pada tahap ini, peneliti menerapkan instrumen pembelajaran RPP yang sudah dibuat, mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan test kepada seluruh siswa. namun yang difokuskan tetap dari 3 subjek terpilih, mewawancarai 3 subjek penelitian. PEMBAHASAN Data pelaksanaan pembelajaran diambil dari nilai observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa selama pembelajaran. Dalam melakukan observasi ini peneliti dibantu oleh 2 orang observer. 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada observasi aktifitas guru fokus penilaiannya adalah kesesuaian langkah-langkah pembelajaran di kelas dengan indikator model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing yang didesain dalam RPP. Keterlaksanaan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing yang dicapai guru pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil Rangkuman Observasi No Aktivitas Guru Kegiatan Guru Berdasarkan Syntak Pembelajaran 1 Guru membentuk kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. 2 Guru menjelaskan materi kepada siswa sebagai penguatan konsep. 3 Guru memberikan soal secukupnya untuk memudahkan siswa dalam memahami masalah. 4 Guru meminta siswa secara berkelompok untuk mengajukan 1 soal yang menantang. 5 Guru meminta siswa secara berkelompok berdiskusi untuk membuat penyelesaian dari soal yang akan diajukan. 6 Secara acak guru meminta siswa sebagai perwakilan dari kelompoknya untuk menyajikan hasil temuannya di depan kelas. 7 Guru memberikan PR sebagai latihan mandiri di rumah. Skor Pert. Pert. I II 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 Jumlah skor 18 21 Prosentase 86% 100% Ketuntasan Klasikal 93% Keterangan keterlaksanaan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing yang dicapai guru pada 6 SB

pertemuan I dan pertemuan II dapat dikatakan sangat baik, pada pertemuan I keterlaksanaan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing yang dicapai guru mencapai 86% dalam kategori sangat baik, dan pada pertemuan II mencapai 100% dalam kategori sangat baik. Dengan ketuntasan secara klasikal mencapai 93%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing terlaksana dengan sangat baik atau sesuai dengan syntak pembelajaran. 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan I dan II diperoleh: Tabel 3. Hasil Rangkuman Observasi Aktivitas Siswa Subyek Pert. I Pert. II Rata-rata Kategori RD 95% 100% 97,5% SB KN 91% 91% 91% SB MF 67% 76% 71,5% B Pencapaian klasikal 84% 89% 87% SB secara klasikal aktivitas siswa yang diperoleh mencapai 87%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kesesuaian antara langkah-langkah pembelajaran dikelas dengan langkah-langkah pembelajaran yang disajikan guru. Sehingga berdasarkan nilai rata-rata 87%, maka sesuai dengan ketentuan rubrik observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model problem posing tipe pre solution posing terlaksana dengan baik atau sesuai dengan syntak pembelajaran. 3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Untuk mendeskripsikan matematis siswa selain diperoleh dari hasil pengamatan dan tanya jawab secara lesan ketika subyek diminta untuk menyajikan hasil temuannya di depan kelas, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa juga diperoleh dari 3 siswa sebagai subyek penelitian dalam menyelesaikan soal tes yang didukung dengan adanya wawancara setelah menyelesaikan soal tes. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dianalsis dengan rubrik khusus dan umum yang tertera pada pedoman penilaian sehingga 7

dapat diketahui berapa skor atau nilai matematis siswa yang diperoleh saat mengerjakan soal tes. Berikut ini adalah data nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan dan tanya jawab secara lesan ketika subyek diminta untuk menyajikan hasil temuannya di depan kelas : Tabel 4. Penilaian Kemampuan Perrtemuan I Pertemuan II Pemecahan Masalah Matematis Skor Perolehan Jumlah Nilai RD KN MF 12 10 9 31 86 12 12 8 32 89 Peningkatan 3% Berikut ini data nilai hasil tes subjek penelitian berdasarkan pedoman penskoran soal tes: Tabel 5. Hasil Tes Kemampuan No Pemecahan Masalah Subyek Penelitian Tingkat Kemampuan Skor 1 RD Tinggi 100 2 KN Sedang 98 3 MF Kurang 85 Kemampuan pemecahan masalah matematis diperdalam melalui kegiatan wawancara dengan berpanduan pada hasil tes matematis. Sehingga dari hasil jawaban tertulis siswa dan hasil wawancara tersebut didapatkan data matematis siswa. Berikut ini adalah hasil pengerjaan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan kurang: Analisis dari jawaban subjek dan wawancara menunjukkan bahwa subyek RD yang merupakan siswa yang mewakili kemampuan tinggi, dapat mengidentifikasikan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi kurang tepat. Akan tetapi, subyek dapat merencanakan strategi penyelesaian dan melaksanakan stratagi yang telah direncanakan untuk mendapatkan penyelesaian dengan tepat, serta subyek memeriksa kembali solusi dari penyelesaian yang diperoleh untuk menyimpulkan hasil yang tepat. Analisis dari jawaban subjek dan wawancara menunjukkan bahwa subyek KN yang merupakan siswa yang mewakili kemampuan sedang dapat mengidentifikasikan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat. Subyek juga dapat merencanakan strategi penyelesaian 8

