III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara

III. METODE PENELITIAN. Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pringsewu dan Produk Domestik

III. METODE PENELITIAN. kuisioner adalah untuk mengetahui ketepatan waktu, jumlah, jenis, tepat (sasaran),

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB IV GAMBARAN UMUM. dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri. Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

III. METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Pesawaran merupakan sebuah kabupaten Daerah Otonomi Baru

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturanperaturan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo.

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

BAB II ASPEK STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (JURNAL) Oleh : JOSAN FATHURRAKHMAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner

BAB III METODE PENELITIAN

Katalog BPS :

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. dengan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. Januari 2013, bertempat di SMK Negeri 1 Gorontalo kelas XI.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Camat Patilanggio

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Lokasi Kecamatan /Wilayah

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Transkripsi:

39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada kelompok pelaku UMKM yang mengikuti program pelatihan dan pembinaan. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui jumlah pendapatan, tenaga kerja setelah dan sebelum mengikuti pelatihan dan pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM. 1.2.Data sekunder merupakan pelengkap dari data primer, diperoleh melalui buku, instansiinstansi terkait yaitu Dinas Koperasi dan UMKM, BPS Kabupaten Pringsewu. 2. Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis dalam kegiatan penelitian adalah sebagai berikut : Dalam hal ini data diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pringsewu, UMKM berdasarkan sektor, serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

40 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang ditentukan peneliti merupakan populasi bersyarat. Karena ada dampak yang ditimbulkan dari adanya pelatihan dan pembinaan UMKM. Maka seluruh pupulasi nya adalaha UMKM yang pernah mengikuti pelatihan dan pembinaan di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pringsewu. 2. Sampel Besaran sampel yang diambil merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang terdaftar dalam pelatihan dan pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM sebesar 15 UMKM. Metode sampling : pengambilan sampel dengan menggunakan non probability sampling yaitu purposive sampling karena mengambil perwakilan dari masingmasing sektor UMKM yang dibina. C. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini memberikan batasan untuk menghindari kesimpang suiran dalam membahas dan menganalisis permasalahan. Batasan variabel yang dimaksud adalah : 1. Penelitian ini berfokus pada lembaga pemerintah di Dinas Koperasi dan UMKM. Untuk meneliti Peran Pemerintah terhadap UMKM dilihat dari: pertumbuhan kemitraan, peningkatan penyaluran Modal, SDM. a) Pertumbuhan Kemitraan adalah suatu program yang dijalankan oleh pemerintah dengan bekerjasama atau koordinasi yang serasi antara

41 pemerintah dengan dunia usaha UKM. b) Penyaluran AksesModal yaitu modal yang diberikan oleh Pemerintah bukan hanya dari masalah keuangan tetapi juga memberikan modal berupa barang jadi. c) Pelatihan sumber daya manusia, pembinaan yang dilakukan dengan memberikan bimbingan kewirausahaan. 2. UMKM yang diteliti adalah berdasarkan jenis Usaha Kecil dan Menengah yang sudah mengikuti pelatihan dan pembinaan di Kabupaten Pringsewu. Sesuai dengan permasalahan di atas bahwa dalam melihat ukuran kinerja yang terjadi menggunakan batasanbatasan dalam penelitian ini yaitu dilihat dari penyerapan tenaga kerja, Pertumbuhan Pendapatan. a) Tenaga Kerja adalah orang yang bekerja dalam suatu tempat usaha. Tenaga kerja di lihat dari ratarata peningkatan penambahan tenaga kerja b) Pertumbuhan pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh UMKM mengalami kenaikan atau sebaliknya. D. Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data dalam penulisan ini, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Wawancara 2. Penelitian kepustakaan : 3. Penelitian lapangan yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan datadata secara langsung dari instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.

42 E. Alat Analisis Alat Analisis yang dipakai menggunakan Deskriptif dalam pendekatan Kuantitatif. Karena penelitian ini berkaitan dengan pemberdayaan Usaha Mikro kecil serta Peran Kelembagaan Pemerintah di Kabupaten Pringsewu. Objek penelitian ini dititik beratkan pada peran pemerintah yaitu Dinas Koperasi dan UMKM dalam meningkatkan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil yang ada di Kabupaten Pringsewu. 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif 1.1.Uji Validitas untuk mengukur tingkat validitas soal, digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: r xy = Keterangan: ( ) ( ) ( ( ) ) ( ( ) ) n = jumlah sampel yang diuji y = jumlah skor butir (Y) x = jumlah skor butir (X) = jumlah skor butir (X) kuadrat = jumlah skor butir (Y) kuadrat Kriteria uji, apabila r hitung > r tabel maka pengukuran tersebut valid, tetapi apabila r hitung < r tabel maka pengukuran angket tersebut tidak valid. 1.2.Uji Reabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu cara untuk melihat, apakah alat ukur berupa kuesioner yang digunakan konsisten atau tidak. Apabila suatu alat ukur dipakai dua kali atau lebih dan hasil pengukuranya konsisten, maka

