BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. perolehan laba perusahaan. Laba tersebut merupakan hasil yang dicapai dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengambil keputusan yang benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyediaan dan perolehan informasi pada pembuatan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin tinggi. Informasi saat ini tidak hanya produk sampingan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan posisi, kinerja, dan arus kas keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Investor sebagai pemilik modal yang berperan penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan untuk

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

BAB I 1. PENDAHULUAN

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, usaha bisnis investasi akan menjadi sangat diminati dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya (going concern). Untuk itu tak sedikit dari perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

ANALISIS PENGARUH INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (return) yang maksimal dengan risiko tertentu. Adanya pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB I PE DAHULUA. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM DAN PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak diluar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal (Capital Market) merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Pasar Modal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengundang masuknya investor asing dan dana-dana asing guna membantu kemajuan perekonomian negara (Harianti, 2010). Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian, perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan keuntungan yang cukup baik bagi mereka. (Serfianto, 2010). Dalam perdagangan saham di pasar modal, informasi mempunyai peranan penting terutama bagi para investor yang akan melakukan aktivitas investasi di pasar modal. Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten atau perusahaan terbuka dan pihak lain yang tunduk pada UUPM untuk menginformasikan kepada masyarakat. Seluruh informasi mengenai usaha atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pasar modal sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 angka 25 UUPM. Pada Pasal 86 ayat (1) UUPM diatur bahwa seluruh perusahaan terbuka atau emiten yang telah terdaftar menjadi anggota bursa wajib membuka informasinya melalui laporan berkala dalam rangka memenuhi prinsip keterbukaan di pasar modal dan berdasarkan Pasal 89 UUPM, informasi tersebut diberikan agar tersedia untuk masyarakat umum sebagi investor pasar modal, informasi dalam perusahaan pasar modal biasanya disampaikan pada laporan keuangan perusahaan (Michael, 2002). 1

2 Dengan perkembangan pasar modal yang semakin meningkat dengan sangat pesat, tentunya menjadikan bisnis investasi akan semakin kompleks, dengan persaingan antar perusahaan yang sangat ketat, terutama dalam penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Setiap hari terdapat aliran informasi masuk ke dalam pasar modal dan jika informasi-informasi ini relevan dengan penilaian saham maka informasi-informasi tersebut akan mempengaruhi harga saham. Dalam UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 7, dijelaskan bahwa informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Informasi merupakan kebutuhan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan mereka melakukan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga dan volume perdagangan saham (Laksitafresti, 2012). Menurut Telaumbanua dan Sumiyana (2008), Pelaku pasar modal biasanya selalu mengikuti harga saham dan mencari informasi tentang perusahaan untuk menentukan harga saham. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam konteks efisiensi pasar (market efficiency). Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat dan akurat. Konsep dari pasar yang efisien ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka, sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah laporan keuangan yang disediakan oleh setiap perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi para pemakai laporan

3 keuangan untuk membuat sebuah keputusan. Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, informasi dari laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan akan kehilangan relevansinya. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sangatlah penting, karena semakin cepat laporan keuangan disampaikan kepada para pengguna laporan keuangan maka informasi yang terkandung didalamnya juga semakin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu (Fitriani dan Erna, 2010). Tepat waktu juga didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuan untuk mengambil keputusan. Suatu informasi dikatakan tidak relevan jika tidak disampaikan tepat waktu dan informasi sebaiknya terus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambil keputusan (Chariri dan Ghozali, 2001). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan yang dijelaskan dalam Peraturan Bapepam dan LK Bapepam pada Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996 yang disempurnakan dalam peraturan Nomor X.K.6 pada bagian lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik maka perusahaan wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Perusahan yang menyampaikan laporan keuangan tahunan lebih dari periode yang ditetapkan tersebut akan dikategorikan sebagai perusahaan yang mengalami ketelambatan penyampaian keuangan tahunan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administrasif sesuai peraturan yang berlaku. Keterlambatan penyampaian keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan pasal 63

4 huruf e Perturan Pemerintahan Nomor 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaran kegiatan dibidang pasar modal yang menyatakan bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian pelaporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan keterlambatan lebih dari 500 hari akan dihapus dari bursa. Selain denda yang harus dibayarkan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan, sanksi lain bagi emiten yang telat melaporkan laporan keuangan pun akan dilakukan Pembekuan atau penghentian sementara aktivitas perdagangan saham (suspensi) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai perusahaan tersebut membayar denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan emtiten tersebut harus menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan (Chariri dan Ghozali, 2001). Pembekuan atau penghentian sementara aktivitas perdagangan saham, atau biasa disebut suspensi adalah salah satu bentuk sanksi dari BEI terhadap emiten yang telah melakukan pelanggaran tertentu. Tindakan yang dilakukan pemerintah melalui otoritas BEI berkaitan dengan penghentian sementara aktivitas perdagangan saham BEI didasarkan pada peraturan perdagangan efek melalui Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/12-2006 Tentang Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek pada Bagian V menyatakan Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Penghentian sementara aktivitas perdagangan saham dapat juga dilakukan atas permintaan emiten yang bersangkutan atau dapat juga karena kebijakan tertentu dari BEI. Penghentian sementara aktivitas perdagangan saham yang dilakukan oleh BEI memiliki beragam alasan seperti Unusual Market Activity dimana terjadi peningkatan ataupun penurunan harga saham yang signifikan, emiten tidak memberikan informasi yang memadai atas kebijakan internal manajemen, pengumuman signifikan di media yang sebelumnya tidak diinformasikan ke BEI, emiten gagal membayar obligasi atau hutang yang jatuh tempo dan lain-lain.

5 Pada umumnya, informasi yang dibutuhkan investor dapat berasal dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan (emiten). Dalam pasar modal yang efisien, pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi yang relevan. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan harga saham melebihi kondisi normal, sehingga menimbulkan abnormal return (Zaqi, 2006). Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam bentuk naik-turunnya volume transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Volatilitas terjadi karena ada sebagian informasi privat yang terungkap melalui proses transaksi dan bukan karena peningkatan penyebaran informasi publik (Wibowo, 2004). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return (Jogiyanto, 2005). Budiarto dan Baridwan (1999), menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Para`investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2004). Penelitian ini berbasis event study (studi peristiwa). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Menurut Jogiyanto (2013:555), event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat. Dengan pengertian tersebut tampak bahwa sebenarnya event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan pergerakan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Event study sering digunakan sebagai alat untuk mengukur efesiensi pasar modal. Dalam menguji efesiensi pasar

6 modal, event study digunakan untuk mengetahui apakah abnormal return yang terjadi setelah event tersebut diperkirakan sebelumnya (anticipated) dan digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh event terhadap aktivitas di pasar modal. Event study menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari event study. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dan return sesungguhnya yang terjadi terhadap return normal. Jika suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak akan memberikan return. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bandi dan Hananto (2000), penelitian tentang ketepatan waktu pelaporan keuangan dan hubungannya dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan pelaporan yang meliputi keterlambatan audit, keterlambatan pelaporan setelah audit dan keterlambatan total berdistribusi tidak normal dan menunjukkan kemiringan positif. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pelaporan perusahaan selalu mengalami kemunduran. Selain itu, hubungan keterlambatan dengan besarnya perusahaan positif, walaupun tidak signifikan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Andi Pramana dan Wisnu Mawardi (2012) yang meneliti tentang Perbandingan Trading Volume Activity dan Abnormal Return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham, hasil penelitiannya mengemukakan bahwa berdasarkan hasil uji wilcoxon terhadap rata rata trading volume activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, secara statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham. Tetapi Hasil uji wilcoxon terhadap rata rata abnormal return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah peristiwa. Penelitian terdahulu yang meneliti tentang peristiwa pemecahan saham dilakukan oleh Masse, et al (1999) yang menguji reaksi pasar terhadap pengumuman

7 pemecahan saham di Canada yang diukur dengan abnormal return, hasilnya menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumuman pemecahan saham. Sedangkan Bishara (1998) melakukan penelitian tentang pemecahan saham dan return di pasar saham Canada dengan menggunakan pendekatan abnormal return, hasilnya menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak berpengaruh terhadap abnormal return. Peristiwa lainnya seperti reaksi pasar modal atas kenaikan harga BBM, Manulang (2004) menemukan bahwa kenaikan harga BBM tidak memberikan reaksi atas pasar modal di semua hari dalam jendela peristiwa. Sedangkan Bishara (1998) melakukan penelitian tentang pemecahan saham dan return di pasar saham Canada dengan menggunakan pendekatan abnormal return, hasilnya menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak berpengaruh terhadap abnormal return. Berdasarkan peristiwa sebelum suspend BEI yang terjadi pada tanggal 6 sampai 8 Oktober, terdapat suatu hal yang menarik perhatian yaitu penurunan nilai Indeks LQ-45, dimana menurut Jogiyanto (2008), bahwa saham LQ-45 merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan dan memiliki tingkat likuiditas tinggi serta kapitalisasi pasar tertinggi. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini berupaya melakukan event study mengenai kaitan antara abnormal return dengan peristiwa Suspend di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan untuk menguji kekuatan muatan informasi (information content) dari suatu peristiwa terhadap aktivitas di bursa, atau dengan kata lain akan mengamati reaksi pasar modal terhadap suatu event berupa intervensi dari stakeholder menyangkut kebijakan yang harus diambil dalam mengurangi kepanikan yang terjadi di bursa. Berdasarkan uraian latar belakangan dan penjelasan mengenai penelitian terdahulu diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti suatu penelitian dengan judul ANALISIS PERBEDAAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERHENTIAN SEMENTARA PERDAGANGAN (SUSPEND)

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pemberhentian sementara perdagangan (suspend)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menguji dan menganalisis perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pemberhentian sementara perdagangan (suspend). 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat Akademis a. Bagi Penulis, hasil penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang analisis perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pemberhentian perdagangan sementara (suspend). b. Bagi Peneliti lain, peneliti ini dapat digunakan sebagai refrensi dan sebagai sumber informasi bagi penelitian dibidang yang sama di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktisi a. Bagi Investor atau calon investor, penelitan ini diharapkan dapat memberi masukan yang berharga sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanaman modal. b. Bagi Manajemen Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan yang berharga dalam menentukan kebijakkan penanaman modal dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi.