BAB I PENDAHULUAN. tanggaung jawab sebagai warga masyarakat. Marsigit (2003 : 23)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. belajar tergantung selain pada kemampuan juga pada minat belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Lian Yulianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) umumnya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi, dalam arti semakin tipisnya batas antar negara maju dengan negara

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering. kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. yang semakin pesat, pelaksanaan pendidikan perlu ditingkatkan baik

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Suharyanto NIM S

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia. Dengan komunikasi, hubungan sesama manusia

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pemberian bekal bagi manusia untuk hidup bermasyarakat,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : NUGRAHAENI GAMASTUTI NIM A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN BANTUAN TUTOR SEBAYA DALAM KELOMPOK SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kemajuan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

PROSIDING ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran adalah salah satu bagian dari dunia pendidikan yang

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan kita semakin dihadapkan pada tuntutan. betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini kita semakin dihadapkan pada tuntutan akan pentingnya sumberdaya manusia yang berkualitas serta mampu berkompetisi. Kemajuan jaman telah menimbulkan persaingan yang keras untuk dapat bertahan hidup. Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang sebagai pencetak SDM yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggaung jawab sebagai warga masyarakat. Marsigit (2003 : 23) menyatakan ahli-ahli pendidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan praktek pembelajarannya, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran murupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Dalam peningkatan mutu pendidikan penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru maupun siswa. Demikian pula dalam pelajaran matematika, sebagai upaya agar materi yang disampaikan benar-benar dapat diterima dan dikuasai oleh siswa dengan memberi soal-soal baik soal cerita maupun soal obyektif, sehingga bisa melihat dari kemampuan awal siswa di SMP N 2 colomadu. Kemampuan

awal merupakan prasyarat yang diperlukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan diperlukan guru di dalam menentukan tujuan intruksional Matematika memang identik dengan pelajaran yang sulit dipelajari dan ditakuti oleh sebagian orang, masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika kususnya soal dalam bentuk cerita, karena dibutuhkan suatu pemahaman yang lebih. Mengkin inilah yang menjadikan orang malas untuk belajar matematika sehingga hasil yang dicapai lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Ada dugaan pengajaran matematika yang selama ini diajarkan hanya ditekankan pada keterampilan siswa dalam menyelesaikan dan mengerjakan soal-soal matematika, siswa tidak diajak memahami permasalahan yang ada. Akibatnya siswa kurang mampu dalam menyelesaiakan soal terutama soal aplikasi. Kemampuan pemecahan masalah yang lain adalah konsep-konsep tersebut yang diajarkan di kelas kurang dipahami oleh siswa sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal khususnya soal-soal cerita masih kurang hal itu disebabkan karena kurangnya kemampuan awal siswa. Memang dalam suatu pembelajaran, dituntut akan peningkatan kualitasnya. Peningkatan dalam suatu pembelajaran dapat berupa motivasi, minat sikap, kemandirian, keaktifan, kreatifitas, kemampuan dan sebagainya. Sedangkan untuk meningkatkan hal-hal itu diperlukan metode atau pendekatan, misalnya metode tanya jawab, metode tutor sebaya, metode

kelompok diskusi atau masih banyak lagi. Tentunya peningkatan ini ditujukan oleh guru kepada siswanya. Oleh karena itu tujuan pengajaran metematika sangat luas, salah satunya adalah siswa memiliki ketrampilan menyelesaikan soal cerita, bagaimana siswa memahami soal serita seperti membedakan antara apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam menyelesaikan soal cerita serta pengajaran yang diperlukan. Metode group investigation dan numbered heads together akan membantu guru pada saat mengalami kesulitan dalam mengajar sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik. Dengan metode group investigation dan numbered heads together diharapkan siswa dapat saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat permasalahanpermasalahan yang penulis identifikasikan antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika cenderung masih rendah. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika kususnya soal dalam bentuk cerita, karena dibutuhkan suatu pemahaman yang lebih. Mengkin inilah yang menjadikan siswa malas untuk belajar matematika sehingga hasil yang dicapai lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

Kemampuan pemecahan masalah yang lain adalah konsep-konsep tersebut yang diajarkan di kelas kurang dipahami oleh siswa sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal khususnya soal-soal cerita masih kurang hal itu disebabkan karena kurangnya kemampuan awal siswa. Adanya perbedaan kemampuan awal siswa sehingga mungkin mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di tingkat pendidikan selanjutnya, tetapi pada situasi tertentu siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mungkin prestasinya rendah. Pandangan terhadap pelajaran matematika yang merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menyenangkan masih dirasa oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang justru malas untuk belajar matematika, selain kurang tepatnya pendekatan mengajar yang digunakan oleh guru matematika di dalam menyampaikan pokok bahasan atau materi pelajaran yang akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah soal cerita. C. Pembatasan Masalah Permasalahan penelitian ini difokuskan pada kemampuan menyelesaikan soal cerita. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika dipengaruhi oleh banyak faktor, dan pada kesempatan ini faktor-faktor yang akan diteliti adalah pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran Group Investigation dan Numbered Heads

Together. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut akan diteliti juga perbedaannya dilihat dari kemampuan awal siswa. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan pembelajaran group investigation dan numbered heads together terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita ditinjau dari kemampuan awal siswa? 2. Apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika siswa? 3. Apakah ada efek interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika? E. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis dan menguji pengaruh pendekatan Group Investigation (GI) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita ditinjau dari kemampuan awal siswa. 2. Menganalisis dan menguji pengaruh kemampuan awal siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika.

3. Menganalisis dan menguji interaksi anatara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. F. Manfaat Penelitians 1. Manfaat teoritis. Memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh penggunaan metode investigasi kelompok (group investigation) dan NHT terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Dapat digunakan sebagai informasi untuk menguji kemampuan pemecahan masalah, terutama masalah dalam soal cerita. b. Bagi guru Dapat digunakan sebagai informasi atau bahan pertimbangan bagi guru dalam rangka mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar matematika. c. Bagi peneliti lain Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi para peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis. d. Bagi peneliti Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.