I. PENDAHULUAN. membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. commit to user 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan peruntukannya, demikian juga halnya dengan daerah Kota Batam. Berdasarkan Undang-

I. PENDAHULUAN. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau reaksi yang terjadi sewaktu dua

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani maupun

I. PENDAHULUAN. kontra dalam masyarakat. Prostitusi di sini bukanlah semata-mata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan masyarakat, demikian juga halnya dengan daerah-daerah yang

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSTITUSI LIAR DI KELURAHAN SEMPAJA UTARA SAMARINDA. Oleh: MARIYADI

PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

I. PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia dikarunia dengan daerah daratan, lautan dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata mempublikasikan bahwa industri

PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial, berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. Kelas : 1-KA24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia khusunya pelajar sekarang ini, dalam menaati aturan yang berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

BAB IV PENUTUP. Peneliti dengan judul Jaringan prostotusi di desa gempol. kualitatif yang menjadikan para pekerja seks komersial sebagai

BAB I PENDAHULUAN. positif terbentuk di mata masyarakat luas melalui kegiatan kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

ANGKET RESPONDEN. 1. Identitas Responden Nama :.. Kelas :.. Jenis Kelamin : Usia :..

BAB I PENDAHULUAN. bahwa banyaknya siswa di beberapa instansi yang berupa sekolah melakukan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk yang dinamis yang mempunyai cita cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan kader keluarga. Remaja selalu diidentifikasi dengan perubahan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

POLA REHABILITASI SOSIAL WANITA TUNA SUSILA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL TUNA SUSILA KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian berita yang diketahui di media cetak atau media

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

A. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang handal guna mendukung pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan sekelompok individu yang hidup bersama dan menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama dan saling berinteraksi antar individu satu dengan individu yang lain yang bertujuan membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar kelompok. Selain itu dilihat dari lingkungan yang merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan baru inilah sifat dan prilaku baru terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sedangkan lingkungan yang buruk akan membentuk prilaku yang buruk pula. Persepsi lingkungan adalah interprestasi individu itu sendiri yang didasarkan pada latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut. Setiap kehidupan bermasyarakat, tentunya setiap individu memiliki pekerjaan serta aktivitas yang berbeda-beda. Bicara tentang masyarakat, tidak lepas dari permasalahan sosial. Seperti halnya dalam memilih pekerjaan, tidak jarang pekerjaan yang dipilih pun terkadang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat seperti menjadi wanita tuna susila (WTS).

2 Pekerjaan tersebut dipilih atas dasar berbagai faktor-faktor yang melatar belakanginya. Keberadaan wanita tuna susila ini merupakan permasalahan yang krusial yang sulit diatasi. Aktivitas tersebut tentu sangat merugikan masyarakat yang ada disekitarnya bahkan sangat mengkhawatirkan khususnya bagi anak-anak remaja wanita. Namu tidak semua masyarakat yang ada disekelilingnya melakukan aktivitas yang sama serta tidak dapat disama ratakan dan menganggap semua masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan tersebut memiliki profesi yang sama sebagai wanita tuna susila. Namun pada kenyataannya masih banyak yang menilai masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan tuna susila ini sama saja. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat tentang lingkungan tuna susila. Pengetahuan serta pemikirin dalam masyarakat tentu tidak akan sama antara individu satu dengan individu yang lain. Contohnya saja dalam memilih pekerjaan menjadi wanita tuna susila yang seharusnya tidak dilakukan karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya mereka mengetahui bahwa pekerjaan yang dipilihnya tersebut tidak sesuai dengan norma yang ada. Faktor-faktor yang mendorong individu untuk bekerja sebagai wanita tuna susila (WTS) antara lain desakan ekonomi keluarga yang kurang memadai, jauh dari suami, tidak memiliki suami. Hal inilah yang menyebabkan mereka

