OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

IMPLEMENTASI METODE NTH DAN FAILOVER DENGAN FITUR NOTIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

CARA MENJALANKAN PROGRAM

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

ANALISA PARAMETER QOS DAN RMC JARINGAN INTERNET DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN METODE PCQ, SFQ, RED DAN FIFO PADA MIKROTIK SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI LAYANAN JARINGAN PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Bab 3 Metode Perancangan

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

BAB III PERENCANAAN SISTEM

ANALISIS PERANCANGAN LOAD BALANCING 3 ISP DENGAN KOMBINASI MODEM ADSL DAN USB DI SMK MUHAMMADIYAH 07 RANDUDONGKAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

MANAJEMEN TRAFIK DAN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE CBQ (CLASS BASSED QUEUE) BERBASIS GNU/LINUX UNTUK OPTIMALISASI CLOUD COMPUTING

SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMUNIKASI VOICE OVER INTERNET (VoIP) DENGAN METODE LOAD BALANCING JURNAL SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) LOAD BALANCING METODE NTH DAN PCC (PER CONNECTION CLSSFIER) BERBASIS MIKROTIK OS

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PCC (PER CONNECTION CLASSIFIER) PADA IPv4 SKRIPSI

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK MENGGUNAKAN PPTP (PONT TO POINT TUNNELING PROTOCOL) PADA PT.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

LAPORAN SKRIPSI. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. Disusun oleh : M HUDA PRAKOSO. Program Studi Teknik Telekomunikasi

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD. (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

Transkripsi:

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi, 2) Dosen Politeknik NegeriSriwijaya Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang, Sumatera Selatan 30139 futriutami99@gmail.com 1), lindawati9111@yahoo.com 2), suzanzefi122577@yahoo.com 3), ABSTRACT Dengan munculnya berbagai macam merk penyedia jasa layanan internet atau biasa kita kenal dengan ISP (Internet Service Provider), memberikan keleluasaan pengguna jasa internet dalam memilihisp yang diinginkan. Kadang beberapa ISP memiliki masalah dengan koneksi, mulai dari dikarenakan perbaikan perangkat jaringan ataupun sedang adanya bencana. Untuk pengguna ataupun perusahaan yang selalu membutuhkan akses internet, hal ini pasti mengganggu kinerja. Sehingga muncul ide untuk menggunakan lebih dari satu ISP. Terdapat istilah yang dinamakan Load Balancing untuk pengguna ISP lebih dari satu. Salah satu metode optimalisasi pada jaringan adalah dengan cara melakukan manajemen bandwidth menggunakan Metode load balancing. Metode load balancing adalah sebuah konsep yang berfungsi untuk menyeimbangkan beban bandwidth dari dua ISP atau lebih sehingga koneksi internet dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu perangkat yang mendukung konsep load balancing adalah router mikrotik. Router mikrotik merupakan sistem operasi yang dikhususkan untuk menangani routing pada jaringan komputer.oleh karena itu timbul solusi untuk menggunakan dua ISP dan menjadikan mikrotik tersebut sebagai load balancer. Dan diharapkan juga Mikrotik dapat mengoptimalkan pembagian bandwidth pada setiap client yang ingin mengakses internet. Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang ingin mengakses internet, lalu menyetarakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya. Kata Kunci Load balancing, Bandwidth, Router dan ISP. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koneksi internet muncul seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi berbasis internet yang begitu pesat saat ini, menjadikan internet sebagai suatu sarana komunikasi yang mudah bagi setiap orang. Dengan munculnya berbagai macam merk penyedia jasa layanan internet atau biasa kita kenal dengan ISP (Internet Service Provider), memberikan keleluasaan pengguna jasa internet dalam memilih ISP yang diinginkan. Kadang beberapa ISP memiliki masalah dengan koneksi, mulai dari dikarenakan perbaikan perangkat jaringan ataupun sedang adanya bencana. Untuk pengguna ataupun perusahaan yang selalu membutuhkan akses internet, hal ini pasti mengganggu kinerja. Sehingga muncul ide untuk menggunakan lebih dari satu ISP[1]. Terdapat istilah yang dinamakan Load Balancing untuk pengguna ISP lebih dari satu. Salah satu metode optimalisasi pada jaringan adalah dengan cara melakukan manajemen bandwidth menggunakan Metode load balancing. Metode load balancing adalah sebuah konsep yang berfungsi untuk menyeimbangkan beban bandwidth dari dua ISP atau lebih melalui parameter kinerja jaringan yaitu delay, packet loss, jitter, availibility dan throughput sehingga koneksi internet dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu perangkat yang mendukung konsep load balancing adalah router mikrotik. Router mikrotik merupakan sistem operasi yang dikhususkan untuk menangani routing pada jaringan komputer. Oleh karena itu timbul solusi untuk menggunakan dua ISP dan menjadikan mikrotik tersebut sebagai load balancer. Dan diharapkan juga Mikrotik dapat mengoptimalkan pembagian bandwidth pada setiap client yang ingin mengakses internet. Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang ingin mengakses internet, lalu menyetarakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya[2]. Dalam tugas akhir ini penulis mengambil judul LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH KAJIAN PUSTAKA Tahapan dalam penelitian meliputi perancangan desain topologi jaringan, proses pengambilan data, pengolahan data, pengujian data, analisis data dan kesimpulan. Pada penelitian ini akan memonitoring jaringan menggunakan 75

beberapa parameter kinerja jaringan (QoS) yaitu delay, packet loss, jitter, availibility dan throughputdengan menggunakan softwarewinbox. Parameter Kinerja Jaringan (QoS) Quality of Service (QoS) adalah perforrmansi yang menentukan derajat kepuasan pengguna terhadap service yang diberikan oleh jaringan berdasarkan parameter-parameter. Pada penelitian digunakan parameter delay, packet loss, jitter, availibility dan throughput dari sisi pengguna untuk menentukan QoS[5]. 1. Delay Delay adalah jumlah seluruh waktu tunda suatu paket pada saat proses pengiriman paket dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Tabel 1. Kategori Kualitas Delay[6] Delay Kategori 0 150 ms Sangat Bagus 150 ms 300 ms Bagus 300 ms 450 ms Sedang >450 ms Buruk Sumber : (TIPHON) 2. Packet Loss Packet loss adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui jumlah paket yang hilang. Tabel 2.Kategori Kualitas Packet loss[6] Packet Loss Kategori 0 % Sangat Bagus 0 % 3 % Bagus 3 % 15 % Sedang 15 % 25 % Buruk Sumber : (TIPHON) 3. Jitter Merupakan variasi waktu kedatangan antara paket-paket yang dikirimkan terus-menerus dari satu terminal (source) ke terminal yang lain (destination) pada jaringan IP. Tabel 3.Kategori Kualitas Jitter[6] Jitter Kategori 4. Availibility 0 ms Sangat Bagus 1 ms 75 ms Bagus 76 ms 125 ms Sedang 126 ms 225 ms Buruk Sumber : (TIPHON) Kesiapan (availability) adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan baik dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk melaksanakan proses operasi. Kesiapan (availability) tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan atau efektifitas dari kegiatan perawatan yang telah dilakukan. 76

5. Throughput Throughput adalah kemampuan sebuah jaringan untuk melakukan pengiriman data. Untuk mengkonversi nilai throughput dari Mbps menjadi Kbps. Kerangka tahapan ini dibuat secara bentuk diagram secara keseluruhan. Bentuk diagram merupakan bagian terpenting karena kita bisa mengetahui tahapan-tahapan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Sehingga keseluruhan bentuk diagram tahapan penelitian tersebut akan menghasilkan suatu sistem yang dapat difungsikan atau dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 1.Kerangka Penelitian A. Perancangan Desain Topologi Jaringan Dari data-data yang di dapat sebelumnya, tahap desain ini akan membuat topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Berikut gambar desain topologi jaringan ditunjukkan dalam blok diagram. Gambar 2.Desain Topologi Jaringan Padagambar 2 desaintopologi jaringan diatas terdapat Mikrotik sebagai gateway untuk mendistribusikan ke seluruh jaringan kantor tersebut. Tetapi, denah topologi jaringan di atas hanya di Bagian Teknologi Informasi (BTI) saja. 77

Tabel 4. IP Address Metode PCC Perangkat Ruang IP Address Gateway Interface Mikrotik BTI 10.18.104.13/24 10.18.104.0 ISP 1 (100 Mbps) RouterBoard 750 BTI 192.168.1.2/24 192.168.1.0 ISP 2 (100 Mbps) BTI 192.168.2.1/24 192.168.2.0 LAN Laptop 1 BTI 10.18.104.13/24 10.18.104.0 Ethernet Laptop 2 BTI 192.168.1.2/24 192.168.1.0 Ethernet Laptop 3 BTI 192.168.2.1/24 192.168.2.0 Ethernet Laptop 4 BTI 106.10.139.246/24 106.10.139.0 Ethernet Pada tabel 4 diatas merupakan tabel IP Address menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier) menggunakan Mikrotik RouterBoard 750. Di dalam mikrotik tersebut terbagi menjadi 5 port. Port 1 diisi dengan IP Address 10.18.104.13 sebagai ISP 1 di dalam mikrotik, terhubung ke laptop 1 sebagai Ethernet. Port 2 diisi dengan IP Address 192.168.1.2 sebagai ISP 2 di dalam mikrotik, terhubung ke laptop 2 sebagai Ethernet. Port 3 diisi dengan IP Address 192.168.2.1 sebagai LAN di dalam mikrotik, terhubung ke laptop 3 sebagai Ethernet. dan Port 4 diisi dengan IP Address 106.10.139.246 terhubung ke laptop 4 dan Hub di PT PLN (Persero) WS2JB Area Palembang. Fungsi ethernet yaitu sebagai media penghubung antara komputer atau PC dengan jaringan. B. Monitoring Jaringan Pada tahapan monitoring ini dilakukan pada saat jam padat kerja kemudian pada saat koneksi tidak padat(sedang free). Terdapat perbedaan hasil pengujian dari jam padat kerja dan tidak padat kerja (sedang free) dengan menerapkan metode Load BalancingPCC (Per Connection Classifier). Pada monitoring ini menguji Quality Of Service atau bisa disingkat dengan QoS. Gambar 3. Proses Pengujian Quality Of Service (QoS) Pada gambar 3 diatas akan memonitoring jaringan QoS (Quality Of Service) berupa delay, packet loss, jitter, availability dan throughput menggunakan software winbox pada sisi pengguna. 78

Gambar 4.Diagram Alir Perencanaan Manajemen Bandwidth Pada gambar 4 diatas yaitu proses terjadinya optimalisasi load balancing dua ISP untuk manajemen bandwidth berbasis mikrotik dimulai dari menginstalasi software winbox terlebih dahulu, setelah itu pengambilan data QoS (Quality Of Service) berupa delay, packet loss, jitter, availability dan throughput di PT PLN (Persero) WS2JB Area Palembang kemudian catat dan simpan hasil capture. Pengujian data dengan melakukan tes PING di cmd (command prompt). Setelah itu hasil data pengukuran tersebut dianalisis data sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan selesai. III. METODE A. Metode Load Balancing PCC (Per Connection Classifier) Metode yang dikembangkan dalam perancangan ini yaitu metode Load Balancing PCC (Per Connection Classifier). Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC menggelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Penggelompokkan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim. Dengan membagi beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal dan menghindari overload pada salah satu jalur. B. Tes Kinerja Sistem Berikut tes kinerja sistem secara keseluruhan untuk mengetahui dan menganalisis kualitas layanan jaringan internet di PT PLN (Persero) WS2JB Palembang hanya Bagian Teknologi Informasi (BTI) saja dengan menggunakan software winbox dengan cara melakukan tes PING di CMD (Command Prompt) untuk melakukan ping www.yahoo.com t terlebih dahulu. Tujuannya adalah komputer sudah ter-connect dengan internet. Gambar 5. Pengujian Tes PING 79

