SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Ilmu Hukum. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERAN BPN DALAM KONSOLIDASI TANAH DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang penduduknya

HUKUM AGRARIA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. ayat (2) UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari negara Indonesia. Baik tanah maupun sumber-sumber daya alam

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.

BAB V IMPLIKASI TERHADAP LEMBAGA KELURAHAN DAN HAK ULAYAT ATAS TANAH EKS DESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kesejahteraan rakyat dan tempat manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat bagi pemilik tanah maupun bagi masyarakat dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

PERALIHAN HAK TANAH ABSENTE BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI. Disusun Oleh :

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum,

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. dan isi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. rakyat Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan sarana dan kebutuhan yang amat penting bagi

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

KEPALA DESA SUMBERBERAS KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN TANAH KAS DESA SUMBERBERAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAMPAR HAK TANAH ULAYAT

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Peranan notaris..., Oki Triastuti, FH UI, 2009

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu faktor penting yang sangat erat

PELAKSANAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH PERTANIAN KARENA JUAL BELI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. hukum adat. Setelah Indonesia merdeka Indonesia merupakan negara hukum yang

Pertemuan ke 4 HUKUM ADAT DALAM HUKUM TANAH NASIONAL. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief SH.MKn.MBA

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia dan mengingat susunan kehidupan dan pola perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan UUPA adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT PENGGANTI HAK MILIK ATAS TANAH KARENA HILANG OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

2 UUPA harus memberikan tercapainya fungsi bumi, air, dan ruang angkasa yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara serta memenuhi keperluannya m

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

BAB I PENDAHULUAN. tanah dapat menimbulkan persengketaan yang dahsyat karena manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa, dan segala kekayaan alam yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu daerah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pemilikan tanah sebgai sebesar besarnnya untuk kemakmuran rakyat. 1. menetapkan kemajuan yang sudah dicapai. 2

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH BERSTATUS TANAH LETTER C

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN; A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana kita ketahui bersama, tanah merupakan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang sedang berkembang, Indonesia harus giat melaksanakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. Agraria. Dalam rangka pembaharuan Hukum Agraria Nasional, perwakafan

dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Hukum Tanah dan Hak Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, manusia pun merasa aman untuk tinggal (rumah, bangunan tempat

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam suatu kehidupan. masyarakat, terlebihi masyarakat Indonesia yang tata kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah atau wilayah provinsi dan setiap daerah atau wilayah provinsi terdiri atas

Transkripsi:

PEMBERIAN HAK MILIK ATAS TANAH ASAL TANAH BONDO DESA MELALUI PROYEK PERUMAHAN RUMAH SANGAT SEDERHANA DI KELURAHAN DANYANG KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Oleh: DYAH MAHARANI MAHENDRASARI C 100 050 113 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk tempat tinggal maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berkenaan dengan pertumbuhan pembangunan yang semakin meningkat di negara kita, kebutuhan tanah ternyata banyak mengalami berbagai kendala dan tantangan, sebab hampir semua kegiatan pembangunan dan berbagai jenis proyek pembangunan banyak menghadapi masalah. sehingga masalah tanah dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat komplek karena sebagian besar dari kehidupan tergantung pada tanah, dan tanah dapat dinilai sebagai harta yang sangat pernanen. Apalagi masyarakat Indonesia bersifat agraris yang menitik beratkan pada sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang hidup dan mencari nafkah melalui usaha pertanian dan perkebunan selain dari sektor perindustrian. Agar dapat melaksanakan pembangunan nasional maka pemerintah terus menerus memberikan berbagai kebijaksanaan, sehingga dapat dicapai suatu keseimbangan, antara penyediaan sarana dan prasarana dibidang hukum. Dengan 1

2 demikian dapat diupayakan suasana kepastian hukum nasional yang sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Sehingga pada tahun 1960 negara Republik Indonesia telah mempunyai Undang-Undang Pokok Agraria yaitu Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Undang-Undang tersebut merupakan bentuk peraturan pelaksanaan dari pasal 33 ayat (3) UUD 1945, dan pembentukan hokum pertanahan tersebut berdasar atas hukum adat hal ini tertuang dalam pasal 5 UUPA yaitu : Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa adalah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang ini dengan peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsurunsur yang bersandar pada hukum agama Pada pidato jawaban Pemerintah atas pandangan umum para anggota DPR. GR yang diucapkan oleh Menteri Agraria Mr. Sadjarwo di dalam sidang DPR GR tanggal 14 September tahun 1960 antara lain menyebutkan. Apa yang diterangkan oleh saudara Fran Seda tentang penghapusan swaprajaswapraja dan hak-hak dan wewenangnya atas tanah, yang tidak boleh mengakibatkan hilangnya hak ulayat dan hak adat lainnya, maka Pemerintah ingin menegaskan bahwa hak ulayat yang diakui adalah hak ulayat yang nyata-nyata masih ada, artinya yang sudah tidak ada tidak kita hidupkan kembali 1. Selain memperhatikan pasal 5 UUPA dan pidato jawaban Pemerintah atas pandangan umum para anggota DPR GR tersebut di atas juga memperhatikan pasal 3 UUPA yang menyatakan 1 Boedy Harsono. 1999. Hukum Agraria Idonesia. Sejarah pembentukan Undng-Undang Pokok Agraris, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I Edisi Revisi, Penerbit Jambatan, Jakarta, Hal. 593

3 Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataan masih ada, harus demikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturanperaturan lain yang lebih tinggi. Dengan kata lain : hukum tanah adat masih tetap diakui oleh UUPA, maka tanah bengkok atau bondo desa keberadaannya masih pula diakui ditengahtengah masyarakat. Tanah bengkok atau bondo desamerupakan hak imbalan jabatan dari pemerintah yang diberikan kepada aparat Pemerintah Desa sebagai penyelenggara pemerintah terbawah. Hak imbalan jabatan adalah hak seseorang pamong desa atas tanah jabatan yang ditunjuk untuknya dan yang berarti bahwa ia boleh menikmati hasil dari tanah itu selama ia memegang jabatannya 2. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 yang dikenal dengan UUPA, maka hak milik atas tanah secara khusus diatur didalamnya. Adapun pasal-pasal yang mengaturnya adalah : pasal 20 sampai dengan pasal 27. Selain pengaturan tersebut, hak milik diatur pula dalam pasalpasal dari ketentuan-ketentuan konversi yaitu pasal I, II, dan VII. Sehingga dapat dikatakan bahwa UUPA hanya mengatur mengenai ketentuan-ketentuan pokoknya saja, dan menurut pasal 50 ayat (1) menyebutkan Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai hak milik diatur dengan undangundang. Selain dari pada itu mengenai beberapa hal diatur dengan Peraturan Pemerintah sesuai dengan pasal 22 sampai dengan pasal 26 UUPA. Selama Undang-undang, dan Peraturan Pemerintah yang dimaksud belum ada, maka 2 Imam Hidayat. 1981. Hukum Adat Sketsa Asas. Liberty, Yogyakarta, hal. 16

4 berdasarkan ketentuan pasal 56 UUPA berlakulah untuk sementara ketentuanketentuan hukum adat setempat dan peraturan-peraturan lainnya mengenai hak atas tanah yang memberi wewenang atau mirip dengan yang dimaksud dalam pasal 20 UUPA sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuanketentuan undang-undang Pokok Agraria. Diwilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan yang terdiri dari empat Kelurahan dan sepuluh Desa yang masing-masing Desa atau Kelurahan tersebut mempunyai tanah bengkok atau bondo desa yang biasanya berupa sawah dan tegalan. Pemakaiannya diberikan kepada Kepala Desa yang bersangkutan sebagai imbalan atau jasa mereka dalam memimpin desa serta memberikan pelayanan kepada warganya. Mengingat kebutuhan akan tanah terus meningkat, sedang persediaan tanah terbatas dan tetap, maka tidaklah dapat dibenarkan jika di dalam era bernegara dewasa ini suatu masyarakat hukum masih mempertahankan isi dan pelaksanaan hak ulayatnya secara mutlak seakan-akan ia terlepas daripada hukumnya dengan masyarakat-masyarakat hukum dan daerah-daerah lainnya. Atas dasar pemikiran Pemerintah Daerah Tingkat II Grobogan memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Khususnya Pegawai Negeri Sipil golongan I dan II yang pada umumnya hidup dalam kondisi pas-pasan. Sehingga dengan jasa Yayasan Abdi Negara di bangun Perumahan Rumah Sangat Sederhana di atas tanah Bondo Desa yang berlokasi di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan diperuntukkan Pegawai Negeri Sipil golongan I dan II, dengan fasilitas kredit melalui Bank Pembangunan Daerah.