IV. dan melaksanakan stratagi yang telah direncanakan untuk mendapatkan penyelesaian dengan tepat, serta subyek memeriksa kembali solusi dari penyelesaian yang diperoleh untuk menyimpulkan hasil yang tepat. Analisis dari jawaban subjek dan wawancara menunjukkan bahwa subyek MF yang merupakan siswa yang mewakili kemampuan kurang dapat mengidentifikasikan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi kurang tepat. Akan tetapi, subyek dapat merencanakan strategi penyelesaian dan melaksanakan stratagi yang telah direncanakan untuk mendapatkan penyelesaian dengan tepat, serta subyek memeriksa kembali solusi dari penyelesaian yang diperoleh untuk menyimpulkan hasil yang tepat. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa : a. Penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar terlaksana dengan sangat baik, secara klasikal pencapaian aktivitas guru selama proses pembelajaran mencapai 93% dalam kategori sangat baik dan aktivitas siswa mencapai 87% dalam kategori baik. Dengan demikian indikator aktivitas guru dan siswa terlaksana sesuai syntak pembelajaran dan dalam kategori sangat baik. b. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII dalam menyelesaikan soal operasi aljabar setelah diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing selama dua kali pertemuan secara umum tergolong kriteria sangat baik, untuk siswa berkemampuan tinggi subyek RD secara umum dalam kategori sangat baik, sedangkan siswa berkemampuan sedang subyek KN secara umum dalam kategori sangat baik, dan siswa berkemmpun kurang subyek MF secara umum dalam kategori sangat baik c. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII pada pokok bahasan operasi aljabar dengan diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution 9

2. Saran posing selama dua kali pertemuan mengalami peningkatan, Pada pertemuan I kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai 86% dan pada pertemuan II mencapai 89%, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dari dua kali pertemuan mengalami peningkatan 3%, dengan kata lain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1 Prambon kelas VIII setelah diterapkannya model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing selama dua kali pertemuan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut: a. Bagi Guru Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai model pembelajaran yang variatif, inovatif dan sesuai dengan materi, seperti menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing pada pokok bahasan operasi aljabar secara baik dan menarik. b. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pola pikir dalam menyelesaikan suatu masalah matematis yang pada akhirnya memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajar siswa. c. Bagi Mahasiswa Penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan matematis siswa ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan penelitian-penelitian sejenis yang selanjutnya, dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan belum dikembangkan dalam penelitian ini, misalnya lebih mengembangkan lagi model-model pembelajaran yang lain untuk lebih meningkatkan matematis siswa. V. DAFTAR PUSTAKA Abu-Elwan, R. 2002. Effectiveness of Problem Posing Strategies on Perspective Mathematics Teachers Problem Solving Performance. Journal of Science And Mathematics Education In 10

S.E. Asia, Sultan Qaboos University, (Online), 25 (1): 1-4, tersedia: http://www.recsam.edu.my/r& D_Journals/YEAR2002/2002Vo l25no1/56-69.pdf18, diunduh 18 Januari 2016. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. (online). tersedia: http://www.google.co.id/search? q=uu+depdiknas+n+20+th+2003 +depdiknas&aqs=mobile-gwslite.0.0/1, diunduh 18 Januari 2016. Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Fadillah, Syariffah. (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan dan Penerapan MIPA, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pontianak, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei. Polya. 1989. How To Solve It. USA : Princeton University Press. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurukulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Singer, Mihaela, Florence. 2015. Mathematical Problem from Research to Effective Practie (Cai, Jinfa,. Ed). USA: Springer. Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. 11