BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat telah mendokumentasi penurunan partisipasi di program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. dibidang usaha, hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memegang peranan penting dalam kehidupan bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA DARI MASA KE MASA Oleh : Sudarman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN dapat bekerja di negara yang termasuk wilayah tersebut dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BABl PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman saat ini, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain, baik berupa barang, jasa, investasi, modal dan juga sumber

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini profesi Akuntan Publik di Indonesia telah mengalami

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Banyak pilihan karir yang dapat dipilih oleh lulusan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang

BAB? PENDAHULUAN. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang. oleh suatu organisasi profesi dalam bentuk kode etik. Kode etik bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

Akuntan dan Pendidikan Akuntansi Bagian 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis harus direspon dengan sistem pendidikan

BABS PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas tentang sedikitnya peminat akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

ABSTRAK Nurrahma Aria Rachman,

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung memberikan peluang yang semakin beragam untuk semua

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik di Indonesia sebanyak orang dan 55% berdomisili di

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

Tunjung Irmawati B

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat kurang lebih dari enam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan risiko, dan corporate governance. Telah banyak peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Generasi muda ini merupakan calon-calon pekerja di bank, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1967, 1968 yaitu pada saat pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai akuntan publik merupakan profesi yang menarik untuk dipilih,

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara

BAB I PENDAHULUAN. publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LA TAR BELAKANG Amerika Serikat telah mendokumentasi penurunan partisipasi di program akuntansi selama lebih dari satu dekade. Ada kekhawatiran luas terhadap program akademik akuntansi tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah profesi akuntan (Wells dan Fieger, 2006). Di New Zealand permintaan profesi akuntan sangat banyak tetapi banyak siswa yang enggan untuk menjadikan akuntansi se:bagai pilihan karir pertama mereka (Malthus dan Fowler, 2008). Meskipun New Zealand Institute of Chartered Accountants (NZICA) telah bekerja keras untuk mempromosikan akuntan, dan mengubah beberapa persepsi negatif tentang profesi akuntan, tetapi jumlah siswa dalam negeri yang lulus dari program gelar akuntansi di New Zealand mengalami penurunan (Ahmed et a/., 1997; Wells, 2006; Tan dan Laswad, 2006). Studi yang dilakukan oleh Kasim et a/. (2008) terhadap Accountant QualifYing Examination (AQE) di Malaysia menunjukkan kdulusan ujian kualifikasi akuntan dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dan b~:myaknya mata ujian yang diambil. Fenomena kekurangan akuntan profesional juga terjadi di Indonesia. Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia h~:mya memiliki jumlah profesi akuntan publik yang sangat minim. Berdasarkan artikel yang dimuat di website Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 14 Maret 2013, jumlah akuntan publik di Indonesia hanya sebanyak 1.000 orang pada tahun 2012, 1

2 dengan struktur usia 60% diantaranya telah berusia 50 tahun ke atas dan hampir separuh lebih dari jumlah Akuntan Publik tersebut terkonsentrasi di Jakarta. Sedangkan tidak semua lulusan Ujian Sertiftkasi Akuntan Publik (USAP) menjadi akuntan publik (hanya 26% menjadi akuntan publik). Gani dan Leo (2009) dalam penelitiannya tentang Ujian Sertiftkasi Akuntan Publik menunjukkan beberapa hal, diantaranya adalah semakin muda peserta ujian semakin siap mereka menghadapi ujian, karena mereka cenderung memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan diri, terdapat perbedaan pola kelulusan antar mata ujian dan antar kesempatan ujian, proporsi lulus USAP pada kesempatan keempat adalah tertinggi, peserta hams mengulang minimal dua kali agar dapat lulus USAP, dan soal ujian USAP tri~h belum memenuhi nilai minimum untuk disebut valid dan reliebel. Selain itu pertumbuhan akuntan publik di Indonesia sangat lambat. Akibatnya, kira-kira 5-10 tahun ke depan ketika akuntan publik yang berusia 60 tahunan mundur atau sudah tidak praktik akan terjadi penurunan jumlah akuntan publik yang signiftkan. Hal ini mengakibatkan Indonesia tertinggal jauh dengan Malaysia (2.500 akuntan publik) dan negara tetangga lainnya. Apabila dibandingkan dengan pasar potensial yang ada di Indonesia malm kebutuhan akan Akuntan Publik adalah sangat besar. Berdasarkan data dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), perbandingan jumlah akuntan publik hingga 31 Maret 2011 dengan negaranegara lain terutama negara ASEAN adalah seperti tabel 1 berikut.