5 Yang selanjutnya akan diberikan hak milik atas tanah bagi para Pegawai Negeri Sipil golongan I dan II tersebut sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Daerah TK II Grobogan terhadap pegawainya. Supaya Pegawai Negeri Sipil yang merupakan abdi negara dan abdi masyarakat dalam menjalankan tugas membantu penyelenggaraan pemerintah dengan sepenuh hati. Pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui proyek perumahan rumah sangat sederhana di Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. pelepasan hak dilakukan oleh pihak pemerintah desa, dilakukan secara musyawarah dengan pihak swasta yang memerlukan tanah, setelah adanya kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan dilakukan secara langsung antara kedua belah pihak, dan tidak mengalami hambatan apapun serta besarnya ganti rugi telah sesuai. b. Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah bekas Bondo Desa untuk keperluan pembangunan perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 tahun 1973 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 1972 serta sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam negeri No. 3 tahun 1987 tentang Penyediaan dan Pemberian hak atas tanah untuk keperluan Perusahaan Pembangunan Perumahan. Tahab-tahab secara runtut mulai dari penetapan ijin lokasi, pelepasan hak, permohonan hak semua berjalan sesuai prosedur. Dengan urutan sebagai berikut : - Musyawarah Kelurahan Danyang dilaksanakan tanggal 5-7- 1993.

6 - Hasil musyawarah ditetapkan oleh Kepala Kelurahan Danyang tanggal 5-7-1993 dengan keputusan No. 2/Pem. K/ VII/93. - Rekomendasi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 18 6 1994 nomor 143/017139. - Disahkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Grobogan tanggal 30 6 1994 dan kemudian - Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Grobogan tanggal 11 7 1994 nomor 143/02/VII/1994. Setelah mempelajari hal-hal tersebut diatas maka penulis merasa terdorong untuk memilih judul : PEMBERIAN HAK MILIK ATAS TANAH ASAL TANAH BONDO DESA MELALUI PROYEK PERUMAHAN SANGAT SEDERHANA DI KELURAHAN DANYANG, KECAMATAN PURWODADI, KABUPATEN GROBOGAN. B. Perumusan Masalah Atas dasar uraian tersebut diatas, maka dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui proyek perumahan rumah sangat sederhana di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. 2. Apakah akibat sosial ekonomi dan akibat huk um yang timbul dengan dibangunnya perumahan yang berdiri di atas tanah bondo desa tersebut. 3. Apakah hambatan-hambatan dalam melaksanakan pemberian hak atas tanah asal tanah bondo desa tersebut.

7 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prosedur pemberian hak milik atas tanah yang berasal dari tanah bondo desa di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. 2. Untuk mengetahui akibat-akibat dan permasalahan yang timbul dari pembangunan perumahan tersebut yang berdiri di atas tanah bondo desa di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. 3. Untuk menemukan hambatan dan solusi pemecahannya. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk mengembangkan pengetahuan pemikiran yang bermanfaat dibidang ilmu hukum, khususnya mengenai masalah pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui proyek perumahan rumah sangat sederhana di Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. 2. Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui

8 proyek perumahan rumah sangat sederhana di Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. 3. Bagi instansi terkait Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi terkait baik di daerah maupun dipusat, dalam mengenai masalah pemberian hak milik atas tanah dari tanah bondo desa untuk pembangunan perumahan. E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Untuk memperoleh data dari obyek penelitian digunakan suatu metode pengumpulan data yang sesuai dengan obyek yang diteliti. Disini penulis mempergunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu metode yang bertujuan memaparkan suatu pernyataan yang ada dilapangan berdasarkan asas-asas hukum, kaidah hukum atau perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji 3. 2. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian ini adalah termasuk deskriptif. Analisis yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan prosedur pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah bengkok melalui proyek perumahan rumah sangat sederhana tersebut di atas. 3 Rony Hanitijo S. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Jakarta. 1998. hal. 97.

9 Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat untuk mendapat keterangan sebagai aturan pelaksanaan dan obyek penelitian itu sendiri (bondo desa), bidang tanah. Tehnik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah random sampling atau secara acak, yaitu tehnik pengambilan sampel secara sembarangan atau tanpa pilih atau secara rambang, dimana setiap obyek atau gejala yang sama untuk dipilih menjadi sampel. 3. Metode Pengumpulan Data Data terdiri dari data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat atau penemuan-penemuan yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan yang terdapat dalam kepustakaan yang dapat berupa : a. Data Hukum Primer - Undang-Undang - Peraturan perundang-undangan - Surat Keputusan, dll b. Data Hukum Sekunder Peraturan-peraturan yang secara tehnis yang hanya diperuntukkan pada obyek penelitian. - Surat Keputusan Kelurahan Danyang - Surat Keputusan Bupati Grobogan - Dokumen (arsib-arsib) yang berada di Kantor Pertanahan Kab. Grobogan.

10 4. Metode Pengolahan Data Dalam pengolahan data tersebut penulis akan mempergunakan metode deskriptif yang setelah semua data primer dan data sekunder terkumpul kemudian menyusun kembali secara teratur dalam beberapa kelompok dan dicari hubungan satu sama lain secara sistematis, logis dan praktis untuk memperoleh gambaran umum tentang sejauh mana pemberian hak milik atas tanah khususnya di Kabupaten Grobogan. 5. Metode Analisa Data Sebagai cara untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah terkumpul akan dipergunakan metode analisis normatif kualitatif. Normatif karena penelitian ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai norma hukum positif. Sedangkan kualitatif dimaksudkan analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan, asas-asas dan informasi yang bersifat ungkapan dan wawancara.

11 F. Sistematika Penulisan Sistimatika penulisan merupakan langkah-langkah dari suatu analisa penulisan yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam mempelajari bagianbagian dari seluruh rangkaian penulisan, memahami karakteristik tiap-tiap bagian, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga didapatkan susunan seluruh bagian secara garis besar berupa isi laporan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan hukum, maka penyusun membagi penulisan hukum ini menjadi empat bab sebagaimana tercantum dibawah ini : BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hak Atas Tanah Sesudah UUPA B. Pengertian Tanah Bondo Desa dan Bengkok C. Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah D. Tata Cara Permohonan dan Pemberian Hak Atas Tanah E. Dasar Hukum Pemberian Hak Atas Tanah

12 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui proyek perumahan rumah sangat sederahana di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan - Akibat sosial ekonomi dan akibat hukum yang timbul dengan dibangunnya perumahan yang berdiri diatas tanah bondo desa - Hambatan-hambatan dalam melaksanakan pemberian hak atas tanah asal tanah bondo desa B. Pembahasan - Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah asal tanah bondo desa melalui proyek perumahan rumah sangat sederhana di Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan - Akibat sosial ekonomi dan akibat hukum yang timbul dengan dibangunnya perumahan yang berdiri diatas tanah bondo desa - Hambatan-hambatan dalam melaksanakan pemberian hak atas tanah asal tanah bondo desa BAB IV PENUTUP - Kesimpulan dan Saran - Ringkasan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN