BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

1

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia melakukan adanya pembangunan kesehatan sebagai salah satu

PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

Aningsih* Luluk Sulistiyono **Churaeri Latief *** ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Perawatan Payudara, Post Sectio Caesar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA DI RSU BHAKTI HUSADA KRIKILAN BANYUWANGI

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA MASA ANTENATAL DENGAN KECEPATAN SEKRESI ASI POSTPARTUM PRIMIPARA di KLINIK ADINDA KARANG SARI MEDAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA 2013

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa prevalensi infeksi pada masa nifas mencapai 10%

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui. saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2005).

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postpartum atau masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk hamil, melahirkan dan menyusui anak. Breast care merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin. Dalam meningkatkan pemberian ASI pada bayi, masalah utama dan prinsip yaitu bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada saat menyusui bayinya. Pada saat melahirkan sehingga menambah keyakinan bahwa mereka dapat menyusui bayinya dengan baik dan mengetahui fungsi dan manfaat breast care pada saat menyusui (Anwar, 2005 dalam Nur, 2012 ). Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3%. Di Provinsi Jawa Timur dalam indikator kinerja upaya perbaikan gizi masyarakat tahun 2010-2014 disebutkan bahwa target cakupan pemberian ASI secara eksklusif tahun 2011 adalah sebesar 67%. Berdasarkan laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo tahun 2013 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI secara eksklusif tahun 2013 adalah 1

2 sebesar 68,3% dari target sebesar 75%. Dengan menyelenggarakan program cakupan pemberian ASI secara eksklusif diharapkan target ini berhasil. Dan dari hasil wawancara dengan jumlah responden 10 ibu postpartum, didapatkan 50% ibu memiliki pengetahuan kurang dan 50% ibu memiliki pengetahuan baik. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan selama masa nifas (Anwar, 2005 dalam Nur, 2012). Berdasarkan penelitian di Surabaya pada tahun 2004 menunjukkan 46% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan yang melakukan perawatan payudara sekitar 34% dan yang sisanya tidak melakukan perawatan payudara dikarenakan pengetahuannya kurang mengenai fungsi dan manfaat breast care (Varney, H., Kriebs, J & Gegor, C dalam Nur, 2012). Menurut Pramudhita, 2013 hasil penelitiannya tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di Polindes desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu nifas di Polindes Desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi mempunyai pengetahuan cukup tentang perawatan payudara sebesar 18% (60 orang), sebanyak 5 responden (17%) mempunyai pengetahuan baik dan sebanyak 7 responden (23%) mempunyai pengetahuan kurang. Dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti saat praktek di RSUD. Dr. Hardjono Ponorogo banyak ibu postpartum belum tau cara breast care pada saat nifas. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa ketidaklancaran ASI banyak dipengaruhi oleh breast care yang kurang. Oleh karena itu, breast care sangat penting dilakukan bagi ibu yang telah melahirkan utuk mencegah masalah-masalah yang timbul selama laktasi, seperti: pembengkakan payudara, penyumbatan saluran ASI, radang payudara dan

3 sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan diatas, lakukan breast care selama menyusui. Untuk mengurangi sakit pada payudara maka lakukan pengurutan payudara secara perlahan, kompres air hangat sebelum bayi menyusui karena panas dapat merangsang aliran ASI kemudian kompres air dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Sehingga dengan pengurutan payudara secara perlahan, mengompres air hangat dan air dingin pada payudara, serta membersihkan puting secara benar dan teratur diharapkan ASI dapat keluar lancar dan proses laktasi pun berjalan lancar. Ibu yang menyusui tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila sejak awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara (breast care) yang tepat dan benar. Apabila selama menyusui ibu tidak melakukan perawatan payudara dan perawatan tersebut hanya dilakukan sewaktu di rumah sakit, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti ASI tidak keluar atau ASI keluar setelah beberapa hari kemudian, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit, dan tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul benjolan di payudara. Dan akibatnya bayi pun tidak mau menyusu atau minum ASI ibunya, padahal pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain itu juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Jika bayi tidak mau minum ASI, maka kebutuhan gizi bayi tidak akan

4 terpenuhi secara baik dan bayi akan mudah terkena penyakit (Saryono dan Pramitasari, 2009 dalam Nur, 2012). Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah memberikan pengarahan tentang breast care kepada ibu menyusui sedini mungkin, melakukan Health Education melalui penyuluhan-penyuluhan pada ibu hamil yang disertai demonstrasi cara breast care sebelum dan setelah melahirkan dengan benar, serta peragaan tentang breast care pada saat kontrol kehamilan dan kunjungan masa nifas, dimana penyuluhan tepat pada waktu ibu mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan informasi keterpaduan menalar ilmiah dan sistematis (Anwar, 2005 dalam Nur, 2012). Upaya ini dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam breast care secara baik dan benar sebagai upaya preventif terhadap masalah menyusui sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. (Saryono dan Pramitasari, 2009). Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti ꞌꞌpengetahuan Ibu Postpartum Tentang Breast Care ꞌꞌ. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah ꞌꞌ Bagaimanakah pengetahuan ibu postpartum tentang breast care? ꞌꞌ.

5 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang breast care. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Peneliti Mengetahui gambaran ibu postpartum tentang breast care. 2. Bagi Institusi Menambah kepustakaan ilmu kesehatan maternitas khususnya tentang breast care. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Membantu informasi ilmiah dibidang kesehatan khususnya tentang breast care. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Praktik Keperawatan Untuk petugas kesehatan khususnya perawata, dapat dimanfaatkan dalam meningkat pelayanan kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada ibu postpartum. 2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk memberikan penyuluhan kepada pasien sehingga dapat menambah pengetahuan kepada ibu menyusui tentang breast care.

6 1.5 Keaslian Tulisan 1. Eka Nur (2012) melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil Di Poli Kandungan RSUD Dr Harjono Ponorogo. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang kontrol di poli kandungan RSUD Dr Harjono Ponorogo pada tahun 2011 sejumlah 570 orang dengan rata-rata perbulan 47 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 responden pada bulan Maret 2012 dengan cara menggunakan consecutive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan angket terbuka dan tertutup dengan instrumennya kuesioner pengetahuan ibu hamil dan perilaku ibu hamil dalam perawatan payudara. Tekhnik analisa data menggunakan tabel dan uji Chi-Square dengan signifikan 0,05. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah rancangan penelitian yaitu menggunakan angket kusioner. Perbedaan dari kedua penelitian ini pada analisa datanya yaitu yang pertama menggunakan uji chisquare dan penelitian berikutnya menggunakan total sampling. 2. Pramudhita Ardiani (2013) melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di Polindes desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini dilaksanakan di Polindes desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013, dengan populasi 30 orang dan sampel 30 orang maka teknik sampel pengambilan yang digunakan adalah accidental sampling, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuensioner, dan analisa data dalam penelitian ini adalah analisis univariate. Persamaan dari kedua penelitian ini sama-sama mengambil tingkat pengetahuan dari breast care pada ibu post partum. Perbedaan dari kedua penelitian ini pada analisa datanya.

7 3. Saragih Rosita (2008) melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu menyusui terhadap perawatan payudara di ruangan RB I Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan Utara tahun 2008. Lokasi penelitian ini dilakukan di Ruangan Rindu B 1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Mei sampai dengan 27 Juni 2008. Populasi adalah keseluruhan yang menunjukan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran pemelitian (Notoatmodjo, 2002). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah selesai bersalin dan yang akan menyusui di Ruangan Rindu B1 Rut-nail Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mulai tanggal 27 mei sampai dengan 27 juni 2008 adalah sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini digunakan tehnik total sampel, yaitu suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat diwakii dari populasi (Nursalam, 2001). Tehnik total sampel yang digunakan dalam.penelitian ini sebanyak 30 orang. Persamaan dengan penelitian ini jenis penelitiannya adalah pada analisa datanya menggunakan total sampling. Perbedaan dari kedua penelitian ini yaitu teknik tempat penelitiannya.