I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. unik. Koswara Sjarkawi menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh orang tua. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini Kartono (2002:24) keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2 Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dinyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anak, atau ayah dan anaknya. Berdasarkan dimensi hubungan sosial, keluarga dapat didefenisikan sebagai sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal yang sama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga tercipta suasana saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Mengasuh anak adalah mendidik, membimbing, memperhatikan, atau pada segala perkara yang seharusnya diperlukannya, sampai batas bilamana si anak telah mampu melaksanakan keperluannya yang vital, seperti makan, minum, mandi dan berpakaian. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat

3 anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka. Mendidik anak dengan baik dan benar berati menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah dan rohaniah anak diupayakan tumbuh dan berkembang secara selaras. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhankebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti. Pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan kemampuan dan potensinya sangatlah besar, di mana orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut, dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam pendidikannya. Perihal memilihkan lembaga pendidikan yang paling tepat bagi anak, merupakan agenda penting bagi para orang tua. Lembaga pendidikan tidak hanya berpengaruh pada perkembangan kognitif atau intelektual semata, melainkan berpengaruh pula pada perkembangan kepribadian anak, di mana ia akan bersosialisasi dengan sesama teman, guru, dan lingkungan di dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, maka orang

4 tua hendaklah pandai-pandai dalam mengarahkan anaknya takala hendak memasuki sebuah lembaga pendidikan. Sebagian orang tua yang tidak peduli dengan kehidupan anak-anaknya, disebabkan karena orang tuanya terlalu sibuk dalam mencari nafkah, sehingga orang tua acuh tak acuh dengan segala kegiatan belajar sang anak. Mengakibatkan anak tidak termotivasi dengan belajar di sekolah, misalnya, anak tidak mengerjakan tugas sekolah, tidak mau belajar, dan bahkan anak bolos sekolah. Hal ini juga berpengaruh terhadap kedisiplinan anak. Begitu juga halnya dengan orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya, mengakibatkan anak selalu ingin berbuat sekehendak hatinya. Disiplin selalu dianggap perlu untuk perkembangan anak, tetapi pandangan tentang apa yang merupakan disiplin yang baik telah mengalami banyak perubahan. Dalam mendidik, disiplin berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan, dan diteladankan. Banyak orang tua tidak mau berusaha untuk menanamkan kedisiplinan pada anak-anaknya, ketidakseriusan itulah yang mengakibatkan efektivitas kedisiplinan anak tidak optimal sehingga menyebabkan timbulnya rasa benci pada anak, yang kemudian membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi tidak menyenangkan. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa, ketika anak mereka diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah hak dan kewajiban orang tua terhadap pendidikan anak. Semua tanggung jawabnya telah beralih kepada guru di

5 sekolah, apakah anak akan menjadi pandai, bodoh, nakal atau berbudi pekerti yang baik dan luhur, maka itu adalah urusan guru di sekolah. Sedangkan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, di antaranya adalah : 1. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. 2. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak, yang meliputi : a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan. Menurut Chabib Thoha (2006:108) ada tiga pola asuh orang tua diantaranya yaitu : a. Pola asuh demokratis b. Pola asuh otoriter c. Pola asuh permissive Berdasarkan pengamatan peneliti dapat diperoleh data pola pembinaan orang tua pada anak di SMPN 2 Negerikaton Pesawaran TP. 2012/2013 sebagai berikut :

6 Tabel 1.1 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMPN 2 Negerikaton Pesawaran TP. 2012/2013. No. Pola Asuh Orang Tua Perilaku Anak Di kelas 1. Demokratis a. Aktif dalam bertanya b. Selalu menyatakan pendapat c. Berani mengambil keputusan 2. Otoriter a. Merasa sungkan bila disuruh bertanya. b. Ketika proses KBM, lebih cenderung berbicara dengan teman-teman yang lain. c. Tidak berani berperan aktif dalam diskusi. 3. Permissive a. Kurang bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas b. Tidak antusias dalam mengikuti pelajaran. Sumber : Hasil Pra-Survei Peneliti Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pola asuh orang tua di rumah sangat mempengaruhi perilaku anak di kelas sehingga menimbulkan perhatian dan efek tertentu. Ada tiga bentuk pola asuh orang tua yaitu demokrasi, otoriter dan permissive. Menurut pengamatan penulis dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, ternyata pola asuh demokratis dinilai paling baik buat pendidikan anak dibandingkan dengan pola asuh yang lain. Hal ini disebabkan pola asuh demokratis dapat membentuk anak yang baik, memiliki hubungan sosial yang baik, tingkat kedisiplinan yang tinggi, dan cenderung mempengaruhi anak menjadi dewasa dalam bersikap. Mengingat pola asuh yang dilakukan orang tua dengan disiplin anak sangat penting untuk diteliti, maka penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pola asuh Orang Tua Pada Anak Dengan

7 Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Ketidakseriusan orang tua dalam membentuk disiplin anak. 2. Rendahnya kualitas waktu antara orang tua dan anak. 3. Tingkat kedisiplinan anak cenderung menurun. 4. Komunikasi antara orang tua dengan anak belum terjalin dengan harmonis C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti, yaitu : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?

8 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui adanya Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoretis kegunaan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua pada anak dengan disiplin belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pen-didikan yang termasuk kedalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang upaya pembentukan kedisiplinan pada diri peserta didik. b. Kegunaan Praktis Kegunaan penelitian secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi Sekolah/Lembaga pendidikan agar berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi guru untuk memberikan contoh yang baik agar dapat dijadikan teladan oleh peserta didik.

9 3. Hasil Penelitian dapat dijadikan acuan untuk orang tua agar lebih memperhatikan anak dengan cara pola asuh dan pembinaan yang baik. 4. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi siswa dalam membentuk kepribadian sesuai dengan akhlak yang baik. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang berhubungan dengan Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Anak. 2. Ruang Lingkup Subyek Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Ruang Lingkup Obyek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Negerikaton Pesawaran. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian ini.