BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji penggunaan model investigasi kelompok dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berhubungan dengan dua macam variabel, yaitu variabel bebas

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab metodologi penelitian ini akan dijabarkan beberapa hal mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas X Jurusan Akuntansi SMK PGRI 4 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa jurusan Teknik Informatika

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 ModelPengembanganDesain Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan ragam kesulitan belajar Biologi yang dialami oleh siswa

Subjek populasi penelitian dilakukan pada populasi siswa kelas XI TP A.

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini mengkaji penggunaan model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman dalam teks bacaan melalui studi aplikatif di kelas XI SMA Negeri 4 Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi, Sugiyono (2008: 114) desan eksperimen kuasi mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Agar penelitian ini mampu memberikan sumbangan kongkrit terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, Sesuai dengan karakteristik penelitian yang menuntut adanya tahapan perencanaan, pelaksanaan, yang diikuti observasi, dan refleksi pada setiap pertemuan, maka penelitian ini dirancang seperti berikut. Pelaksanaan penelitian dirancang dengan dua kali proses pembelajaran. Kedua pertemuan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Sebagai contoh proses pembelajaran pertama tahap perkenalan dilanjutkan proses pembelajaran selain dilakukan menguji model pembelajaran juga berfungsi sebagai media diagnosis kendala-kendala pembelajaran secara nyata yang muncul dalam pembelajaran di kelas dan diakhiri dengan tes akhir. Proses pembelajaran kedua, atau uji coba kedua merupakan proses pembelajaran penyempurnaan yang merupakan tindak lanjut terhadap hasil temuan dalam proses pembelajaran pertama sekaligus mengadakan tes akhir karena ingin mengetahui hasil dari pertemuan kedua dalam proses pembelajaran. 51

52 Metode penelitian eksperimen kuasi ada tiga desain yaitu: 1) one-shot case stady, 2) pre-test and post-test group design, dan 3) static group design comparison, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pre-tes and pos-tes group design, desain ini dua kali tes dilakukan yaitu sesudah proses pembelajaran. Tes yang dilakukan sesudah PBM (0 1 ) disebut pertemuan kesatu dan sesudah PBM (0 2 ). Perbedaan antara pertemuan kesatu tes akhir dan pertemuan kedua tes akhir diasumsikan dalam studi aplikatif. 3.1 Desain Penelitian Grafik 3.1 desain penelitian Tes Pertama Penerapan Model Tes Kedua Kelas XI Mean Rata-Rata Mean Rata-Rata Uji Beda Mean

53 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek, Arikunto (1998: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Temate. Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Ternate yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 291. Laki-laki sebanyak 116 siswa dan perempuan sebanyak 175 siswa. sesuai dengan tradisi pembagian kelas di sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara ramdom, yaitu dengan mengambil salah satu kelas secara acak kelas XI IPA 1 dari siswa program studi jurusan IPA berjumlah 46 orang siswa; laki-laki 17 orang dan perempuan 29 orang. 3.3 Sumber Data Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah deskripsi siswa SMA Negeri 4 Kota Ternate sebagai subjek penelitian, tingkat kemampuan awal dan kemampuan akhir subjek penelitian memahami teks wacana, dan catatan proses penelitian. Data tentang gambaran siswa kelas XI 1 IPA SMA Negeri 4 Kota Ternate didapat dari dokumen sekolah, dan angket. Data yang berupa hasil kemampuan pemahaman teks wacana melalui model investigasi kelompok studi aplikatif siswa didapat dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman teks wacana kesatu pengajaran pertemuan pertama akhir pembelajaran dan akhir pengajaran pertemuan kedua. Data yang berupa catatan lapangan didapat dari hasil pengamatan setelah proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk lebih rincinya penulis uraikan dalam teknik pengumpulan data.

54 3.4 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam teknik pengumpulan dan analisis data, peneliti menguraikan teknik ini sesuai dengan lingkup penelitian dimaksud. Teknik ini akan diuraikan sebagai berikut. 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan kuesioner. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar membaca pemahaman teks bacaan melalui model investigasi kelompok siswa. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data efektivitas pembelajaran. Dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan, pendapat, atau pengakuan guru, dan siswa tentang model investigasi kelompok. Berikut ini akan dijelaskan secara jelas teknik pengumpulan data sebagai berikut. A. Tes Tes adalah suatu pengukuran terhadap penguasaan kemampuan tertentu yang merupakan tujuan pembelajaran. Tes merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran, tes bukan sekedar alat penilaian, tes memainkan peranan penting dan menentukan hasil pembelajaran. Pengukuran kemampuan setelah dilakukan pembelajaran yang dilambangkan dengan 0 1 dan pertemuan kedua sesudah pembelajaran yang dilambangkan dengan 0 2. Tes pertemuan pertama melalui proses pembelajaran kemudian mengadakan tes dan pertemuan kedua dilakukan proses pembelajaran, keduanya merupakan tes formatif yaitu tes yang dilakukan untuk menilai perkembangan siswa dalam proses

55 pembelajaran berlangsung, Nasution (1982: 100). Pertemuan pertama dalam proses pembelajaran dan sebagai penilaian produk yaitu penilaian terhadap hasil belajar untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. (Winkel 1996: 483) menjelaskan bahwa tes yang dilakukan dalam proses pembelajaran disebut tes prestasi yaitu tes untuk mengukur prestasi siswa hasilnya merupakan cerminan terhadap apa yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Pertemuan pertama dalam proses pembelajaran diakhiri tes dilakukan untuk mengetahui pemahaman penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari, sedangkan pertemuan kedua setelah proses pembelajaran dilakukan tes sama halnya untuk mengetahui seberapa banyak kemajuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Kemudian dari tes pertemuan pertama dan kedua dilakukan perbandingan pemahaman teks bacaan tersebut. B. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu hal yang secara langsung, teliti, dan sistematis, Nurgiantoro (2001: 57). atau pengamatan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dinyatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung, teliti, dan sistematis. Wardani (2002: 18) menjelaskan bahwa berdasarkan cara kerjanya observasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, observasi terbuka dan terfokus, observasi tefokus adalah observasi secara khusus ditujukan untuk mengamati aspekaspek tertentu dalam pembelajaran. Jenis observasi tersebut oleh Nurgiantoro (2001:

56 57) disebut observasi terstruktur yaitu observasi yang dilakukan terhadap data yang sesuai dengan kerangka kerja. C. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, (Sugiyona, 2008 : 199). Angket ini digunakan untuk menjaring tanggapan siswa dan guru terhadap model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman, setiap siswa dan guru diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban (SS) sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, dan (STS) sangat tidak setuju. Setiap jawaban diberi skor SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS =1. 3.4.2 Teknik Pengolahan Data Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan aplikatif maka data yang diperlukan dari tes berupa angka-angka, karena itu diolah secara kuantitatif, hasil olahan data tersebut akan membuktikan hipotesis tentang pemahaman hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuesioner berupa deskripsi siswa selama proses pembelajaran dan tanggapan siswa dan guru tentang model pembelajaran yang digunakan. Karena itu, data tersebut diolah secara uraian atau kualitatif untuk membuktikan hipotesis tentang keefektivan proses pembelajaran dan tanggapan guru dan siswa tentang pembelajaran dengan menggunakan model investigasi kelompok.

57 3.4.2.1 Pengolahan Data Hasil Tes Pengolahan data hasil penelitian ini dengan menggunakan tes pertemuan pertama dan tes pertemuan kedua dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Tabel 3.1 Rumus daya Pembeda Keterangan Md : mean dari deviasi antara tes pertama dan tes kedua Xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi N : banyaknya subjek Df : atau db adalah N-1 Rumus yang digunakan untuk mencari mean dari deviasi (d) antara pertemuan kesatu dan pertemuan kedua adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Rumus untuk Mengetahui Pemahaman Teks Wacana

58 Tabel 3.3 Untuk mencari perbedaan deviasi digunakan tabel sebagai berikut. Subjek Tes Peremuan I Tes Pertemuan 2 Gain d tes pertama 1 dst dan tes kedua N+46 Rata-rata (Xı Rata-rata (X2) Jumlah=Ed Tabel 3.4 Adapun untuk menentukan X2d digunakan tabel di bawah ini, subjek D Xd(d-Md) X 2 d 1 sd 46 =( d) X 2 d Setelah diketahui hasil studi aplikatif atau t hitung selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai t hitung untuk menguji hipotesis atau mengetahui tingkat signifikasi hasil eksperimen. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel berarti hasil studi aplikatif tidak signifikan. Kesimpulannya adalah eksperimen tidak berpengaruh apa-apa terhadap subjek. Sebaliknya, apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel berarti hasil studi aplikatif signifikan. Kesimpulannya adalah studi aplikatif sangat berpengaruh terhadap subjek.

59 3.4.2.2 Tingkat Kesukaran Arikunto (1996: 211) menjelaskan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk tidak mempertinggi usahanya. Soal yang terlalu sukar akan mematahkan semangat siswa untuk mencobanya lagi, karena di luar jangkauannya. Selanjutnya dijelaskan bahwa, indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal yang besarnya berkisar antara 0,0 sampai dengan 1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukaran 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Dalam penilaian hasil belajar dijelaskan bahwa indeks kesukaran diberi simbol (P) singkatan dari kata proposisi adapun rumus yang digunakan untuk mencari indeks kesukaran (P) adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Rumus Menentukan Tingkat Kesukaran Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes, (Arikunto, 1996: 212).

60 Adapun klasifikasi indeks kesukaran menurut tuntunan yang sering diikuti adalah sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah, Arikunto (1996: 214). 3.4.2.3 Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Azwar (1987: 132) menjelaskan bahwa suatu butir soal dikatakan baik apabila memiliki daya pembeda yang besar yaitu suatu butir soal yang dijawab benar oleh seluruh atau sebahagian besar subjek kelompok atas dan dijawab salah oleh seluruh atau sebahagian besar subjek kelompok bawah. Semakin besar perbedaan proporsi penjawab benar dari kelompok atas dan kelompok bawah, maka semakin baik soal itu. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks deskriminasi disingkat D, angka daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Tabel 3.6 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi (D) adalah:

61 Keterangan: D = daya pembeda JA = banyaknya peserta kelompok atas; JB = banyaknya peserta kelompok bawah; BA = banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar; BB = banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawa benar; PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar; PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Adapun idasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: D: 0,00 sampai 0,20 soal jelek D : 0,20 sampai 0,40 soal cukup D : 0,40 sampai 0,70 soal baik D : 0,70 sampai 1,00 soal baik sekali Butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,40 sampai 0,70, Arikunto (1996: 223). 3.4.3 Pengolahan Data Hasil Observasi Data hasil observasi terhadap model investigasi kelompok (group investigation) berupa rangkaian kalimat dalam bentuk deskripsi. Data tersebut diolah secara uraian atau kualitatif dengan cara dipadukan dengan teori-teori yang dijelaskan dalam landasan teori. Hasil observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman dengan model investigasi kelompok (Group Investigation), dilakukan

62 pada saat guru mengajar dengan menggunakan model investigasi kelompok. Adapun format observasi tersebut seperti pada tabel 3.7 di bawah ini. Table 3.7 Lembar Observasi Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Model Investigasi Kelompok (Group Investigation) Aktiitas Ya Tidak 1. Kegiatan Awal Membangkitkan motivasi belajar siswa Menggali konsepsi awal siswa melalui Tanya jawab Memberi penguatan kepada siswa Menggunakan model yang relevan 2. Kegiatan Inti Pemilihan topik yang relevan. Merencanakan model secara bersama. Membagi dan menjelaskan kepada kelompok tentang hal-hal yang diinvestigasi. Mengadakan implementasi terhadap teks bacaan siswa. Menggunakan media pembelajaran yang relevan Membimbing siswa dalam berdiskusi. Memberi bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan sintesis.

63 3. Kegiatan Akhir Memberi motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan pemahaman pada saat membaca Mengkondisikan siswa kembali pada tempat duduknya masing-masing setelah berdiskusi Melakukan evaluasi melalui kegiatan post-tes Membimbing siswa membahas jawaban soal post-tes setelah dikumpulkan PBM berlangsung sesuai dengan alokasi waktu. Dari hasil observasi ini lebih melihat pada aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model investigasi kelompok, miliputi pengamatan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan ahir pembelajaran. 3.4.4 Pengolahan Data Hasil Angket Data hasil angket diolah secara kualitatif untuk mendeskripsikan tanggapan siswa dan guru tentang model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman. Angket ini dibagikan sebelum pembelajaran dimulai, hasil angket ini kebanyakan siswa meresponnya dengan baik, respon siswa terhadap kuesioner ini akan diuraikan sebagai barikut:

64 Dalam penelitian ini, angket dibuat untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru tentang pelaksanaan model investigasi kelompok (Group Investigation) dalam pembelajaran membaca pemahaman. Kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model investigasi kelompok. Kuesioner ini dinilai dalam bentuk skala sikap seperti terlihat pada tabel 3.8 di bawah ini. Tabel 3.8 Pernyataan Siswa SMA Negeri 4 Ternate No Pernyataan SS S TS STS 1. 2. 3. 4. 5. 6. Anda pernah mempelajari membaca pemahaman dengan menggunakan model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok memudahkan Anda memahami teks bacaan. Anda setuju dengan model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman. Anda setuju model investigasi kelompok lebih membantu Anda untuk memahami pembelajaran membaca pemahaman Sebelum guru memulai mengajar, apakah menyampaikan tujuan pembelajaran membaca pemahaman. Anda memahami tujuan yang disampaikan

65 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17 18. 19. 20 guru. Proses belajar mengajar dengan menggunakan model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman itu efektif. Anda lebih cepat memahami teks bacaan setelah guru mengajar dengan menggunakan investigasi kelompok. Setelah membaca teks bacaan Anda lebih mudah menemukan hal-hal penting dalam bacaan. Teks bacaan yang diberikan menarik untuk Anda baca. Guru mengajar membaca pemahaman sering menggunakan model investigasi kelompok. Ada manfaat pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model investigasi kelompok Guru pernah membagi kelompok untuk mendiskusikan teks-teks bacaan. Teks-teks bacaan yang dibagikan bermanfaat untuk Anda. Perencanaan diskusi dengan menggunakan model investigasi kelompok itu efektif. Tanya jawab siswa dan guru lebih terfokus pada teks. Proses Tanya jawab lebih membantu Anda untuk memahami teks bacaan. Guru selalu memantau setiap kegiatan diskusi Anda. Teks bacaan yang dibagikan guru dapat Anda baca. Teks bacaan yang dibagikan dapat Anda pahami.

66 Keterangan: SS = Sangat setuju, S = Setuju, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju. bawah ini. Adapun angket untuk guru dalam bentuk pernyataan seperti pada tabel 3.9 di Table 3.9 Pernyataan Guru Tentang Model Pembelajaran Investigasi Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahamn Teks Bacaan No pernyataan SS S TK STK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bapa./ibu pernah menerapkan model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman. Setiap pembelajaran membaca bapak/ibu sering menggunakan model investigasi kelompok. Bapak/ibu pernah merencanakan tujuan pembelajaran membaca pemahaman yang ingin dicapai siswa. Model pembelajaran investigasi kelompok lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa lebih tertarik pembelajaran dengan model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa. Bapak/ibu setuju model investigasi kelompok dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa. Model investigasi kelompok dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran membaca pemahaman. Model investigasi kelompok dapat meningkatkan

67 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Bapak/ibu pernah merencanakan model investigasi kelompok dalam pembelajaran membaca pemahaman. Model investigasi kelompok lebih meningkatkan semangat siswa untuk membaca. Bapak/ibu pernah membimbing siswa untuk berdiskusi disaat menerapkan model investigasi kelompok. Bapak/ibu pernah merencanakan bersama tentang teknis berdiskusi dengan menggunakan model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok sangat bermanfaat untuk siswa. Model investigasi kelompok dapat bemanfaat apabila diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Bapak/ibu mengalami kendala disaat menggunakan model investigasi kelompok. 3.4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bacaan dengan model investigasi kelompok digunakan tiga instrumen yakni tes tertulis yang terdiri dari 7 soal untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap teks bacaan, observasi pembelajaran untuk mengetahui proses

68 pembelajaran dengan menggunakan model investigasi kelompok, angket digunakan untuk mengetahui model pembelajaran dalam teks bacaan. 3.4.6 Studi Keterbacaan Teks Dalam penelitian ini peneliti menyajikan teks-teks yang urgen untuk siswa SMA dan menyesuaikan dengan karateristik siswa. Teks yang disajikan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca. Teks yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan judul Membangun Bangsa Melalui Pembangunan Sikap dan Revolusi di dalam dompet Teks bacaan ini digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Adapun yang menjadi rubrik penilaian di dalam membaca pemahaman adalah seperti tergambar pada table 3.10 di bawah ini. Table 3.10 Rubrik Penilaian Membaca Pemahaman No Aspek 4 3 2 1 1. Tema 2. Ide pokok 3. Ide penjelas 4. Kata umum dan kata khusus dalam teks bacaan 5. Tujuan 6. Masalah pokok dalam teks bacaan. 7. manfaat Jumlah per aspek

69 Jumlah keseluruhan Keterangan: Sangat Tepat = 4, Cukup = 3, Kurang tepat = 2, Tidak tepat = 1 Dari rubrik penilaian pada tabel di atas menggambarkan bahwa dari ketujuh komponen yang dinilai ternyata siswa dapat menjawabnya sangat beragam. Adapun gambaran jawaban siswa seperti terlihat dalam uraian selanjutnya.