Pada gambar 5 diatas yaitu pengujian tes PING bahwa koneksi antara server dan pengguna telah terhubung. Hal ini dibuktikan dengan perintah PING berfungsi untuk memastikan bahwa satu komputer yang sedang dituju sedang aktif dan memberikan respon balik. Misalnya, bila kita ingin mengirimkan suatu file ke suatu alamat host, maka untuk melihat berapa lama waktu operasi yang dibutuhkan, kita menggunakan PING. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pengukuran Pada Penulisan ini penulis berharap pada perancangan desain topologi jaringan ini dapat mengoptimalkan load balancing dua ISP untuk manajemen bandwidth berbasis mikrotik di PTPLN (Persero) WS2JB Palembang dalam menggunakan beberapa parameter kinerja jaringanquality Of Service (QoS) seperti delay, packet loss, jitter, availibility dan throughput agar berjalan dengan baik dan menghindari overload pada salah satu jalur sehingga kualitas jaringan yang diterima sesuai yang diharapkan. Serta Mikrotik dapat mengoptimalkan pembagian bandwidth pada setiap client yang ingin mengakses internet. Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang ingin mengakses internet, lalu menyetarakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya. Berikut data hasil pengukuran QoS: Tabel 5. Hasil Pengujian Delay No. Padat Kategori Tidak Padat Kategori 1. 173 ms Bagus 143 ms Sangat Bagus 2 128 ms Sangat Bagus 108 ms Sangat Bagus 3. 184 ms Bagus 164 ms Bagus 4. 156 ms Bagus 126 ms Sangat Bagus Rata-rata 160.25 ms Bagus 135.25 ms Sangat Bagus Hasil dari pengujian delay tabel 5 untuk keadaan padat memperoleh rata-rata 160,25 ms dengan kategori bagus dan untuk keadaan tidak padat memperoleh rata-rata 135,25 ms dengan kategori sangat bagus. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian delay, bahwa untuk keadaan yang tidak padat lebih optimal koneksi internetnya dibandingkan dengan keadaan padat yang digunakan oleh banyak client, hal ini dikarenakan pengaruh distorsi dan redaman atau terkadang juga saat koneksi sedang penuh. Tabel 6. Hasil Pengujian Packet Loss No. Padat Kategori Tidak Padat Kategori 1. 0 % Sangat Bagus 0 % Sangat Bagus 2 0 % Sangat Bagus 0 % Sangat Bagus 3. 0 % Sangat Bagus 0 % Sangat Bagus 4. 0 % Sangat Bagus 0 % Sangat Bagus Rata-rata 0 % Sangat Bagus 0 % Sangat Bagus Hasil dari pengujian packet loss tabel 6 pada saat pengiriman paket PING ke google untuk keadaan padat memperoleh rata-rata 0 % dengan kategori sangat bagus dan untuk keadaan tidak padat memperoleh rata-rata 0 % dengan kategori sangat bagus. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian packet loss, bahwa untuk keadaan padat dan tidak padat mendapatkan hasil yang sama yaitu pada saat pengiriman paket PING ke googlepaket lossnya0 %. Pada pengujian packet loss ini kategori baik, tetapi yang membedakan kedua sistem ini yaitu angka pada delay. Tabel 7. Hasil Pengujian Jitter No. Padat Kategori Tidak Padat Kategori 1. 57 ms Bagus 66 ms Bagus 2 147 ms Buruk 57 ms Bagus 3. 86 ms Sedang 65 ms Bagus 4. 104 ms Sedang 73 ms Bagus Rata-rata 98.5 ms Sedang 65.25 ms Bagus Hasil dari pengujian jitter tabel 7 untuk keadaan padat memperoleh rata-rata 98,5 ms dengan kategori sedang dan untuk keadaan tidak padat memperoleh rata-rata 65,25 ms dengan kategori bagus. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian jitter, bahwa untuk keadaan tidak padat lebih optimal dibandingkan dengan keadaan 80

padat yang digunakan oleh banyak client. Semakin kecil nilai jitter maka QoS yang dihasilkan semakin bagus, semakin besar nilainya maka semakin buruk QoS jaringan internet tersebut. Tabel 8. Hasil Pengujian Availibility No. Padat Tidak Padat 1. 0 % 0 % 2 0 % 0 % 3. 0 % 0 % 4. 0 % 0 % Rata-rata 0 % 0 % Hasil dari pengujian availibility tabel 8 untuk keadaan padat memperoleh rata-rata 0 % dan untuk keadaan tidak padat memperoleh rata-rata 0 %. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian availibility, bahwa untuk keadaan padat dan tidak padat mendapatkan hasil yang sama yaitu 0 %, hal ini dikarenakan keberhasilan atau efektifitas dari kegiatan perawatan yang telah dilakukan di PT PLN (Persero) WS2JB Area Palembang sudah cukup baik. Tabel 9. Hasil Pengujian Throughput No. Padat Tidak Padat 1. 67.5 Kbps 3.2 Kbps 2 66.9 Kbps 2.6 Kbps 3. 65.4 Kbps 2.0 Kbps 4. 68.2 Kbps 3.8 Kbps Rata-rata 67 Kbps 2.9 Kbps Hasil dari pengujian throughput tabel 9 untuk keadaan padat memperoleh rata-rata 67 Kbps dan untuk keadaan tidak padat memperoleh rata-rata 2.9 Kbps. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian throughput, bahwa kecepatan mendownload pada saat jam tidak padat kerja lebih stabil dibandingkan dengan pada saat jam padat kerja, sehingga pada saat mendownload atau streamingclient yang lain tidak terganggu. Jika pengguna sedang mendownload atau streaming yang berlebihan itu karena bandwidth akan termakan oleh si client yang menggunakan internet lebih awal. KESIMPULAN 1. Kinerja sebuah jaringan komputer yang menerapkan metode Load Balancing PCC (Per Connection Classifier)menjadi lebih baik, karena telah membagi beban trafik secara seimbangdan bisa mengoptimalkan kinerja koneksi internet pada PTPLN (Persero) WS2JB Area Palembang. 2. Dengan hasil dari pengujian QoS untuk delay dalam kondisi padat memperoleh rata-rata 160.25 ms dengan kategori bagus sedangkan dalam kondisi tidak padat memperoleh 135.25 ms dengan kategori sangat bagus, itu artinya dalam kondisi tidak padat lebih stabil dibandingkan dengan kondisi padat. Untuk packet loss dalam kondisi padat memperoleh rata-rata 0 % dengan kategori sangat bagus dan dalam kondisi tidak padat memperoleh rata-rata 0 % dengan kategori sangat bagus, itu artinya dalam kondisi padat dan tidak padat stabil. Untuk jitter dalam kondisi padat memperoleh rata-rata 98.5 ms dengan kategori sedang dan dalam kondisi tidak padat memperoleh rata-rata 65.25 ms dengan kategori bagus, itu artinya dalam kondisi tidak padat lebih stabil dibandingkan dengan kondisi padat. Untuk availability dalam kondisi padat memperoleh rata-rata 0 % dan dalam kondisi tidak padat memperoleh rata-rata 0 %, bahwa keberhasilan atau efektifitas dari kegiatan perawatan yang telah dilakukan di PT PLN (Persero) WS2JB Area Palembang sudah cukup baik. Untuk throughput dalam kondisi padat memperoleh rata-rata 67 Kbps dan dalam kondisi tidak padat memperoleh rata-rata 2.9 Kbps, bahwa kecepatan mendownload pada saat jam tidak padat kerja lebih stabil dibandingkan dengan pada saat jam padat kerja, sehingga pada saat mendownload atau streamingclient yang lain tidak terganggu.. 3. Konfigurasi routing pada Mikrotik dapat dijalankan dengan metode Load Balancing dalam mengatur jalur paket data yang memiliki lebih dari satu koneksi. 4. Mikrotik dapat mengoptimalkan pembagian bandwidth pada setiap client yang ingin mengakses internet, lalu menyetarakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya. V. SARAN 81

Dalam Optimalisasi dan perancangan ini disadari masih banyak kekurangan atau pun dari segi pembuatan laporan untuk sebagai penutup, harapannya semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi semua orang khususnya yang sedang mempelajari atau mendalami ilmu jaringan komputer khususnya Metode Load Balancing. Daftar Pustaka [1] Agung Rahmawan Saputra. 2013. Analisa Perbandingan Metode Load Balancing Peer Connection Classifier (PCC) Dengan Nth Pada Router Mikrotik. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016. [2] Andri Dwi Utomo. 2011. Implementasi Load Balancing Dua ISP Menggunakan Mikrotik. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. [3] Library.binus.ac.id. 2013. Bab 2 Tinjauan Pustaka. Teori yang berkaitan dengan Jaringan diakses pada tanggal 2 Desember 2016 pukul 20.00 WIB. https://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1-01222-if%20bab2001.doc. [4] Manajemen Bandwidth Berdasarkan Prioritas Menggunakan Metode CBQ (Class Based Queue) Berbasis GNU/Linux Pada Jaringan Jurnal UNIKOM Bandung 2013. [5] Fahad Arwani 1, Wahyu Adi Priyono, Ir., M.Sc 2, Sigit Kusmaryanto, Ir., M.Eng 2 Sistem Manajemen Bandwidth Pada Jaringan Komunikasi Voice Over Internet Protocol (VoIP) Dengan Metod Jurnal Teknik Elektro. [6] TR 101 329 V2.1.1. 1999. Telecommunications and Internet ProtocolHarmonization Over Networks (TIPHON). In General aspects of Quality of Service (QoS) (pp. 24-27). FRANCE. 82