BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

MAKALAH KONTRAK. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis DosenPengampu :Andy Kridasusila, SE, MM.

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dengan kodratnya, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PERJANJIAN KONSINYASI. dan perikatan itu merujuk pada dua hal yang berbeda, perikatan ialah suatu hal

HUKUM KONTRAK M. YUSRIZAL ADI S,SH.MH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu kontrak nominaat dan innominaat. Kontrak nominaat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219

BAB I PENDAHULUAN. bisnis internasional. Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

Kontrak = perjanjian, kemudian dalam perkembangannya kontrak merupakan perjanjian tertulis (menurut prof. Subekti). Kontrak dalam bahasa Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB III TINJAUAN TEORITIS. menjadi sebab lahirnya suatu perikatan, selain sumber lainya yaitu undangundang.jika

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

PELAKSANAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI DAN KUASA UNTUK MENJUAL YANG DIBUAT OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, pihak (the party to

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Pengangkutan menjadi penting karena. pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sebagai salah satu faktor utama dalam investasi. Perubahan yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman atas asas null and void yang belum begitu tepat tersebut

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan, baik sejak masa pemerintahan Orde Baru maupun masa reformasi

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi di Indonesia merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan yang ada tidak menjalankan fungsinya dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terutama dalam bidang hukum dan ekonomi yang merupakan dua sub sistem dari suatu sistem sosial yang saling berhubungan satu sama lain. Hubungan kedua subsistem sosial tersebut tampak dari segi hukum dengan masyarakat. Dalam hal pendekatan hukum tidak hanya dipandang sebagai perangkat norma-norma yang bersifat otonom, tetapi juga sebagai institusi sosial yang secara nyata berkaitan erat dengan berbagai segi kehidupan sosial di masyarakat. Hukum merupakan alat pengendalian social. Dalam kontek ini hukum menampakkan dirinya sebagai fenomena sosial bersifat independent variable dan dependent variable. Hukum dalam wujudnya sebagai independent variable, berarti hukum merupakan alat pengendalian social untuk menciptakan stabilitas masyarakat, dan sekaligus untuk mengadakan pembaharuan ekonomi kearah yang dikehendaki. Sedangkan sebagai dependent variable, hukum terbentuk berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, seperti faktor ekonomi yang kemudian memberikan pola pola tersendiri terhadap sistem hukum. Dengan demikian terlihat jelas adanya hubungan timbal balik antara hukum dan ekonomi. 1 Namun dalam perkembangan ekonomi maupun institusi perekonomian Indonesia tidak diikuti dengan pembangunan hukum yang mendukung dan mengatur perekonomian secara memadai. Salah satu hukum yang mengatur 1 Abdulrahman, Aneka Masalah Hukum Dalam Pembangunan, Alumni, Bandung 1979, hal.52.

bidang kehidupan masyarakat banyak berkaitan dengan ekonomi yaitu hukum kontrak. Hukum kontrak merupakan bidang hukum yang tercakup dalam hukum bisnis, dimana hukum bisnis merupakan perluasan dari hukum perdata. 2 Khususnya dalam hal perjanjian yang masih diatur dalam Buku III KUHPerdata yang menganut sistem terbuka (open system), dimana para pihak bebas mengadakan kontrak dengan siapa pun, menentukan syarat-syaratnya, pelaksanaannya, dan bentuk kontrak, baik berbentuk lisan maupun tertulis. Sebab di Indonesia sampai sekarang ketentuan-ketentuan tentang hukum kontrak masih diatur dalam aturan-aturan hukum lama, yang di tempat asalnya sendiri, yaitu di Negeri Belanda hukum tersebut telah dilakukan perubahanperubahan. Hukum kontrak atau hukum perjanjian yang berlaku di Indonesia pada saat ini adalah Hukum Kontrak sebagaimana yang dimuat dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). KUH Perdata tersebut berasal dari Burgerlijk Wetboek (BW) yang mulai berlaku di Negeri Belanda pada tahun 1838. Berdasarkan azas konkordansi yang diberlakukan di Hindia Belanda pada tahun 1848. Sejak kemerdekaan Indonesia Burgerlijk Wetboek (KUHPerdata) dinyatakan masih tetap berlaku sebelum dibuatnya peraturan yang baru berdasarkan UUD 1945. Menurut Padmo Wahyono, sebagaimana dikutip oleh Moh.Mahfud. MD, masih berlakunya produk hukum peninggalan zaman kolonial itu memang ditolerir berdasarkan pasal II aturan peralihan UUD 1945, dimana hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekosongan hukum terhadap 3 pengaturannya di masyarakat. Dan sampai saat ini KUH Perdata masih tetap berlaku di Indonesia, terutama Buku III yang mengatur tentang perjanjian yang didalamnya mengatur tentang berkontrak, yang telah berusia lebih dari 160 tahun sampai sekarang. 2 Peter Mahmud, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008, hal.219. 3 Moh. Mahfud MD., Politik Hukum Indonesia, PT.Pustaka LP3S, Jakarta 1998, hal.10.

Dalam praktek, bentuk-bentuk kontrak yang digunakan Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, sehingga baik dari azas, prinsip, kaidah maupun peraturan tentang kontrak di dalam Buku III KUH Perdata dirasakan tidak memadai atau tidak cocok lagi menampung perubahan dan perkembangan tersebut. Kontrak-kontrak yang telah diatur dalam KUH Perdata, seperti jual beli, tukar nenukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan barang, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perjanjian untunguntungan, dan perdamain. Diluar KUH Perdata, kini berkembang berbagai kontrak baru, seperti leasing, beli sewa, franchise, joint venture dan lain-lain. Walaupun kontrak-kontrak itu telah hidup dan berkembang di dalam masyarakat, namun peraturan yang berbentuk undang-undang belum ada. Oleh karena tidak adanya kepastian hukum tentang kontrak tersebut maka akan meninmbulkan persoalan dalam dunia perdagangan, terutama ketidakpastian bagi para pihak yang mengadakan kontrak. Dalam kenyataannya satu pihak sering membuat kontrak dalam bentuk standar, sedangkan pihak lainnya akan menerima kontrak tersebut karena kondisi sosial ekonomi mereka yang lemah. Untuk itu diperlukannya adanya undang-undang tentang kontrak yang bersifat nasional, yang menggantikan peraturan yang lama. Dimana undang-undang tersebut dapat memenuhi hak dan kewajiban para pihak di dalam melakukan suatu kontrak perjanjian. Selain daripada itu kemampuan dalam menyusun dan merancang kontrak adalah syarat yang harus dipunyai dalam suatu proses negosiasi guna mencapai tujuan yang didalam prakteknya terdapat posisi tawar menawar (bargaining

position). Dalam hal inilah letak kelemahan itu terjadi dimana para pihak yang tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam suatu kontrak perjanjian yang mau tidak mau terpaksa harus menerima persyaratan yang ditawarkan oleh pihak sebaliknya. Oleh Munir Fuady, bahwa siapa yang mendraft suatu kontrak, maka 75% dia sudah memenangi pertandingan. 4 Persoalan untuk menyusun suatu draft kontrak perjanjian dengan melakukan perancangan dan analisa merupakan suatu hal yang sering diabaikan oleh para pihak dalam melakukan suatu perjanjian. Kebiasaan untuk mengabaikan hal-hal yang sifatnya teknis seperti perancangan dan analisa terhadap kontrak perjanjian dikarenakan pemikiran para pihak yang hanya semata-mata kepada bentuk pekerjaan yang akan di hadapi atau hasil dari pekerjaan yang akan diperoleh dalam kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Dan biasanya akan baru menyadari perlunya perancangan dan analisa kontrak apabila telah dihadapkan dengan persoalan hukum yang berasal dari kontrak perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis sangat tertarik untuk menuangkan hasil pikiran dalam skripsi yang berjudul : PERANAN PERANCANGAN DAN ANALISA KONTRAK DALAM KUH PERDATA 4 Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku ke Dua, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 1999,. hal.4.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah sebelumnya, maka rumusan permasalahan yang penulis dapat kemukakan, adalah : 1. Bagaimana pengaturan tentang perancangan dan analisa kontrak di dalam KUH Perdata? 2. Apa saja manfaat yang diterima para pihak dalam melakukan perancangan dan analisa suatu kontrak? 3. Bagaimana teknik merancang suatu kontrak yang baik dan benar? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Hukum di Fakultas Hukum. 2. Untuk mengetahui pengaturan merancang dan menganalisa suatu kontrak yang akan dibuat atau telah disepakati oleh para pihak, manfaat dari merancang dan menganalisa kontrak serta, cara merancang dan menganalisa suatu bentuk kontrak yang akan atau telah disepakati oleh para pihak di dalam peraturan perundang-undangan khususnya dalam KUH Perdata.

D. Keaslian Penulisan Untuk membuktikan keaslian penulisan skripsi ini, penulis melakukan pemeriksaan judul skripsi pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum ada atau belum terdapat di Perpustakaan Fakultas Hukum. Bila dikemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi yang telah dibuat sebelumnya, maka hal itu menjadi tanggung jawab penulis. E. Tinjauan Kepustakaan Kontrak atau perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Kontrak (contracts) dalam bahasa Inggris ; overeenkomst dalam bahasa Belanda) dalam pengertian yang lebih luas sering dinamakan juga dengan istilah perjanjian. 5 Hal tersebut juga didukung dengan tegas bagaimana kontrak dipersamakan dengan perjanjian pada judul Buku III title Kedua tentang perikatan-perikatan yang lahir dari kontrak atau perjanjian. Sedangkan Subekti mempunyai pandangan yang berbeda mengenai kontrak dan perjanjian. 6 Subekti berpendapat bahwa kontrak mempunyai arti yang lebih sempit daripada perjanjian karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan tertulis. Tampak bahwa yang dimaksudkan dengan kata kontrak adalah perjanjian tertulis, dan bahkan lebih menjurus kepada pembuatan suatu akta. 5 Abdul, Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori & Contoh Kasus, Jakarta: Kencana,2005, hal 41. 6 I.G. Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak (Contract Drafting), Jakarta: Kesaint Blanc, 2004, hal 12

Perjanjian atau verbintenis adalah suatu hubungan hukum kekayaan antara dua orang atau lebih yang memberikan kekuatan hak pada pihak lain untuk memperoleh prestasi. 7 Dalam kamus hukum, kontrak disebutkan adalah perjanjian secara tertulis antara dua pihak dalam perdagangan, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam pendefinisian yang sama kontrak adalah persetujuan yang bersanksi hukum antara dua atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan perikatan. 8 Sedangkan menurut I.G.Ray Wijaya, mengutip pengertian kontrak dalam Black s Law Dictionary sebagai sutu perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau untuk tidak berbuat sesuatu hal yang khusus. 9 Contract: An agreement between to or more persons which creates an obligation to do or not to do a peculiar thing. Its essentials are competent parties, subject matter, a legal consideration, mutuality of agreement, and mutuality of obligartion. Berdasarkan pengertian yang ada, dapat dikatakan bahwa antara perjanjian dan kontrak mempunyai arti yang kurang lebih sama, juga menurut Black s Law Dictionary, dikatakan bahwa agreement juga mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada kontrak. Semua kontrak adalah agreement, tetapi tidak semua agreement merupakan kontrak. Dalam praktek sehari-hari, istilah kontrak memberikan beberapa kesan atau konotasi antara lain, (1) kontrak hanya mengatur perjanjian tertulis; (2) kontrak adalah hukum yang mengatur perjanjian-perjanjian bisnis semata; (3) kontrak juga sering diartikan sebagai perjanjian-perjanjian internasional atau perjanjian-perjanjian dengan perusahaan internasional, multinasional; (4) Hukum kontrak semata-mata hukum yang mengatur tentang perjanjian-perjanjian yang prestasinya dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Kontrak adalah peristiwa 7 Yahya Harahap, Berbagai Bentuk Perjanjian, Jakarta: Surya Bakti, 2008, hal 43. 8 Sudarsono, Kamus Hukum, PT.Rineka Cipta Jakarta 1992, Hal. 228. 9 I.G. Rai Wijaya, Op.Cit, Hal. 11.

dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis 10. Pemahaman tentang hukum kontrak haruslah dapat dikuasai, karena dalam pembuatan kontrak kepentingan para pihak akan diakomodir dalam suatu perjanjian yang jelas mempunyai tujuan dan beresiko dikemudian hari. Penyusunan kontrak merupakan persoalan tentang perancangan dan analisa terhadap kepentingan hukum para pihak yang melakukan kesepakatan sehingga sangatlah diperlukan guna mencapai tujuan kesepakatan tersebut. Setiap kontrak mempunyai resiko yang berbeda-beda berdasarkan kepentingan para pihak dan apabila suatu kontrak tidak disusun sesuai dengan kententuan dan tidak dilakukan analisa kontrak maka dapat menimbulkan kerugian karena nantinya akan mengikat para pihak di dalam perjanjian tersebut. Dalam melakukan perancangan kontrak-kontrak dalam bisnis, secara teoritik harus memahami asas-asas, prinsip-prinsip dan sumber hukum dari kontrak menurut hukum posistif Indonesia seperti KUHPerdata dan perundanganundangan yang berkaitan dengan substansi kontrak. Dalam prakteknya perancangan suatu kontrak haruslah memahami teknik merancang format dan substansi kontrak. Dalam merancang suatu kontrak membutuhkan penguasaan dan kemahiran/ skill yang meliputi : kemahiran menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta kemahiran merancang struktur suatu kontrak. 10 Abdul R. Saliman, Hermansyah dan Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan; Teori dan Contoh Kkasus, Kencana, Jakarta 2005, Hal.41.

Disinilah dibutuhkan penguasaan pengetahuan teoritik hukum kontrak dan aspek bisnis dari jenis transaksi yang bersangkutan termasuk misalnya aspekaspek manajerial, finansial dan perpajakan. Terhadap perancangan dan analisa kontrak mempunyai peranan dalam menyusun suatu kontrak. Peranan disebut juga manfaat dari posisi dan tujuan yang melakukan perancangan dan analisa. Perancangan (contract drafter) adalah suatu bentuk kegiatan melakukan persiapan pembuatan, penyusunan kontrak yang dimulai dari pengumpulan bahan-bahan hukum, penafsiran dan menuangkan keinginan para pihak dalam kontrak. Analisa atau penelaahan, kajian, interprestasi, penafsiran terhadap suatu rancangan dengan melakukan pembedahan rancangan kontrak dengan melihat apakah terpenuhinya syarat-syarat sahnya kontrak, penerapan azas-azas hukum, ketentuan perundang-undangan yang terkait, keinginan dan perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan perjanjian dalam kontrak. Dan sebelum kontrak ditandatangani untuk disetujui oleh para pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, ada suatu langkah yang mesti dilakukan, yaitu menganalisa kontrak. Dalam hal melakukan suatu analisa terhadap kontrak dapat dilakukan dalam dua posisi yang berbeda yakni ketika dalam posisi melakukan perancangan kontrak (contract drafter) dan pada ketika posisi dalam pihak yang menerima hasil rancangan kontrak dari pihak yang melakukan contract drafter atau yang membuat rancangan kontrak.

Skripsi ini adalah suatu kesatuan pemikiran yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab yang mengacu kepada suatu pemahaman bahwa perancangan dan analisa mempunyai peranan dalam terciptanya suatu kontrak yang baik dan benar bagi para pihak serta teknik penyusunan bentuk kontrak yang memenuhi seluruh persyaratan agar sah dan berlaku secara hukum. F. Metode Penelitian Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan lebih terarah dan dapat dipertanggunjawabkan, penulis menggunakan Metode Penelitian Hukum Normatif dengan mengumpulkan data secara studi kepustakaan (library research). Penulis melakukan penelitian kepustakaan (library research) dimana penelitian hukum dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder belaka. Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahanbahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Sumbersumber itu yaitu buku-buku, perundang-undangan dan media internet dengan cara membaca, menafsirkan serta membandingkan bahan-bahan yang berkaitan dengan peranan perancangan dan analisa kontrak dalam KUH Perdata. G. Sistematika Penulisan Dalam rangka menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab yang lain yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

BAB I : Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II : Merupakan tinjauan umum tentang perjanjian, subjek perjanjian, asas-asas hukum perjanjian, pihak-pihak dalam perjanjian, prestasi, wanprestasi serta akibat-akibatnya dan kapan berakhirnya suatu perjanjian. BAB III : Merupakan pembahasan tentang kontrak serta jenis-jenisnya. Kegiatan yang dilakukan dalam merancang dan menganalisa suatu kontrak serta teori-teori yang ada dalam hukum kontrak BAB IV : Merupakan pembahasan tentang peranan perancangan dan analisa kontrak di dalam KHU Perdata. Memaparkan tentang pengaturan perancangan dan analisa kontrak dalam KUH Perdata, manfaat bagi para pihak yang melakukan perancangan dan analisis kontrak serta syarat-syarat dalam membuat suatu kontrak yang baik dan benar. BAB V : Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat berguna bagi pembuatan kontrak di Indonesia.