KAJIAN PEMANFAATAN SERAT ALANG-ALANG UNTUK PEMBUATAN BATA RINGAN BERLOBANG

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PEMAKAIAN BATA SEMEN DENGAN AGREGAT LIMBAH GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN DINDING KONTRUKSI GEDUNG. Hartono

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BETON TULANGAN BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BALOK DAN KASAU DARI KAYU

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

ANALISIS KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA BATU BATA RINGAN YANG TERBUAT DARI FLY ASH DAN ABU PENGERGAJIAN BATU ANDESIT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

ANALISIS PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN PASIR DENGAN PECAHAN BATU BATA TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Karakteristik Fisik Bata Merah dan Kaitannya dengan Analisa Harga Satuan Pekerjaan

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

BATAKO STYROFOAM KOMPOSIT MORTAR SEMEN

KUALITAS BATA MERAH DARI PEMANFAATAN TANAH BANTARAN SUNGAI BANJIR KANAL TIMUR

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PLAT LANTAI PRACETAK DENGAN BETON RINGAN

PENGEMBANGAN GENTENG BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENUTU ATAP

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

PERILAKU VARIASI LIMBAH LUMPUR PADAT INDUSTRI KERAMIK TERHADAP KUAT TEKAN HANCUR, POROSITAS dan SIFAT TAMPAK BATAKO

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

KARAKTERISTIK BATAKO STYROFOAM KOMPOSIT MORTAR SEMEN SERBUK GERGAJI BATANG KELAPA

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

KAJIAN MUTU BATA BETON UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUKSI DENGAN MENAMBAH ADMIXTURE

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Sukobar, Kuntjoro, Kusumastuti, Sungkono Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI

KUAT TEKAN BATAKO DENGAN PENAMBAHAN SEMEN MERAH DARI LIMBAH GERABAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

Key words : concrete, strong pressure, iron-rust

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PEMANFAATAN PECAHAN KACA (BELING) SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PEMANFAATAN LIMBAH (SEKAM PADI DAN SABUT KELAPA) SEBAGAI ISIAN BATAKO (BATA BETON) RAMAH LINGKUNGAN

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)


ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK BATA MERAH LOKAL BALI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

ANALISIS KUAT TEKAN BATAKO DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH SKRIPSI. Disusun Oleh : M.KHASAN AL HAKIM

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN VOLUME FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, DAYA SERAP AIR, DAN BERAT JENIS BETON RINGAN FOAM DENGAN PERBANDINGAN 1PC : 1PS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

KAJIAN PERMEABILITAS BETON MINIM PASIR SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI RESAPAN

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

BATAKO LUMPUR LAPINDO SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL PASANGAN DINDING

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS BATAKO PEJAL MENGGUNAKAN GABUS KELAPA DENGAN VARIASI VOLUME GABUS 10%, 15%, 20% DAN 50% A B S T R A K

PENGARUH PEMAKAIAN LIMBAH GENTENG BETON TERHADAP MUTU BETON SEDANG. Warsiti

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

Pemanfaatan Limbah Marmer dan Serbuk Silika pada Industri Bata Beton Pejal dan Berlubang

Transkripsi:

