BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini dimasudkan agar dapat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Lapono (2009: 122)

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal dasar bagi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Merujuk pada sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menurut Mulyasana (2011, hlm. 2) adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak boleh menjadikan manusia asing terhadap dirinya dan asing terhadap hati nuraninya, pendidikan tidak boleh menjadikan manusia berada diluar dirinya. Pendidikan harus mampu menyatukan sikap, pemikiran, perilaku, hati nurani dan keimanann menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan menjadi sesuatu yang bisa dibilang wajib bagi semua orang agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan menjadi dirinya seutuhnya sehingga menjadi pribadi yang berguna bagi orang sekitar. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivas siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, serta kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat serta perkembangan fisik psikologis siswa. Untuk itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Salah satu kompetensi lulusan SMP adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung

2 jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan salah satu mata pelajaran di jenjang SMP adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan sosial yang dituangkan dalan konsep-konsep ilmu sosial untuk kegiatan pembelajaran. Sapriya (2008, hlm. 9) mengemukakan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmuilmu sosial dan humonaria, serta kegiatan dasar manusia yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pengajaran IPS perlu adanya pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran IPS yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model IPS, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya (Depdiknas, 2006 hlm. 93). Salah satu kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran IPS adalah siswa mampu memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Memahami usaha manusia yang dimaksud adalah usaha untuk menjaga, memelihara, menyadari, memahami, bersikap dan melestarikan lingkungannya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan oleh siswa jika siswa mempunyai pemahaman tentang ecoliteracy, karena sejatinya ecoliteracy menggabungkan pemahaman-pemahaman tentang kelingkungan dan mengaplikasikannya dengan suatu tindakan berupa sikap, contoh, dan gagasan dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Pemahaman tentang konsep ecoliteracy inilah yang ingin peneliti fokuskan kepada siswa ketika mempelajari IPS. Berdasarkan pengamatan awal di lingkungan sekolah SMPN 29 Bandung, ditemukan masih banyaknya sampah yang berserakan. Kebanyakan sampah-sampah tersebut berasal dari aktivitas siswa yang membeli jajanan di halaman depan sekolah maupun dikantin sekolah.

3 Banyaknya sampah yang berserakan tersebut menjadi salah satu contoh dari masih kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya menjaga lingkungan dan itu artinya pemahaman ecoliteracy siswa masih rendah. Masalah sampah merupakan satu contoh dari beberapa masalah lingkungan yang ada disekolah. Pemahaman yang dilakukan sejak dini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam bagi siswa sehingga dapat menghasilkan warga negara yang mempunyai perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Menurut Uno (dalam Nurlaela, 2013, hlm. 11) pemanfaatan lingkungan tidak hanya untuk mempelajari konsep tentang lingkungan tetapi lingkungan juga dapat menjadi salah satu sumber belajar. Lingkungan sekolah atau lingkungan tempat tinggal siswa merupakan tempat yang paling penting untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS. Dalam upaya memberikan pemahaman akan konsep ecoliteracy kepada peserta didik, maka dalam pembelajaran IPS nantinya akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning yaitu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai topik utamanya. Pembelajaran dimulai dengan memberikan suatu masalah sehari-hari yang dialami oleh siswa dan diharapkan merangsang siswa untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Terkait masih kurangnya pemahaman siswa akan konsep ecoliteracy maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektifkah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman ecoliteracy yang dimiliki siswa sehingga peneliti melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan judul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Seberapa Efektifkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman konsep

4 ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VII-E SMPN 29 Bandung? Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah diatas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman konsep ecoliteracy siswa kelas VII- B dan VII E SMP Negeri 29 Bandung? 2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung? 3. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap pemahaman ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami konsep ecoliteracy di kelas eksperimen sebelum dan sesudah digunakan model pembelajaran Problem Based Learning? C. Batasan Masalah 1. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecoliteracy yang didasarkan pada pemahaman dalam materi IPS. 2. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk memberikan pemahaman akan ecoliteracy. 3. Peningkatan ecoliteracy siswa dapat dilihat dari muculnya kesadaran ekologis siswa dan mengurangi penggunaan barang-barang yang dapat merusak lingkungan sekitar. D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian adalah untuk meningkatkan ecoliteracy siswa dengan cara melalui model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS. Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu dengan baik mengetahui pemahaman konsep ecoliteracy sisiwa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

5 2. Mampu memperbaiki kendala saat dilaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya memahami konsep ecoliteracy siswa. 3. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman konsep ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung. 4. Memperoleh hasil kemampuan siswa memahami konsep ecoliteracy sebelum dan sesudah digunakan model pembelajaran Problem Based Learning. E. Manfaat Penelitian Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara: 1. Teoritis a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru dalam pembelajaran IPS. 2. Praktis Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai dalam upaya mengatasi banyaknya masalah yang ada dilingkungan sekitar dengan mengaplikasikan pemahaman ecoliteracy menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembelajaran IPS, selain itu manfaat lainnya diperuntuk sebagai berikut: a. Untuk Sekolah Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS disekolah agar mampu berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan turut berperan aktif mengatasi masalah lingkungan hidup. b. Untuk Guru Untuk bahan masukan bagi guru dalam pengembangan kreativitasannya dalam pemanfaatan pembelajaran IPS di SMP serta meningkatkan kemampuan guru sebagai guru profesional.

6 c. Untuk Siswa Siswa dapat lebih mudah dalam memahami pembelajaran IPS serta aktif dan kreatif selama mengikuti proses pembelajaran. serta memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi masa depan. d. Untuk Peneliti Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri, sebagai bekal dalam menghadapi siswa dalam meningkatkan keterampilan pembuatan media pembelajaran IPS. F. Struktur Organisasi Penelitian ini terdiri dari lima bab yang berisi segala hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Lebih rincinya kelima bab tersebut adalah sebagai berikut. 1. BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang hal-hal yang mendasari penelitian ini. Pada dasarnya bab ini mengandung informasi yang merupakan sekilas mengenai seluruh bab pada penelitian ini. 2. BAB 2 Landasan Teori Bab ini berisi landasan teoretis dan kajian pustaka mengenai konsep ecoliteracy dan model pembelajaran Problem Based Learning yang mendukung penelitian ini. Di bab ini juga dijelaskan mengenai variabel-variabel yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Teori-teori pada bab ini merupakan landasan dasar untuk melakukan analisis data yang akan disampaikan di bab selanjutnya. 3. BAB 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana proses pengumpulan data, penentuan sampel dari populasi, penentuan sampel sebagai subjek pengumpulan data, serta instrumen-instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data. 4. BAB 4 Pembahasan

7 Bab ini mengandung informasi mengenai penganalisisan data yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitiannya. Informasi mengenai hasil temuan peneliti yang diambil dari hasil analisis data yang dilakukan. 5. BAB 5 Penutup Bab ini mengandung simpulan secara menyeluruh mengenai penelitian ini. Simpulan ini juga termasuk hasil yang didapat dari penelitian ini. Impliaksi dan rekomendasi yang ada pada bab ini ditujukan untuk para pembaca hasil penelitian dan para calon peneliti di masa yang akan datang.