BAB I PENDAHULUAN. tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Agar dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari harinya.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran kepada anak sejak dini. Selain itu pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

BAB 1 PENDAHULUAN. konsep berkomonikasi, berintreraksi serta menerima informasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Tanpa bahasa manusia tidak akan dapat berkomunikasi satu sama lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (1990 : 16) yang menyatakan bahwa, Fungsi bahasa pada umumnya sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar anggota masyarakat. Dengan demikian tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Agar dapat mengfungsikan bahasa dengan baik maka setiap masyarakat pemakai bahasa dituntut untuk terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Oleh karena itu, sudah sepatutnya apabila keterampilan berbahasa dipelajari dan ditingkatkan. Dalam upaya pembelajaran dan peningkatan kemampuan berbahasa inilah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia diberikan di sekolah-sekolah mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bahasa, pemerintah telah menerapkan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kurikulum tersebut disusun dengan memperhatikan taraf perkembangan siswa dan masing-masing jenjang pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum Bahasa Indonesia untuk sekolah dasar. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tahun 2006 (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

2 maupun secara tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Keterampilan berbahasa (language skill) mencakup empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Nida (dalam Tarigan, 2004 : 1) yang menyebutkan bahwa, ''Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat aspek tersebut diberikan secara seimbang dan terpadu. Hal ini dikarenakan hal-hal tersebut saling berhubungan. Keterampilan berbicara berhubungan erat dengan keterampilan mendengarkan, sedangkan keterampilan membaca berhubungan erat dengan keterampilan menulis. Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), disebutkan bahwa, ''Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan membaca. Pembaca dalam kegiatan membaca dituntut untuk memiliki keterampilan menggunakan teknik/metode membaca agar terbentuk predikat pembaca yang fleksibel, efektif, dan efisien. Tampubolon (1998 : 22) mengemukakan beberapa teknik untuk menemukan informasi fokus secara efisien, yaitu sebagai berikut. 1. Baca-pilih (selecting) bahwa pembaca memilih bahan bacaan dan atau bagian bagian yang relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukan. 2. Baca-lompat (skipping) bahwa pembaca dalam menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lainnya. 3. Baca-lenyap (skimming) membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian.

3 4. Baca-tatap (scanning) membaca dengan cepat dengan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditetukan, sehingga informasi fokus itu dikemukakan dengan tepat dan dipahami. Keempat teknik membaca itu dapat digunakan pada waktu tertentu secara sekaligus dalam arti berurutan. Teknik baca-tatap (scanning) digunakan dalam pembelajaran membaca memindai. Keterampilan membaca memindai (scanning) berati keterampilan membaca dengan cermat dan dalam waktu singkat untuk mendaptakan keterangan yang diperlukan (Suwanto, dkk, 2004 : 119). Hal ini berarti dalam membaca memindai pembaca harus mampu menemukan keterangan penting yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat. Untuk mencapai hal tersebut, dalam pembelajaran membaca memindai di sekolah guru harus melibatkan siswa secara aktif. Hal ini perlu dilakukan agar aktivitas siswa dapat berkembang. Tetapi kenyataan di lapangan, berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang pada umumnya guru tersebut menggunakan RPP yang langkah-langkah pada kegiatan intinya tidak banyak melibatkan aktivitas siswa. Dalam pembelajaran membaca, peneliti mengadakan observasi awal pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dan ditemukan permasalahan, yaitu kemampuan membaca siswa masih rendah khususnya dalam membaca memindai. Penyebab kekurangmampuan siswa dalam membaca memindai adalah kurang lengkapnya sumber belajar bagi siswa itu sendiri. Sumber belajar adalah salah satu penunjang yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa berupa: 1) buku-buku pelajaran yang wajib, buku pelajaran yang pernah dipakai yang masih sesuai, buku pelengkap, buku bacaan,