KAJIAN PEMANFAATAN SERAT ALANG-ALANG UNTUK PEMBUATAN BATA RINGAN BERLOBANG Suwarto 1), Isnadi 2), Triatmo Sugih Hardono 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telepon 081325768904 Email : sipil.polines@yahoo.co.id Abstract Brick is a building material used by most people as a couple walls. See its function as an insulator and not planned to support the weight of the walls are made of various materials such as masonry, brick pair, the pair of stone, wood boards, cubicles, plywood etc. The weeds are weeds and the weeds of agriculture because it is easy to grow and multiply rapidly, in many places especially fertile soil reaches a height of 1.0 to 2.0 meters. The total area of grasslands in Indonesia reaches ± 16 000 million hectares with a growth rate of approximately 200,000 hectares of which took place on an ongoing basis each year. This potential is neglected then used as a lightweight aggregate in the manufacture of building elements. Lightweight aggregate reed fibers can reduce the weight of concrete bricks, profits are easily obtainable. Lightweight brick reed fiber test results have an average length of 40.15 to 40.60 cm, a width of 18.83 to 19.35 cm and thickness from 10.08 to 10.23 cm, weight of 4373.25 to 7238, 25 grams lighter 20-50% by weight of cement concrete brick sand (the market). Compressive strength from 1.071 to 4.650 kg / cm ² does not qualify as low (class bricks of 25 kg / cm ²), while the brick with a mixture of Portland cement + sand as a comparison of eligible compressive strength class of 25 kg / cm ² is a mix of 1pc: 3 Ps and 1 Pc: 5 Ps. Regression values for light brick sand mixture 2 Y = 0.069 X ² - 1.0906 X + 5.4051 and the correlation R ² = 0.9388 has a strong relationship between the compressive strength with fiber content in a mixture of tall grass, on a mix of 3 sand Y = 0.0063 X ² + 0.1501 X - 3.3749 and the correlation R ² = 0.9592 has a strong relationship between the compressive strength with fiber content in the mixed grass. Reed fiber content higher compressive strong declining trend. High water absorption from 30.243 to 72.622 g / dm ² / min then a light brick to immersion in water first so that the species does not run out of water absorbed light brick. Lightweight brick low salinity <50% can be used in construction. Lightweight brick reed fibers can not be used for the construction of the walls that hold heavy loads and its use should be protected in place. Kata kunci : light brick, grass fibers, the compressive strength PENDAHULUAN Alang-alang adalah tanaman liar dan merupakan tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan cepat berkembang biak, di berbagai tempat terlebih di tempat yang tanahnya subur dapat mencapai ketinggian 1,0 2,0 meter. Berdasarkan perkiraan para ahli dibidang pertanian, luas areal padang alang-alang di Indonesia mencapai kurang lebih 16.000 hektar dengan laju pertumbuhan mencapai kurang lebih 200.000 juta hektar yang berlangsung 68

secara terus-menerus tiap tahunnya. Alang-alang di daerah Timor Timur dan Irian Jaya umumnya digunakan sebagai atap bangunan oleh beberapa penduduk pedesaan yang kehidupannya masih sangat sederhana. Untuk meningkatkan pemanfaatan alang-alang sebagai bahan bangunan dilakukan penelitian pembuatan pelat lantai tulangan bambu dengan agregat ringan serat alang-alang (Idris,1994). Jenis bahan bangunan dari beton (bahan perekat semen), ditinjau dari berat volume dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu bahan bangunan beton berat (heavy weight) dan bahan bangunan beton ringan (light weight). Pengelompokan berdasarkan berat volume yaitu di atas 1200 km/cm³ termasuk unsur bahan bangunan berat, dan yang kurang dari 1200 km/cm³ termasuk bahan bangunan ringan. Mengenai bentuk unsur bangunan beton, tergantung cara pemakaiannya yaitu ada yang tebal, tipis, bentuk balok, bentuk lembaran, bentuk pipa, kepingan, bentuk balok atau bata dan lain sebagainya. Beberapa macam bentuk bahan bangunan dari semen seperti bentuk bata atau block. Bata tanah semen (soil cement block), Batako (bata tras kapur), bata beton, bata untuk lantai atau jalan (paving block), dan lain sebagainya. Penggunaan agregat ringan seperti serat alang-alang akan mengurangi berat bata, serat alangalang berguna untuk memperbaiki kuat lentur sehingga lendutan akibat pembebanan dapat dikurangi, sedang keuntungan yang lain adalah mudah didapat dan tumbuh liar disetiap tanah kosong. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas bata ringan campuran dari semen Portland + pasir + serat alang-alang melalui pengujian sifat fisik yang meliputi tampak luar, ukuran, keadaan permukaan, kadar garam, dan daya serap air, menentukan sifat mekanik yaitu kuat tekan bata ringan serat alang-alang, dan menentukan proporsi campuran bata ringan serat alang-alang yang optimum. Diharapkan bermanfaat khususnya bagi perencana bangunan karena dapat mengurangi beban konstruksi, sehingga menjadi lebih efektif. METODE PENELITIAN Penelitian diawali dari persiapan bahan dan peralatan termasuk penyiapan serat alang-alang, bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian adalah semen Portland, dipakai untuk bahan perekat bata ringan, pasir Muntilan sebagai agregat halus dan merupakan bahan pengisi, serat tumbuhan alang-alang digunakan sebagai agregat ringan yang menggantikan sebagian dari pasir Muntilan, dan air suling / Akuades, digunakan untuk pengujian kadar garam bata. Adapun jenis peralatan yang diperlukan antara lain timbangan kapasitas lebih dari 2 kg dengan ketelitian 1 gram, cawan ukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm dan ukuran 40 cm x 60 cm x 10 cm, oven yang suhunya dapat diatur konstan (110±5)º C, kaki penyangga dari baja siku, dipakai untuk alat bantu dudukan bata pada pengujian daya serap air, mesin uji tekan dengan Kajian Pemanfaatan...(Suwarto 1), Isnadi 2), Triatmo Sugih Hardono 3) ) 69

ketelitian pembacaan 1 %, dipakai untuk menguji kuat tekan batu bata, cetakan bata ringan berikut pengepres tangan ukuran tebal 100 mm, lebar 200 mm, panjang 400 mm dan alat pendukung lainnya seperti gelas ukur 500ml, stop watch, cawan, sendok aduk, spatula dan lain sebagainya. Prosedur penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pencetakan dan tahap pemeriksaan/pengujian bata ringan berlobang. a. Tahap persiapan Mempersiapkan bahan dan peralatan yang dipakai untuk pembuatan dan pengujian bata ringan serat alangalang. b. Tahap pencetakan Untuk membuat bata ringan diperlukan campuran semen Portland + pasir + serat alang-alang dengan proporsi berikut (Tabel 1). c. Pemeriksaan dan Pengujian Pemeriksaan terhadap tampak luar dan ukuran, dengan cara pemeriksaan ukuran dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali terhadap ukuran panjang, lebar, tebal, serta penyimpangan maksimalnya yang dinyatakan dalam mm. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil pemeriksaan secara pisik dan pengujian laboratorium sebagai berikut : a. Pemeriksaan tampak luar dilakukan terhadap bentuk (terdiri dari bidang datar, kesikuan rusuk-rusuknya, kekuatan rusuk-rusuknya, dan keretakan), berat tiap-tiap bata ringan (ketelitian 10 gram). b. Pengujian dilakukan meliputi kadar garam, daya serap air (suction rate), dan pengujian kuat tekan bata ringan berlobang. Hasil-hasilnya adalah seperti pada Tabel 2 hingga Tabel 6 di bawah ini. Hasil uji sifat fisik ukuran bara ringan serat alang-alang dengan campuran 2 pasir memiliki panjang 40,15 40,60 cm, lebar 18,70 19,35 cm dan tebal 10,13 10,21 cm, untuk berat 4373,25 6794 gram. Hasil uji kuat tekan antara 1,076 4,650 kg/cm² makin tinggi kadar serat alang-alang kuat tekannya rendah dan nilai regresinya Y = 0,069X² - 1,0906 X + 5,4051 sedang nilai korelasinya R² = 0,9388 ini memiliki hubungan yang kuat antara kuat tekan dengan kadar serat alang-alang dalam campuran, daya serap air 36,043 60,423 gram/dm²/menit dan semua bata ringan serat alang-alang ini tidak membahayakan untuk konstruksi karena tidak mengandung garam ( < 50 %). Uji sifat fisik ukuran bata ringan serat alang-alang dengan campuran 3 pasir memiliki panjang 40,20 40,53 cm, lebar 18,83 19,10 cm dan tebal 10,08 10,25 cm, untuk berat 5178,25 7238,25 gram. Hasil uji kuat tekan antara 1,519 3,172 kg/cm² makin tinggi kadar serat alang-alang kuat tekannya rendah dan nilai regresinya Y = 0,0063X² + 0,1501 X - 3,3749 sedang nilai korelasinya R² = 0,9592. 70 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 68-76

Tabel 1. Perbandingan Campuran Bata Ringan Berlobang No Perbandingan Campuran (Volume) Jumlah Benda Uji Semen Pasir Serat (buah) Portland Muntilan Alang-alang 1 1 2 2 15 2 1 2 2,5 15 3 1 2 3 15 4 1 2 3,5 15 5 1 2 4 15 6 1 2 4,5 15 7 1 2 5 15 8 1 2 5,5 15 9 1 2 6 15 10 1 3 2 15 11 1 3 2,5 15 12 1 3 3 15 13 1 3 3,5 15 14 1 3 4 15 15 1 3 4,5 15 16 1 3 5 15 17 1 3 5,5 15 18 1 3 6 15 JUMLAH 270 Tabel 2. Uji Sifat Fisik dan Kuat Tekan Bata Ringan Alang-alang Campuran dengan 2 Pasir Kode Ukuran (cm) Berat Beban Max Kuat Tekan No Panjang Lebar Tebal (Gram) (Kg) Kg/cm2 1/2/2 A 40.60 18.83 10.13 6794.00 1912.50 4.650 1/2/2.5A 40.53 18.84 10.16 6410.75 1450.00 3.521 1/2/3 A 40.50 19.04 10.21 5843.00 862.50 2.085 1/2/3.5A 40.20 18.70 10.14 5680.25 850.00 2.086 1/2/4 A 40.20 19.20 10.18 5525.50 812.50 1.987 1/2/4.5A 40.15 19.23 10.20 5164.50 675.00 1.647 1/2/5 A 40.18 19.35 10.13 4801.75 450.00 1.107 1/2/5.5A 40.15 19.05 10.18 4397.75 437.50 1.071 1/2/6 A 40.18 19.00 10.13 4373.25 437.50 1.076 Kajian Pemanfaatan...(Suwarto 1), Isnadi 2), Triatmo Sugih Hardono 3) ) 71

Tabel 3. Uji Sifat Fisik dan Kuat Tekan Bata Ringan Alang-alang Campuran dengan 3 Pasir Kode Ukuran (cm) Berat Beban Max Kuat Tekan No Panjang Lebar Tebal (Gram) (Kg) Kg/cm2 1/3/2 A 40.38 18.93 10.25 7238.25 1312.50 3.172 1/3/2.5A 40.20 18.93 10.08 7108.00 1287.50 3.178 1/3/3 A 40.43 18.83 10.23 6686.25 1197.50 2.899 1/3/3.5A 40.20 19.03 10.08 6112.00 1000.00 2.468 1/3/4 A 40.53 19.10 10.20 5676.50 992.50 2.399 1/3/4.5A 40.28 19.10 10.15 5452.00 987.50 2.415 1/3/5 A 40.40 19.03 10.13 5417.50 862.50 2.108 1/3/5.5A 40.20 19.00 10.15 5179.00 675.00 1.655 1/3/6 A 40.38 19.05 10.10 5178.25 620.00 1.519 Tabel 4. Uji Sifat Fisik dan Kuat Tekan Bata Ringan Tanpa Alang-alang Kode Ukuran (cm) Berat Beban Max Kuat Tekan No Panjang Lebar Tebal (Gram) (Kg) Kg/cm2 1/3 A 40.55 18.90 10.15 8980.00 13000.00 31.575 1/4 A 40.58 18.90 10.14 8796.00 7520.00 18.270 1/5 A 40.70 18.95 10.18 9500.00 12216.67 29.498 1/6 A 40.64 18.94 10.10 9140.00 9620.00 23.436 1/7 A 40.63 18.90 10.07 8716.67 5166.67 12.627 1/8 A 40.54 18.86 10.04 8764.00 4600.00 11.294 1/9 A 40.60 18.88 10.04 8516.00 3380.00 8.296 Tabel 5. Uji Daya Serap Air dan Kadar Garam Bata Ringan Serat Alangalang Campuran 2 Pasir Kode Ukuran (cm) Berat Gram) Daya Serap Kadar No Panjang Lebar Kering Basah (gr/dm2/menit) Garam 1/2/2 A 40.60 18.83 6828.33 7197.67 48.287 < 50 % 1/2/2.5A 40.57 18.85 6417.00 6704.67 37.612 < 50 % 1/2/3 A 40.50 19.15 5891.33 6202.67 40.062 < 50 % 1/2/3.5A 40.20 18.60 5677.33 5946.33 36.043 < 50 % 1/2/4 A 40.23 19.33 5524.33 5904.67 48.800 < 50 % 1/2/4.5A 40.17 19.23 5172.00 5592.67 54.462 < 50 % 1/2/5 A 40.13 19.50 4808.33 5256.00 57.102 < 50 % 1/2/5.5A 40.17 18.97 4420.67 4725.67 40.088 < 50 % 1/2/6 A 40.17 19.07 4375.00 4837.67 60.423 < 50 % 72 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 68-76

Tabel 6. Uji Daya Serap Air dan Kadar Garam Bata Ringan Serat Alang-alang Campuran 3 Pasir Kode Ukuran (cm) Berat Gram) Daya Serap Kadar (gr/dm2/ No Panjang Lebar Kering Basah menit) Garam 1/3/2 A 40.43 18.83 7234.67 7630.33 52.087 < 50 % 1/3/2.5A 40.23 18.87 7111.67 7476.33 48.088 < 50 % 1/3/3 A 40.50 18.80 6651.67 7204.67 72.622 < 50 % 1/3/3.5A 40.20 19.03 6102.00 6375.33 35.725 < 50 % 1/3/4 A 40.67 19.20 5727.67 5963.67 30.243 < 50 % 1/3/4.5A 40.23 19.13 5415.00 5705.00 37.684 < 50 % 1/3/5 A 40.47 19.10 5401.00 5812.00 53.248 < 50 % 1/3/5.5A 40.13 19.00 5156.33 5443.33 37.649 < 50 % 1/3/6 A 40.43 19.13 5213.00 5489.33 35.711 < 50 % Nilai ini memiliki hubungan yang kuat antara kuat tekan dengan kadar serat alang-alang dalam campuran, daya serap air 30,243 72,622 gram/dm²/menit dan semua bata ringan serat alang-alang ini tidak membahayakan untuk konstruksi karena tidak mengandung garam ( < 50 %). Uji sifat fisik ukuran bara tanpa serat alang-alang dengan campuran 1 Pc : 3Ps sampai dengan 1 Pc : 9Ps memiliki panjang 40,55 40,70 cm, lebar 18,86 18,94 cm dan tebal 10,04 10,18 cm, untuk berat 8516 9500 gram. Hasil uji kuat tekan antara 8,296 31,575 kg/cm² makin tinggi kadar pasir kuat tekannya rendah dan nilai regresinya Y = -0,2331X² + 1,1503 X + 21,446 sedang nilai korelasinya R² = 0,6813 ini memiliki hubungan yang kuat antara kuat tekan dengan kadar pasir dalam campuran Hubungan tiap-tiap campuran dan kuat tekan bata ringan dapat dilihat pada grafik 1 sedangkan hubungan antara tiap campuran dengan daya serap air dapat dilihat pada grafik 2 di bawah. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bata ringan serat alang-alang hasil uji memiliki ukuran panjang antara 40,15 40,60 cm, lebar 18,83 19,35 cm dan tebal 10,08 10,23cm. Sedangkan berat serat alangalang antara 4373,25 7238,25 gram lebih ringan 20 50 % dari berat bata beton semen pasir (di pasaran). Kuat tekan bata ringan serat alang-alang antara 1,071 4,650 kg/cm² tidak memenuhi syarat terendah (kelas bata 25 kg/cm²) sedangkan bata dengan campuran semen portland + pasir sebagai pembanding yang memenuhi syarat kuat tekan kelas 25 kg/cm² adalah campuran 1Pc : 3 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Kajian Pemanfaatan...(Suwarto 1), Isnadi 2), Triatmo Sugih Hardono 3) ) 73

