BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di indonesia merupakan masalah nasional. Meningkatkan mutu. merupakan petunjuk adanya usaha yang dilakukan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. didik usia enam sampai dengan dua belas tahun, dididik untuk menjadi. selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi. (UUSPN, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 bab I, bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu amanat yang yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini memiliki arti bahwa negara harus hadir dalam meningkatkan dan mengembangkan warga negaranya agar memiliki kemampuan intelektual maupun spiritual. Upaya yang tepat dalam mewujudkan amanat tersebut adalah dengan menempuh jalur pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan generasi penerus guna menjadi pribadi yang berkualitas serta memiliki daya saing. UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Muhibbin (2010, h. 32) menyatakan bahwa, Pendidikan adalah tahapantahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya yang terencana guna mendidik peserta didik agar memiliki kecerdasan kognitif, afektif serta psikomotor serta penerapannya baik dilingkungan keluarga,sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. 1

2 Terdapat beberapa macam pendidikan, salah satunya adalah pendidikan formal. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diperjelas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Berbicara mengenai pendidikan maka tidak akan lepas dari yang namanya kurikulum, menurut UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode pendidikan. Salah satu kurukulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi, agar lebih familiar dengan

3 guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai. Kurikulum KTSP diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi pendidikan di Indonesia yaitu menghasilkan output yang lebih baik. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas dengan penggunaan metode pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan. Kondisi yang menyenangkan ini, secara tidak langsung akan mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran yang nantinya dapat dilihat dalam hasil belajar siswa. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya Mata pelajaran ekonomi merupakan bagian dari mata pelajaran di sekolah yang mempelajari perilaku kegiatan ekonomi baik itu dari sektor individu, masyarakat, negara maupun internasional dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya. Materi pelajaran ekonomi lebih banyak bersifat teori dan hafalan dibanding dengan hitungan. Banyaknya materi yang harus dihafal membuat siswa sulit dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran ekonomi pada kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran ekonomi di kelas lebih berpusat kepada guru, dimana guru lebih

4 banyak mengambil inisiatif pembelajaran dibandingkan siswa. Sikap pasif siswa tersebut sejalan dengan kurang maksimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa, ini terlihat dari rata-rata nilai UAS semester 1 matapelajaran ekonomi kelas X-1 sebesar 56,04 dan X-2 sebesar 56,79.. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar maka pembelajaran yang selama ini berlangsung harus diperbaiki, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran ekonomi, karena dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa dituntut belajar berkelompok dalam memahami materi ajar yang diberikan oleh guru. Cara belajar mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengutamakan siswa lebih aktif di kelas dibandingkan dengan guru. Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan tidak membosankan, sedangkan pembelajaran yang berpusat pada guru, siswa cenderung mendapat hafalan dibanding dengan pemahaman. Dengan pembelajaran terpusat pada siswa, maka siswa dituntut untuk menemukan pemahamannya sendiri dengan berbagai strategi yang mereka ciptakan. Hal demikian akan menuntut kemampuan siswa agar lebih bisa berpikir logis, kritis, dan kreatif. Model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan semangat belajar siswa karena didalamnya mengandung unsur permainan yaitu

5 dengan menggunakan tongkat. Adapun kelebihan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick yaitu menguji kesiapan siswa, melatih membaca dengan cepat dan agar lebih giat belajar terlebih dahulu, dengan demikian diharapkan model pembelajaran tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Ekonomi Sub Pokok Bahasan Ekonomi Mikro dan Makro Kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran di kelas lebih berorientasi pada guru, dimana guru yang paling sering mengambil inisiatif pembelajaran dikelas. 2. Siswa belum mengenal model pembelajaran cooperatif learning tipe talking stick. 3. Hasil belajar yang diraih siswa belum maksimal

6 1.3 Rumusan Dan Batasan Masalah 1.3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan Model Pembelajaaran Cooperative Learning tipe Talking stick pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung? 2. Bagaimana hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe talkking stick terhadap hasil belajar siswa pada pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Batasan masalah sangat diperlukan dalam penelitian, disebabkan adanya pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, sumber, tenaga, dan lain sebagainya. Sehingga membatasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Siswa yang diteliti hanya kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung semester genap sebanyak dua kelas. 2. Materi yang dijadikan penelitian yaitu pada mata pelajaran ekonomi sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro

7 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaaran Cooperative Learning tipe Talking Stick pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Model Pembelajaaran Cooperative Learning Tipe Talking stick terhadap hasil belajar siswa pada pada sub pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X di SMA Pasundan 7 Bandung. 1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick terhadap hasil belajar siswa. Secara khusus, penelitian ini memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran ekonomi.

8 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Sekolah a) Sebagai informasi yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam menentukan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan di sekolah sehingga dapat menentukan ketuntasan belajar ekonomi siswa. b) Mendorong sekolah untuk dapat menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Bagi Guru a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan saran bagi guru dalam penggunaan model pembelajaran guna mengoptimalkan hasil belajar siswa. b) Memberikan gambaran mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif. 3. Bagi Siswa a) Dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa, diharapkan menarik minat belajar, keberanian dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi b) Diharapkan dapat menigkatkan hasil belajar yang diraih siswa.

9 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini di maksudkan untuk memberikan kejelasan makna serta penegasan istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Maka penulis mendefinisikan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Menurut Suprijono (2015, h. 47) Cooperative learning adalah suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. 3. Menurut Kurniasih dan Sani (2015, h. 82) model pembelajaran talking stick merupakan satu dari sekian banyak satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran. 4. Sudjana (2010, h. 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

10 Dari definisi atau istilah di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa pada penelitian ini adalah daya yang timbul dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan bantuan tongkat sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru dalam upaya meningkatkan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.