BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dari suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu dan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMK KOTA METRO. oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah dalam menyelesaikan persoalan matematika begitu penting.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dari suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu dan kualitas pendidikan bangsa tersebut. Sebagai bangsa yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan Asia maupun diantara negara berkembang lainnya. Globalisasi menjadi sebuah tantangan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan dunia kerja, dan salah satu upaya untuk merespon dampak globalisasi adalah pentingnya mempertimbangkan suatu paradigma baru bagi pendidikan (Sidi, 2008: 23-25). Salah satu persoalan yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah rendahnya mutu proses pembelajaran. The Learning Curve Pearson 2014, memaparkan jika Indonesia menduduki posisi bontot alias akhir dalam mutu pendidikan di seluruh dunia. Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sistem pendidikan di indonesia cenderung menggunakan sistem top-down (dari atas ke bawah) atau disebut juga sistem pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik dianggap manusia-

2 manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada para siswa untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan siswa sebagai yang diisi. Otak siswa dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak siswa dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. siswa hanya menampung apa saja yang disampaikan guru. Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, sehingga seringkali dalam proses pembelajaran, siswa hanya menghafal ilmu pengetahuan yang disampaikan guru, bukan memahaminya. Proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang membosankan dan kurang menyenangkan. Sehingga pendidikan seakan-akan hanya menjadi tempat mencari nilai tertinggi, bukan sebagai tempat belajar untuk memahami dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan. Selain itu keberhasilan pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal materi. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam materinya. Selain proses pembelajaran, media pembelajaran juga berperan penting mempengaruhi mutu dan kualitas pendidikan. Dengan bantuan media pembelajaran, seorang pendidik dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam mentransformasikan ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping

3 memudahkan seorang pendidik menguasai kelas dan membantu peserta didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang pendidik. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar, Yusufhadi (2010: 78). Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi antara kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa serta perkembangan teknologi. Media pembelajaran memiliki banyak jenis dan klasifikasinya. Masing-masing jenis media tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasan, oleh karena itu ketika pendidik menggunakan media dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakter materi, ketersediaan, biaya dan lain sebagainnya. Begitu juga dari sisi peserta didik, harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih media yang akan digunakan. Tabel 1.1 Persentase Penggunaan Media Pembelajaran No. SEKOLAH SS S CS JS TP 1 SMK Kartikatama Metro 100% 0% 0% 0% 0% 2 SMK Negeri 3 Metro 24% 59% 17% 0% 0% 3 SMK Muhammadiyah Metro 31% 31% 38% 0% 0%

4 Keterangan : SS S CS JS TP : Sangat Sering : Sering : Cukup sering : Jarang Sekali : Tidak Pernah Berdasarkan hasil wawancara sementara dari tiga SMK yang berada di Metro, diketahui bahwa penggunaan Microsoft Powerpoint sebagai media pembelajaran yang sangat sering digunakan guru dalam mempresentasikan pelajaran, karena dianggap sangat sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik. Hal ini terlihat dari beberapa kelebihan Microsoft Powerpoint itu sendiri. Menurut Sanaky (2009: 45), Microsoft Powerpoint 2007 memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut: 1. Keunggulan Microsoft Powerpoint antara lain: 2. Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas; 3. Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa 4. Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan; 5. Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, 6. Animasi dan suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik. 7. Dapat dipergunakan berulang-ulang Selain kelebihan dari Microsoft Powerpoint juga memiliki kelemahan diantaranya adalah: 1. Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki; 2. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint;

5 3. Membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan; 4. Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks. Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa media Powerpoint juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Salah satu kelemahan media Powerpoint adalah tidak semua materi pembelajaran dapat disajikan dengan menggunakan media powerpoint. Pada kenyataannya, hampir semua materi pembelajaran menggunakan media powerpoint karena dianggap sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran bahasa Inggris hanya mempelajari kosakata dan menghafal tata bahasa. Cara pembelajaran seperti ini mangakibatkan siswa pada umumnya hanya mengenal kosakata dan menghafal tata bahasa tanpa mereka memahami apa yang mereka hafalkan tersebut. Cara belajar seperti ini yang menyebabkan munculnya kejenuhan siswa pada pelajaran bahasa Inggris. Mata pelajaran bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi.

6 Tabel 1.2 Persentase Minat Siswa Terhadap Bahasa Inggris No. SEKOLAH SM M CM KM TM 1 SMK Kartikatama Metro 55% 6% 13% 26% 0% 2 SMK Negeri 3 Metro 66% 10% 7% 17% 0% 3 SMK Muhammadiyah Metro 41% 21% 17% 21% 0% Keterangan : SM M CM KM TM : Sangat Minat : Minat : Cukup Minat : Kurang Minat : Tidak Minat Berdasarkan hasil wawancara sementara siswa dari tiga SMK yang berada di Metro menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris, Hanya saja sebagian dari mereka mengalami kesulitan dalam mempelajarinya dan menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Melihat permasalahan tersebut maka dapat dikatakan bahwa materi pembelajaran Bahasa Inggris tidak cukup hanya disajikan dengan menggunakan media Powerpoint dalam proses pembelajarannya, tetapi dibutuhkan strategi-strategi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pelajaran Bahasa Inggris menjadi penting bagi siswa SMK, dikarenakan implikasi terhadap seleksi SDM yang handal di era globalisasi adalah dengan penguasaan bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Salah satu persyaratan pada dunia kerja adalah mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris, karena begitu banyak informasi dalam Bahasa Inggris yang harus dikuasai. Hal ini

7 menjadi sangat penting mengingat tujuan dari SMK yaitu menciptakan SDM yang siap kerja. Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris kalau dia belum dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia mendapat nilai yang bagus pada penguasaan kosakata dan tata bahasanya. Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin akan dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting bukan semata-mata pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan kosakata tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris. Agar dapat menguasai keterampilan dalam berkomunikasi tersebut di atas dengan baik, peserta didik perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa, misalnya kosakata. Penguasaan kosakata hanya merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah penguasaan tatabahasa. Telah dipahami bahwa tata bahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, pengajaran yang menekankan semata-mata pada pengetahuan tata bahasa hendaknya ditinggalkan. Tata bahasa hendaknya diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat keterampilan yang telah disebutkan di muka. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kalau komunikasi berlangsung

8 secara lisan, ada unsur yang lain yang perlu diperhatikan oleh pendidik, dan tentu saja perlu diajarkan kepada peserta didik, yaitu mengenai ucapan atau pronunciation. Dalam Bahasa Inggris, intonasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam berkomunikasi. Suatu kata dapat diucapkan dengan pola intonasi yang berbeda dan intonasi yang berbeda memberi makna yang berbeda kepada kata tersebut. Penguasaan kosakata, tatabahasa, dan ucapan perlu dilengkapi pula dengan penguasaan tentang tatatulis dalam Bahasa Inggris. Melihat dari penjabaran tentang karakteristik mata pelajaran Bahasa Inggris diatas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris. Selain itu diperlukan segala komponen dalam lingkungan belajar peserta didik yang dipergunakan oleh pendidik agar pembelajaran berlangsung lebih efektif. Sehingga pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman dan sebagainya pada saat proses penyampaian informasi dari pendidik ke peserta didik dapat berjalan lancar. Sejak tahun ajaran 2013 pada pendidikan sekolah mulai diterapkan kurikulum berbasis kompetensi. Hal ini memberikan peluang pendidik untuk lebih kreatif dalam mengekspresikan gagasan dan potensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, perubahan kurikulum juga menyebabkan perubahan sistem pembelajaran, dimana siswa diposisikan sebagai subjek, segala kegiatan berpusat dari keaktifan siswa dalam mengembangkan kemampuan serta keterampilannya. Siswa

9 diharapkan mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu tanpa melupakan solidaritas, kerjasama dan kompetisi secara sehat. Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadipribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Sagala,2007:3), dan juga mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Kemandirian terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kreatif yang mewujudkan kreativitas. SDM seperti itu sungguh diperlukan oleh bangsa kita dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum, egalitarian, dan religius. Profesionlisme guru merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan pembelajaran. seorang guru dituntut memiliki penguasaan materi yang baik serta memahami bagaimana cara menyampaikan materi tersebut dengan baik kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan materi dengan baik kepada siswa diperlukan adanya suatu analisa pendekatan, strategi dan metode apa yang harus diterapkan yang tepat sehingga pembelajaran pendidikan bahasa Inggris menjadi menyenangkan bagi siswa.selain itu guru juga dapat menggunakan media

10 pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Guru harus mengetahui akan kebutuhan media yang dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran. Perkembangan teknologi informatika saat ini sangatlah pesat dan memberikan banyak dampak bagi para siswa. Media sosial merupakan hasil dari perkembangan teknologi informatika yang mana selain memiliki banyak kelebihan dalam membantu kegiatan pembelajaran dan mengembangkan kreatifitas siswa juga memiliki kekurangan yang dapat memberikan efek negatif yang cukup besar bagi para siswa. Hal ini harus dipahami oleh setiap guru Bahasa Inggris agar lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran. Agar peserta didik termotivasi untuk belajar, maka model yang diterapkan guru serta pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar para siswanya. Kurangnya pemahaman guru tentang model-model pembelajaran dalam memberikan wawasan pelajaran dengan cara yang menyenangkan, hingga tidak mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar Bahasa Inggris. Pengunaan fasilitas internet pun masih belum dioptimalkan, dapat dilihat dari beberapa guru belum menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran secara optimal, padahal sebagian besar dari siswa SMK di kota Metro telah mengunakan internet aktivitas sehari-hari.

11 Tabel 1.3 Persentase Pengunaan Sosial Media NO SEKOLAH SS S CS JS TP 1 SMK Kartikatama Metro 61% 26% 13% 0% 0% 2 SMK Negeri 3 Metro 72% 14% 3% 10% 0% 3 SMK Muhammadiyah Metro 31% 38% 21% 10% 0% Keterangan : SS S CS JS TP : Sangat Sering : Sering : Cukup Sering : Jarang Sekali : Tidak Pernah Berdasarkan hasil uraian tersebut diatas, alternatif pemecahan masalah dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas siswa. Berdasarkan data diatas dapat ditentukan kompetensi mata pelajaran bahasa inggris SMK dapat diterapkan menggunakan sosial media, dan perlunya pengembangan model pembelajaran, yang lebih efektif, efisien dan menarik. Fakta dilapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran bahasa inggris masih belum mencapai target ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan, terutama pada materi giving opinion, hal tersebut juga didasari pada hasil belajar siswa di SMK Kartikatama Metro di mana hanya 42% siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM pada materi tersebut. Suatu model yang menarik dalam mengembangkan kreativitas telah dirancang oleh Gordon dengan nama Sinektik. Model sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam

12 menulis. Dalam proses pengajaran bahasa, pengembangan dimensi kreativitas sangat penting dan dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan berbahasa. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Munandar (2009:46) mengatakan bahwa kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah pada penelitian pengembangan ini adalah: 1. Dalam proses pembelajaran guru masih mengunakan model pembelajaran yang kurang menarik. 2. Pada saat proses pembelajaran, penggunaan media Powerpoint dan video sebatas pendalaman teori saja. 3. Guru belum melibatkan penggunaan media sosial dalam pembelajaran. 4. Keterbatasan penyajian materi yang biasa digunakan membuat siswa sulit mengaitkan antara teori dengan praktiknya. 5. Siswa tidak mendapat kesempatan untuk berkreativitas dalam kegiatan pembelajaran. 6. Pada materi giving opinion, hanya 42% siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM.

13 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan masalah pada penelitian pengembangan ini adalah: 1. Adanya potensi dan kondisi pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media di SMK Kartikatama, SMK Negeri 03, SMK Muhammadiyah 3 pada kelas XI (sebelas) dengan jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang ketiganya berada di Kota Metro. 2. Proses pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion. 3. Langkah-langkah pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion. 4. Uji efektifitas dan efisiensi pada model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion. 5. Uji kemenarikan pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion. 1.4 Rumusan Masalah Sesuai dengan ruang lingkup masalah seperti yang telah dituangkan di atas, maka masalah pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana model sinektik yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai upaya meningkatkan hasil pembelajaran? Pertanyaan itu dirinci lagi seperti berikut:

14 1. Bagaimanakah kondisi dan potensi awal SMK di Kota Metro menerapkan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 2. Bagaimanakah proses pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion di SMK di Kota Metro? 3. Seperti apakah langkah-langkah model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 4. Seperti apakah efektifitas dan efisiensi penerapan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 5. Seperti apakah kemenarikan penerapan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian pengembangan ini adalah: 1. Menganalisis potensi untuk pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 2. Menganalisis proses pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 3. Menjelaskan dan menganalisis langkah-langkah model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion?

15 4. Megetahui efektifitas dan efisiensi dari upaya pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 5. Menganalisis kemenarikan untuk pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada materi giving opinion? 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian pengembangan ini adalah: 16.1 Teoritis 1. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan pada desain dan pengembangan model pembelajaran sinektik khususnya. 2. Sebagai pertimbangan untuk menggunakan sosial media sebagai media dalam pembelajaran. 1.6.2 Praktis 1. Produk hasil penelitian yang dikembangkan, yaitu untuk pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada pelajaran bahasa inggris di SMK Metro, dapat menjadi salah model pembelajaran yang menarik dan bermanfaat dalam mengaitkan antara teori atau konsep dengan percobaan langsung yang dilakukan siswa sehingga hasil belajar meningkat dan pembelajaran menjadi semakin efektif dan efisien. 2. Pengembangan model pembelajaran sinektik menggunakan media sosial pada pelajaran bahasa inggris di SMK Metro dapat dikembangkan memuat pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

16 konstruktivis yang dapat menjadi salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa selama melakukan kegiatan belajar. 3. Menjadi dasar pertimbangan bagi guru untuk merancang dan mengembangkan model pembelajaran pada materi-materi yang lain. 4. Dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian pengembangan selanjutnya. 1.7 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini berupa model pembelajaran sinektik menggunakan sosial media pada mata pelajaran bahasa Inggris materi giving opinion yang diharapkan hasilnya dapat meningkatkan penguasaan konsep dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri. Melalui pengembangan langkah-langkah pembelajaran sinektik yang telah diperbaharui oleh peneliti dan dilengkapi dengan menggunakan sosial media sehingga siswa diharapkan dapat belajar mandiri tanpa ditemani oleh guru. 1.8 Definisi Istilah Dalam menghindari kerancuan dipandang perlu adanya penjelasan istilah yang diamati dalam penelitian ini. Penjelasan istilah dalam penelitian pengembangan meliputi: 1. Sinektik berasal dari bahasa Greek synectikos, synectics (Inggris) yang berarti menghubungkan, menyambung. Menurut Gordon, sinektik adalah

17 model pembelajaran yang mempertemukan berbagai macam unsur menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru 2. Sosial Media adalah interaksi antara orang-orang di mana mereka membuat, berbagi atau bertukar informasi dan ide-ide dalam komunitas virtual dan jaringan (Ahlqvist, et all 2008). Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010: 45) mendefinisikan media sosial sebagai "kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun ideologi dan dasar teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang dibuat pengguna. Selain itu, media sosial tergantung pada teknologi mobile dan berbasis web untuk menciptakan platform yang sangat interaktif melalui mana individu dan masyarakat berbagi, bekerjasama, mendiskusikan dan memodifikasi usergenerated content. Mereka memperkenalkan perubahan besar dan luas untuk komunikasi antara organisasi, masyarakat, dan individu.