BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak di keluarkannya UU SISDIKNAS tahun 2003, sekolah mulai

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB V PENUTUP. bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan pola Portofolio, Pola Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vii LANDASAN TEORITIS TENTANG PERANAN GURU BK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

STUDI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. di negara kita tidak ketinggalan dengan negara lain. anak didik agar mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Giya Afdila, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

KINERJA GURU SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI GURU DI SMU NEGERI I POSO. Serlia R. Lamandasa *)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon (Hunting) L am an: kemdikbud.go.

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan, salah satunya yang saat ini sedang hangat dibicarakan adalah kebijakan yang berkaitan dengan sertifikasi guru. Meski dengan kuota yang terbatas, di beberapa daerah, melalui Dinas Pendidikan setempat saat ini sedang menawarkan kepada guru-guru yang dianggap telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon peserta sertifikasi. Sambutannya memang luar biasa, para guru sangat antusias untuk mengikuti kegiatan seleksi ini, bahkan para guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah pun ramairamai ikut mendaftarkan diri sebagai calon peserta, terlepas apakah yang bersangkutan masih aktif atau tidak aktif menjalankan profesi keguruannya. Guru sebagai pendidik memiliki posisi yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, dalam dekade ini, pemerintah mulai memberikan perhatian pada guru. Perhatian pemerintah diwujudkan dengan meningkatkan kesejahteraan, dan profesionalisme guru yang pada masa ini dipercayakan pada Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik, dan Tenaga Pendidikan. Dasar hukum mengenai standar pendidik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, 1

kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Guru yang memiliki penguasaan yang baik terhadap empat kompetensi tersebut layak untuk mendapatkan sertifikat profesi pendidik, yang merupakan bukti fisik dari guru profesional. Ada yang mengemukakan lima komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya empat komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut: Subandiyah mengemukakan ada lima komponen kurikulum, yaitu: 1) komponen tujuan; 2) komponen isi/materi; 3) komponen media (sarana dan prasarana); 4) komponen strategi dan; 5) komponen proses belajar mengajar. Sementara Soemanto mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: 1) objective (tujuan); 2) knowledges (isi atau materi); 3) school learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) dan; 4) evaluation (penilaian). 1 Guru yang lolos sertifikasi adalah guru yang menguasai keempat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi peadagogik, dan kompetensi profesional yang ditandai dengan pencapaian total skor minimal sebesar delapan puluh lima dari seratus. Peningkatan profesionalisme guru merupakan upaya untuk membantu guru yang belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional. Dengan demikian peningkatan kemampuan profesional guru merupakan bantuan atau memberikan kesempatan kepada guru tersebut melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh 1 http://hariyanto02mei.blogspot.com/2013/05/kurikulum.html 2

pemerintah. Namun demikian, bantuan profesionalisme hanya sekedar bantuan, sehingga yang harus berperan aktif adalah guru itu sendiri. Artinya, perlu dikemukakan disini bahwa gurulah yang seharusnya meminta bantuan kepada yang berwenang untuk mendapatkan pembinaan. Bantuan yang diberikan juga merupakan bantuan profesional, yang tujuan akhirnya adalah menumbuh kembangkan profesionalisme guru. Peningkatan kemampuan profesional guru bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan keprofesionalannya dan komitmen sebagai seorang pendidik. Guru profesional memiliki dua ciri yaitu tingkat kemampuan yang tinggi dan komitmen yang tinggi. Oleh sebab itu, pembinaan profesionalisme guru harus diarahkan pada dua hal tersebut. Dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru, perlu dilakukan sertifikasi dan diuji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan tetap memenuhi syarat profesional. 1.2. Permasalahan Empat kompetensi yang dituntut untuk dikuasai oleh setiap guru memiliki posisi yang sama penting, meskipun tidak ada seorang guru yang menguasai secara merata keempat kompetensi tersebut. Hal ini sangat manusiawi, dan wajar secara keilmuan. Dari empat kompetensi yang ada, biasanya hanya satu kompetensi yang benar-benar dikuasai oleh seorang guru melebihi penguasaan terhadap kompetensi yang lain. Sebagai contoh, seorang guru mungkin memiliki penguasaan terhadap kompetensi kepribadian lebih baik dari guru-guru yang lain, namun memiliki penguasaan terhadap kompetensi profesional yang kurang jika dibandingkan dengan guru-guru yang lain. 3

Dalam penelitian ini, peneliti hendak membuat pemetaan penguasaan kompetensi dari suatu populasi guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa. Populasi guru tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasar status profesinya, yaitu guru yang telah bersertifikat profesi dan guru yang belum bersertifikat profesi. Dari penelitian ini diharapkan akan diketemukan kompetensi-kompetensi tertentu yang menjadi keunggulan kompetitif guru yang telah bersertifikat dibanding guru yang belum bersertifikat. Unit penelitian adalah guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa. Tabel 1.1. Data Status Profesi Guru dari 164 Orang di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa Tahun 2013 No Nama Satuan Pendidikan Bersertifikat Belum Bersertifikat Jumlah 1 SMP Negeri 1 Ambarawa 36 5 41 2 SMP Negeri 2 Ambarawa 38 7 45 3 SMP Negeri 3 Ambarawa 21 9 30 4 SMP Negeri 4 Ambarawa 18 7 25 5 SMP Negeri 5 Ambarawa 16 7 23 Jumlah 129 35 164 Dari pengamatan tersebut, dihasilkan beberapa gejala problematis sebagai berikut: 1. Dalam komponen kualifikasi akademik, kualifikasi akademik kedua guru yang diamati adalah sebagai berikut: - Guru pertama yang telah bersertifikat memiliki ijasah tertinggi S-1 Bimbingan Konseling, tetapi mengajar kesenian. 4

- Guru kedua yang belum bersertifikat memiliki ijasah tertinggi S-1 Pendidikan Bahasa Jawa, dan mengajar Bahasa Jawa. 2. Pengalaman Mengajar kedua guru tersebut adalah sebagai berikut: - Guru pertama yang bersertikat memiliki pengalaman mengajar lima belas tahun. - Guru kedua yang belum bersertifikat memiliki pengalaman mengajar tujuh belas tahun. 3. Keikutsertaan dalam forum ilmiah kedua guru tersebut adalah: - Guru pertama yang bersertifikat memiliki pengalaman sekali mengikuti seminar pendidikan tingkat kabupaten, sekali mengikuti seminar pendidikan tingkat kecamatan, dan empat kali mengikuti kegiatan ilmiah keagamaan di kecamatan. - Guru kedua yang belum bersertifikat memiliki pengalaman sekali mengikuti seminar pendidikan tingkat kabupaten, dua kali mengikuti seminar pendidikan tingkat kecamatan, sekali menjadi pemakalah diskusi ilmiah keagamaan tingkat propinsi, sekali menjadi peserta seminar agama propinsi, dan lima kali menjadi peserta seminar ilmiah keagamaan di kecamatan. Bertolak dari pernyataan masalah tersebut, maka penelitian ini hendak menjawab tiga pertanyaan berikut. 1. Seberapa penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang belum bersertifikat? 2. Seberapa penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang sudah bersertifikat? 5

3. Adakah perbedaan penguasaan kompetensi profesional antara guru yang sudah bersertifikat dan yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui perbedaan penguasaan kompetensi profesional antara guru yang sudah bersertifikat dan yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa. 2. Mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang belum bersertifikat. 3. Mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang sudah bersertifikat. 1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Teoritis mengatakan bahwa : Penelitian ini diharapkan dapat menguji pendapat Uno Hamzah yang Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 2 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini nantinya akan memberikan sumbangan kepada beberapa pihak sebagai berikut. 2 Uno Hamzah, 2007, Profesi Kependidikan, Bumi Aksara, Jakarta, hal.15. 6

1. Guru yang sudah bersertifikat. Sebagai evaluasi terhadap kekurangan guru pada suatu kompetensi tertentu. Kekurangan tersebut diharapkan akan diperbaiki, sehingga pada evaluasi sertifikasi tahap berikutnya guru tetap layak untuk disertifikasi. 2. Guru yang belum bersertifikat. Kekuatan-kekuatan dari guru yang sudah bersertifikat dapat menjadi pembelajaran bagi guru yang belum tersertifikasi. 1.5. Keterbatasan Penelitian Penelitian tentang ini hendak mengetahui penguasaan kompetensi professional antara guru yang sudah bersertifikat dan guru yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa. Mengingat biaya dan tenaga yang terbatas, penelitian ini hanya memfokuskan pada penguasaan kompetensi profesional dalam RPP yang ada pada materi pembelajaran saja, khususnya pada penguasaan materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Penelitian ini tidak membahas faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai-nilai yang dihasilkan dari pengukuran tersebut. 7