BAB I PENDAHULUAN. tidak sama, oleh karena itu peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cerminan dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Pada umumnya proses belajar mengajar peserta didik mengandung unsur keaktifan, antara peserta didik yang satu dengan yang lain tidak sama, oleh karena itu peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar peserta didik berupaya untuk memperoleh pengalaman belajar, dan saling bekerjasama dalam kegiatan belajar kelompok. Pendidikan saat ini merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Dalam konteks pendidikan guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran, hingga mendapatkan pengetahuan yang diinginkan dan dapat mempengaruhi sikap serta keterampilan seorang peserta didik. Dalam hal ini pendidikan merupakan suatu pembangunan keberhasilan nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal dan pengetahuan teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional yang sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas bab II pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1

2 mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembangunan nasional dapat terwujud jika semua yang terdapat didalamnya dapat bekerjasama dengan baik. Maka dari itu pendidikan di sekolah di tuntut untuk memiliki kemampuan sosial yang sangat berkualitas diantaranya adalah bekerjasama dengan orang lain. Dalam proses pendidikan guru hendaknya selalu memberikan bimbingan dan mendorong semangat belajar anak didik, mengorganisasikan kegiatan belajar sebaik mungkin, dan menjadi media informasi yang sangat dibutuhkan peserta didik dibidang pengetahuan, keterampilan, perilaku atau sikap. Guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi peserta didik agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan sosial. Tantangan ini memperlukan peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang tepat dalam setiap materi yang disampaikan. Guru harus kreatif dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dapat mendorong kerjasama siswa sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan, gagasan, konsep yang terorganisasi tentang lingkungan sosial, kerjasama peserta didik mengenai lingkungan sosial akan memperoleh pengetahuan baru. Dalam pembelajaran IPS guru bisa menerapkan suatu model pembelajaran yang membangkitkan rasa kerjasama siswa. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru kelas Yamin (2013:17) mengemukakan bahwa model merupakan contoh yang dipergunakan para ahli dalam melaksanakan pembelajaran. Model

3 pembelajaran merupakan pedoman dalam pembeljaran berupa cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri 180/IV Kota Jambi pada tanggal 17 Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017 di Kelas IV dan berdiskusi dengan guru kelas ibu Mita Selvia Herlina S.Pd. keterampilan kerjasama siswa masih kurang baik hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengamatan peneliti siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan metode diskusi tetapi kerjasama siswa belum terlihat, jika siswa dibagi kelompok mereka selalu mengeluhkan teman kelompok yang mereka dapat, selain itu mereka dalam kelompok tidak pernah berinteraksi dengan baik, tempat duduk berjauh jauhan, mengerjakan latihan kelompok sendiri tanpa bantuan teman sekelompoknya, bahkan beberapa anak tidak mau sama sekali mengerjakan latihan kelompok. Hal ini dikarenakan belum ada penerapan suatu model dalam pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran yang kurang menarik Proses pembelajaran yang terjadi saat ini belum sesuai dengan harapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam bekerjasama. Pradana (2015:2). Permasalahan tersebut yang telah diuraikan mengacu pada kerjasama siswa yang masih rendah. Oleh karena itu, peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran yang sebelumnya guru menggunakan metode ceramah, mengorganisasikan siswa secara klasiskal sehingga suasana pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, akibatnya pemahaman konsep siswa rendah dan keterampilan sosial siswa kurang baik.

4 Pada hakikatnya mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan nilai, dan sikap keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya mengembangkan pemahaman masyarakat Indonesia masa lampau hingga sekarang sehingg siswa bangga sebagai bangsa Indonesia. Keterampilan sosial adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh siswa untuk menerapkan secara aplikatif pemahaman mereka terhadap konsep-konsep dasar sosial, keterampilan sosial tidak datang dengan sendirinya ia harus diajarkan serta dilatih dengan pendidikan khususnya IPS. Pendidikan IPS di SD sebenarnya memberikan peluang untuk tumbuhnya dasar-dasar keterampilan sosial dengan mengenalkan lingkungan sosial yang dekat dengan kehidupanya. Mengenalkan perannya sebagai manusia sosial memiliki keterampilan bekerjasama dan bergotong royong. Dengan keterampilan sosial yang dimiliki akan membuatnya mudah diterima oleh anak lain karena mampu berperilaku sesuai harapan lingkungan secara tepat. Kegiatan pembelajaran bagi anak usia sekolah dasa memiliki arti dan tujuan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan karakteristik anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus diciptakan atas dasar pemahaman anak dan tumbuh kembang anak. Model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan Model Kooperatif Make A Match. Sebagaimana Model Make A Match, merupakan suatu ciri pembelajaran yang di kemukakan oleh Lie (2010:10) bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menitik beratkan pada gotong royong dan kerjasama kelompok.

5 Model Make A Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Model ini sesuai dengan materi pembelajaran apapun. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu jawaban atau soal. Sebelum batas waktu yang ditentukan, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994) dalam Huda (2013:251), salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Make A Match untuk Meningkatkan kerjasama siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 180/ IV Kota Jambi. 1.2 Rumusan Masalah Dan Pemecahannya Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah Penerapan model Make A Match untuk meningkatkan kerjasama siswa pada Mata pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 180/ IV Kota Jambi? Pemecahan masalah berdasarkan permasalahan yamg telah diuraikan pada latar belakang masalah diatas adalah rendahnya kerjasama siswa, maka digunakan model Make A Match untuk meningkatkan kerjasama siswa pada Mata Pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 180/IV Kota Jambi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

6 1. Guru menyiapkan beberpa kartu yang berisi beberpa konsep / topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sebaliknya jawaban) 2. Guru memberikan penjelasan materi kepada siswa 3. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A dan B 4. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 5. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/ kartu jawaban) 6. Siswa yang dapat menccocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 7. Guru memanggil siswa untuk mempresentasikan hasil jawabannya dan kelompok yang lain mendengarkan untuk memberikan tanggapan pasangan itu cocok atau tidak 8. Guru memberikan informasi tentang kecocokan jawaban dan soal benar atau tidak 9. Kesimpulan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model Make A Match untuk meningkatkan kerjasama siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 180/ IV Kota Jambi.

7 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat berhasil dengan baik, sehingga bermanfaat untuk mencapai suatu tujuan penelitian yang optimal, mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan bermanfaat secara umum, penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritas a. Sebagai bahan alternatif bagi guru untuk meningkatkan kerjasama siswa melalui Mata Pelajaran IPS penerapannya menggunakan model Make A Match. b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Penelitian ini dapat membantu siswa karena siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar, mengajar melalui model Make A Match, menambah pemahaman siswa pada Mata Pelajaran IPS, dan meningkatkan keterampilan bekerjasama. b. Bagi guru Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran PTK adalah perbaikan pembelajaran, dengan menggunkan PTK guru dapat berkembang secara professional, karena dapat menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pembeljaran yang dikelolanya sendiri. c. Bagi sekolah

8 Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakkan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas siswa dalam bekerjasama d. Bagi peneliti Untuk memberukan penglaman dan wawasan tentang penerapan model, khususnya model Make A Match, di sekolah. 1.5 Definisi Operasional Adapun istilah dari varibel-variabel pada penelitian ini yaitu : 1. Model pembeljaran Make A Match adalah tipe pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan menggunakan kartu pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban, model pembelajaran ini sangat membantu peserta didik dalam bekerjasama dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar, model pembelajaran ini membuat siswa aktif dalam bekerja dan saling membantu tema untuk memberikan informasi. Model pembelajaran Make A Match ini sangat cocok untuk membuat siswa bekerjasama dalam belajar untuk saling memberikan informasi dan kepercayaan terkhususnya pada Mata Pelajaran IPS di SD. 2. Kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan saling membantu dengan rasa saling mempercayai, suatu kegiatan yang mempermudah suatu pekerjaan yang dikerjakan akan menjadi ringan jika dikerjakan bersama, akan mempermudah untuk bersosialisasi dan berinteraksi serta bardaptasi dengan sesame. Indikator kerjasama pada penelitian ini yaitu :

9 1. Keikut sertaan dalam memberikan ide dan pendapat 2. Menanggapi pendapat dan menerima pendapat orang lain 3. Melaksanakan tugas 4. Keikutsertaan dalam memecahkan masalahh 5. Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok 6. Keikutsertaan membuat laporan 7. Keikutsertaan dalam presentasi kelompok 8. Kepdulian kepada teman dalam memecahkan masalah 3. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan kepada siswa SD agar mereka dapat mengenal fenomena sosial (dunia) yang lebih jauh, merupakan mata pelajaran yang lebih mendekatkan diri kepada lingkungan yang terdekat ataupun lingkungan yang sangat jauh.