LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
KUNCI IDENTIFIKASI AMFIBI

SPESIES AMPHIBIA YANG DITEMUKAN DI KEBUN GAMBIR MASYARAKAT KENAGARIAN SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

METODE CEPAT PENENTUAN KERAGAMAN, KEPADATAN DAN KELIMPAHAN JENIS KODOK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian di Youth Camp terdapat

Identifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram. Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Karakter lingkungan. Data lingkungan. Hasil pengujian kualitas air. No. Parameter Uji Satuan. Jumlah Orang.

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

SPECIES AMPHIBIA PADA ZONA PEMANFAATAN TNKS JORONG PINCURAN TUJUH KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN. Mita Ria Azalia, Jasmi, Meliya Wati.

DISTRIBUSI VERTIKAL ANURA DI GUNUNG SEBLAT KABUPATEN LEBONG, BENGKULU VERTICAL DISTRIBUTION OF ANURA IN SEBLAT MOUNT LEBONG REGENCY, BENGKULU

JENIS DAN KOMPOSISI KOMUNITAS AMFIBI DI DESA BATU MBELIN KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA SKRIPSI

SURVEI AWAL KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI DESA KETENGER, BATU RADEN, JAWA TENGAH

INVENTARISASI ANURA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG SUKABUMI

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I.PENDAHULUAN. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu

SPECIES DICROGLOSSIDAE (AMPHIBIA) PADA ZONA PEMANFAATAN TNKS DI WILAYAH SOLOK SELATAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

JENIS- JENIS AMPHIBIA YANG DITEMUKAN DI KEBUN KELAPA SAWIT KANAGARIAN KUNANGAN PARIK RANTANG KABUPATEN SIJUNJUNG

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SPESIES KATAK (ANURA) YANG DITEMUKAN PADA KEBUN KARET DESA TRIMULYA KENAGARIAN PANYUBRANGAN KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-Jenis Anura (Amphibia) Di Hutan Harapan, Jambi. The Anuran species (Amphibia) at Harapan Rainforest, Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut:

Berry Fakhry Hanifa dkk. Kajian Keanekaragaman dan Kemelimpahan Ordo Anura Sebagai Indikator Lingkungan Pada Tempat Wisata di Karesidenan Kediri

E U C A L Y P T U S A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Karakterisik dan Kepadatan Populasi Genus Microhyla Di Wilayah Cagar Alam dan Taman Wisata Alam (CA-TWA) Telaga Warna ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Fauna Indonesia. Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor MZI ISSN Volume 8, No. 1 Juni Museum Zoologicum Bogoriense. o o.

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI DI KAWASAN HUTAN LARANGAN ADAT KENEGERIAN RUMBIO KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

Dinamika Populasi Amfibi pada Tiga Sungai di Kawasan Gunung Payung, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 29. Cynopterus brachyotis sunda Lineage

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEANEKARAGAMAN AMFIBI DI KABUPATEN MURUNG RAYA, KALIMANTAN TENGAH MILA RAHMANIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 1. Januari 2014 (21 30)

BAB I PENDAHULUAN. untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Maserasi pada jaringan tumbuhan

SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

Tiger (Panthera tigris) Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis) Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti)

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

JENIS-JENIS KATAK (AMPHIBI: ANURA) DI DESA KEPENUHAN HULU KECAMATAN KEPENUHAN HULU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

tipe yaitu 29.7 C. Salinitas rata rata di wilayah penelitian yaitu Di Pantai

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

KEANEKARAGAMAN AMPHIBIA (ORDO ANURA) DAN PREFERENSI MAKANAN DUA SPESIES LIMNONECTES ) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI LOMBOK I GEDE NANO SEPTIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat sumber: (http://www.google.com/earth/)

Lampiran 2. Data spesies dan jumlah Amfibi yang Ditemukan Pada Lokasi Penelitian a. Lokasi 1 No Spesies Plot sampling Plot yang jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ditempati 1. Bufo asper 2 2 3 4-1 - 2 - - 3 5-2 - 7-2 6-39 12 2. Bufo divergens - 1 1 - - - - 2 1 2 - - 1-1 - - - - - 9 7 3. Bufo juxtasper - - - - - - - - 1 - - - 1 2 - - - - - - 4 3 4. Leptophryne borbonica 1 - - 1 - - - - - - - - 3 - - - - 1 2-8 5 5. Fejervarya limnocaris - - - - - - - - - - - - 1-2 - - - - - 3 2 6. Limnonectes blythii - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - 2 2 7. Limnonectes kuhlii - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 - - - - - - 5 5 8. Limnonectes macrodon - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - 1 1 9. Megophrys nasuta - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - 1 1 10. Huia sumatrana - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 11 Rana chalconata 1 - - - - 1 - - 2 - - - - 1-2 4-3 2 16 8 12. Rana debussy 4 3 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 3 13. Rana hosii 4 3 2 7 4 - - 6 4-4 5 9-5 8 7-10 8 87 15

32 b. Lokasi 2 No Spesies Plot sampling Plot yang jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ditempati 1. Bufo asper 3-1 2 1-1 - 1 2-1 1 - - - 1-2 - 16 11 2. Bufo divergens 1 - - - - - - 1-1 - - - - - 1 - - 1-5 5 3. Bufo juxtasper - - - - 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - 3 2 4. Leptophryne borbonica 1 1-1 - - - 1 - - - - - 2 1 - - 2 - - 9 7 5. Fejervarya limnocaris - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - 1 2 2 6. Limnonectes blythii 1-1 - - - - - - - - - - - 2-2 - - 1 7 5 7. Limnonectes kuhlii - - - 1 - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - 5 4 8. Leptobrachium hendricksoni - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - 1 1 9. Micohyla berdmorei - - - - - - 1 1-1 - - - - - - - - - - 3 3 10. Rana chalconata 2 2 3-2 6 5 - - 3 4 2-5 5 3 3 6-4 55 15 11 Rana hosii - - 5 5 - - - - - 1 - - - - 2-1 - 1 1 16 7 12. Rana nigrovittata - - 1 - - - - 1 1 - - - - 1 - - 1 - - - 5 5

33 Lampiran 3. Data Faktor Fisik Kimia pada Lokasi Penelitian No Parameter Lokasi 1 Lokasi 2 1. Suhu Udara ( 0 C) 23 24,2 2. Suhu Air ( 0 C) 22 22,5 3. Suhu Tanah ( 0 C) 22,5 23 4. Kelembaban Udara (%) 96 89 5. ph Air 7,6 6,8 6. ph Tanah 5,8 6,6 7. Kecepatan Arus (M/S) 1,23 0.013

34 Lampiran 4. Deskripsi Spesies Amfibi yang ditemukan 1. Famili Bufonidae Bufo asper Gravenhorst, 1829 ( Phrynoidis aspera) Deskripsi : kodok berukuran sedang 4-7 cm, bertubuh besar, kepala lebar, dan ujung moncong tumpul. Kelenjar paratoid terlihat jelas dan umumnya berbentuk lonjong. Bagian belakang biasanya terdapat bintik-bintik hitam. Ujung jari sedikit melebar. Jari belakang memiliki selaput renang hingga ke ujung. Tekstur kulit sangat kasar berbintil-bintil. Warna tubuh coklat tua sampai kehitaman. Habitat : terdapat di sepanjang aliran tepi sungai. Penyebaran : Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia (Sumatera, Jawa Kalimantan, dan Sulawesi).

35 Bufo divergens Peter, 1871 (Ingerophrynus divergens) Deskripsi : kodok berukuran kecil dan gemuk 3-5 cm. Terdapat sepasang lipatan garis lipatan memanjang antara mata. Kelenjar paratoid berbentuk memanjang dan meruncing ke belakang diikuti sebaris bintil-bintil kecil. Jari tidak memiliki selaput renang. Tekstur kulit kasar dan berbintil. Tubuh berwarna coklat keabuabuan. Habitat : hidup di hutan primer, sekunder hingga daerah terganggu. Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia, Myanmar, Kamboja, Singapura dan Indonesia ( Sumatera, Jawa dan Kalimantan).

36 Bufo juxtasper Inger, 1964 (Phrynoidis juxtaspera) Deskripsi : kodok berukuran besar 6-12 cm. Badan lebar dengan tekstur kulit kasar berbintil. Kelenjar paratoid memanjang dari mata ke belakang. Pada bagian ujung jari melebar. Jari belakang berselaput hingga ke ujung. Tubuh berwarna coklat hingga kelabu tua. Habitat : dapat hidup di berbagai tipe habitat hingga ketinggian 1.600 m. Penyebaran : Malaysia, Sumatera dan Kalimantan

37 Leptophryne borbonica Tschudi, 1838 Deskripsi : kodok berukuran kecil dan kurus 2-5 cm, berkaki panjang dan bermuncung pendek. Kelenjar paratoid tidak jelas. Pada bagian pertengahan dorsal terdapat tanda berbentuk jam pasir. Selaput renang tidak sampai ke ujung pada jari ketiga dan kelima. Tekstur kulit berbintik kasar terutama pada bagian sisi tubuh. Tubuh berwarna coklat keabuan. Paha berwarna kemerahan. Habitat : terdapat di daerah yang basah, lebih banyak di daun atau rerumputan. Penyebaran : Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Jawa dan Kalimantan).

38 2. Famili Dicroglossidae Fejervarya limnocaris Gravenhorst, 1829 Deskripsi : katak berukuran sedang 6-8 cm. Ujung jari depan tumpul dan tidak melebar. Ujung jari belakang runcing dengan selaput setengah tepat pada ruas terakhir. Tekstur kulit berkerut dan memiliki benjolan. warna kehijauan atau seperti lumpur dengan bercak lebih gelap. Pada bagian tengah dorsal biasanya terdapat jalur memanjang dengan warna lebih cerah. Habitat : terdapat di rerumputan dan daerah terganggu. Penyebaran : India, Brunei Darussalam, Jepang, China, Myanmar, Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, Filipina, Pakistan, Hongkong, Singapura, Sri Langka, Vietnam dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi).

39 Limnonectes blythii Boulenger, 1920 Deskripsi : katak berukuran besar 8-14 cm dengan moncong tajam, kaki belakang panjang dan berotot. Terdapat bintil halus seperti huruf W pada punggung. Timpanum terlihat jelas. Lipatan supratimpanik terlihat jelas. Jari kaki berselaput penuh dengan ujung jari sedikit melebar. Tekstur kulit halus pada permukaan tubuh. Berwarna kecoklatan sampai kelabu. Habitat : terdapat di hutan primer maupun sekunder Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia, Vietnam, Laos, Kamboja dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Pulau Anambas dan Pulau Natuna) Status : Near Threatened (NT)

40 Limnonectes kuhlii Tschudi, 1833 Deskripsi : katak berukuran besar 6-9,5 cm, kepala lebar dan kaki berotot. Timpanun tidak terlihat jelas. Memiliki lipatan supratimpanik. Kaki belakang memilliki selaput penuh hingga ke ujung. Ujung jari sedikit melebar. Tekstur kulit keriput dengan bintil-bintil berbentuk bintang pada permukaan tubuh. Berwarna coklat dengan corak kehitaman. Habitat : ditemukan di air yang tenang Penyebaran : Semenanjung Malaysia, Cina dan Indonesia (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Status: Least Concern (LC)

41 Limnonectes macrodon Dumeril & Bibron, 1841 Deskripsi : Katak berukuran besar 8-11 cm dengan kepala yang besar. Timpanum terlihat jelas, terdapat garis dari moncong hingga kloaka. Kaki belakang berselaput hingga penuh dengan ujung jari yang melebar. Tubuh bagian dorsal terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Habitat : hidup di hutan primer dan sekunder Penyebaran : Semenanjung Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan dan Natuna Besar) Status : Vulnerable (VU)

42 3. Famili Megophrydae Leptobrachium hendricksoni Taylor, 1962 Deskripsi : katak berukuran sedang 7 cm dengan kepala besar, mata besar dan melotot. Lipatan supratimpanik sampai ke pangkal kaki depan. Kaki pendek dan hampir seluruh jari kaki tanpa selaput. Tekstur kulit halus berwarna coklat sampai kemerahan. Iris mata berwarna merah. Habitat : ditemukan di tanah atau serasah pada sungai dengan arus sungai lambat Penyebaran : Semenanjung Malaysia, Thailand dan Indonesia (Sumatera dan Kalimantan).

43 4. Famili Microhylidae Microhyla berdmorei Blyth, 1855 Deskripsi : katak berukuran kecil dan gemuk 2-3,5 cm, moncong membulat dan kaki belakang panjang. Timpanum tidak kelihatan. Jari belakang melebar kecuali jari keempat. Kaki belakang berselaput pada bagian dasar. Tekstur kulit halus berwarna coklat terang sampai keabuan. Memiliki motif coklat gelap dibagian antara mata dengan garis coklat gelap ke arah bawah bagian sisi tubuh. Habitat : ditemukan pada genangan air tenang atau sungai berarus lambat. Penyebaran : Semenanjung Malaysia dan Indonesia

44 5. Famili Ranidae Huia sumatrana Yang, 1991 Deskripsi : katak berukuran sedang, kaki ramping dan panjang. Jari kaki depan dan belakang dengan melebar dengan lekuk sirkum marginal. Tekstur kulit halus, berwarna coklat dengan bintik-bintik marmer. Habitat : ditemukan di sekitar sungai berarus deras, jernih dan berbatu-batu. Penyebaran : Sumatera

45 Rana chalconata Boulenger, 1887 (Hylarana chalconata) Deskripsi : katak berukuran kecil sampai sedang 3,5 5 cm. Timpanum jelas kelihatan. Kaki panjang dan ramping. Jari belakang berselaput renang penuh sampai ujung. Ujung jari melebar. Memiliki lipatan dorsolateral. Tekstur kulit halus, berwarna kehijauan. Habitat : dapat ditemukan di hutan, di kebun yang teduh bahkan habitat terganggu. Penyebaran : Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.

46 Rana debussy Van Kampen, 1909 (Hylarana debussy) Deskripsi : katak berukuran sedang 4-6 cm, kepala panjang dan lebar, moncong membulat. Piringan kaki depan dan belakang kecil tapi jelas. Jari kaki belakang berselaput pada bagian dasar. Tekstur kulit berbintil-bintil halus berwarna coklat gelap sampai hitam pada bagian dorsal, putih keabuan pada bagian ventral. Memiliki lipatan dorsolateral terputus berwarna kekuningan. Habitat : ditemukan di pinggiran sungai pada hutan dataran rendah. Penyebaran : Sumatera

47 Rana hosii Boulenger, 1891 (Odorrana hosii) Deskripsi : katak berukuran sedang 3-10 cm dengan tubuh ramping. Memiliki lipatan dorsolateral. Timpanum jelas terlihat. Ujung jari melebar dengan piringan sendi jari yang besar dan jelas. Jari kaki belakang berselaput sampai ujung. Tekstur kulit halus dengan warna kehijauan sampai kecoklatan. Habitat : ditemukan pada perairan jernih, hinggap di atas bebatuan atau pohon kecil Penyebaran : Thailand, Malaysia, dan Indonesia (Sumatera, Jawa dan Kalimantan).

48 Rana nigrovittata Blyth, 1856 (Hylarana nigrovittata) Deskripsi : berukuran kecil atau sedang 4,5-6 cm. Timpanum jelas terlihat. Kaki depan dan belakang berbelang-belang. Ujung jari melebar. Tekstur kulit halus berwarna coklat muda pada bagian dorsal dan warna coklat tua pada bagian sisi tubuh. Habitat : terdapat di perairan dengan arus lambat, berudu hidup di perairan tenang. Kadang-kadang terdapat di dekat pemukiman Penyebaran : Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

49 Lampiran 5. Foto Kerja a. Foto Lapangan Mencari Amfibi Pengukuran Morfometri b. Pengukuran Faktor Fisik Kimia