BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

STANDAR NASIONAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan perubahan perubahan yang terjadi dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi saat ini, menuntut sumber daya manusia memiliki kualitas yang baik agar mampu bersaing dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Sumber daya manusia yang berkualitas ini dapat dipersiapkan sedini mungkin melalui pendidikan. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana tujuan SMK menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 adalah mempersiapkan siswa yang mempunyai keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan menengah kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk siap bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan pengembangan diri di kemudian hari. SMK juga merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya dengan membekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja sesuai dengan kompetensi dan program keahlian, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa: Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang-undang di atas, maka perlu dikembangkan suatu bentuk pendidikan kejuruan. Adapun tujuan pendidikan SMK menurut Depdikbud (1999, hlm. 102) adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta bersikap profesional, mampu memilih karier,berkompetisi mengembangkan diri dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

2 Permendikbud No. 54 Tahun 2013 juga menyebutkan bahwa standar kompetensi lulusan SMK mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1.1 Standar Kompetensi Lulusan SMK Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. (Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013, hlm. 3) Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa SMK diadakan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompetensi dijurusan masing-masing. SMK dikatakan berhasil jika siswa-siswi lulusan sekolah tersebut diserap oleh dunia industri sesuai dengan jurusan mereka masing-masing. Salah satu SMK yang berusaha menciptakan tenaga kerja yang berkopetensi dijurusannya adalah SMK Negeri 6 Bandung. SMK Negeri 6 Bandung dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan yang kompeten, sehingga bekerja sama dengan Toyota. Salah satu Kompetensi Kejuruan Program Studi Keahlian Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang ada di SMK Negeri 6 Bandung adalah Dasar-dasar Elektronika Otomotif. Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif merupakan kompetensi yang diberikan oleh dunia kerja, yaitu perusahaan Toyota. Toyota dengan programnya bernama Toyota Technical Education Program mewajibkan siswa memiliki Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif.

3 Dasar-dasar Elektronika Otomotif merupakan pembelajaran dasar yang harus dimiliki siswa sebagai fondasi awal untuk Kompetensi Produktif Listrik yang akan didapat di kelas XI (sebelas) dan XII (dua belas). Siswa akan mengalami kesulitan ketika melanjutkan ke Kompetensi Produktif Listrik jika kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif tidak menguasainya. Berikut adalah data yang penulis peroleh dari dokumentasi guru yang mengajar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif pada kelas Teknik Kendaraan Ringan (TKR) seperti yang diperlihatkan pada tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Nilai Praktik Dasar-dasar Elektronika Otomotif Standar Kelas nilai TKR % TKR % TKR % TKR % TKR % TKR % 1 2 3 4 5 6 86-100 9 30 7 22.5 6 18.7 8 26.6 3 10 3 9,3 76-85 6 20 6 19.3 10 31.2 8 26.6 7 23.3 7 21,9 76 15 50 18 58.1 16 50 14 46.6 20 66,7 22 68,8 (Sumber: Dokumen pribadi guru SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Dasar-dasar Elektronika Otomotif) Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa hasil nilai praktik pembelajaran Dasardasar Elektronika Otomotif belum mendapatkan hasil yang memuaskan, terutama jika ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Siswa yang belum memenuhi nilai KKM rata-rata 50 persen pada masing-masing kelas. Pembelajaran Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif yang ditetapkan oleh kurikulum SMK Negeri 6 Bandung terdiri dari pembelajaran teori dan praktik. Toyota selaku patner SMK Negeri 6 Bandung memberikan fasilitas praktik berupa breadboard (papan percobaan) Dasar-dasar Elektronika Otomotif. Breadboard untuk praktik selama ini hanya ada 1 alat dan waktu pembelajaran Dasar-dasar Elektronika Otomotif yang ditetapkan oleh kurikulum adalah 24 jam pelajaran dengan satu jam pelajarannya selama 45 menit. Pembagian 24 jam pelajaran antara teori dan praktik, dimana teori 8 jam dan praktik 16 jam. Materi tentang pembelajaran Dasar-dasar Elektronika Otomotif dengan waktu 24 jam pelajaran antara lain, rangkaian transistor, rangkaian resistor, rangkaian

4 dioda dan rangkaian kondensator. Materi-materi tersebut oleh Toyota dalam buku Electricity Master dibentuk berupa jobsheet (unjuk kerja). Selama ini, empat jobsheet tersebut dilaksanakan pada satu kali latihan praktik. Siswa dibagi berkelompok karena keterbatasan jumlah alat praktik Dasar-dasar Elektronika Otomotif yang hanya terdapat satu unit. Setiap kelompok melakukan praktik dalam waktu dua jam pelajaran, dimana satu jamnya 45 menit. Jumlah siswa dalam satu kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Waktu rata-rata setiap siswa untuk latihan jika kelompoknya tediri dari enam orang adalah 15 menit, sedangkan jika kelompoknya terdiri dari tujuh orang adalah 13 menit. Waktu latihan tersebut betujuan untuk melatih siswa mengerjakan empat jobsheet dalam waktu 15 menit pada saat ujian, sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan. Sewajarnya waktu praktik 13 sampai 15 menit siswa dapat menguasai jobsheet-jobsheet Dasar-dasar Elektronika Otomotif. Kenyataannya terdapat permasalahan dalam pencapaian KKM pada kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif. Terkait dengan pembelajaran praktik untuk menunjang pembelajaran teori, peneliti melihat hasil penelitian Jaenudin Abdulah (2005) bahwa terjadinya hubungan sangat tinggi atau erat yaitu sebesar 0,68 terhadap tingkat penguasaan teori dengan tingkat kemampuan praktik. Begitu pula penelitian Hutur (2008) bahwa hasil belajar teori dengan hasil belajar praktik menunjukan adanya korelasi digolongkan ke dalam klasifikasi tinggi. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Keperluan waktu praktik Dasar-dasar Elektronika Otomotif bagi siswa kelas X SMK Negeri 6 Bandung untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. B. Identifikasi Masalah Penelitian Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, untuk dapat lebih jelas maka identifikasi masalah adalah: 1. Pembelajaran Dasar-dasar Elektronika Otomotif terdapat empat jobsheet yang wajib dikuasai setiap perserta didik untuk dapat dipraktikkan pada saat ujian sesuai standar waktu KKM (15 menit) selama ini tidak tercapai.

5 2. Rata-rata 50% siswa setiap kelas X TKR yang tidak memenuhi nilai KKM pada mata pelajaran produktif Dasar-dasar Elektronika Otomotif. 3. Kerja sama siswa dalam praktik berkelompok masih kurang, dimana ada sebagian siswa yang aktif dan sebagian lagi kurang aktif dalam praktik. 4. Waktu praktik yang kurang untuk setiap siswa. Agar penelitian ini lebih terarah dan berpedoman dari latar belakang di atas, serta untuk menghindari penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keperluan jumlah waktu latihan praktik yang diperlukan setiap siswa untuk mencapai standar waktu KKM. 2. Nilai hasil belajar pengguasaan teori (kognitif-afektif) siswa dan jumlah waktu praktik (psikomotor) pada kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif yang harus dicapai siswa untuk mencapai KKM. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah pencapaian standar waktu KKM berbanding lurus dengan jumlah waktu latihan praktik? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik pada Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efektivitas implementasi praktik di bengkel otomotif, secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk; 1. mengetahui keperluan waktu praktik Dasar-dasar Elektronika Otomotif yang diperlukan untuk mencapai standar waktu KKM, 2. mengetahui hubungan antara pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik pada Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif untuk mencapai KKM.

6 E. Manfaat Penelitian Hasil Setiap penelitian tentunya berguna baik untuk peneliti maupun kepada pihak lain yang akan menggunakan hasil penelitian tersebut. Semua informasi yang akan diperoleh dari hasil penelitian diharapkan; 1. jumlah waktu praktik Dasar-dasar Elektronika Otomotif siswa dapat mencapai standar waktu KKM, 2. pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik siswa pada Kompetensi Dasar-dasar Elektronika Otomotif dapat mencapai KKM.