GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG MEDICAL RECORD RSUD PARIAMAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI NEONATORUM DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

ASFIKSIA FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL

Prevalensi Derajat Asfiksia Neonatorum pada Berat Badan Bayi Lahir Rendah. The Prevalence of Asphyxia Neonatorum Severity In Low Birth Weight Infants

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Jurnal Kebidanan 09 (02) Jurnal Kebidanan http : /

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dan Faktor-faktor yang Berhubungan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

The Relationship of Postterm Pregnancies dnd Premature Infants With Neonatal Asphyxia

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH

ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN Elisa Damayanti 1, Ismarwati 2

INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN

HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

Transkripsi:

0 GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI Oleh : LILIK SHOLIKHAH WATI J 210 080 057 FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADYAH SURAKARTA

0 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, 719483Fax. 715448 Surakarta 57102 Website : http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep.,Ns.,ETN, M.Kep. Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : LILIK SHOLIKHAH W NIM : J 210.0800.057 Program Studi : S1 Keperwatan Judul Skripsi : GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 25 Juli 2013 Pembimbing Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep.,Ns.,ETN, M.Kep.

1 GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Lilik Sholikhah Wati* Winarsih NA., S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep* Agustaria Budi Nugroho, S.Kep.,Ns* ABSTRAK Angka kematian neonatal di Indonesia tahun 2010 masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal dapat terjadi karena infeksi, asfiksia ataupun berat badan lahir rendah. Study pendahuluan yang di lakukan peneliti dengan memperoleh data dari Dinas Pendidikan Latihan RSUD Dr. Moewardi Jumlah kematian neonatal periode 2011 sudah mencapai 39 kematian bayi dari 768 kelahiran, dan meningkat menjadi 79 kematian bayi dari 689 ibu melahirkan pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kematian neonatal dan gambaran penyebab kematian neonatal di RSUD Dr. Moewardi selama tahun 2012. Metode penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitiaan adalah seluruh neonatal yang meninggal di RSUD Dr. Moewardi tahun 2012 yang tercatat di rekam medik dengan jumlah 79 bayi. Teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Instrumen Penelitian menggunakan checklist, Analisa Data dilakukan dengan cara melakukan tabulasi data yang kemudian disusun dalam tabel. Hasil penelitian diketahui kematian neonatal berdasarkan faktor penyebab adalah 23 neonatal (29%) disebabkan infeksi, 16 neonatal (20%) karena asfiksia, dan 40 neonatal (51%) karena BBLR. Kematian karena infeksi terbagi menjadi 2 saat antenatal sebanyak 20 neonatal (86,92%) dan postnatal sebanyak 3 neonatal (13,04%). Kematian Neonatal yang disebabkan karena asfiksia terdiri 12 Neonatal (75%) pada Asfiksia berat sebesar 75%, 4 Neonatal (25%) pada asfiksia sedang. Kematian Neonatal yang disebabkan karena berat badan lahir kurang dari 2000 gram sebanyak 35 neonatal (87,50%) sedangkan berat badan bayi lahir lebih dari 2000-2500 gram sebanyak 5 neonatal (12,50%). Kata kunci : Kematian Neonatal, infeksi, asfiksia, berat badan lahir rendah

2 CAUSE OF NEONATAL DEATH IN DR. MOEWARDI HOSPITAL (STUDY DESCRIPTIVE) ABSTRACT in Indonesia Neonatal mortality rate in 2010 was still high at 228/100.000 live births. Neonatal deaths can occur due to infection, birth asphyxia or low weight. Preliminary study researchers obtained data from Dr. Moewardi Hospital, neonatal deaths for 2011 had reached 39 768 infant deaths from birth, and Neonatal mortality increased to 79 from 689 mothers gave birth in 2012. The aim study s to distribution of neonatal deaths and an overview causes of neonatal deaths in Dr. Moewardi hospitals during 2012. The research method was descriptive. population research is Neonatal dead in Dr. Moewardi Hospital in 2012 were recorded in the medical record number of 79 Neonatal. The sampling technique used is total sampling. Research instruments using the checklist, data analysis done and tabel. The results based on factors known to cause neonatal mortality is 23 neonatal (29%) due to infection, 16 neonatal (20%) due to asphyxia, neonatal and 40 (51%) because of LBW. Death due to infection is divided into 2 by 20 neonatal antenatal (86.92%) and as many as 3 postnatal neonatal (13.04%). Neonatal deaths are caused due to asphyxia Neonatal comprised 12 (75%) in the severe asphyxia by 75%, 4 Neonatal (25%) at moderate asphyxia. Neonatal deaths are caused by birth weight neonates. 35 Neonatal (87.50%) weighing 2000 to 2500 g 5 neonates (12,50%) with weight less than 2000 grams. Keywords: Neonatal mortality, infection, asphyxia, low birth weight PENDAHULUAN Latar Belakang Angka kematian neonatal di Indonesia tahun 2010 masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan 20,8/1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan neonatal yang berkualitas baik terhadap masyarakat, tetapi sekarang belum dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS), yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan neonatal yang cost-effective, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplika.si obstetri dan neonatal, serta pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus (Departemen Kesehatan RI, 2011). Study pendahuluan yang di lakukan peneliti dengan memperoleh data dari Dinas Pendidikan Latihan RSUD Dr. Moewardi. Jumlah kematian neonatal periode 2011 sudah mencapai 39 kematian bayi dari 768 kelahiran, dan meningkat menjadi 79 kematian bayi dari 689 ibu melahirkan pada tahun 2012. Tujuan Penelitian mengetahui distribusi frekuensi kematian neonatal dan gambaran penyebab kematian neonatal di RSUD Dr. Moewardi.

3 LANDASAN TEORI Kematian Neonatal Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Kematian neonatal adalah kematian bayi yang berumur 0 sampai 29 hari (Cunningham 2006). Klasifikasi Kematian Neonatal 1) Kematian neonatal dini Yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam waktu 7 hari setelah lahir. 2) Kematian neonatal lanjut Yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup setelah 7 hari, atau sebelum 29 hari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematian Neonatal 1. Infeksi Infeksi adalah terkena hama, kemasukan bibit penyakit, atau peradangan, serta pengembangan parasit dalam tubuh. Beberapa tanda dan gejala infeksi yaitu Malas minum, gelisah, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun, pergerakan kurang, diare, selain itu dapat terjadi edema, purpura, ikterus, hepatospleno megalia dan kejang, serta pada bayi BBLR seringkali terjadi hipotermia dan sklerema. 2. Asfiksia Asfiksia adalah perubahan patologis yang disebabkan oleh kekurangan oksigen dalam udara pernapasan yang mengakibatkan hipoksia dan hiperkapnia. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif akibat penimbunan CO 2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh maka dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dan kematian. Asfiksia juga bisa mempengaruhi fungsi organ fital lainnya. 3. BBLR BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau kurang. Menurut WHO BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.bayi lahir dengan BBLR memiliki kemungkinan untuk meninggal selama masa neonatal sebanyak 20-30 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat cukup Metode Penelitian Jenis dan Cara Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif hanya melakukan analisis sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. (Azwar, 2009). Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah adalah semua bayi yang meninggal di RSUD Dr. Moewardi terhitung mulai 2012 yang tercatat di rekam medik dengan jumlah 79 bayi. Teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yaitu:bayi lahir dan meninggal pada usia 0-29 hari di RSUD Dr. Moewardidan Bayi yang meninggal di RSUD Dr. Moewardi Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan checklist, yaitu mendata

4 kondisi pasien yang mengalami kematian neonatal pada data dokumentasi yaitu rekam medis rumah sakit.analisa Data Hasil data penelitian selanjutnya diolah dengan cara univariat, dilakukan dengan cara melakukan tabulasi data yang kemudian disusun dalam tabel HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik frekuensi % Umur Neonatal < 10 hari 69 87 11-19 hari 10 13 Berat Badan Neonatal Lahir a. < 2500 gram 40 52 b. > 2500 gram 39 48 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar umur Neonatal kurang dari 10 hari (87%). Sebanyak 13 Neonatal berumur 11 sampai 19 hari. Berat badan Neonatal pada saat lahir kurang dari 2500 gram sebanyak 40 neonatal (52%). sedangkan berat badan lahir neonatal lebih dari 2500 gram sebanyak 39 neonatal (48%). Analisis Univariat Faktor penyebab kematian noeonatus Tabel 2 Distribusi Frekuensi kematian neonatal berdasarkan faktor penyebab Penyebab Frekuensi (%) Infeksi 23 29 Asfiksia 16 20 BBLR 40 51 Jumlah 79 100 disebabkan berat badan lahir rendah sebanyak 51%. Sebanyak 29% Neonatal meninggal karena infeksi dan 20% Neonatal meninggal disebabkan asfiksia. Faktor penyebab kematian Neonatal karena infeksi Tabel 3. Distribusi Frekuensi kematian neonatal berdasarkan infeksi Infeksi Frekuensi (%) Antenatal 20 86,92 Intranatal 0 0 Post natal 3 13,04 23 100 Berdasarkan tabel 3 diketahui kematian Neonatal karena infeksi banyak dipengaruhi pada saat kehamilan ibu (antenatal) yaitu sebesar 86,92%, sedangka pada kejadian kematian Neonatal pada post natal sebanyak 13,04%. Tidak ditemukan data kematian neonatal pada saat intranatal (0%) Faktor penyebab kematian Neonatal karena asfiksia Tabel 4 Distribusi Frekuensi kematian neonatal berdasarkan asfiksia Asfiksia Frekuensi (%) Asfiksia berat 12 75 Asfiksia sedang 4 25 Jumlah 16 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui kematian Neonatal karena Asfiksia banyak pada tingkat asfiksia berat sebesar 75%, sementara kematian Neonatal pada asfiksia sedang sebesar 25%. Berdasarkan tabel 2 diketahui sebagian besar Neonatal meninggal

5 Faktor penyebab kematian Neonatal karena berat badan lahir rendah Tabel 5 Distribusi Frekuensi kematian neonatal berdasarkan berat badan lahir rendah berat badan Frekuensi (%) lahir rendah 2000-2500 5 12,50 gram < 2000 gram 35 87,50 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 5 diketahui kematian Neonatal karena berat badan lahir neonatalkurang dari 2000 gram sebanyak 35 neonatal (87,5%), sedangkan kematian neonatal pada berat badan lahir lebih dari 2000-2500 gram sebanyak 5 neonatal (12,50%). PEMBAHASAN Distribusi umur Neonatal menunjukkan bahwa sebagian besar meninggal pada usia dibawah atau sama dengan 10 hari yaitu sebanyak 69 neonatal (87%) dan lebih dari 10 hari sebanyak 10 neonatal (13%). Kematian neonatal adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Kematian neonatal adalah kematian Neonatal yang berumur 0 sampai 29 hari (Cunningham, 2006). Sarimawar dan Soeharsono (2002) mengemukakan bahwa setiap tahun diperkirakan delapan juta Neonatal lahir mati atau meninggal pada bulan pertama dari kehidupannya. Sebagian besar dari kematian ini terjadi di Negara berkembang. Angka kematian neonatal di Indonesia pada tahun 2001 adalah 25 per 1000 kelahiran hidup, dan angka tersebut masih termasuk dalam kategori tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian neonatal dunia yaitu 28 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data penelitian daiperoleh kematian Neonatal karena infeksi sebesar 86,92%. Infeksi yang terbanyak Pada masa antenatal. Pada masa antenatal. kuman masuk ke tubuh janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta dan selanjutnya infeksi melalui serkulasi umbilikalis masuk ke janin. Infeksi intranatal lebih sering terjadi dengan cara kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Pecah ketuban lebih dari 12 jam akan menjadi penyebab timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat terjadi walaupun ketuban masih utuh. Janin terkena infeksi karena inhalasi likuor yang septic sehingga terjadi pneumonia congentinal atau karena kuman memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan seplikerta. Infeksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina misalnya blennorhoe. Sedangkan infeksi terjadi akibat penggunaan alatalat perawatan yang tidak steril, tindakan yang tidak antiseptik, atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang, misalnya tetanus neonatorum, omfalitis, dan lain-lain. Suradi (2008) Berdasarkan hasil penelitian kematian neonatal akibat asfiksia diketahuai banyak pada asfiksia berat sebesar 75.%. Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan kelahiran kurang bulan (<34minggu), dan

6 kelahiran lewat waktu (Mansjoer, et al. 2005). Kasus asfiksia berat bayi akan mengalami asidosis sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat seperti Frekuensi jantung kecil, yaitu <40kali per menit, tidak ada usaha nafas pada neonatal, Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada. Penelitian Hartatik (2013) yang meneliti mengenai pengaruh umur kehamilan pada bayi baru lahir dengan kejadian asfiksia di RSUD Dr. Moewardi menyimpulkan bahwa pengaruh umur kehamilan pada bayi baru lahir dengan kejadian asfiksia. Distribusi berat badan Neonatal menunjukkan sebagian besar Neonatal memiliki berat badan 2500 gram atau lebih sebanyak 41 responden (52%) dan dibawah 2500 gram sebanyak 38 responden (48%).Persalinan prematur adalah persalinan belum cukup umur di bawah 37 minggu atau berat lahir kurang dari 2500 gram. Persalinan prematur merupakan penyebab tertinggi kematian neonatus, tumbuh kembang janin sering terlambat. Salah satu penyebab utama kematian neonatus tersebut adalah asfiksia atau sindrom gawat nafas (Manuaba, 2008,). Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melampaui usia 292 hari (42 minggu) dengan gejala kemungkinan komplikasinya. Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan janin, komplikasi pada janin diantaranya adalah oligohidramnion yang mengakibatkan asfiksia dan gawat janin intrauterine, dan aspirasi air ketuban disertai mekonium yang mengakibatkan gangguan pernafasan janin dan gangguan sirkulasi bayi setelah lahir (Manuaba, 2008,). Distribusi berat badan Neonatal lahir menunjukkan terdapat persentase yang tinggi terhadap kejadian BBLR, yaitu 38 Neonatal (48%). Neonatal berat lahir rendah (BBLR) ialah Neonatal yang lahirnya dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Bobak, 2004). Wong (2003) mengemukakan bahwa masalah yang muncul pada Neonatal BBLR meliputi asfiksia, gangguan nafas, hipotermia, hipoglikemi, masalah pendarahan, dan rentan terhadap pemberian ASI yang kurang. Masalah-masalah tersebut sangat rentan terhadap timbulnya kematian neonatal. Distribusi Neonatal menunjukkan 48% Neonatal merupakan kelompok BBLR yang memiliki resiko tinggi terhadap kejadian neonatal. Hasil penelitian Hoque (2008) yang meneliti Role Of Zinc In Low Birth Weight Neonatal. Berdasarkan hasil penelitiannya adalah insiden tertinggi (BBLR) merupakan penyebab utama kematian bayi dan morbiditas. itu adalah hipotesis bahwa BBLR neonatus adalah seng kekurangan dan bahwa mungkin mempengaruhi pertumbuhan postnatal. Simpulan Sebagian besar umur Neonatal kurang dari 10 hari. Berat badan neonatal pada saat lahir kurang dari 2500 gram. Berdasarkan Neonatal meninggal disebabkan berat badan lahir rendah. Sebagian besar kematian Neonatal karena infeksi banyak dipengaruhi pada saat kehamilan ibu (antenatal). Sebagian besar kematian Neonatal karena Asfiksia banyak pada tingkat asfiksia berat.

7 Saran 1. Bagi Rumah Sakit Moewardi Pihak rumah sakit hendaknya lebih memperhatikan perawatan pada Neonatal dengan BBLR, sehingga resiko terjadinya kematian neonatal dapat ditekan. 2. Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan Ibu hamil dan melahirkan hendaknya meningkatkan perilaku sehat mereka selama kehamilan, misalnya aktif melakukan ANC, sehingga perkembangan Neonatal dalam rahim dapat dipantau dan antisipas terhadap kemungkinan terjadinya penyulit pada kehamidan atau persalinan dapat ditekan. 3. Bagi Peneliti terdahulu Peneliti yang akan meneliti dengan obyek sejenis, hendaknya memperluas obyek penelitian kepada wilayah yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar gambaran penyebab kematian neonatal dapat digambarkan dengan lebih jelas. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2009). Metode Penelitian, Penerbit : Pustaka Pelajar, Edisi I, Yogyakarta Bobak, L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Budiarto, E. (2001). Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC. Cunningham, G. (2006). William. Jakarta: EGC Obstetri Depkes RI, (2009). Buku ponek. Direktorat Jendral Bina Upaya kesehatan. Pedoman Rumah Sakitpelayanan Obstetri Neonatalemergensi Komprehensif(Ponek) http://www depkes.go.id 24 Jam Hartatik, D. (2013) Pengaruh Umur Kehamilan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian asfiksia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. GASTER Vol. 10 No. 1 Februari 2013 diakses http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/art icle/view/49 Hoque, A. (2009) Role Of Zinc In Low Birth Weight Neonatal. Bangladesh Medical Journal, Vol. 38, No. 1 January 2009. Institute of Nutrition and Food Science, University of Dhaka. Bangladesh Mansjoer, (2005) Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid kedua cetakan pertama. FKUI: Jakarta Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Suradi Suharyono d.k.k., (2008) ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Wong, (2003), Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi Buku Kedokteran, EGC, Jakarta Depkes RI, (2008) Buku-Panduan- Pelatih-Manajemen-Asfiksia- BBL-untuk-Bidan. http://www.gizikia.depkes.go.id/

8 Lilik Sholikhah Wati*: Mahasiswa S-1 FIK UMS Winarsih NA., S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep*: Dosen FIK UMS Agustaria Budi Nugroho, S.Kep.,Ns* Dosen FIK UMS