3 Tabel1 Perbandingan Jumlah Akuntan Publik di ASEAN Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik Presentase Indonesia 237 juta 926 0,0004 Singapura 5juta 15.126 0,3024 Malaysia 25 juta 2.460 0,0098 Filip ina 88juta 15.020 0,0171 Thailand 66juta 6.070 0,0092 Vietnam 85 juta 1.500 0,0018 Sumber: IAPI Dari data tersebut terlihat bahwa rasio JQllllah akuntan publik di Indonesia dengan jumlah penduduknya tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan rasio yang dimiliki oleh negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Fakta-fakta tersebut di atas cukup menyedihkan bagi dunia akuntansi Indonesia. Profesi akuntan publik tampaknya sudah tidak menarik lagi. Hal ini ditandai dengan akuntan publik yang beralih profesi dan tidak menjadi pilihan utama mahasiswa akuntansi untuk berkarir. Kesiapan Akuntan Publik Indonesia menghadapi terbukanya pasar internasional antara lain kendala penguasaan bahasa asing. Auditor yang bekerja di kantor akuntan publik hanya sedikit yang benarbenar menjadi akuntan publik. Karena selain mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), para cal on akuntan publik harus memiliki pengalaman 1000 jam audit dalam 5 tahun terakhir. Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa

4 kebanyakan auditor yang bekerja di kantor akuntan publik hanya sebagai ajang untuk mencari pengalaman. Boone et al. (2006) menunjukkan bahwa calon akuntan dari sekolah yang lebih selektif, dengan gelar tinggi, dan yang ikut sekolah terletak di tempat yurisdiksi dengan persyaratan 150 jam penuh, memiliki nilai kelulusan rata-rata lebih tinggi. Namun, juga menemukan penurunan signiflkan dalam tingkat lulus rata-rata selama periode transisi 150 jam. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan basil penelitian Raghunandan et al. (2003) yang menunjukkan bahwa kandidat akuntan pertama kali yang secara nasional memiliki minimal 150 jam per semester pendidikan dapat lebih baik mengerjakan pada tljian CPA. Berdasarkan kenyataan tersebut maka pemerih\_ah berupaya meningkatkan jumlah akuntan publik di Indonesia dengan mengeluarkan Undang-Undang Akuntan Publik pada tanggal 5 April 2011. Hal yang paling mendasar dari Undang-Undang ini adalah pemerintah tidak membatasi setiap orang yang ingin mengikuti pendidikan profesi akuntan publik dengan memperbolehkan lulusan dari non akuntansi mengikuti pendidikan tersebut. Oleh karena itu peluang berkarir menjadi Akuntan Publik di Indonesia sangat terbuka lebar (Marjani, 2012). Akuntan publik sebagai salah satu jenis profesi yang mampu memberi peluang dalam dunia kerja Karena akuntan publik salah satu profesi yang diberi kewenangan untuk memberi jasa audit. Menurut Meryana (2012) Undang-Undang perseroan terbatas mewajibkan bahwa perseroan dengan aset di atas 50 milyar wajib dilakukan audit, sehingga hal ini dapat menguatkan jika profesi akuntan

5 publik sangat diperlukan mengingat jumlah perseroan terbatas di Indonesia relatif banyak, bahkan perusahaan terbuka hanya bisa diaudit oleh akuntan publik berdasarkan undang-undang. Pemerintah dalam melengkapi kualitas kinerjanya juga melimpahkan audit keuangan negara kepada akuntan publik baik langsung atau atas nama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemilihan umum atau dana kampanye perlu dilakukan pengauditan dan hanya akuntan publik yang berhak mengaudit untuk mengetahui bahwa kegiatan yang berkenaan dengan pemilu tersebut sesuai dengan prosedur yang disepakati. Sektor perpajakan juga menjadi peluang akuntan publik dan sektor perbankan untuk mewajibkan audit bagi nasabahnya yang memperoleh fasilitas kredit. Hal ini sebagai pelengkap persyaratan kredit dan bank pemberi kredit pun mehgetahui kinerja pemsahaan. Aturan dalam Wajib Da:ftar Perusahaan mewajibkan perusahaan dengan nilai aset 25 milyar wajib memasukan LKTP (laporan keuangan yang telah diaudit). Walaupun sudah terbuka kesempatan dan peluang yang besar untuk menjadi akuntan publik tetapi jumlah akuntan publik di Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan (Rozak, 2010). Beberapa ahli tdah menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh profesi akuntan kontemporer. Salah satu diantaranya adalah Belkaoui (2011) yang menyatakan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh akuntan, diantaranya adalah teknologi akuntansi yang maju menyebabkan terjadinya proses perubahan seorang pemilik usaha produksi menjadi penjual tenaga akuntan (proletarisasi akuntan), yangmana mencenninkan adanya suatu pergeseran pengendalian ke arah manajemen dan hilangnya kebebasan kreatif yang telah dimiliki oleh akuntan sebagai profesional

6 yang bekerja sendiri. Akuntan menjadi subyek dari otoritas dan pengendalian dari manajemen dan ditempatkan menjadi bawahan. Proletarisasi menjadikan akuntan hanya sebagai seorang teknisi dari sebuah fungsi, memisahkannya dari isu-isu sosial, moral, dan teknologi utama dari profesinya Perubahan-perubahan ini menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas dari orang-orang yang masuk ke dalam program akuntansi. Selain itu, sekitar 85% lulusan akuntansi yang bergabung dengan kantor-kantor akuntan besar akan meninggalkannya dalam waktu 10 tahun untuk posisi-posisi di pemerintahan, industri, pendidikan atau kantor-kantor akuntan yang lebih kecil. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang menjembatani hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak ~anajemen yang mengelola suatu unit usaha. Kegiatan utama dari profesi akuntan publik berfokus pada kegiatan audit dengan tujuan untuk memberikan pendapat kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen (Baridwan, 2002). Pendapat akuntan publik ini berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun pihak luar perusahaan (investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat) dalam pengambilan keputusan. Profesi ini juga memberikan peluang untuk mendapatkan peketjaan yang menantang dan bervariasi karena dapat ditugaskan di berbagai tempat dan berbagai perusahaan yang memiliki ciri dan kondisi yang berbeda. Jadi scbenarnya peranan akuntan publik sangat penting dalam perkembangan dunia usaha Selama rm penelitian secara kuantitatif tentang faktor-faktor yang

7 menyebabkan memilih profesi akuntan publik sudah sering dilakukan, sedangkan penelitian yang secara kualitatif masih jarang dijumpai. Untuk itu dalam penelitian ini, mencoba menggali informasi secara kualitatif tentang apa saja yang melatarbelakangi seseorang memilih profesi akuntan publik. Melalui penelitian sccara kualitatif ini, diharapkan dapat menggali dan mengungkap informasiinformasi yang kemungkinan tidak bisa terungkap melalui penelitian kuantitatif. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka permasalahan dalam pcnelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengapa akuntan publik dijadikan sebagai pilihan profesi? 2. Bagaimana akuntan publik memaknai profesinya sehingga dalam menjalankan profesinya dapat menjadi lebih bernilai? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian fenomenologi tentang akuntan publik sebuah pilihan profesi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengungkap dan menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi akuntan publik dijadikan sebagai pilihan profesi. 2. Untuk menjelaskan dan menggambarkan pemaknaan akuntan publik terhadap profesi yang sedang dijalaninya.

8 1.4 MANFAAT PENELITIAN Secara teoretis basil penelitian ini diharapk:an dapat memberi manfaat bagi pengembangan disiplin ilmu pengetahuan akuntansi terutama yang berkaitan dengan penelitian tentang profesi akuntan publik. Secara praktis basil penelitian ini dapat memotivasi dan memberi masukan bagi para akuntan untuk mulai mempertimbangkan profesi akuntan publik sebagai pilihan profesi mereka. Adapun manfaat bagi kebijakan, hasil penelitian ini diharap dapat memberi masukan dan informasi kepada pihak-pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan profesi akuntan publik di Indonesia. 1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Adapun ruang lingkup penelitian tentang akuntan publik sebuah pilihan profesi ini akan difokuskan pada hal-hal yang menyebabkan akuntan publik menjadi pilihan profesi dan upaya-upaya akuntan publik dalam memaknai pekerjaannya sehingga menjadi lebih bermakna.