4 kamus, ensiklopedia, 2) media cetak, surat kabar, majalah, 3) media elektronik: radio, televisi, 4) lingkungan alam sosial, budaya, 5) nara sumber, 6) pengalaman dan minat anak serta, 7) hasil karya siswa. Kegiatan yang dilakukan guru ketika pembelajaran membaca di kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang ketika observasi awal adalah siswa disuruh maju ke depan kelas untuk membacakan teks bacaan tanpa diberitahukan cara membacakan teks tersebut dengan benar. Selain itu guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa dalam membacakan teks bacaan yang baik dan benar. Penyebab kesulitan dalam pembelajaran membaca adalah sebagai berikut : a. Kurang lengkapnya sumber belajar bagi siswa. b. Siswa kurang bisa mengetahui serta memahami isi bacaan. c. Guru kurang menguasai dan memahami metode pembelajaran membaca. Berdasarkan deskripsi kegiatan pembelajaran membaca yang dilakukan oleh guru di kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran membaca yang dilakukan di kelas kurang mendapat perhatian sehingga suasana dan kondisi belajar kurang menunjang terhadap kebermaknaan dan keberhasilan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari indikator: 1) kurang terciptanya kondisi emosional antara guru dan siswa, 2) kurang terciptanya kondisi sosial dan kerjasama antar siswa, 3) kurang berkembangnya kondisi intelektual siswa dalam belajar 4) kurang terciptanya suasana yang kondusif dalam pembelajaran serta 5) kurang terciptanya partisipasi, bentuk kerjasama dan motivasi siswa dalam belajar, salah satu faktor yang

5 mempengaruhi berbagai kelemahan kinerja guru dan aktivitas siswa di atas adalah model pengolahan kelas yang diterapkan. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus membantu siswa untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi pelajaran maupun karakteristik siswa. Untuk lebih jelasnya, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang No Nama Siswa Skor Nilai Tuntas Persentase Ketuntasan Belum Tuntas 1 Adinda Dwi A. 6 60 2 Anggun Anggita 3 30 3 Azka Nur Kh. 2 20 4 Dede Herliani A. 3 30 5 Detya Eka Nur. 3 30 6 Duddi Darmawan 3 30 7 Elzan Fahmi M. 5 50 8 Lilis Parlina 4 40 9 Muhamad David 4 40 10 Neti Fitriyani 7 70 11 Riska M. Marisa 5,5 55 12 Sabila Nurul F. 7 70 13 Santi Damayanti 6 60

6 14 Silvia S. 7,5 75 15 Siska Agustia 6 60 16 Tessa Nur. Alifah 6 60 17 Vina Padrinawati 6 60 18 Tiana Apriani D. 6 60 Jumlah 3 15 Persentase (%) 16,7 % 83,3 % Ketarangan : Nilai KKM = 65 Nilai 65 ke atas berarti tuntas, sedangkan nilai kurang dari 65 belum tuntas. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang relevan. Secara umum manfaat penggunaan model pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu (1) model pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) model pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, (3) model pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, (4) model pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar, (5) model pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, dan (6) model pembelajaran dapat

7 mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Salah satu model yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran membaca memindai adalah model pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC. Model pembelajaran kooperatif metode CIRC menurut Slavin (2005 : 28) adalah, Pembelajaran terpadu antara membaca dan menulis yang dilakukan dalam kelompok. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif metode CIRC merupakan sistem pengajaran gotong royong yang didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Termasuk ke dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu : saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian kerjasama, dan proses kelompok. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif metode CIRC merupakan model pembelajaran yang ditata/diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Penggunaan model pembelajaran kooperatif metode CIRC dalam pembelajaran membaca memindai memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif, sehingga tercipta suatu kondisi dan situasi belajar yang optimal. Model pembelajaran kooperatif metode CIRC membuat kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor guru dan siswa saja tetapi juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan model pembelajaran pembelajaran.

8 Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif melalui Metode CIRC untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Memindai Siswa Kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca memindai pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang? 2) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran membaca memindai dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang? 3) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca memindai dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC? 4) Bagaimana peningkatan kemampuan membaca memindai setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang?

