I. PENDAHULUAN. Eksistensi pertanian pun perlu dijaga untuk dapat menjawab tantangan di masa

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung. Kabupaten Tanggamus secara geografis berada pada posisi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

DAFTAR TABEL. 1. Produksi tanaman sayuran menurut kabupaten/kota dan jenis sayuran di Provinsi Lampung

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

30% Pertanian 0% TAHUN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

Tahun Bawang

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

I. PENDAHULUAN. akan menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial dan politik yang dapat

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 15 Tahun 2006 TENTANG

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam kehidupan manusia. Pertanian tidak hanya menunjang kebutuhan pangan masyarakat namun juga banyak hal seperti, bahan baku industri, bahan obat obatan dan juga hal lain yang tidak kalah penting. Eksistensi pertanian pun perlu dijaga untuk dapat menjawab tantangan di masa yang akan datang karena sektor pertanian akan selalu dinamis dan bersifat adaptif untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia disediakan oleh sektor pertanian, hal ini menunjukkan posisi strategis yang dimiliki oleh sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian juga memiliki peran untuk menjaga stabilitas dan keutuhan dari suatu negara, karena apabila pangan di suatu negara defisit maka akan terjadi perebutan sumberdaya antar negara yang memicu peperangan antar negara, itu baru dilihat dari segi pangan saja, hal ini memunjukkan pentingnya untuk memperhatikan sektor pertanian sebagai bagian penting dalam kehidupan manusia. Kondisi dan keadaan petani di Indonesia pun belum dapat dikatakan dalam keadaan maju. Hal ini ditunjukan dengan beberapa fakta, diantaranya yaitu jumlah

2 lahan yang masih sedikit yang mengakibatkan produktivitas tanaman rendah, tingkat pendidikan petani yang masih minim, petani masih belum memanfaatkan teknologi, ketergantungan petani terhadap iklim dalam usahataninya dan kurang tanggap dengan teknologi untuk mempermudahnya, tataniaga yang rumit dengan rantai yang kurang efisien sehingga merugikan petani, Kesulitan akses modal, kelembagaan seperti gapoktan yang kurang sistematik sehingga kegiatan yang dilakukan monoton dan tidak inovatif Pertanian dalam arti luas mencakup pangan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan hortikultura. Sub-sektor pertanian tersebut saling berintegrasi dan melengkapi. Sub-sektor pertanian tidak dapat dikhususkan saja salah satu diantaranya, semuanya itu harus diperhatikan secara bersama sama karena saling berhubungan dan mendukung. Pertanian yang tangguh adalah pertanian yang saling mengintegrasikan setiap elemen yang ada didalamnya mulai dari petani, masyarakat, stakeholders, dan yang lainnya. Hortikultura sebagai salah satu sub sektor pertanian juga memiliki andil yang besar dalam pemenuhan gizi dan pangan masyarakat Indonesia. Komoditas hortikultura terdiri atas buah-buahan, sayuran, tanaman obat-obatan, dan tanaman hias. Penyediaan komoditas hortikultura juga harus dilakukan dengan baik untuk dapat menuai produk hortikultura yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini juga perlu dibarengi dengan pemberian reward kepada petani hortikultura karena di Indonesia hingga saat ini masih kurang mendapat perhatian dan jikapun ada masih bersifat sederhana.

3 Perkembangan produksi komoditas hortikultura di Provinsi Lampung beragam dan fluktuatif. Beragam kabupaten di Provinsi Lampung memiliki potensinya tersendiri, ada kabupaten yang menjadi sentra produksi komoditas tertentu, hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona dalam penyumbang pendapatan asli Provinsi Lampung. Komoditas hortikultura sebagai salah satu diantaranya pun masih memiliki peran yang cukup besar karena masih banyak diusahakan baik dalam skala besar maupun rumah tangga oleh petani di Lampung. Komoditas hortikultura yang masih memiliki arti penting di Indonesia adalah buah dan sayur. Kebutuhan buah dan sayur untuk masyarakat pun masih tinggi dan harus diimbangi dengan peningkatan produksi yang signifikan setiap tahunnya. Kebutuhan akan buah dan sayur di Indonesia harus diimbangi dengan produksi yang cukup. Provinsi Lampung merupakan salah satu produsen hortikultura di Indonesia. Produksi tanaman sayur sangat beragam di berbagai kabupaten di Provinsi Lampung. Beberapa kabupaten yang terkenal akan produksi sayur mayurnya di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus. Ketiga kabupaten tersebut memiliki modal yang mumpuni untuk menjadi produsen sayur-mayur di Lampung, karena agroklimat yang mendukung dimana cuaca di tiga kabupaten tersebut sejuk sehingga mendukung untuk budidaya sayur mayur. Beberapa komoditas yang umumnya sering diusahakan oleh petani diantaranya yaitu cabai, kubis, bawang merah, wortel, petsai, tomat, sawi dan banyak yang lain. Perkembangannya dapat dilihat di Tabel 1

4 Tabel 1. Produksi tanaman sayuran menurut kabupaten/kota dan jenis sayuran di Provinsi Lampung (Ton) 2012. Kabupaten/Kota Bawang Merah Cabe Kentang Kubis Wortel Petsai Lainnya Lampung Barat 169 12561 561 10168 5333 6426 38638 Tanggamus 183 3094 3635 3095 14105 Lampung Selatan 3629 1520 15012 Lampung Timur 2115 273 22724 Lampuung Tengah 3253 509 26791 Lampung Utara 1461 9600 Way Kanan 370 1495 Tulang Bawang 881 616 8087 Pesawaran 25996 1031 11073 Pringsewu 62 2254 79 2338 Mesuji 2 188 1784 Tulang Bawang Barat 651 13744 Bandar Lampung 192 1041 13891 Metro 58 176 3090 Jumlah 416 56749 561 13108 5333 14756 182479 Sumber :Lampung dalam Angka 2013, BPS. Komoditas sayuran sebagai salah satu produk hortikultura sangat banyak diusahakan di Kabupaten Tanggamus, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dimana usahatani sayur seperti kubis, cabai, petsai dan bawang merah masih banyak diproduksi dan diusahakan oleh petani di Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Tanggamus menurut Tabel 1 tidak menunjukkan produksi sayur yang signifikan seperti bawang merah, cabe dan kubis bila dibandingkan dengan kabupaten lain seperti Lampung Barat, Lampung Tengah dan Lampung Timur, namun Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang sangat kuat pada usahatani sayur dan hal ini ditunnjukan dengan banyaknya sayur diusahakan oleh petani di Tanggamus. Usahatani sayur mayur di Tanggamus sangat banyak dijumpai, di antaranya adalah

5 cabai, kubis, tomat dan masih banyak yang lainnya. Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang besar di bidang holtikultura khususnya sayuran. Banyak sekali tanaman sayur yang tumbuh subur di daerah ini. Kondisi geografis di kabupaten ini pun sangat mendukung untuk bercocok taman sayuran, tak ayal bila banyak sekali petani sayur yang di temukan di kabupaten ini. Kondisi sosial ekonomi masyarakatnya pun masih sangat bersahabat dan tradisional sehingga banyak masyarakat yang menjadikan petani sebagai mata pencaharian. Petani sayur di tanggamus tersebar di beberapa kecamatan yang ada didalamnya. Komoditas sayuran yang diusahakan sangat banyak dan beragam di antaranya kubis, cabai, bawang, kacang panjang, terong, tomat, wortel dan yang lainnya. Komoditas tersebut tersebar di beberapa kecamatan dengan pola produksi yang cukup naik dan turun sesuai kondisi. Produktivitas tanamanpun beragam dan fluktuatif. Beberapa komoditas sayuran pun ada yang tidak ditanam di Kabupaten Tanggamus, seperti bawang putih, wortel, dan jamur, namun hal ini tertutupi dengan komoditas lain yang sangat digemari dengan luas panen yang tinggi seperti terong, kacang panjang, mentimun dan tomat. Sebagai daerah yang cukup strategis dalam produksi sayuran, tentu Kabupaten Tanggamus harus tetap terus mempertahankan produktivitas yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini telah ditunjukan dengan luas panen komoditas sayuran tertentu yang sudah cukup tinggi. Luas panen dan produksi tanaman sayuran di Kabupaten Tanggamus dapat dilhat di Tabel 2

6 Tabel 2.Luas panen dan produksi tanaman sayuran di Kabupaten Tanggamus 2012 Jenis Sayuran Sumber: Tanggamus dalam angka 2013. Luas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Ton/Ha) Bawang Merah/Shallot 2 10 5,00 Bawang Putih/Garlic Bawang Daun/Spring Onion 126 329 2,61 Kentang/Potato 4 4 1,00 Kol/Kubis/Cabbage 360 4950 13,41 Wortel/Carrot Lobak/Radish Petsai 219 1487 6,79 Kacang 44 28 0,64 Cabe/Red Paper 632 5502 8,71 Terong/Eggplant 509 2420 4,75 Tomat/Tomatoes 387 673 1,74 Mentimun/Cucumber 351 4655 13,26 Kacang Panjang/Long Nourishing 621 4882 7,86 Paprika/Paprika Buncis/Bush Bean 343 3057 8,91 Kangkung/Swamp Cabbage 61 144 2,36 Bayam/Spinach 206 515 2,50 Labu Siam/Siam Pumkins 184 980 5,33 Jamur/Mushrooms Jumlah 4049 29636 84,87 2010 3998 22904 5,370 2011 4145 30206 7,29 Kabupaten Tanggamus memang sudah dikenal sebagai sentra produksi komoditas hortikultura. Kecamatan di Kabupaten Tanggamus terdiri atas 20 kecamatan. Produsen sayur yang terkenal di Kabupaten Tanggamus adalah di Kecamatan Gisting dan Kecamatan Sumberejo, dimana kecamatan ini terletak di dataran tinggi dan cukup dingin dan sejuk sehingga sangat cocok dan sesuai untuk pertumbuhan dan perkebangan komoditas sayuran. Penelitian ini dilakukan di

7 Kecamatan Sumberejo di Desa Simpang Kanan yang memang mayoritas masyarakatnya bermata pencahariaan sebagai petani terutama komoditas sayuran. Produksi yang dihasilkan serta produktivitasnya dapat dilihat di Tabel 3. Tabel.3 Luas tanam dan produksi komoditas hortikultura Kecamatan Sumberejo No Tahun Komoditas Luas Tanam (Ha) Produktivitas (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Ton) 1 2009 Cabe 231 231 100,25 2,31 Tomat 123 120 17,75 213 Kubis 257 275 125 3,21 Sawi 93 93 64 595 Terong 142 140 50 700 2 2010 Cabe 231 231 100,25 2,43 Tomat 129 126 17,75 224 Kubis 270 270 125 3,37 Sawi 98 98 64 627 Terong 149 147 50 735 3 2011 Cabe 243 243 100,25 2,43 Tomat 129 129 17,75 229 Kubis 270 270 125 3,37 Sawi 98 98 68 666 Terong 149 149 50 745 4 2012 Cabe 243 243 100,25 2,43 Tomat 129 129 17,75 229 Kubis 270 270 125 3,37 Sawi 98 98 68 666 Terong 149 149 50 745 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus.2014 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa peningkatan produksi dan produktivitas tanaman hortikultura di Kecamatan Sumberejo fluktuatif. Komoditas tertentu naik produktivitasnya dari tahun ke tahun namun ada juga yang tetap. Pada komoditas cabai produksi pada tahun 2009 sebesar 2,316 dan pada tahun 2010 meningkat

8 menjadi 2,436 dan tetap hingga tahun 2012. Pada komoditas terong cenderung positif karena produktivitas dan produksinya meningkat setiap tahun, pada tahun 2009 hingga 2012. Hal ini menandakan bahwa potensi yang dimiliki sangatlah besar dan bila dikembangkan akan menjadi pendapatan asli daerah yang sangat menguntungkan dan mensejahterakan masyarakat. Sayuran yang dihasilkan disalurkan ke berbagai daerah di Provinsi Lampung, dan salah satu tujuan yang strategis di pemasaran sayuran adalah pasar tradisional di Kota Bandar Lampung. Sayuran hasil petani Sumberejo memiliki kualitas dan kesegaran yang baik dimata konsumen, Hal ini menunjukkan keunggulan dari produk sayur yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Sumberejo tersebut dan apabila terus menerus dikembangkan maka akan menjadikan keunggulan bagi mereka. Petani di Kecamatan Sumberejo menanam berbagai macam sayuran diantaranya cabai, tomat, sawi, terong, dan kubis yang memang sering ditanami oleh petani di Sumberejo. Pembangunan sektor usahatani sayur di Kabupaten Tanggamus khususnya Kecamatan Sumberejo juga memilki kendala salah satu diantaranya masih banyaknya ketimpangan kepemilikan lahan oleh petani sayur di Kecamatan Sumberejo. Penggunaan lahan dan tanah di Kabupaten Tanggamus cukup banyak dan beragam, yaitu untuk pertanian dan non pertanian. Penggunaan yang banyak terjadi pada sektor pertanian yaitu untuk lahan sawah seperti irigasi, sawah, perkebunan, padang rumput, tambak dan yang lainnya, sedangkan sisanya untuk non pertanian seperti rumah bangunan, rawa dan hutan rakyat. Kabupaten

9 Tanggamus terdiri dari 20 kecamatan yang masing masing di antaranya banyak memiliki karakteristik yang berbeda pula. Persebaran penduduk pun cukup merata dan tidak terlalu timpang. Hal ini dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4. Ratio kepemilikan lahan Kabupaten Tanggamus menurut kecamatan No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk (Jiwa) Ratio (pddk/lahan) 1 Wonosobo 209,63 34291 163,58 2 Semaka 170,90 34609 202,51 3 Bandar Negeri Semuong 98,12 18604 189,60 4 Kota Agung 76,93 40215 522,75 5 Pematang Sawa 185,29 15949 86,08 6 Kota Agung Barat 101,30 18126 178,93 7 Kota Agung Timur 73,33 21733 296,37 8 Pulang Panggung 437,21 32796 75,01 9 Ulu Belu 323,08 40532 125,45 10 Air Naningan 186,35 28062 150,59 11 Talang Padang 45,13 43478 963,39 12 Sumberejo 56,77 31665 557,78 13 Gisting 32,53 36935 1135,41 14 Gunung Alip 25,68 17497 681,35 15 Pugung 232,40 52364 225,32 16 Bulok 51,68 19996 386,92 17 Cukuh Balak 133,76 21672 162,02 18 Kelumbayan 121,09 10778 89,01 19 Limau 240,61 17222 71,58 20 Kelumbayan Barat 53,67 12207 227,45 Jumlah 2855,46 548731 6491,10 Rata-rata 142,77 27436,55 324,56 Sumber : Tanggamus dalam angka 2013 (Data diolah). Luas area kecamatan di Kabupaten Tanggamus beragam, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tiap kecamatan memiliki luas area yang berbeda pula. Man Land Ratio menunjukan ukuran kepadatan penduduk suatu daerah. Perhitungan Man Land Ratio didapat dari jumlah penduduk suatu daerah dibagi dengan luas wilayah dari daerah tersebut, dengan kata lain menunjukkan jumlah penduduk yang menghuni atau menempati per 1 km 2 lahan atau setara dengan 10.000 m 2 /1 ha. Man Lan

10 Ratio Kabupaten Tanggamus sangat beragam dan berbeda tiap tiap kecamatan dengan yang tertinggi yaitu pada Kecamatan Gisting, Talang Padang, Gunung Alip,Kota Agung dan Sumberejo. Kecamatan Sumberjo sebagai lokasi penelitian memiliki Man Land Ratio cukup tinggi yaitu sebesar 557 jiwa/km 2 dan nilai tersebut diatas rata-rata Man Land Ratio Kabupaten Tanggamus yaitu 324 jiwa/km 2. Tingginya Man Land Ratio pada Kecamatan Sumberejo menandakan bahwa banyaknya penduduk di daerah tersebut dimana daerah ini memiliki daya tarik seperti suburnya tanah dan banyaknya lahan pekerjaan yang dapat ditemui sehingga banyak menarik penduduk untuk tinggal di kecamatan ini. Kecamatan Sumberejo terdiri dari beberapa desa/pekon yang didalamnya pun memiliki luas area dan jumlah penduduk yang berbeda. Desa di Kecamatan Sumberejo terdiri atas 13 Pekon. Desa yang berada di Kecamatan Sumberejo diantaranya Margoyoso, Dadapan, Simpang Kanan, Margodadi, Argopeni, Sumber Mulyo, Wonoharjo, Tegal Binangun, Sidomulyo, Kebumen, Argomulyo, Sidorejo, dan Sumberejo. Desa yang berada di Kecamatan Sumberejo memiliki karakteristik penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Lingkungan yang masih asri dan berada di kaki gunung tanggamus yang sejuk sangat memungkinkan untuk melakukan usahatani terutama usahatani sayuran dan hal ini banyak ditemui. Persebaran Man Land Ratio Kecamatan Sumbrejo dapat di lihat di Tabel 5.

11 Tabel 5 Ratio kepemilikan lahan Kecamatan Sumberejo menurut desa. No Pekon/Desa Luas (Km²) Jumlah Penduduk (Jiwa) Ratio (pddk/lahan) 1 Margoyoso 344,30 4947 14,37 2 Dadapan 1215,74 3131 2,58 3 Simpang Kanan 389,04 2662 6,84 4 Margodadi 1215,74 2570 2,11 5 Agropeni 320,95 2422 7,55 6 Sumber Mulyo 311,23 1690 5,43 7 Wonoharjo 189,65 1743 9,19 8 Tegal Binangun 311,23 1368 4,40 9 Sumberejo 367,64 2054 5,59 10 Sidomulyo 291,78 2176 7,46 11 Kebumen 213,97 1708 7,98 12 Agromulyo 213,97 1824 8,52 13 Sidorejo 291,78 2171 7,44 Jumlah 5677,02 30466 89,45 Rata-rata 436,69 2343,54 6,88 Sumber : Sumberejo dalam angka 2013 (Data diolah) Berdasarkan Tabel 5 pada Desa Simpang Kanan terlihat bahwa dengan luas area seluas 389,04 km 2 dengan jumlah penduduk 2662 jiwa maka seharunya pekon Simpang Kanan sudah memiliki pemilikan lahan yang seimbang dan tidak timpang. Man Land Ratio Desa Simpang Kanan juga sama dengan rata-rata Man Land Ratio Kecamatan Sumberejo yaitu 6,8 jiwa/km 2 yang berarti kepadatan penduduk di Pekon Simpang Kanan masih wajar, tidak terlalu tinggi ataupun rendah dan memiliki lahan yang cukup banyak untuk pertanian sehingga di daerah ini banyak sekali ditemui lahan pertanian terutama sayuran. Petani di Desa Simpang Kanan memiliki tradisi untuk menggilir musim tanam yang diusahakan mereka. Pada musim hujan mereka menanami lahan mereka dengan tanaman sayuran seperti tomat, sawi, buncis, cabai, terong. Pada saat musim kemarau mereka menanami lahan mereka dengan tanaman pangan dan palawija seperti

12 padi, jagung. Musim tanam yang mereka terapkan berdasarkan musim yang akan dialami. Petani menanam padi pada awal tahun hingga bulan maret, pada bulan april hingga september, mereka menanami lahan mereka dengan tanaman sayuran, dan begitu seterusnya. Pertanian tentu tidak akan lepas dengan lahan. Lahan sebagai media tempat tanaman tumbuh tentu merupakan salah satu input vital dalam pertanian. Penggunaan lahan sebagai media tanam juga merupakan faktor produksi penting bagi petani. Lahan tentu tidak bisa hanya digunakan untuk pertanian saja, sebagai faktor produksi penting dalam segala hal tentu lahan di era serba modern seperti saat ini sangat banyak menemui masalah dan kendala. Lahan adalah sumberdaya penting dalam kehidupan manusia. Lahan memiliki fungsi stategis dan hampir di setiap sendi kehidupan manusia menggunakan lahan. Lahan memiliki andil yang besar dalam kehidupan manusia dan disegala sektor lahan menjadi faktor penting tidak hanya pada pertanian saja namun juga di bidang-bidang lain seperti industri, infrastruktur seperti jalan, bangunan perumahan dan yang lainnya.. Jadi lahan menjadi aset yang sangat berharga bagi setiap manusia. Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam pertanian masih menjadi kendala yang klasik pada setiap usahatani di negara berkembang seperti di Indonesia dan salah satunya di Kabupaten Tanggamus dan tidak luput juga hal ini ditemukan di Pekon Simpang Kanan.

13 Masalah kepemilikan lahan petani yang beragam ini menjadi tolak ukur penilaian tidak hanya kesejahteraan yang mungkin dapat mereka peroleh setiap bulannya namun juga pendapatan mereka sebagai petani, hal ini juga diperkuat dengan adanya kemungkinan usahatani yang mereka lakukan pada lahan milik orang lain dimana mereka hannya menjadi buruh tani pada lahan mereka sendiri. B. Rumusan Masalah Lahan sebagai salah satu faktor produksi penting dalam pertanian selalu menjadi perhatian penting dan menjadi polemik di berbagai daerah tidak hanya di Kecamatan Sumberejo. Pola kepemilikan lahan petani masih bersifat skala kecil dan gurem sangat meresahkan dan memprihatinkan dan tidak sedikit pula yang ternyata mendapati fakta bahwa itu bukan lahan asli milik mereka, meski ada petani yang memiliki lahan tetap untuk melakukan kegiatan usahataninya. Pola kepemilikan lahan yang tidak seragam antar petani tentu sedikit banyak akan mempengaruhi hasil yang dicapai oleh petani misalnya saja produksi. Daerah penelitian memiliki permasalahan terkait pola pemilikan lahan dan pola penguasaan lahan. Pemilikan lahan dan penguasaan lahan terdiri dari petani pemilik penggarap, dimana mereka sebagai pemilik lahan sekaligus penggarapnya dimana hasil dan keuntungannya mutlak untuk pribadi, lalu penggarap dengan sistem bagi hasil dimana petani penggarap bernegosisasi dengan pemilik lahan dan keuntungan dibagi atas kesepakatan bersama, biasanya pemilik lahan hanya menyediakan lahan dan petani penggarap yang mengusahakan lahan tersebut, yang

14 terakhir yaitu penyewa dimana berbeda dengan penggarap penyewa memiliki kendali penuh atas lahan yang mereka dengan durasi tertentu. Penelitian ini berfokus pada luas lahan yang dimiliki petani. Berdasarkan hasil survey awal dan wawancara dengan beberapa petani di Kecamatan Sumberejo tepatnya di Desa Simpang Kanan, dapat dijelaskan bahwa pola kepemilikan lahan petani sangat bervariasi yaitu antara 0,125 sampai 1 Ha dengan penjelasan dapat dilihat pada kerangka sampel penelitian pada lampiran. Beberapa petani juga tidak hanya memiliki satu lahan saja, petani memiliki banyak lahan yang digunakan untuk bertani diantaranya pekarangan, sawah, ladang/tegalan, kebun dan kolam. Lahan yang banyak diusahakan akan menambah keuntungan, namun petani yang memiliki lahan yang sedikit maka keuntungannya pun hanya bersumber dari satu jenis lahan saja. Hal ini dapat memicu adanya ketimpangan pendapatan antar petani. Petani di desa ini pun tidak seluruhnya menjadi pemilik sekaligus petani pada lahan mereka sendiri, ada pula yang hanya menjadi penggarap lahan dengan keuntungan bagi hasil yang disepakati bersama dengan tuan tanah atau pemberi modal. Pemilikan lahan yang timpang sebagai salah satu faktor produksi penting bagi petani sangat akan mempengaruhi petani dalam usahatani yang dilakukannya baik secara langsung maupun tidak. Pada petani yang memiliki lahan yang lebih luas misalnya 1 Ha dibandingkan dengan dengan petani yang memiliki 0,25 Ha tentu produksi yang dihasilkan akan diperoleh oleh petani yang memiliki lahan yang lebih luas terebut. Perbedaan ini hanya dilihat dari segi produksinya saja dan

15 apabila terus dipelajari diduga hal ini pula akan mempengaruhi pendapatan petani itu sendiri. Pendapatan yang diterima oleh petani tentu akan berpengaruh juga dalam kesejahteraan rumah tangga petani itu sendiri. Daya beli yang dimiliki oleh petani tentu akan dipengaruhi oleh jumlah pendappatan yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh oleh petani bukan hanya tentang besar atau kecilnya jumlah rupiah yang diterima namun juga menyangkut aspek lain yang sistemik dan menyeluruh, seperti adanya pasar untuk menamung hasil, transportasi, sarana produksi yang mudah diakses dan juga bantuan teknologi yang harus dimanage dengan baik untuk dapat meningkatkan taraf hidup petani sebagai pelaku utama sektor pertanian. Berdasarkan uraian diatas dapat didefinisikan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana pola distribusi penguasaan lahan petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus? 2. Bagaimana keterkaitan penguasaan lahan dengan pendapatan dan distribusi pendapatan usahatani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus? 3. Bagaimana distribusi pendapatan petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus? 4. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus?

16 C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk 1. Mengetahui pola penguasaan lahan petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus. 2. Mengetahui pendapatan rumah tangga petani di Desa Simpang Kanan. 3. Mengetahui distribusi pendapatan rumah tangga petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. 4. Mengetahui tingkat kesejahteraan petani sayur di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. 5. Mengetahui pengaruh penguasaan lahan petani dengan pendapatan petani di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk 1. Petani, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan usahatani sayur 2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan. 3. Stakeholder, sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan keputusan bisnis. 4. Peneliti lain, sebagai bahan referensi.