BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka memenangkan persaingan tersebut. Dengan globalisasi disemua

BAB 1 PENDAHULUAN. pesantren yang diharapkan dapat menjadi stimulus lahirnya kesadaran akan pentingnya

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik dan budaya. Untuk. memenuhi tuntutan itu, harus di lakukan sumber daya manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan, kepercayaan kepada leluhur

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

Menjadikan Jurusan Syari`ah sebagai institusi pendidikan Tinggi yang berkualitas serta berorientasi pada keilmuan dan pasar kerja. C.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan tugas yang diamanatkan masyarakat kepada pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sekarang, pengertian sejahtera tidak hanya dalam lingkup ekonomi semata tetapi juga berarti terpenuhinya hak-hak dasar warga dalam hak-hak sosial budaya. Salah satunya adalah melalui pendidikan. Pendidikan dalam suatu Negara berperan sebagai instrumen pokok bagi modernisasi, yaitu modernisasi di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Di bidang politik, pendidikan terutama dipakai untuk meningkatkan kesadaran politik, kesadaran bertanah air, serta bernegara. Di sektor sosial, pendidikan diharapkan ikut mempertinggi kesejahteraan rakyat pada umumnya. Dan di sektor ekonomi, pendidikan diminta untuk menghasilkan tenaga terampil bagi sektor industri, perdagangan, manajemen, dan pembangunan. Selain itu juga, pentingnya eksistensi pendidikan telah tercatat dalam sejarah bahwa bangsa-bangsa yang memiliki tradisi pendidikan yang baik telah mengalami kemajuan peradaban dan kebudayaan yang hebat. Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Buktinya dengan penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap pergantian roda kepemimpinan. Maka dalam hal ini

sistem pendidikan nasional masih belum mampu secara maksimal untuk membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan pendidikan. Para pakar pendidikan terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan baik yang negeri maupun swasta, bukan saja pemerintah tetapi juga masyarakat, dalam hal ini lembaga pendidikan swasta yang mengiringi keinginan daripada pemerintah. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia. Pondok pesantren juga merupakan suatu lembaga yang berperan penting sebagai pengendali dan pembentuk moral, terlihat pondok pesantren mampu menunjukkan dan mencetak kader pembangun mental agamis. Orientasi pondok pesantren adalah memberikan pendidikan dan pengajaran agama. Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud. Pesantren merupakan institusi yang banyak dipuji orang, khususnya masyarakat muslim, demikian juga dengan keberadaan Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia. Namun di saat yang sama sering pula mendapat kecaman dan dilabelkan sebagai institusi yang banyak menghambat kemajuan Islam. Kontroversi mengenai pesantren seperti itu secara tidak langsung telah menempatkan pesantren sebagai institusi yang cukup penting untuk selalu diperhatikan. Pandangan positif akan menempatkan kontroversi tersebut sebagai peluang untuk memperkuat peran pesantren itu sendiri Sejalan dengan perkembangan global, pendidikan Islam menghadapi tantangan manajerial yang cukup mendasar. Harapan dari berbagai pihak agar pendidikan dikelola dengan pola industri pendidikan merupakan salah satu perkembangan yang muncul dalam era kompetitif saat ini. Manajemen pendidikan

tidak lagi bisa dianggap sebagai manajemen sosial yang bebas dari keharusan pencapaian target dan dikendalikan oleh subyek yang berwawasan sempit, misalnya dengan pendekatan kekeluargaan. Sesuatu yang dapat dikembangkan mengenai peran madrasah, pesantren bahkan sekolah Islam sekalipun, adalah pada peran strategisnya dalam mengelola pola manajemen strategik yang dapat didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan rumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan dalam hal ini disebut dengan Madrasah, Pesantren dan Sekolah Islam (Agus Maulana, 1997: 20) Dalam konteks pendidikan pesantren, madrasah dan sekolah Islam, apabila penerapan manajemen instruksional dirumuskan dalam pola-pola praktis yang kaku oleh pemegang kebijakan, akan mengakumulasikan kerawanan masalah. Seperti proses pembelajaran yang kurang memadai, pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tidak profesional dan lain sebagainya. Membiarkan pola seperti ini berkembang (tanpa ada solusi alternatif menuju perkembangan pesantren, madrasah dan sekolah Islam ke depan) pada saatnya akan mengancam eksistens pesantren, madrasah dan sekolah Islam itu sendiri. Yang terpenting dari semua ini dalam melaksanakan pengelolaan manajemen madrasah terutama pada perannya yang strategis adalah dengan melakukan reaksi dan evaluasi terhadap seluruh potensi yang dimiliki stakeholder dan kemudian secara bersama menyusun program dan rencana pengembangan pesantren, madrasah dan sekolah Islam secara bertahap serta meneguhkan kembali komitmen stakeholder kepada pentingnya pendidikan Islam (madrasah) dalam rangka mempersiapkan subyek didik yang cerdas, bermoral dan memiliki ketrampilan, sehingga dapat memberikan kontribusi pemikiran perkembangan zaman Sekilas apabila diperhatikan, era globalisasi yang dijumpai masyarakat ternyata lebih memperkuat perhatian orang terhadap pesantren. Di antara penyebabnya adalah dimungkinkan karena adanya semangat untuk mencari

pendidikan alternatif. Era global seakan mengharuskan seseorang atau bahkan kepada komunitas masyarakat secara luas untuk mencari, menggali dan mengembangkan pendidikan alternatif tersebut dan sekaligus untuk memperbesar peluang keunggulan terutama yang terkait dengan peran pesantren,madrasah dan sekolah Islam yang ada di Indonesia ini. Sudah banyak diketahui bahwa peran pesantren secara konvensional adalah melakukan proses transfer ilmu agama Islam, mencetak kader-kader ulama, dan mempertahankan tradisi. Dalam perkembangan modern, pesantren, madrasah dan sekolah Islam menghadapi tantangan baru, di mana ketiga lembaga Islam tersebut tidak bisa mengelak dari proses modernisasi itu. Orientasi peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dipengaruhi oleh faktor internal pesantren, terutama pandangan dunia kyainya, dan faktor luar, perkembangan dan tuntutan zaman (sebut saja pengaruh globalisasi). Mencermati perkembangan globalisasi yang kian marak ini, bisa dipastikan banyak orang yang meyakini peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam menyebarkan Islam di bumi Nusantara ini. Hanya saja, tidak banyak dari mereka yang mengetahui kapan pesantren pertama kali lahir. Baik keberadaan pesantren, madrasah dan sekolah Islam tidak bisa dilepaskan dari penyebaran Islam di Indonesia Proses modernisasi yang biasa disebut juga globalisasi yang terus menemukan momentumnya sejak dua dasawarsa menjelang millenium baru telah memunculkan wacana baru dalam berbagai lapangan kehidupan literatur akademik, media massa, forum-forum seminar, diskusi, dan pembahasan dalam berbagai lembaga. Penggunaan istilah globalisasi semakin meluas termasuk di Indonesia. Globalisasi adalah kata yang digunakan untuk mengacu kepada bersatunya berbagai negara dalam globe menjadi satu entitas. Secara denotatif globalisasi berarti perubahan- perubahan struktural dalam seluruh kehidupan negara bangsa yang mempengaruhi fundamen-fundamen dasar pengaturan hubungan antar manusia, organisasi-organisasi sosial, dan pandangan pandangan dunia (Azyumardi Azra, 2007 : 6). Beberapa pesantren yang awalnya hanya mengajarkan kitab-kitab kuning

dan bertujuan mencetak kader ulama, kemudian berubah dengan menawarkan sekolah formal, seperti madrasah atau sekolah, adalah bukti pesantren mengalami perubahan orientasi Perubahan ini terutama sekali dipengaruhi oleh faktor kyai, yang dalam pesantren tradisional adalah pemilik sekaligus pemimpin absolut dari pesantren tersebut. Persinggungan kiyai-kiyai tradisional dengan budaya luar, baik melalui ibadah haji maupun kegiatan lainnya, turut menyumbangkan gagasan pembaruan yang dilakukan kyai. Para Kyai yang sudah modern itu beranggapan bahwa santri tidak cukup dibekali dengan pengetahuan agama semata, melainkan harus memiliki tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupannya ketika terjun dan kembali kemasyarakat Beberapa pesantren yang membuka sekolah dan madrasah formal, selain karena gagasan pembaruan kiyai, juga disebabkan karena tuntutan zaman. Oleh karenanya pesantren-pesantren yang membuka sekolah dan madrasah sedikit banyak dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat tentang tenaga profesional yang memiliki akhlak mulia. Dalam perkembangan modern seperti saat ini, tuntutan peran pesantren semakin kompleks. Problem-problem sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, seperti masalah disintegrasi, kemiskinan, kemunduran akhlak sudah semakin terbuka dan merajalela di masyarakat. Pesantren diharapkan tidak saja mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan faham keagamaan, tetapi juga diharapkan dapat terlibat menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut. Untuk memenuhi tuntutan globalisasi tersebut, sekolah pesantren mulai melakukan inovasi dalam bidang pendidikan yakni salah satunya dengan menerapkan program sekolah bertaraf internasional: Sekolah nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional.yang dicanangkan sejak tahun 2004/2005 lalu dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 (3), pada intinya setiap pemerintah mulai dari pusat, propinsi, dan kabupaten/kota minimal memiliki satu sekolah bertaraf internasional pada setiap jenjangnya (Pikiran Rakyat: 2004). Ini

merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik dari sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah pesantren. Pemilihan sebuah sekolah untuk penerapan program sekolah bertaraf internasional tidak selalu diperoleh SMA negeri dan yang berstatus unggulan di daerahnya masing-masing. Pertimbangan lain pemerintah dalam menentukan sekolah yang ditunjuk, lebih didasarkan pada sebuah SMA yang dianggap mampu untuk mengembangkan potensi sekolah yang dimiliki (diprioritaskan SMA pinggiran yang dimungkinkan untuk berkembang), misalnya keunggulan dalam hal SDM/tenaga pengajar atau fasilitas pendidikan yang dianggap dapat mendukung pelaksanaan program sekolah bertaraf internasional 1. Begitu juga dengan sekolah pesantren, mempunyai hak untuk bisa menerapkan program tersebut selama sekolah itu mampu memenuhi syarat. Pertimbangan alasan dipilihnya SMA Darul Ulum 2 Jombang sebagai obyek penelitian karena sekolah dibawah naungan yayasan pondok pesantren ini adalah sekolah yang berciri khas Agama Islam dengan kurikulum pondok didalamnya diinovasi dengan program sekolah internasional. Fakta tersebut menarik untuk diangkat dalam penulisan skripsi ini dengan judul: Inovasi Pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang, dengan harapan dapat memberi kontribusi positif bagi sekolah pesantren yang bersangkutan supaya menjadi Sekolah Pesantren Bertaraf Internasional. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang? 1 Wawancara dengan Koordinator Tim Program Sekolah Internasional SMA Darul Ulum 2 Jombang,

2. Apa yang menjadi kendala dari inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana inovasi pendidikan yang dilakukan SMA Darul Ulum 2 Jombang. 2. Mengetahui kendala-kendala dalam inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sejumlah pihak, di dalam lingkungan SMA Darul Ulum 2 Jombang 2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.