9 a. Bagaimana peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari buku petunjuk telepon? b. Bagaimana peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari daftar susunan acara? c. Bagaimana peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari daftar menu masakan? 2. Pemecahan Masalah Salah satu keterampilan membaca yang perlu dikuasai siswa adalah membaca memindai. Dengan keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan secara cepat dan menyeluruh. Membaca memindai ini pun pada dasarnya merupakan proses kognitif, maksudnya membaca memindai merupakan kegiatan penalaran dan kegiatan berpikir. Dalam membaca memindai yang menjadi tujuan utama ialah mencapai kemampuan membaca yang maksimal. Dengan demikian, kemampuan membaca memindai adalah kesanggupan dan kecakapan dalam menelaah serta memahami lambang-lambang grafis sehingga dapat menangkap makna atau arti yang terkandung dalam bacaan secara cepat dan mendalam. Artinya, seseorang dapat menangkap isi atau makna yang terkandung dalam suatu teks bacaan, apabila orang tersebut telah mempunyai kemampuan dalam membaca memindai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca memindai, peneliti berinisiatif mengambil langkah tindakan dengan menggunakan model

10 pembelajaran kooperatif melalui metode CIRC. Alasan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode CIRC dapat mengatasi kesulitan siswa dalam membaca memindai karena penggunaan model pembelajaran tersebut lebih banyak membangkitkan minat siswa dan banyak melibatkan siswa secara aktif. Dikatakan demikian, karena dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif metode CIRC siswa dituntut mampu membaca dengan cermat dalam waktu relatif singkat untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan cara bekerja sama dalam kelompok. Dengan kata lain, membaca dengan model pembelajaran kooperatif metode CIRC tidak hanya sekedar menangkap makna bacaan, tetapi berupaya untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan. Dengan demikian metode tersebut akan dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran membaca. Langkah-langkah pembelajaran membaca memindai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode CIRC menurut Slavin (2005 : 32) sebagai berikut. 1) Guru menyiapkan wacana terpilih yang relatif sempurna, yakni wacana yang tidak bergantung pada informasi sebelumnya. 2) Guru mengelompokkan siswa menjadi sub-sub kelompok. Masingmasing kelompok terdiri dari 3 orang secara heterogen. 3) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 4) Guru membagikan tugas yang bertalian dengan membaca memindai kepada masing-masing kelompok. 5) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. 6) Tiga orang siswa dalam kelompok tersebut ditugaskan masing-masing membaca wacana/kliping sesuai materi pelajaran di depan kelas. 7) Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan wacana yang telah dibaca. 8) Siswa mengulang pembacaan wacana yang telah dibaca sebelumnya.

11 Target yang diharapkan dari pembelajaran ini, yaitu 90% siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang mampu menemukan informasi secara cepat dari teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.) yang dilakukan melalui membaca memindai. Dengan demikian, diharapkan ketuntasan belajar siswa mencapai 90%. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca memindai pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. 2. Mendeskripsikan kinerja guru dalam pembelajaran membaca memindai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode CIRC pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. 3. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca memindai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode CIRC. 4. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca memindai setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode CIRC pada siswa kelas V SD Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. a. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari buku petunjuk telepon.

12 b. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari daftar susunan acara. c. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menemukan informasi utama dari daftar menu masakan. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi sekolah, guru, dan siswa. Manfaat yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Memberikan informasi bagi sekolah yang bersangkutan tentang kemampuan siswanya dalam hal pembelajaran membaca memindai. 2. Memberikan gambaran yang luas bagi guru tentang efektivitas penerapan model kooperatif metode CIRC dalam pembelajaran membaca memindai. 3. Memberikan informasi bagi siswa yang bersangkutan tentang kemampuan dirinya dalam hal pembelajaran bahasa pada umumnya, dan membaca memindai pada khususnya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam keterampilan membaca. 4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas sehingga peneliti memperoleh pengalaman dalam melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah di masa yang akan datang. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diperlukan batasan istilah. Batasan istilah tersebut

13 diharapkan akan dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, berikut ini penulis uraikan batasan istilah yang berkaitan dengan penelitian ini. 1. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang terdiri atas kelompok kecil yang bekerja sama sebagai satu tim untuk memecahkan masalah, melengkapi tugas atau menyelesaikan tugas bersama (Puspasari, 2003 : 12). 2. Metode CIRC adalah, Pembelajaran terpadu antara membaca dan menulis yang dilakukan dalam kelompok (Slavin, 2005 : 28). 3. Membaca memindai adalah keterampilan membaca dengan cermat dan dalam waktu relatif singkat untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan (Suwanto, 2004 : 18). Evaluasi membaca memindai dilakukan melalui tingkat pemahaman isi, tingkat pemahaman makna, dan tingkat pemahaman evaluasi.