43 alat pengukur disebut reliabel. Uji reliabilitas konsumen dapat diuji dengan menggunakan rumus koefisien cronback s alpha, yang digunakan untuk mencari realibilitas instrument. Rumus yang digunakan untuk koefisien cronback s alpha adalah sebagai berikut: r 1 = ( ) ( ) keterangan: r 1 = validitas variabel internal seluruh instrument k = jumlah item instrument S i 2 = jumlah varians item 2 i S S t 2 = variant total item 2 t S 1.3.Perdebadaan Dua RataRata Sampel Berpasangan Untuk menguji hipotesis dua sampel berpasangan, bila datanya berbentuk interval atau rasio, digunakan ttest dua sampel berpasangan (Sugiono, 2013:152) Perumusannya : H 0 : µ D 0 µ 1 µ 2 H a : µ D > 0 > µ2 (ada peningkatan, setelah UMKM mengikuti Program Pemerintah dengan sebelum mengikuti) Statistik uji yang digunakan : t d s d s s 2 d n d ( d n s d n( n 1) d) 2

44 Keterangan : t 0 : perbedaan dua ratarata α: 5% (0.05) S d : standar deviation df : n1 Menggunakan uji t karena jumlah sampel < 30. Jika diuji ternyata t hitung > t tabel maka H 0 ditolak. Sebaliknya jika diuji ternyata t hitung < t tabel maka H 0 diterima Pengujian dimaksudkan untuk membandingkan pendapatan dan tenaga kerja setelah mengikuti pelatihan dan pembinaan setelah adanya campur tangan permerintah dan sebelum dalam peningkatan pemberdayaan UMKM yang ada di Kabupaten Pringsewu. Semakin baiknya peran pemerintah akan membuat kualitas pelaku UMKM meningkat dilihat dari Sumber daya manusia, tenaga kerja, dan pertumbuhan pendapatan. D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Usaha Mikro Kecil dan menengah yang telah mengikuti pelatihan dan pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM. Terkait hal tersebut lokasi dalam penelitian ini ialah Dinas Koperasi dan UMKM serta Usaha Mikro Kecil berdasarkan jenis sektor dan usaha yang ada di Kabupaten Pringsewu.

45 E. Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu 1. Aspek Geografi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus dan dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri. Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara 104045 25 10508 42 Bujur Timur (BT) dan 508 10 5034 27 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah dimiliki sekitar 625 km2 atau 62.500 Ha. Secara administratif Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan 3 (tiga) wilayah kabupaten sebagai berikut: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. b) Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Waylima dan Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus. d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 (delapan) wilayah kecamatan antara lain Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan

46 Pringsewu, Kecamatan Gading Rejo, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Banyumas, dan Kecamatan Adiluwih. 2. Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun terakhir (20072011) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu berjumlah 350.422 jiwa dan kemudian terus mengalami peningkatan hingga menjadi 384.252 jiwa pada tahun 2011 atau tumbuh sebesar 1,89%. Dengan luas wilayah sebesar 625 Km2, kepadatan penduduk Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sebesar 614,80 jiwa/km2, meningkat sebesar 5,33% dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka kepadatan penduduk di Kabupaten Pringsewu relatif cukup tinggi (peringkat ke3 Provinsi Lampung), namun masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yang berada pada peringkat pertama dan Kota Metro pada peringkat kedua. Ditinjau dari masingmasing kecamatan, Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 53,29 Km2 kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsewu hingga mencapai 1.415,07 jiwa/km2. 3. Aspek Layanan Umum Rasio ketersedian sekolah menurut jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 41,64. Jika ditinjau berdasarkan masingmasing jenjang pendidikan maka untuk jenjang pendidikan SD rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk usia 712 tahun sebesar

47 61,21, untuk jenjang pendidikan SMP, dengan rasio sebesar 25,44, untuk jenjang pendidikan SMA sebanyak 10.000 penduduk usia 1618 tahun hanya ditampung oleh 17 sekolah. Jumlah sekolah di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebanyak 388 sekolah. Pada tahun 2010 sekolah untuk jenjang pedidikan SD/MI di Kabupaten Pringsewu berjumlah 296 sekolah yang terdiri dari 275 sekolah negeri dan hanya 21 sekolah swasta. Untuk jenjang pendidikan SMP di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 berjumlah 57 sekolah, yang terdiri dari 24 sekolah negeri dan 33 sekolah swasta. Jenjang pendidikan SMA/SMK pada tahun 2010 terdapat 37 sekolah yang terdiri dari SMA negeri berjumlah 7 sedangkan SMA swasta berjumlah 12. Untuk sekolah SMK negeri pada tahun 2010 berjumlah 2 sedangkan swasta berjumlah 16. a) Kesehatan Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu tahun 2012, rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Pringsewu tahun 2011 adalah sebesar 1/114. Hal itu berarti satu unit posyandu melayani 114 balita. Di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 satu puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada 36.613 penduduk. b) Keluarga Berencana Jumlah PUS di Kabupaten Pringsewu pada kurun waktu 20072010 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah PUS sebesar 61.811 dan meningkat menjadi 67.693 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 kembali

48 mengalami peningkatan menjadi sebesar 68.669. Jumlah PUS yang menjadi peserta aktiv program KB juga selalu meningkat. Hingga tahun 2010 jumlah peserta aktiv sebesar 46.552 sedangkan PUS bukan peserta sebesar 22.497. c) Ketenagakerjaan Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 61,47%. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelaminnya TPAK penduduk Kabupaten Pringsewu untuk jenis kelamin lakilaki sebesar 64,09% dan jenis kelamin perempuan sebesar 58,78%. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 8,33%. Hal itu dapat berarti bahwa sebanyak 8,33% dari penduduk angkatan kerja adalah pengangguran. Sedangkan jika ditinjau menurut jenis kelaminnya, sebesar 9,78% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin lakilaki adalah pengangguran dan sebesar 6,71% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin perempuan adalah pengangguran. Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 adalah sebesar 14,72 juta rupiah, atau dapat dikatakan bahwa satu orang tenaga kerja dapat menciptakan nilai tambah ratarata sebesar 14,72 juta rupiah pada setiap tahunnya. 4. Kondisi Perekonomian dan Sumber Daya Alam a. Sumber Daya Manusia Dilihat dari tingkat pendidikan, pada tahun 2009 angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pringsewu lebih dari 50% masih berpendidikan sekolah dasar dan

49 sekolah lanjutan pertama. Ada kecenderungan peningkatan pendidikan angkatan kerja terutama pendidikan SLTA, sedangkan untuk angkatan kerja yang mempunyai pendidikan sarjana masih berkisar 1% hingga 2%. Secara umum tingkat pendidikan angkatan kerja masih rendah, sehingga mengakibatkan sektor lapangan usaha yang dapat menampung angkatan kerja tersebut masih terbatas. Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 sebesar 56,83%. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk usia produktif memiliki beban tanggung terhadap penduduk usia tidak produktif sebesar 56,83%. Atau dengan dapat dikatakan bahwa dua orang penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan kepada satu orang penduduk usia tidak produktif. Begitu juga halnya dengan rasio ketergantungan yang terjadi pada tahun 2010 dimana dengan rasio sebesar 53,83% maka dua orang penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan kepada satu orang penduduk usia tidak produktif. b. Keunggulan Daerah Pada tahun 20072010 di Kabupaten Pringsewu terdapat empat sektor basis, antara lain sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, serta sektor jasajasa. Ke empat sektor tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal saja, akan tetapi dapat mengekspor ke wilayah/daerah lainnya

50 c. Profil Usaha Kecil di Kabupaten Pringsewu Dalam bidang usaha kecil menengah, Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh industri kecil dan home industri, diantaranya sentra industri kain tapis, manikmanik, kain perca, dan kerajinan anyaman bambu, industri batu bata dan genteng. Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa. Selain itu, industri kerajinan yang berbahan baku dari Batu Sui Seki, merupakan kerajinan yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan industri rumah tangga. Untuk industri batu bata, di Pringsewu terdapat sebanyak 244 unit usaha yang mampu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.172 orang, dengan kapasitas produksi mencapai 89.060.000 buah per tahun dan nilai investasi sebesar 26 milyar lebih. Begitu pula untuk industri pembuatan genteng, Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak `137 unit, dengan kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15 milyar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian besar masih beskala kecil

51 Tabel. 9. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Kecamatan dan Jenis Usaha di Kabupaten Pringsewu sampai dengan 2012 NO Kecamatan UD (Usaha Dagang) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pardasuka Ambarawa Pagelaran Pringsewu Gadingrejo Sukoharjo Banyumas Adiluwih Pagelaran utara Jumlah/total 108 153 117 683 326 141 87 83 1.698 CV (Commanditaire Vennontschap) 9 77 9 8 103 PT (Perseroan Terbatas) 4 5 4 51 5 1 4 74 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kab. Pringsewu Gambar Struktur Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Pringsewu KEPALA DINAS Kelompok jabatan fungsional SEKERTARIS SUB BAGIAN UMUM & SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG EKONOMI SOSIAL BUDAYA FISIK DAN PRASARANA PENELITIAN DAN PENANAMAN MODAL Produksi Pemerintahan, Prasarana Wilayah Penelitian dan Promosi dan Investasi Keuangan Kesra, Penerangan Penataan Ruang& Statistik Perizinan Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah