BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman mengajar, permasalahan seperti siswa jarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

Wari Prastiti SMA Negeri 5 Metro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Proses berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

Pendidikan merupakan segala situasi dalam hidup yang. mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini dimasudkan agar dapat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Lapono (2009: 122)

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dari hasilnya. dengan April / semester II / 2011/2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Kulusan (SKL). Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro, pembelajaran masih berpusat pada guru. Jadi guru lebih aktif selama proses belajar mengajar, hal ini diduga mengakibatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar rendah. Hanya sebagian kecil siswa yang aktif terlibat dalam pembelajaran, selebihnya hanya mencatat dan diam di tempat duduk tanpa melakukan aktivitas belajar yang mendukung kegiatan pembelajaran. Hal ini ditemukan dari pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas VIII C. Aktivitas siswa yang diamati selama proses belajar mengajar yang dilakukan pada observasi awal adalah menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, melakukan eksperimen secara kelompok, dan membuat laporan eksperimen. Data observasi awal yang dilakukan selama proses pembelajaran menunjukkan hanya sebagian kecil siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan rata-rata 30%, sehingga dalam kegiatan pembelajaran rata-rata hanya 11 siswa dari 38 yang mengikuti pembelajaran dengan aktif. Fakta ini menunjukkan adanya keaktifan siswa kurang dalam pembelajaran IPA di kelas tersebut. Data hasil observasi awal selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1.

2 Tabel 1.1. Hasil Observasi Awal Terhadap Aktivitas Siswa (38 Siswa) Jumlah siswa Persentase No Aktivitas Belajar yang aktif (%) 1 Menjawab pertanyaan 21 55 2 Mengemukakan pendapat 4 11 3 Mengajukan pertanyaan 4 11 4 Melakukan eksperimen secara kelompok 13 33 5 Membuat laporan eksperimen 15 38 Rata-rata persentase (%) 30% Kategori % aktivitas Kurang Selain itu, hasil ulangan harian IPA pada kompetensi dasar sebelumnya (5.3: Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari) di kelas VIII C dalam skala 0-100, nilai terendah yang dicapai siswa 40; nilai tertinggi yang dicapai 85; nilai rata-rata ulangan harian adalah 55; dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum remidial adalah 15 dari 38 siswa (40%), dengan KKM yakni sebesar 61 pada skala 0-100 sesuai yang ditetapkan sekolah. Hasil belajar ini dapat dikategorikan gagal atau rendah. Data hasil ulangan harian siswa pada kompetensi dasar sebelumnya disajikan pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Hasil Ulangan Harian pada KD 5.3 (38 Siswa) No Nilai Hasil Ulangan Pencapaian 1 Nilai tertinggi 85 2 Nilai terendah 40 3 Nilai rata-rata 55 4 Jumlah siswa yang tuntas > KKM 61 15 5 Persentasi ketuntasan klasikal 40%

3 Dalam PP RI Nomor 19 Tahun 2005 ayat (1) tentang standar proses dijelaskan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendididkan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisiasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Partisipasi atau keaktifan siswa dalam kelas sangat diperlukan dalam keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan terangsang dan terwujud jika guru memilih strategi atau model pembelajaran yang tepat. Menurut Hamalik (2010) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas belajar sendiri, siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Dilihat dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri (Mulyasa: 2004). Sementara itu, MTs Negeri Jeketro menetapkan bahwa untuk mata pelajaran IPA pembelajaran dikatakan

4 berhasil jika 75% siswa telah memperoleh nilai mencapai KKM untuk kompetensi yang diujikan sebesar 61. Pemaparan tersebut mendorong peneliti untuk memberikan suatu tindakan pada kelas yang bersangkutan agar keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan, yaitu dengan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa diharapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Salah satu alternatif tindakan yang dapat diberikan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Salah satu ciri PBM adalah dalam sintaks/tahapan model PBM terdapat sejumlah kegiatan/aktivitas yang harus dilakukan siswa, tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghapal materi pelajaran. Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan (Sanjaya, 2008). Menurut Ratumanan (Trianto, 2007), pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan pada suatu masalah untuk ditemukan pemecahannya. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa dituntut berpikir lebih kompleks, sehingga ditemukan cara yang tepat. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial

5 dan sekitarnya. Keunggulan yang lain dari pembelajaran berbasis masalah adalah dapat meningkatkan aktivitas belajar, dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang mereka lakukan (Sanjaya, 2008). PBM merupakan model pembelajaran yang mengkondisikan siswa belajar untuk belajar, bekerjasama dalam kelompok untuk menemukan pemecahan suatu permasalahan di dunia nyata. Selain memiliki beberapa keunggulan terdapat kelemahan pada model PBM antara lain, membutuhkan minat siswa yang tinggi, pemahaman siswa terhadap masalah dan membutuhkan waktu yang cukup lama (Sanjaya, 2008). Melihat keunggulan model PBM yang telah dipaparkan di atas, PBM dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Dalam PBM juga terdapat beberapa kelemahan, tetapi akibat dari kelemahan PBM dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sangat kecil dibandingkan dengan keunggulan PBM. Dengan demikian, tindakan yang akan diberikan pada kelas yang ditingkatkan aktivitas belajar dan hasil belajarnya adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA fisika Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 di kelas VIII C MTs Negeri Jeketro.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dijabarkan secara operasional dalam pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII C pada pokok bahasan pesawat sederhana setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah?. D. Pemecahan Masalah Masalah tentang rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII C MTs Negeri Jeketro dalam pelajaran IPA fisika akan dipecahkan dengan menggunakan model Pembelajaran berbasis masalah (PBM), yaitu suatu model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk dicari cara memecahkannya melalui kegiatan penyelidikan terhadap masalah yang diberikan. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut sesuai dengan tahapannya diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan melakukan pembelajaran secara berkelompok disertai dengan lembar kerja siswa (LKS) sehingga akan terjadi interaksi efektif serta melakukan penekanan tindakan terhadap tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah dengan menambah alokasi waktu pada tahapan yang memerlukan tindakan khusus sehingga proses pembelajaran pada tahap ini lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh siswa. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran ini aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

7 E. Batasan Masalah Untuk membatasi agar masalah yang dikaji tidak meluas, dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Peningkatan aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan persentase jumlah respon siswa yang aktif mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan; bertanya; melakukan kegiatan percobaan, meliputi: merangkai alat-alat percobaan, melakukan pengukuran dan pengamatan, mengumpulkan dan mencatat data, melakukan diskusi; dan membuat laporan hasil percobaan. Sumber data berupa hasil observasi. 2. Peningkatan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM untuk kompetensi yang diujikan, melalui tes pilihan ganda pada ranah kognitif jenjang C 2 dan C 3. F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Setelah diterapkannya PBM diharapkan siswa kelas VIII C setidaknya mencapai nilai 61 (sesuai dengan indikator keberhasilan) dan aktivitas siswa meningkat dengan target 75%. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

8 G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori mengenai PBM, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Aktivitas dan hasil belajar IPA fisika meningkat melalui model pembelajaran berbasis masalah. H. Indikator Keberhasilan Menurut Mulyasa (2004): Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitaas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Mengacu teori tersebut, ditetapkan indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Jumlah siswa yang mengemukakan pendapat dan atau menjawab pertanyaan mencapai 75%. b) Jumlah siswa yang bertanya mencapai 75%. c) Jumlah siswa yang melakukan percobaan 75%. d) Jumlah siswa yang membuat laporan hasil percobaan mencapai 75%. e) Rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA fisika mencapai nilai 61 atau mencapai nilai KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut dengan target 75%.

9 I. Definisi Operasional 1. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan atau perilaku yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini meliputi mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan, bertanya, melakukan percobaan, dan membuat laporan hasil percobaan. Diukur melalui lembar observasi. 2. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar. Diukur dengan tes pilihan ganda. 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pembelajaran yang didasarkan pada suatu masalah, masalah tersebut diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran melalui serangkaian aktivitas terkait dengan masalah.