Daya Serap Air (gram/dm2/menit) Kuat Tekan (Kg/cm2) 32,000 30,000 28,000 26,000 24,000 22,000 20,000 y = -0,2331x 2 + 1,1503x + 21,446 R 2 = 0,6813 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 y = 0,069x 2-1,0906x + 5,4051 R 2 = 0,9388 y = -0,0063x 2-0,1501x + 3,3749 R 2 = 0,9592 0,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kode Campuran Camp. 2 Pasir Camp. 3 Pasir Camp. Tanpa Alang2 Gambar 1. Hubungan Kuat Tekan dengan masing-masing Campuran 80,000 75,000 70,000 65,000 60,000 55,000 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Campuran Camp. 2 Pasir Camp. 3 Pasir Gambar 2. Daya Serap Air masing-masing Campuran Pada Bata Ringan 74 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 68-76

Nilai regresi untuk bata ringan serat alang-alang campuran 2 pasir Y = 0,069X² - 1,0906 X + 5,4051 sedang nilai korelasinya R² = 0,9388 ini memiliki hubungan yang kuat antara kuat tekan dengan kadar serat alangalang dalam campuran sedangkan pada campuran 3 pasir Y = -0,0063X² - 0,1501 X + 3,3749 sedang nilai korelasinya R² = 0,9592 ini juga memiliki hubungan yang kuat antara kuat tekan dengan kadar serat alangalang dalam campuran (grafik 1). Kadar serat alang-alang makin tinggi kuat tekannya cenderung menurun. Daya serap air bata ringan serat alang-alang tinggi 30,243 72,622 lebih besar dari 20 gram/dm²/menit (grafik 2) sehingga apabila bata ringan ini akan dipasang perlu dilakukan pencelupan dalam air terlebih dahulu agar air dalam spesi tidak habis diserap oleh bata ringan. Sedangkan kadar garam bata ringan serat alang-alang rendah < 50 % sehingga dapat dipakai dalam konstruksi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapankan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah berkenan menyetujui dan memberikan dukungan dana guna penelitian ini, Direktur, Ketua UP2M, Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Ketua Laboratorium Bahan Bangunan Politeknik Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan menggunakan fasilitas laboratorium untuk pengujian guna mendapatkan data penelitian dan rekan-rekan dalam tim dan semua pihak yang telah membantu selesainya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Isnadi dkk, 2007, Pemanfaatan serat alang-alang untuk pembuatan bata ringan berlobang, Laporan Penelitian Madia UP2M Politeknik Negeri Semarang Standar Nasional Indonesia, 1991, SNI 15 2094 1991 tentang Bata Merah Pejal, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta Priyono, Gembong, 2002, Peran Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) Dalam Era Perdagangan Bebas, Proceeding Kolokium & Open House, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Priyosulistyo, 2000, Sifat-sifat Mekanik Bahan Struktur terhadap Beban Gempa dan Temperatur Tinggi, Makalah Kursus Singkat Evaluasi dan Penanganan Struktur Beton Pasca Kebakaran dan Gempa, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Cetakan ke-8, CV Alfa beta, Bandung Supardjo, dkk, 2002, Studi Komparasi Karakteristik Batu Bata Merah yang Beredar Di Wilayah Kota Semarang, Laporan Penelitian Madia, UP2M Politeknik Negeri Semarang Supardjo, dkk, 2003, Optimasi Proporsi Campuran Batu Bata Merah Asal Kajian Pemanfaatan...(Suwarto 1), Isnadi 2), Triatmo Sugih Hardono 3) ) 75

Mranggen untuk Meningkatkan Kuat Tekan, Laporan Penelitian Lanjutan, UP2M Politeknik Negeri Semarang Sutarno, 2005, Pemanfaatan Limbah Abu Sekam Padi untuk Meningkatkan Kualitas Paving Block, Laporan Penelitian Dikti, UP2M Politeknik Negeri Semarang 76 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 68-76