3 memilih pekerjaan menjadi wanita tuna susila (WTS). Walaupun faktanya banyak pekerjaan yang jauh lebih terhormat dan layak selain menjadi Wanita tuna susila. Keberadaan wanita tuna susila tentu sangat meresahkan bagi masyarakat. Namun demikan, tidak selamanya masyarakat yang tinggal diantara lingkungan wanita tuna susila memiliki pekerjaan yang sama seperti menjadi wanita tuna susila. Selama ini masih banyak orang-orang yang salah mempersepsikan terhadap keberadaan wanita tuna susila. Hal ini perlu dipertegas bahwa tidak semua masyarakat yang tinggal menetap disekitar lingkungan wanita tuna susila memiliki profesi yang sama yaitu menjadi wanita tuna susila. Faktanya masih banyak masyarakat yang memiliki pekerjaan yang jauh lebih mulia dibandingkan menjadi wanita tuna susila. Harapannya jangan sampai keberadaan wanita tuna susila ini merugikan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Selain itu jangan sampai anak-anak remaja wanita khususnya yang tinggal dilingkungan wanita tuna susila ikut serta dalam pekerjaan yang melanggar norma tersebut. Orang tua sangat berperan penting dalam mengawasi anak-anaknya serta memberikan bimbingan dan penjelasan tentang pendidikan seks dan mengingatkan anak akan dampak negatif apabila terlalu jauh dalam bergaul. Menanamkan nilai agama sejak dini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

4 Berdasarkan hasil wawancara saya dengan tokoh masyarakat setempat, memang di desa tersebut sudah lama mejadi tempat prostitusi. Mereka mulai melakukan aktivitasnya pada malam hari. Tempat mereka biasa menjajakan diri di pinggir-pinggir jalan dan di rumah makan tempat biasa pemberhentian mobil truk. Aktivitas mereka selalu dimulai pada malam hari. Siang hari tempat prostitusi tersebut seperti desa biasa pada umumnya. Kemudian saya juga melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan prostitusi tersebut. Adapun tanggapan dari beberapa masyarakat yang saya wawancarai mengatakan bahwa lingkungan prostitusi tersebut sangat meresahkan. Selain itu, jangan sampai keberadaan wanita tuna susila (WTS) tersebut merusak citra orang-orang yang tinggal dilingkungan wanita tuna susila yang selalu dipandang tidak baik hanya karena segelintir wanita yang berprofesi sebagai wanita tuna susila (WTS). Dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Mayarakat Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila Desa Sindang Pagar di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat 2. Persepsi masyarakat tentang wanita tuna susila 3. Peran pemerintah dalam mengatasi masalah tuna susila

5 4. Pengetahuan masyarakat tentang lingkungan wanita tuna susila C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa identifikasi masalah,maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada Persepsi Masyarakat Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila Desa Sindang Pagar di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Persepsi Masyarakat Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila Desa Sindang Pagar di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat? E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Persepsi Masyarakat Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila Desa Sindang Pagar di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Mengembangkan konsep pendidikan kususnya PPKn dalam kawasan hukum dan kemasyarakatan karena kajian penelitian ini bertolak dari

6 pembinaan kesadaran hukum masyarakat baik sebagai pribadi, warganegara masyarakat dan sebagai warganegara. Bagaimana peran hukum dalam memecahkan persoalan kehidupan masyarakat. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi Masyarakat Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang lingkungan wanita tuna susila 2. Bagi Remaja Wanita Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan agar tidak sembarangan dalam bergaul. 3. Bagi Aparat Secara praktis penelitian ini diharapkan agar pemerintah lebih tegas dalam menangani wanita tuna susila. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan PKn khususnya membahas masalah sosial dalam kawasan yang berkaitan dengan ketentuan hukum bagi mayarakat dan aparat.

7 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Persepsi Masyarakat Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila Desa Sindang Pagar di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. 3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek dalam penelitiaan ini adalah masyarakat di Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. 4. Ruang lingkup Wilayah Peneliti melaksanakan penelitian ini di Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 13 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 20 Februari 2015.