TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL PEMERINTAH KOTA DEPOK

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TASIKMALAYA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN PURBALINGGA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2012 NOMOR 137 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2012

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 41 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 174 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR OLEH BADAN UNTUK UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PEMAKAIAN FASILITAS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGURUSAN PASAR KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN STADION OLAH RAGA SULTAN AGUNG BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PEMAKAIAN FASILITAS TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR MILIK PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 21

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN WARUNG INTERNET

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 172 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a. bahwa perkembangan pembangunan Kota Cimahi dan pertumbuhan jumlah penduduk selain mengakibatkan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap barang dagangan kebutuhan rumah tangga, juga berpengaruh terhadap pelaksanaan pengelolaan pasar di wilayah Kota Cimahi;

b. bahwa pasar pemerintah merupakan salah satu entitas ekonomi strategis selain berfungsi sebagai pelayanan publik khususnya penyediaan kebutuhan rumah tangga, juga berfungsi sebagai fasilitasi aktifitas ekonomi bagi masyarakat sekitarnya; c. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan pasar secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, perlu meninjau kembali dan mengubah serta mengganti peraturan pengelolaan pasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pasar Pemerintah;

Mengingat : 1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4116); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional;

15. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembangunan Dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan; 16. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2008 Nomor 86 Seri D); 17. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penataan Dan Perlindungan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 Nomor 105 Seri D); 18. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2013 Nomor 158).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIMAHI Dan WALIKOTA CIMAHI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN PASAR PEMERINTAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Cimahi. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Cimahi. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cimahi. 5. Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. 6. Pasar Pemerintah adalah pasar yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Cimahi. 7. Pedagang adalah orang atau badan pemakai tempat usaha yang berdasarkan izin pemakaian tempat usaha mempunyai hak memakai tempat usaha di pasar untuk memperdagangkan barang dan jasa. 8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau

badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 9. Tempat Usaha adalah tempat yang disediakan untuk kegiatan usaha dalam area pasar. 10. Hak Pemakaian Tempat Usaha adalah hak yang diberikan kepada seseorang dan/atau badan hukum untuk menggunakan tempat usaha dengan jangka waktu tertentu dan diikat dengan perjanjian. 11. Surat Keterangan Hak Pemakaian Tempat Usaha yang selanjutnya disingkat SKHPTU, adalah bukti hak pemakaian tempat usaha. 12. Surat Izin Tempat Usaha yang selanjutnya disingkat SITU, adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang atau badan di lokasi pasar.

13. Pengelolaan Pasar Pemerintah adalah segala usaha dan tindakan manajerial yang dilakukan Pemerintah Daerah terhadap Pasar Pemerintah melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pengembangan secara berkesinambungan. 14. Pemanfaatan Pasar Pemerintah adalah pemanfaatan sarana dan prasarana pasar oleh pedagang, pelaku usaha dan entitas ekonomi lainnya dalam bentuk penyewaan. BAB II PENGELOLA DAN RUANG LINGKUP PENGELOLAAN Pasal 2 (1) Pengelola Pasar Pemerintah adalah UPT Pasar. (2) Pengelolaan Pasar dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pengelolaan Pasar dapat dikerjasamakan dengan pihak lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 (1) Ruang Lingkup Pengelolaan Pasar Pemerintah meliputi seluruh pasar yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Cimahi. (2) Pengelolaan Pasar Pemerintah bertujuan: a. menciptakan Pasar Pemerintah yang tertib, teratur, aman, bersih dan sehat; b. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; c. menjadikan Pasar Pemerintah sebagai salah satu penggerak roda perekonomian daerah; d. menciptakan Pasar Pemerintah yang berdaya saing dengan pasar-pasar yang lain.

BAB III PENATAAN DAN PEMANFAATAN Pasal 4 (1) Penataan Pasar Pemerintah dapat dilakukan dengan pembangunan pasar baru dan/atau revitalisasi terhadap pasar yang sudah ada. (2) Penataan Pasar Pemerintah sesuai dengan standarisasi sarana prasarana yang meliputi fasilitas bangunan dan sarana pendukung. (3) Fasilitas bangunan pasar sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas antara lain: a. bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu; b. petak atau blok dengan akses jalan pengunjung ke segala arah; c. pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup; d. penataan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan; dan (4) Sarana pendukung sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas antara lain:

a. kantor pengelola; b. areal parkir; c. tempat pembuangan sampah sementara/sarana pengelolaan sampah; d. air bersih; e. sanitasi/drainase; f. tempat ibadah; g. toilet umum; h. pos keamanan; i. tempat pengelolaan limbah/instalasi Pengelolaan Air Limbah; j. hidran dan fasilitas pemadam kebakaran; k. penteraan; l. sarana komunikasi; dan m. area bongkar muat dagangan. Pasal 5 (1) Pemanfaatan Pasar Pemerintah dilaksanakan dengan cara disewakan. (2) Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewamenyewa.

(3) Persyaratan dan tata cara penyewaan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota. Pasal 6 (1) Setiap orang atau badan yang menyewa tempat usaha diberi SKHPTU. (2) Masa berlaku SKHPTU sebagaimana dimaksud ayat (1) sama dengan masa berlaku perjanjian sewa tempat usaha. (3) SKHPTU sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. (4) Format SKHPTU sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 7 (1) Setiap orang atau badan yang memanfaatkan tempat usaha harus memiliki SITU. (2) SITU sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

(3) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh SITU sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB IV PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN Pasal 8 (1) Perlindungan Pasar Pemerintah sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan keberadaan Pasar Pemerintah meliputi perlindungan terhadap pasar, pedagang dan pelaku usaha, serta konsumen. (2) Perlindungan Pasar Pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam bentuk: a. penetapan lokasi pasar di lokasi strategis dan menguntungkan; b. kepastian hukum dan jaminan usaha bagi pedagang dan pelaku usaha;dan c. persaingan dengan pelaku usaha pusat perbelanjaan dan toko modern; d. menyediakan fasilitas untuk menjamin pasar yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan

ruang publik yang nyaman; e. kejelasan pembagian tempat usaha sesuai dengan penggolongan jenis barang dagangan, dengan kelengkapan dan kecukupan sistem pendanaan, penerangan, dan sirkulasi udara; f. menjamin kualitas dan kuantitas barang dagangan dari segi kesehatan dan keamanan pangan, ukuran dan timbangan serta kehalalan bagi konsumen muslim; Pasal 9 (1) Pemberdayaan Pasar Pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelola, pedagang, dan pelaku usaha lainnya. (2) Pemberdayaan Pasar Pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam bentuk : a. pembinaan manajemen kewirausahaan; b. peningkatan wawasan atas aspek kualitas produk/barang/jasa dan perlindungan konsumen; c. fasilitasi pembentukan koperasi dan/atau asosiasi pedagang

dan/atau pelaku usaha lainnya; d. fasilitasi kemitraan usaha dan permodalan usaha serta perlindungan terhadap praktek rentenir. BAB V PEMBIAYAAN DAN SUMBER PENERIMAAN Pasal 10 (1) Pembiayaan pengelolaan Pasar Pemerintah dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi Jawa Barat, APBD Kota Cimahi, penerimaan pengelolaan, retribusi, dan sumbersumber lain yang tidak mengikat. (2) Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah tersendiri. Pasal 11 (1) Sumber penerimaan pengelolaan pasar sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) meliputi: a. penerimaan dari pemanfaatan pasar; b. penerimaan jasa administrasi; c. hasil kerja sama; dan

d. pendapatan lain yang sah. (2) Sumber penerimaan dari pemanfaatan pasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diatas antara lain meliputi : a. sewa tempat usaha; b. jasa parkir; c. jasa mandi cuci kakus (MCK); d. jasa listrik, air dan telepon; e. reklame dan promosi; f. pengelolaan pelataran/kaki lima; dan g. penerimaan dari pengelolaan hasil usaha fasilitas penunjang. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber-sumber penerimaan pengelolaan pasar diatur dengan Peraturan Walikota. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Pemerintah Kota Cimahi melakukan pembinaan terhadap Pengelolaan Pasar. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi:

a. sosialisasi kebijakan pengelolaan pasar; b. koordinasi pengelolaan pasar; c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan pengelolaan pasar; dan d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan pasar. Pasal 13 Pemerintah Kota Cimahi melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan pasar dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VII KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 14 Kewajiban bagi setiap orang atau badan yang menggunakan tempat usaha di pasar pemerintah: a. mempergunakan tempat berjualan sesuai dengan fungsinya; b. mengatur penempatan barang agar

tampak rapih dan tidak membahayakan keselamatan umum serta tidak melebihi batas tempat berjualan yang menjadi haknya; c. memelihara ketentraman, ketertiban, keamanan, kebersihan serta keindahan di tempat usaha dan sekitarnya; d. mencegah kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran; e. membayar kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan f. membayar biaya pemakaian listrik, air dan fasilitas lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; g. mematuhi peraturan dan/atau tata tertib yang dikeluarkan pengelola pasar. Pasal 15 Larangan bagi setiap orang atau badan yang menggunakan tempat usaha di pasar pemerintah: a. menelantarkan tempat usaha; b. mengalih fungsikan tempat usaha dalam pasar yang tidak sesuai

dengan peruntukannya; c. menggunakan tempat berjualan sebagai tempat tinggal, menginap atau bermalam dipasar; d. mengotori tempat/ bangunan pasar atau barang investaris pasar; e. melakukan usaha dagang atau perbuatan yang menganggu atau membahayakan kesehatan, keamanan dan ketertiban umum; f. membangun dan mengembangkan sistem dan praktek rentenir; g. Menjual, memindahtangankan, menjaminkan atau menggadaikan tempat usaha kepada pihak lain; h. Menambah, mengurangi dan/atau merubah bentuk konstruksi bangunan tempat usaha; i. Melakukan penyambungan, penambahan dan pemasangan instalasi jaringan dan daya listrik dan sarana penunjang lainnya; j. Menempatkan atau mempergunakan mesin diesel, generator, pompa air dan mesin lainnya kecuali di tempattempat yang telah disediakan khusus; BAB VIII SANKSI

Pasal 16 (1) Pelanggaran atas Pasal 14 dan Pasal 15 dikenakan sanksi administrasi berupa : a. penutupan sementara tempat usaha; b. pembatalan SITU; c. pembatalan SKHPTU; dan d. pembatalan perjanjian sewa - menyewa. (2) Persyaratan dan tata cara pelaksanaan sanksi administrasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 17 Pelanggaran atas Pasal 14 dan 15 selain dikenakan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dapat dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pasal 18 Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh

Penyidik Umum dan/atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 (1) Surat Keterangan Hak Pemakaian Tempat Usaha (SKHPTU) atau sebutan lainnya yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku hingga habis masa berlakunya. (2) Pemerintah Daerah dapat melakukan revitalisasi pasar sebelum habis masa berlaku SKHPTU atau sebutan lain, apabila bangunan pasar tersebut secara teknis sudah tidak layak atau tidak memungkinkan untuk dipakai sebagai tempat berjualan dengan memperhitungkan sisa hak pemanfaatannya. BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai ketentuan teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. (2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (3) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cimahi.

Ditetapkan di Cimahi pada tanggal 9 Januari 2014 WALIKOTA CIMAHI, ttd ATTY SUHARTI Diundangkan di Cimahi pada tanggal 9 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA CIMAHI ttd BAMBANG ARIE NUGROHO LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NOMOR 172 Nomor Register Peraturan Daerah Kota Cimahi : 21/2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI TENTANG PENGELOLAAN PASAR PEMERINTAH I. UMUM Dinamika perkembangan Kota Cimahi berpengaruh terhadap berbagai kegiatan ekonomi, khususnya sektor perdagangan meliputi aspek distribusi, pelayanan maupun fasilitas yang digunakan. Salah satu bentuk peningkatan pelayanan sektor perdagangan adalah berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan dengan berbagai bentuk, ukuran dan fasilitas sarana dan prasarana pelayanan yang keberadaannya disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah serta usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pemerintah perlu melakukan upaya pemberdayaan terhadap keberadaan pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang saling memperkuat dan menguntungkan.

Perkembangan dan pertumbuhan usaha perdagangan modern akhir-akhir ini semakin meningkat, namun di sisi lain kondisi sarana belanja khususnya yang dihuni oleh usaha mikro dan usaha kecil yang ada di pasar tradisional perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan dalam bentuk perlindungan pasarpasar tradisional maupun pemberian kesempatan berusaha melalui partisipasi pengusaha perbelajaan dalam penyediaan tempat usaha. Pengaturan terhadap pengelolaan perpasaran di Kota Cimahi sebelumnya diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar. Dalam perkembangannya penerapan Peraturan Daerah ini dirasakan perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pasar Pemerintah Kota Cimahi, merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota Cimahi dalam upaya mengelola pasar miliknya yang merupakan asetaset penting agar dapat: a. mewujudkan keberadaan pasar tradisional yang bersih, aman, nyaman dan berkeadilan secara bertahap dan berkesinambungan; b. menjaga stabilitas perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat;

c. mewujudkan pasar sebagai entitas ekonomi, wahana interaksi sosial dan sumber pendanaan; serta d. memberikan perlindungan, dan pemberdayaan baik kepada pedagang maupun konsumen, serta penataan pasar. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8

Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19

Pasal 20 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR