BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia. Sebagaimana dalam hadits yang berbunyi uthlubul ilma minal mahdi ilallahdi yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat. Tanpa terkecuali kecil, besar, remaja, tua, dewasa, lanjut usia, kaya atau pun miskin pun semuanya berhak memperoleh pendidikan. Dalam UU no.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia dan keputusan Presiden RI no.35 Tahun 1990 tentang konvensi hak-hak anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan. Namun di Indonesia tidak semua anak memiliki hak yang semestinya dikarenakan latar belakang mereka. Latar belakang di sini bukan hanya berdasarkan pada kaya atau miskinnya saja melainkan juga berdasarkan kepemilikan keluarga, mereka memiliki keluarga ataukah tidak. Menurut laporan Depsos pada tahun 2004 sebanyak 3.308.642 anak termasuk dalam kategori anak terlantar. Anak terlantar sendiri pada umumnya merupakan anak-anak yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan latar belakang kehidupan jalanan yang akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, yang pada umumnya 1

2 membuat mereka berperilaku negatif. Bahkan yang lebih miris lagi adalah ada anak terlantar yang tidak memiliki sama sekali keluarga (hidup sebatang kara), ada juga yang sejak bayi terbuang, sehingga tidak mengetahui sama sekali siapa keluarganya. Anak-anak inilah yang terkendala untuk mendapatkan pendidikan. Padahal yang kita tahu masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak, termasuk anak usia dini merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan sangat pesat. Pendidikan diberikan pada anak agar dapat berkembang secara optimal. Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh atau pun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Pontensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Ada salah satu lembaga pendidikan Islam atau yang biasa kita sebut dengan istilah pesantren. Di mana pesantren ini turut peduli dengan nasib pendidikan untuk anak yang masih sangat dini ini dengan kondisi terlantar. Lebih- -lebih dalam hal keagamaan untuk anak-anak tersebut. Berangkat dari fenomena

3 menarik tersebut sehingga peneliti mengadakan penelitian berjudul PERANAN PESANTREN DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI ANAK TERLANTAR (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN MILLINIUM RAUDHATUL JANNAH DI CANDI SIDOARJO) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pendidikan anak usia dini yang diterapkan di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Candi Sidoarjo? 2. Bagaimana Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Candi Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendidikan anak usia dini yang diterapkan di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Candi Sidoarjo 2. Untuk mengetahui Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Candi Sidoarjo D. Manfaat Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat teoritis berguna untuk

4 mengembangkan disiplin ilmu yang berkaitan lebih lanjut dan manfaat praktis digunakan untuk pemecahan masalah actual. 1. Segi Teoritis a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Pendidikan Agama Islam. Dan diharapkan dapat memperkaya khazanah pemikiran, khususnya sebagai upaya pencarian solusi alternatif dalam memperbaiki maupun membentuk akhlakul karimah generasi muda anak jalanan/ anak kurang beruntung/ anak terlantar, melalui Lembaga Pendidikan Islam, agar tidak terjerumus oleh perilaku-perilaku tak bermoral dari lingkungan sekitar maupun lingkungan lain. b) Memberikan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lain sejenis. c) Sebagai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi institusi maupun akademis sekaligus mahasiswa tentang Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar (Studi Kasus di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah di Candi Sidoarjo) 2. Manfaat Praktis: a) Bagi pemerintah, merupakan bahan pertimbangan dalam kebijakan pemerintah untuk membangun tatanan sosial masyarakat yang ideal

5 b) Bagi Lembaga Pendidikan Islam, merupakan hasil pemikiran yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha perbaikan atau membentuk akhlakul karimah melalui pengajaran Pendidikan Agama Islam. c) Bagi peneliti, merupakan bahan informasi guna meningkatkan dan menambah pengetahuan. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan instropeksi diri dalam mengikuti proses belajar mengajar dan sebagai masukan tentang Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Candi Sidoarjo E. Definisi Operasional Adapun istilah yang memerlukan penjelasan dalam skripsi ini adalah: 1. Pesantren Menurut pengertiannya kata Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam komplek yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. Komplek ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk

6 dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. 1 Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2 2. Pendidikan Anak Usia Dini Anak usia dini adalah manusia yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Menurut para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia yang berusia 0-8 tahun. Jadi anak usia dini adalaha kelompok yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), 1 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3S, Jakarta, 1983 h.18. 2 Ibid., 19

7 bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.3 Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik maupun non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani(moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang dilakukan mencakup stimulasi intelektual pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi dan penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif. 4 3. Anak Terlantar Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus (children in need of special protection). Dalam buku pedoman pembinaan anak terlantar yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (2001) disebutkan bahwa yang disebut anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar, naik secara rohani, jasmani, maupun sosial. 5 3http://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-pendidikan-anak-menurut islam.html 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.2, 2004), h. 92 5 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak.(Jakarta: Kencana, 2010), h. 226

8 Anak terlantar disini yang peneliti maksudkan adalah santri-santri yang berada dalam Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah yakni mulai dari bayi terlantar yang terbuang dari kelahirannya yang tak di inginkan orang tuanya, baik itu akibat perkosaan atau di tinggal ayahnya ataupun sebagainya, yatim piatu. Selain itu di pondok tersebut juga ada santri yang berkategori sebagai kaum dhuafa. 4. Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang tepatnya berada di Jalan Raya Tenggulunan, RT 08/ RW 06, Kecamatan Candi Sidoarjo dan berdiri sejak tahun 1989. Lembaga Pendidikan Pesantren ini bergarak dibidang sosial yang secara khusus bertujuan untuk menyantuni dan mendidik anak terlantar mulai dari bayi terlantar yang terbuang dari kelahirannya yang tak di inginkan orang tuanya, baik itu akibat perkosaan, di tinggal ayahnya, yatim piatu, sampai kaum dhuafa. F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman dalam penyusunan skripsi, maka sistematika yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I : Dalam bab awal ini disajikan gambaran umum pola pikir seluruh isi dalam skripsi, antara lain: Latar belakang, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

9 Bab II: Pada bab yang kedua berisi landasan teori mengenai masalah dalam penelitian yaitu Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar (Studi Kasus di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah di Candi Sidoarjo) Bab III: Dalam bab ini memaparkan metode yang digunakan dalam penelitian. yang berisi tentang Pendekatan dan jenis penelitian, Subjek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan data. Bab IV: Pada bab ini berisi tentang pemaparan data dan temuan hasil penelitian. Selain itu juga dibahas tentang penyajian data mengenai profil atau gambaran umum obyek penelitian yang meliputi Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah, denah, Struktur kepengurusan, sarana dan prasarana, data dan keadaan santri Pondok Pesantren Millinium Roudhotul Jannah. Bab V : Pada bab ini berisi analisis data dari hasil penelitian mengenai Peranan Pesantren Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak Terlantar (Studi Kasus di Pondok Pesantren Millinium Raudhatul Jannah di Candi Sidoarjo) Bab VI: Bab ini terdiri dari simpulan dan saran-saran. yaitu mengenai uraian singkat dan padat,dan saran yang perlu penulis sampaikan kepada semua pihak yang terkait.