PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya

NASKAH PUBLIKASI GALIH SRI KUSUMASTUTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN STRATEGI

SULISTYANI AGUSTINA A

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PGSD. Disusun Oleh NUR FITRIA A

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: NOFIKA ALFIANI A

IMPLEMENTASI MEDIA WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SD N NGADIREJO II KARTASURA

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: SUHARIYANI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 9 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode. Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA. Kelas IV SDN Gawanan 02.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN TEKNIK AKROSTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VI SD NEGERI

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

PENINGKATAN KERJASAMA DALAM PEMBELAJARAN SUB TEMA TUBUHKU MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 KEMADOHBATUR

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SD N 1 JEPANG KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PROGRANI STUDI PGSD EAI(JUIAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDII(AhJ UNTWRS ITAS MUT{AMIVIADTYAH S UW

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

EMPIRIK 2013 / Oleh: A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh Genda Widayati A54B111032

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun oleh: ASTRI MARHENI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI SCRAMBLE KELAS V SD N DUKUH 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH. Derajat. Sarjana S-1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERGAMBAR SERI PADA MATAPELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA

ENDAH SULISTYAWATI A.510

: AHMAD FATKHUL HUDA A

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PENERAPAN METODE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V TERHADAP MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MACTH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD N 3 KAHUMAN, POLANHARJO, KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGANYAR 02

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : EKA PURWANDARI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : TRI WINARSIH A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE KALKULATOR JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD NEGERI NOGOSARI 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

Publikasi Karya Ilmiah. Oleh : QOUMI GHONIN HAMIDAH A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI MAFTUKHA NIM.

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S-1 FKIP PGSD. Disusun Oleh: ANNIS ROHCMAWATI A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI STRATEGI DISCOVERY INQUIRY

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS IV SD N MANJUNG 2 TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ELA SURYANI A PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BACA TULIS DENGAN METODE CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 04 TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI IPS MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GIRIWONDO KECAMATAN JUMAPOLO

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012/2013

RIA INDRA MAYA SARI A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

ERLINA DIAH PERMATASARI A

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA SISWA KELAS V A SD MUHAMMADIYAH 1

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE POLAMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI BRATAN II No. 170 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MACROMEDIA FLASH

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 CINGKRONG PURWODADI GROBOGAN

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: AYIK OKTAFIA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BARUKAN MANISRENGGO KLATEN

Transkripsi:

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01 KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PGSD Disusun Oleh NUR FITRIA A 510 090 224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3

1 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01 KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN 2012/2013 NUR FITRIA, A 510 090 224, Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 145 halaman Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampuan meyimak isi cerita story telling melalui media boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa tahun 2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah dengan soal tes, pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase siswa melalui (a) Meningkatkan kemampuan menyimak siswa di dalam setiap siklusnya yaitu, yang meliputi a) siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru sebelum dilakukan tindakan sebesar 42,85% (6 siswa), pada siklus I sebesar 64,28% (6 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 92,85% (13 siswa), b) perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain sebelum dilakukan tindakan sebesar 42,85% (6 siswa), pada siklus I sebesar 57,14% (8 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 78,55 (11 siswa), c) menjawab dengan benar pertanyaan berkaitan dengan isi cerita story telling sebelum dilakukan tindakan sebesar 28,57% (4 siswa), pada siklus I sebesar 42,86% (6 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan sebesar 85,71% (12 siswa), d) menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan dengan runtut sebelum dilakukan tindakan sebesar 28,57% (4 siswa), pada siklus I sebesar 35,71% (5 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 78,57% (11 siswa), (b) Meningkatkan hasil belajar siswa yang berupa kemampuan mengerjakan soal-soal dengan benar dan tes lisan dengan menceritakan kembali isi cerita story telling sdengan benar peningkatan yang terjadi yaitu : prosentase ketuntasan yang diperoleh pada pra siklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 35,71%, prosentase ketuntasan yang diperoleh siklus I sebanyak 10 siswa atau sebesar 71,43%, prosentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus II sebanyak 13 siswa atau sebesar 92,86%. Kata kunci: Menyimak, Story Telling, Media Boneka

2 1. PENDAHULUAN Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar dan mengajar di Sekolah Dasar keterampilan menyimak menjadi salah satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak isi cerita story telling. Kualitas pemahaman anak terhadap isi cerita yang disampaikan oleh gurunya, tergantung dari cara guru menyampaikannya cerita tersebut. Penggunaan media pembelajaran dan pengembangannya dapat dikatakan berhasil, harus dilihat dari sudut input, proses, hingga output pembelajaran. Hal ini selain membutuhkan kesungguhan guru untuk mau mengembangkan metode-metode pembelajarannya, sesuai dengan kriteria siswa yang dihadapi, juga dituntut adanya kreativitas dan kecerdasan guru yang tinggi untuk mengkreasikan sumber-sumber pembelajaran yang ada dan memanfaatkannya secara proporsional. Perkembangan bahasa anak-anak dapat dilihat dari segi kemampuan menerima, memahami dan melahirkan semula. Konteks Pengembangan bahasa atau yang dikenal dengan ketrampilan berbahasa meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan nenulis. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam kegiatan story telling siswa menggunakan keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan. Menyajikan story telling yang menarik bagi anak-anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi anak-anak hanya dapat berkonsentrasi mendengarkan cerita hanya dalam waktu yang singkat, jika waktu

3 mendongeng terlalu lama membuat anak merasa cepat bosan dan tidak antusias lagi. Namun masih banyak permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada kegiatan story telling antara lain: (1) Sebagian besar dari siswa juga tidak faham tentang apa yang diceritakan oleh guru. (2) Siswa cenderung asyik berbicara sendiri ketika guru sedang membacakan subuah cerita. (3) Siswa merasa bingung ketika disuruh menceritakan kembali isi cerita tersebut. (4) Siswa merasa kesulitan memahami tokoh-tokoh dan watak yang ada dalam cerita. (5) Kejenuhan siswa akibat metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam bercerita tidak bervariasi. (6) Kemampuan masing-masing siswa dalam memahami isi cerita berbeda-beda. (7) Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dan takut untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar ketika guru memberi pertanyaan atau meminta peserta didik menceritakan kembali cerita yang telah mereka simak. Berpijak dari hal itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan media boneka dalam kegiatan story telling. Penggunaan media boneka merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita dalam kegiatan story telling pada pelajaran Bahasa Indonesia. Media boneka dipilih sebagai alternatif media pembelajaran karena media boneka sangat dekat dengan dunia anak-anak dan meskipun boneka termasuk media visual, oleh karenanya media tersebut berguna untuk memvisualkan cerita yang disampaikan oleh guru. Dengan menggunakan media boneka tersebut maka dalam penyampaian sebuah cerita akan lebih menarik dan menyenangkan dari pada tanpa menggunakan media boneka. Siswa diharapkan lebih mudah dalam menerima isi cerita yang disampaikan oleh guru.

4 2. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Setting atau lokasi tempat dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di kelas I SD N Watubonang I, yang beralamatkan di desa Tengklik RT 02/ RW V Kelurahan Watubonang Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Kode Pos 57561. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan Februari 2013. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sesuai dengan variabel yang diambil dalam penelitian, jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (kemampuan menyimak) dan data kuantitatif (hasil belajar). C. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. 1. Observasi Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono (dalam Rubino Rubiyanto,2009: 75) mendefinisikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung di kelas untuk mengamati setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat

5 pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Menurut Rubino (2009: 75) ada empat jenis observasi dalam penelitian tindakan kelas: a. Observasi berpartisipasi, artinya observer berpartisipasi dalam kehidupan oerang-orang yang akan diobservasi. b. Observasi non partisipasi artinya observer melakukan observasi di luar aktivitas observasi. c. Quasi observasi berpartisipasi artinya observer berpura-pura ikut dalam kegiatan observasi yang secara nyata ia berfunsgi dalam kegiatan observer. d. Observasi sistematik dan non sistematik artinya dalam melakukan observasi kerangkanya yang akan diperoleh telah dirumuskan, sebaliknya non sistematik semua gejala yang tampak dicatat. 2. Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan pula. Sukardi (dalam Rubino, 2011: 67) memberikan istilah dialog interaktif antara peneliti dan respondent dan dapat pula sepihak artinya peneliti yang bertanya terus. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru, peserta didik, maupun kepala sekolah. Hal ini disebabkan adanya beberapa keuntungan di antaranya pertama, wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/ informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bisa memungkinkan data yang diperoleh lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh siswa yang diwawancarai.

6 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto dan data yang relevan dalam penelitian. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen dan arsip. Dokumen dalam penelitian ini berupa daftar nama siswa, silabus Bahasa Indonesia kelas I, RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia dan daftar nilai. Dokumen sebagai bahan dalam perencanaan penelitian sampai dengan pelaksanaan tindakan. 4. Tes Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau bakat siswa melalui sejumlah pertanyaan atau latihan. Metode tes ini digunakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan bercerita siswa adalah tes lisan dan tes tertulis. Tes ini digunakan untuk memperoleh gambaran seberapa besar hasil belajar siswa setelah ada peningkatan kemampuan menyimak isi cerita story telling menggunakan media boneka

7 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus I sampai II mengenai penggunaan media boneka pada kegiatan menyimak isi story telling dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan pada siswa kelas I SD Negeri Watubonang 01. Dengan demikian maka hipotesis tindakan dengan pencapaian indikator menyimak dengan pencapaian 75% dapat dibuktikan kebenarannya sebagai berikut: 1. Dengan penggunaan media boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri Watubonang 01 tahun ajaran 2012/ 2013 meningkat. Dibuktikan dengan peningkatan indikator menyimak isi cerita story telling di setiap siklusnya. a. Siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 64,28% dan siklus II 92,85%. b. Perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain) yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 57,14% dan siklus II 78,57%. c. Siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan dengan isi cerita story telling yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 42,86% dan siklus II 85,71%. d. Siswa menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan dengan runtut yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 35,71% dan siklus II 78,57%.

8 2. Dengan penggunaan media boneka dengan baik dan benar maka kemamapuan menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri Watubonang 01 Tawangsari tahun ajaran 2012/ 2013 meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan dari Pra Siklus ke Siklus I sampai Siklus II, yaitu: nilai siswa pra siklus hingga siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan menyimak isi cerita story telling menggunakan media boneka dengan melihat tabel perolehan nilai siswa yang selalu meningkat tiap siklusnya dan rata-rata nilai siswa yang mengalami peningkatan cukup signifikan. a. Pra Siklus Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa kelas I pada pra siklus perolehan nilai tertinggi antara 71 s/d 80 sebanyak 5 siswa, nilai 61 s/d 70 sebanyak 6 siswa, nilai 51 s/d 60 ada 3 siswa, dan nilai terendah adalah 41 s/d 50 sebanyak 1 siswa. b. Siklus I Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa kelas I pada siklus I perolehan nilai tertinggi antara 81 s/d 90 sebanyak 2 siswa, nilai 71 s/d 80 sebanyak 8 siswa, nilai 61 s/d 70 ada 3 siswa, dan nilai terendah adalah 51 s/d 60 sebanyak 1 siswa. c. Siklus II

9 Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa kelas I pada siklus II perolehan nilai tertinggi antara 81 s/d 90 sebanyak 5 siswa, nilai 71 s/d 80 sebanyak 7 siswa, nilai 61 s/d 70 ada 1 siswa, dan nilai terendah adalah 51 s/d 60 sebanyak 1 siswa. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan menyimak isi cerita story telling dibuktikan dengan nilai hasil belajar yang menglami peningkatan ketuntasan dari pra siklus ke siklus I dan siklus II, prosentase ketuntasan yang diperoleh pada pra siklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 35,71%, prosentase ketuntasan yang diperoleh siklus I sebanyak 10 siswa atau sebesar 71,43%, prosentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus II sebanyak 13 siswa atau sebesar 92,86%. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas I SD Negeri Watubonang 01 tentang peningkatan kemampuan menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I. Dapat disimpulkan sebagai berikut : Melalui media boneka dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini dapat dilihat dari indikator kemampuan menyimak siswa dapat memenuhi target dan dibuktikan dengan hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM. 1. Indikator kemampuan menyimak isi cerita story telling

10 a) Siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 64,28% dan siklus II 92,85%. b) Perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain) yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 57,14% dan siklus II 78,57%. c) Siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan dengan isi cerita story telling yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 42,86% dan siklus II 85,71%. d) Siswa menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan dengan runtut yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 35,71% dan siklus II 78,57%. Dalam penelitian ini yang menjadi keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi, sekurang-kurangnya 75% siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa indonesia. Dengan perincian indikator berupa: a) Adanya peningkatan siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru sebesar 75%. b) Adanya peningkatan perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain) sebesar 75%. c) Adanya peningkatan siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan dengan isi cerita story telling sebesar 75%.

11 d) Adanya peningkatan siswa menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan dengan runtut sebesar 75%. Dari indikator pencapaian yang diharapkan peneliti sudah sesuai target yaitu keberhasilan sekurang-kurangnya 11 siswa atau sebesar 78,57%, sudah tercapai pada siklus II sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti. 2. Presentase kemampuan menyimak isi cerita story telling melalui media boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia dibuktikan dengan Hasil Belajar Siswa yang diperoleh pada pra siklus adalah 35,71%, siklus I adalah 71,43%, pada siklus II prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah 92,86%. Sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raj Grafindo Persada. Cakra, Heru. 2012. Mendongeng dengan Mata Hati. Surabaya: Mumtaz Media. Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. 12