FIRMAN FARADISI J

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

Maelina Ariyanti, Heri Bahtiar, Melati Inayati Albayani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR AN DI BPS DIANA ERNAWATI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IKRIMA RAHMASARI J

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Transkripsi:

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I Keperawatan Disusun oleh: FIRMAN FARADISI J210050040 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalulintas sering kali terjadi di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Menurut data kepolisian Republik Indonesia tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kasus. Kasus itu menyebabkan kematian pada 9.865 orang, 6. 142 orang mengalami luka berat dan 8.694 luka ringan dan diperkirakan tiap tahunya akan mengalami peningkatan. Adapun trauma yang sering terjadi pada kasus ini adalah trauma kepala, fraktur (patah tulang), dan trauma dada (Sujudi, 2007). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa. Pada pasien fraktur akan timbul nyeri dimana hal ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien. Nyeri yang timbul diakibatkan oleh terputusnya kontinuitas jaringan, spasme otot, gerakan fragmen tulang, dan cidera pada jaringan lunak (Doengoes,1999). Penanganan fraktur bisa berupa konservatif ataupun operasi. Tindakan operasi terdiri dari reposisi terbuka, fiksasi interna dan reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna, dimana didalamnya terdapat banyak prosedur yang harus dilaksanakan (Mansjoer, 2007). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa

membahayakan bagi pasien. Maka tidak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan. Kecemasan merupakan respon yang wajar terjadi apabila kita berhadapan dengan masalah atau sesuatu yang baru yang bersifat mengancam kenyamanan atau keamanan kita. Beberapa orang kadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni dalam tubuh. Hal ini akan berakibat buruk, karena apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan yang dapat menyebabkan pendarahan baik pada saat pembedahan ataupun pasca operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi (Efendy, 2005). Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien. Terapi musik ini terbukti berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan dapat membuat perasaan klien rileks (Kate and Mucci, 2002). Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian di tahun 1996, Journal of the American Medical Association melaporkan tentang hasil-hasil suatu studi terapi musik di Austin, Texas yang menemukan bahwa setengah dari ibu-ibu hamil yang mendengarkan musik selama kelahiran anaknya tidak membutuhkan anestesi.

Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endofrin dan ini menurunkan kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan tersebut memberikan pula suatu pengalihan perhatian dari rasa sakit dan dapat mengurangi kecemasan (Campbell, 2001). Musik yang digunakan sebagai terapi hendaknya musik yang lembut seperti musik klasik ataupun musik pop, karena musik yang lembut akan mengendorkan system syaraf dan organ tubuh (Merritt, 2003). Terapi musik telah banyak di terapkan sebagai altenatif untuk mempercepat penyembuhan, namun belum banyak yang tahu bahwa terapi pembacaan AL-Qur an ternyata juga dapat membantu proses penyembuhan. Terapi pembacaan Al-Qur an yang diperdengarkan di rumah sakit ternyata bisa mengurangi kecemasan dan mempercepat penyembuhan. Itulah sebabnya terapi religi telah banyak dimanfaatkan untuk mendukung percepatan pengobatan di rumah sakit di Negara-negara maju. Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS, Ahmad Al-Qadhi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan

terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer (Remolda, 2009). Adapun pengaruh terapi pembacaan Al-Quran berupa, adanya perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembulu nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi musik dan terapi murotal ini bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi musik dan Al-Quran), maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan kedalam reseptor reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (O Riordon, 2002). Terapi murotal dan terapi musik dapat menurunkan kecemasan, tetapi apakah terapi murotal itu lebih cepat menurunkan kecemasan dibandingkan terapi musik belum diketahui, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang keefektivan antara pemberian terapi pembacaan Al-Qur an dengan terapi musik terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre-operasi. Rencana penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta. Rumah Sakit Dr.Moewadi adalah rumah sakit umum yang juga menangani bedah tulang. Peneliti memilih Rumah Sakit Dr.Moewardi karena terdapat kasus yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dalam penelitian ini

dilakukan pengkajian yang meliputi gejala-gejala fisiologis ataupun psikologis dimana beberapa item penilaian kecemasan membutuhkan pengkajian yang tidak segera, akan tetapi pasien harus menginap di Rumah Sakit sehingga dapat dikaji apakah terjadi perubahan setelah diberikan terapi. Item-item yang dimaksud diantaranya adalah item gangguan tidur. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah ada perbedaan keefektivan antara pemberian terapi musik dengan terapi pembacaan Al-Qur an terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat efektivitas antara pemberian terapi musik dengan terapi pembacaan Al- Qur an terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre-operasi 2. Tujuan Khusus: a. Untuk mengetahui apakah terjadi penurunan kecemasan pada pasien pre operasi dengan luka fraktur ekstremitas setelah diberikan terapi musik

b. Untuk mengetahui apakah terjadi penurunan kecemasan pada pasien pre operasi dengan luka fraktur setelah diberikan terapi murotal. c. Didapatkan perbedaan penurunan kecemasan pada pasien pre operasi antara pasien yang diberikan terapi musik klasik dan murotal. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi Rumah Sakit terkait, diharapkan setelah diperoleh hasil yang signifikan maka dapat diterapkan sebagai protap dalam proses penyiapan pasien sebelum operasi. 2. Bagi institusi pendidikan kesehatan sebagai referensi tambahan tentang terapi yang lebih efektif dalam penanganan cemas dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan. 3. Bagi profesi keperawatan dapat memberikan masukan dalam melaksanakan dan meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah kecemasan pada pasien sebelum pembedahan melalui pemberian terapi musik atau terapi Al-Quran. 4. Bagi peneliti, untuk mengetahui perbedaan penurunan kecemasan pada pasien pre operasi antara pasien yang diberikan terapi musik dan murotal. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang musik dan murotal sudah pernah diteliti, penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :

1. Qadiy (1984) tentang : Pengaruh pemberian terapi AL-Quran pada pasien terhadap Penurunan ketegangan otot pada Pasien di Rumah Sakit Saudi Arabia. Penelitian dilakukan terhadap ratusan orang, baik berkulit putih, hitam dan yang lainya, baik yang paham atau tidak terhadap Al-Quran ternyata menunjukan hasil yang signifikan. Dampak ini terlihat pada perubahan fisiologi yang ditunjukan oleh menurunya kadar tekanan pada syaraf secara spontanitas. Adapun perbedaannya adalah, Al-Qadiy menspesifikan pada terapi murotal saja. 2. Wijanarko (2007) tentang : Pengaruh Pemberian Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien di Ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Penelitian ini menggunakan metode one group pre test and post test design tanpa group control. Pengumpulan data dengan obserfasi sebelum dan setelah perlakuan. Dari penelitian yang telah dilakukan maka terbukti bahwa dengan memberikan terapi musik maka kecemasan yang dialami pasien berkurang, hal ini ditandai dengan penurunan pernafasan, nadi dan tekanan darah. Adapun perbedaanya adalah tidak dibandingkan dengan terapi lain, hanya untuk mengetahui efek dari terapi musik. 3. Tubalawony (2007) tentang : Pengaruh Pemberian Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Klien Pasca Bedah di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon. Penelitian ini menggunakan metode one group pre test and post test design tanpa group control. Pengumpulan data secara obserfasi

dan hasil dari penelitian adalah terjadi penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca bedah setelah diberikan terapi musik. Adapun perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian-penelitian sebelumnya tidak dilakukan perbandingan dengan terapi lainya, beda tempat dan waktu.