KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

Transkripsi:

KELUARGA HARAPAN Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi LOMBA ESAI NASIONAL PENDIDIKAN NONFORMAL 2016 Diusulkan Oleh: Dewi Kristina S1 Pendidikakan Luar Sekolah/ 2013 Santika Nurpatimah S1 Pendidikan Luar Sekolah/ 2015 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2016

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Saya bersyukur kepada Illahi Robbi Karena-Nya penulis dapat menyelesaikan Esai dengan Judul PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN. Dengan di susunnya Esai ini diharapkan para pembaca dapat memahami dari dasar sampai ke hal yang mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi yang di kaji dalam Esai ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing serta pihak yang bersangkutan bahwa dalam Esai ini masih terdapat banyak sekali kekurangan dan kehilafan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Semoga Esai ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Karawang, 20 Mei 2016 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bangsa Indonesia pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan dari sistem pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang dicita-citakan adalah pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut maka pemerintah harus meningkatkan sumber daya manusia Indonesia sebagai pelaku utama pembangunan dan upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu sistem pembangunan nasional yang bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tujuan pembangunan nasional hanya dapat diwujudkan bila dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan manusia berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat diwujudkan diantaranya melalui pendidikan keluarga (informal). Fungsi pendidikan nasional pada umumnya merupakan upaya melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Fungsi pendidikan ini secara tegas dikemukakan dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 tentang dasar, fungsi dari pendidikan nasional yang menyatakan sebagai berikut : pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kutipan diatas menyiratkan bahwa pendidikan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya sebagai tujuan suksesnya pembangunan nasional. Untuk mengatur penyelenggaraan pendidikan nasional pemerintah menetapkan Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. sistem pendidikan nasional memiliki 3 jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan informal. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Seperti telah diungkapkan diatas bahwa pendidikan di Indonesia diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur, untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas tentu perlu disiapkan dalam pengembangan masyarakat dengan Pendidikan Keluarga. Upaya memperoleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas tertentu melalui Pendidikan Keluarga di dalam Masyarakat untuk menciptakan generasi keluarga yang diharapkan antara lain dapat ditempuh melalui pendidikan di dalam keluarga (pendidikan informal). Pendidikan informal diharapkan mampu mendorong tumbuhnya masyarakat belajar (learning soociety) melalui pendidikan sepanjang hayat. Maka berdasarkan pernyataan diatas bahwa kami tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai pentingnya pendidikan sepanjang hayat yang akan mempengaruhi perkembangan pendidikan informal guna menangani permasalahan bangsa yang akan menciptakan keluarga yang diharapkan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa keluarga merupakan bagian dari pendidikan sepanjang hayat? 2. Bagaimana peran dan fungsi pendidikan keluarga (informal) dalam menciptakan keluarga harapan? 3. Bagimana strategi yang dilakukan keluarga dalam menciptakan keluarga harapan? C. TUJUAN PENULIISAN 1. Untuk mengetahui bahwa keluarga merupakan bagian dari pendidikan sepanjang hayat 2. Untuk mengetahui peran dan fungsi pendidikan keluarga (informal) dalam menciptakan keluarga harapan 3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan keluarga dalam menciptakan keluarga harapan

D. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi masyarakat 1. Memberi tambahan pengetahuan serta wawasan pada masyarakat akan pentingnya pendidikan dalam keluarga (informal) 2. Bagi pemerintah 1. Memberi masukan bagi pemerintah akan pentingnya pendidikan keluarga (informal) sebagai prioritas pembangunan bangsa 2.Keluarga sebagai tujuan utama pemerintah dalam mengembangkan pendidikan bangsa

BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP KELUARGA MERUPAKAN BAGIAN DARI PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu, konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat akan maju jika memilki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebagian masyarakat suatu bangsa masih banyak yang buta huruf maka upaya pemberantasan buat huruf tersebut dimulai dari kalangan keluarga sebagai prioritas pembaharuan dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena itu didalam keluarga dibutuhkan pendidikan secara khusus. Dengan demikian pendidikan keluarga (informal) merupakan tujuan yang paling utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan suatu peletak dasar kepribadian anak, karena anak membutuhkan pendidikan didalam keluarga yang diperoleh melalui interaksi antara orangtua dengan anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orangtua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya. Diera moderenisasi sekarang ini Peran seorang ibu sangatlah penting, karena ibu merupakan tolak ukur untuk keberhasilan anak-anaknya. Menurut undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 6 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa : Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat dapat saling melengkapi dan memperkaya Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orangtua dan anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.

B. PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyaratakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk petumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusia yang mampu berpikir dewasa dengan bijak. Orang tua sebagai orang pertama dan utama dimana anak berinteraksi dalam keluarga sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan, sehingga orangtua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak dilakukan dalam keluarga, oleh karena itu pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik anak dirumah Peran dan Fungsi keluarga dalam menciptakan keluarga harapan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi pendidikan keluarga untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berguna dalam meningkatkan kualitas kehidupan keluarga 2. Fungsi pendidikan keluarga untuk memberi kenyamanan khususnya bagi anaknya umumnya bagi keluarga. 3. Fungsi keluarga guna mempersiapkan generasi penerus dan mencerdaskan kehidupan bangsa Peran pendidikan Jencks, et.al. mengemukakan bahwa latar belakang keluarga menentukan variasi skor IQ antara 10%-40%, mempengaruhi hampir setengahnya variasi pencapaian tingkat pendidikan, dan menjelasakn 15% variasi pendapatan. Secara komparatif, Soedijarto mengemukakan bahwa di Negara maju pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat terhadap hasil pendidikan di sekolah dasar adalah antara satu setengah kali sampai empat kali (Australia) dari pengaruh sekolah, sedangkan untuk Negara berkembang hanyalah sepersembilan (India) sampai dengan empat persepuluh (Argentina). Sedangkan di Indonesia hanya sedikit diatas India, yaitu seperdelapan. Ini menunjukkan bahwa kualitas keluarga di Indonesia dalam

fungsi kependidikanya masih rawan sehingga perlu perhatian dan ditingkatkan kualitasnya.

C. STRATEGI YANG DILAKUKAN KELUARGA DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN 1. Konsisten dalam mendidik keluarga harapan Setiap keluarga pasti memiliki konsisten yaitu kesepakatan bersama agar menjadi keluarga yang diharapkan, konsisten dalam mendidik keluarga harapan itu penting untuk diterapkan karena dengan sikap konsisten maka tidak akan terpengaruh dengan kondisi yang ada diluar. 2. Sikap orangtua dalam keluarga dan tetangga (modelling) Dengan menetapkan pendidikan keluarga (informal) sejak dini tentulah sikap orangtua yang selalu menjadi acuan penting, karena apabila sikap dari orangtua sudah tidak baik maka akan menjadi pengaruh besar bagi keluarganya. Orangtua akan selalu menjadi panutan bagi anak-anaknya sebagai generasi penerusnya dari sejak dini, diharapkan dapat menerapkan sikap yang baik maka akan lahir generasi keluarga yang lebih baik. 3. Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut Ajaran agama merupakan pandangan hidup bagi pemeluknya. Maksudnya, manakala seseorang memeluk agama tertentu, maka dia akan menjadikan ajaran agama tersebut sebagai panduan dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku. Dalam hal ini agama merupakan pondasi yang utama dalam keluarga, dalam menciptakan keluarga harapan harus selalu perpegang teguh pada agama yang dianut agar nantinya tidak salah arah dalam mendidik keluarga. 4. Kekompakan orangtua dalam mendidik anak Perlu diketahui bahwa memiliki orang tua yang selalu kompak tentu sangat menyenangkan. Menyenangkan karena orangtua memiliki harapan dan cita-cita yang sama dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Orangtua dengan kepribadian yang berbeda yaitu ayah yang cenderung disiplin dan tegas, sedangkan ibu dengan karakternya yang lemah lembut merupakan sosok yang menjadi panutan serta inspirasi bagi anak. Orangtua bergotong-royong dalam memberi pengasuhan yang terbaik pada anak dengan harapan agar kelak anak menjadi orang yang sukses dan berjiwa besar.

Orangtua yang selalu kompak dalam mendidik anak tentu memiliki metode pengasuhan dan pendidikan yang baik. Situasi seperti ini menjadikan anak merasa dirinya benar-benar diperhatikan. Anak ber-asumsi jika dirinya sangat berharga di mata orangtuanya. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Anak merasa termotivasi untuk bisa membuat orangtuanya bangga terhadap dirinya. Anak dengan pola asuh yang seragam dari orangtuanya tidak akan mengalami kebimbangan dalam menentukan langkahnya. Sebab, anak merasa hanya ada satu patokan yang menjadi peraturan dalam hidupnya yaitu teladan dari kedua orangtuanya. Kemandirian serta kepercayaan diri anakpun terbentuk dengan baik. Dengan bekal kepercayaan diri serta kemandirian yang kuat akan sangat menentukan kemantapan anak ketika harus melangkah menuju keberhasilan dalam meraih cita-citanya di masa depan. Sukses dan berhasilnya anak dipengaruhi oleh seberapa besar kontribusi orangtua dalam memberi arahan kepada anak. Menjadi orangtua yang kompak dalam berbagai hal termasuk dalam pendidikan keluarga (informal) dan pengasuhan anak tentu membutuhkan kerja sama yang baik antara pihak ayah dan pihak ibu. Kerja sama ini dalam rangka mewujudkan pembentukan karakter anak agar menjadi sholeh/sholehah serta mampu mengelola emosi dengan baik. Ayah dan ibu yang memiliki pandangan yang sama tentang bagaimana agar anak bisa meraih keberhasilan, akan melakukan usaha bersama untuk mencapai dimensi yang diharapkan orangtua serta anak. 5. Menciptakan komunikasi yang baik Langkah terakhir dalam menciptakan keluarga harapan yaitu dengan menciptakan komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak-anaknya serta anggota keluarga lainnya, dengan selalu menjaga serta menjalin komunikasi yang baik, maka dalam keluarga tidak akan terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan agar nantinya tidak terjadi miskomunikasi dalam keluarga.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Demikian pembahasan yang sudah dipaparkan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut: Dalam berbagai gerakan dunia tentang pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah (PLS), pendidikan keluarga (informal) menjadi bagian penting yang mendapat perhatian. Horbinson, dalam konsepnya tentang pendekatan sumberdaya manusia menggambarkan fungsi-fungsi aktual atau fungsi-fungsi yang mungkin dari pendidikan nonformal untuk memaksimalkan produktivitas individu, termasuk juga kegiatan atau program yang utamanya disusun untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang lebih luas dari hanya sekedar dunia kerja, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan kehidupan keluarga. Sedangkan Coombs mengemukakan secara eksplisit satu di antara empat kebutuhan pendidikan atau kebutuhan belajar yang menjadi tantangan, yaitu : pendidikan peningkatan keluarga yang disusun utamanya untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Berdasarkan undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat 1 mengemukakan bahwa kegiatan pendidikan keluarga (informal) yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan secara mandiri. Ini berarti bahwa keluarga merupakan wahana atau juga jalur pendidikan, keluarga merupakan tempat terjadinya proses pendidikan anak dengan orangtua sebagi pendidik. Sedangkan, sebagai sasaran pendidikan, keluarga (dalam hal ini anggota-anggota) adalah meruapakan sasaran didik dari program-program pendidikan keluarga (Family Life Education), dimana pendidikan keluarga diajukan sebagai pendidikan nonformal. Menurut soejarto, tantangan terbesar yang dihadapai dalam pembangunan pendidikan luar sekolah (PLS) termasuk pendidikan keluarga, pengelolaannya dirasakan kurang bersuasana akademik dan profesional. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orangtua dan anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan

menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya. Pentingnya pendidikan sepanjang hayat yang akan mempengaruhi perkembangan pendidikan informal dalam keluarga guna menangani permasalahan bangsa yang akan menciptakan keluarga yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ahmed, M, The Economic of Non Formal Education, New York: Praeger Publisher, 1940. Ali, Lukman, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi II, Jakarta: Balai Pustaka, 1999. http://www.ummi-online.com/kekompakan-orang-tua-penunjang-keberhasilan-anak.html