I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang di atur dalam

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang komplek yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma sampai pendidikan mengenai ilmu pengetahuan. Pendidikan bertujuan untuk melatih serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh individu agar berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain selain itu pendidikan juga bertujuan untuk membentuk watak kepribadian yang positif dalam diri individu. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003).

2 Dan pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan Sisdiknas : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan harus mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan professional yang mampu berpikir global dan dilandasi oleh akhlak yang mulia. Dalam hal ini, guru merupakan komponen yang sangat menentukan disamping komponenkomponen pendidikan yang lain seperti peserta didik, metode pendidikan, materi, lingkungan pendidikan dan sarana prasarana sekolah. Karena guru lah yang paling berperan dalam proses pendidikan, guru sangatlah berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil yang berkualitas sehingga berbagai upaya perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa didukung oleh guru yang berkualitas dan professional. Guru yang professional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan untuk mewujudkannya diperlukan pemberlakuan standar kompetensi dan sertifikasi guru agar kita dapat memiliki guru yang professional untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu berpikir global dan berakhlak mulia.

3 Menyadari hal tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional: Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 Ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003). Dan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 2 Ayat 1 UU No.14 Tahun 2005). Hal ini menunjukkan ketegasan pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan pada guru yang mana akan menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan nasional melalui program sertifikasi guru dan dosen. Berkenaan dengan program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme guru, penulis melakukan penelitian ke SMP Negeri 28 Bandar Lampung untuk mengetahui bagaimana kinerja guru yang telah mengikuti sertifikasi dan non sertifikasi. Setelah melakukan observasi ke SMP Negeri 28 Bandar Lampung maka didapatlah data sebagai berikut :

4 Tabel 1. Daftar jumlah guru yang mengikuti sertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. NO Bersertifikasi Jumlah Guru Non Sertifikasi Jumlah 1. 27 15 42 Sumber : Dokumen SMP Negeri 28 Bandar Lampung Berdasarkan data diatas dapat diketahui jumlah keseluruhan guru di SMP Negeri 28 Bandar Lampung adalah 42 orang dengan 27 orang yang telah Bersertifikasi dan 15 orang yang non sertifikasi. Ukuran penilaian kinerja guru pada prinsipnya harus mengacu pada tiga aspek dasar kemampuan guru yaitu aspek perencanaan pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran dan aspek evaluasi pembelajaran. Aspek perencanaan pengajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, mendesain, dan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi: 1. Perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat evaluasi yaitu tes normatif dan sumatif 2. Media belajar 3. Sumber belajar. Aspek pelaksanaan pembelajaran yaitu pelaksanaan tugas pengajaran kepada peserta didik di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan yang direncanakan, mulai dari materi yang diberikan, strategi pelaksanaan pembelajaran, metode atau teknik pembelajaran yang digunakan sesuai

5 dengan karakteristik materi pembelajaran. Sedangkan aspek evaluasi pembelajaran yaitu guru melaksanakan serangkain tes hasil belajar kepada peserta didik baik melalui tes normatif maupun tes sumatif. Evaluasi pembelajaran akan memberikan gambaran hasil belajar siswa, sekaligus menjadi tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan guru selama ini. Berhasil tidaknya proses pembelajaran guru pada hakikatnya dapat diukur dari hasil belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan hasil pengamatan penulis tingkat kinerja guru bersertifikasi tidak ada perbedaan signifikan dengan guru belum bersertifikasi hal ini ditinjau dari ketiga aspek kinerja guru sebagaimana diuraikan di atas, diketahui bahwa masih banyak guru bersertifikasi yang belum bahkan tidak melakukan perencanaan pembelajaran, dimana penyusunan silabus, RPP, alat evaluasi, media dan sumber belajar tidak dilakukan dan kalaupun ada maka hal tersebut tidak terlaksana sesuai dengan petunjuk teknis yang seharusnya. Begitu juga dengan penggunaan media belajar, perangkat pembelajaran yang digunakan guru umumnya hanya pada mata pelajaran sains/ipa (fisika, kimia, biologi), sedangkan mata pelajaran lain sangat kurang ada guru yang memiliki media pembelajaran yang representatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Sumber-sumber buku pelajaran yang digunakan pada umumnya adalah buku paket yang disediakan sekolah, itupun dalam jumlah yang terbatas sehingga peserta didik harus bergantian menggunakannya. Guru belum berani menggunakan sumber-sumber buku belajar lain untuk memperkaya kandungan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa.

6 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada prinsipnya guru yang sudah bersertifikasi belum cukup memenuhi syarat profesionalisme terhadap ketiga aspek dasar yang seharusnya dimiliki. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan tujuan penyelenggaraan sertifikasi guru oleh pemerintah yang secara umum dapat dikatakan bahwa seharusnya dengan penyelanggaraan sertifikasi guru, profesionalisme guru semakin meningkat. Dengan demikian, seiring meningkatnya profesionalisme, maka kinerja guru ikut meningkat. Sasaran penyelenggaraan sertifikasi bagi guru sesuai dengan yang diamanatkan Undang-undang adalah meningkatnya empat kompetensi dasar guru, bukan sekedar meningkat dan bertambahkan kesejahteraan guru, walaupun secara mendasar peningkatan kesejahteraan guru menjadi fokus utama sertifikasi, tetapi harus dibarengi pula dengan peningkatan sumber daya manusia guru dalam melaksanakan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawabnya dalam pengajaran. Namun demikian, gambaran tentang guru yang dipaparkan oleh penulis diatas belum mewakili keadaan sesungguhnya, mengingat hal ini hanya diperoleh melalui pengamatan penulis semata. Untuk memperoleh gambaran jelas mengenai permasalahan ini, maka diperlukan tindakan nyata melalui suatu penelitian. Hal inilah yang mendasari penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Guru Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran 2. Penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan kepada siswa 3. Penguasaan metode, strategi dan teknik mengajar 4. Kemampuan mengelola kelas 5. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada Kinerja Guru Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah kinerja guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013?

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kinerja guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. F. Kegunaan Teoritis dan Praktis 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian hak dan kewajiban warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan optimal. 2. Kegunaan Praktis a. Guru Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pengetahuan bagi para guru sebagai pendidik dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalisme guru. b. Dinas Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan dan penyusunan rencana strategis pengembangan profesionalisme guru. c. Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan yang berkaitan dengan profesionalisme guru dan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi kepentingan penelitian sejenis.

9 G. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan kewarganegaraan dalam wilayah kajian hak dan kewajiban warga Negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan optimal. 2. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah kinerja guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. 3. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Kota Bandar Lampung 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tanggal 14 Februari 2013 sampai tanggal 1 April 2013