PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE BAGIAN DAN PENUGASAN TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA SDN IT ALAMY SUBANG

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SPIKE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh : Taryono, S.Pd.

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PROGRAM LATIHAN PASSING DAN CONTROL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMPN 35 MERANGIN

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. mengandung arti bahwa metode penelitian begitu penting dalam pengumpulan dan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi PENJASKESREK. Oleh : TITO BAYU PAMBUDI

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh YUDHA DWI FITARIANTO

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d)

PENGARUH LATIHAN LEG EXTENTION TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA KEARAH SASARAN CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMA 1 BONEPANTAI

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI.

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR UNTUK PEMBINAAN PEMAIN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA EAGLE SIDOHARJO SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI DRILL PASSING DAN WALL PASSING TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA PEMAIN BOLA BASKET SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE INKLUSI DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PERMAINAN SEPAK BOLA

JURNAL. Oleh: FAJAR DARU NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd 2. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas gaya

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, temuan temuan yang berkaitan dengan perbandingan ketepatan menendang bola ke

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Edwin Saprudin Basri, 2013

SKRIPSI. Oleh : DWI PURNOMO NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKEREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETRAMPILAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAGI PARA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL KETEPATAN FLICK ATLET PUTERA SEKOLAH HOKI INDONESIA BANGKIT

III. METODOLOGI PENELITIAN. dihadapi. Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

ANALISIS KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA ANAK USIA TAHUN PADA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) HARIMAU BEKONANG SUKOHARJO TAHUN

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

Transkripsi:

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. *) ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berawal dari pemikiran penulis terhadap olahraga futsal. Dalam proses penelitian khususnya pada cabang olahraga futsal sudah tentu memiliki sasaran serta tujuan yang akan diambil. Masalah penelitian yang penulis ajukan adalah apakah permainan futsal dapat meningkatkan motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6. Tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah ingin mengetahui apakah permainan futsal dapat meningkatkan motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripif, instrumen penelitian atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes motor ability untuk tingkat sekolah dasar. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data antara variable eksperimen (latihan futsal) dengan variable control (tanpa latihan futsal) diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,69. Sedangkan nilai t dalam table pada taraf nyata 0,05 dengan dk = 18 terdapat nilai sebesar 2,23, artinya nilai t- hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian variable eksperimen (latihan futsal) mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti dibandingkan dengan variable control (tanpa latihan futsal). Key Words : Permainan futsal, Motor ability

A. PENDAHULUAN Permainan futsal merupakan permainan olahraga beregu yang membutuhkan kerjasama tim dalam sebuah regu. Selain membutuhkan keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah tim, permainan futsal juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak yang kompleks. Dalam pelaksanaannya pada permainan futsal terlibat beberapa unsur penguasaan keterampilan diantaranya penguasaan keterampilan teknik, keterampilan taktik, keterampilan fisik, serta mental. Berdasarkan pada pemahaman di atas, dapat diamati bahwa dalam permainan olahraga terlibat beberapa aspek keterampilan yang kompleks dengan demikian dalam pelaksanaannya menuntut akan adanya penguasaan keterampilan fisik. Dalam sebuah aktivitas fisik beberapa indikator yang dapat diamati salah satunya adalah aspek gerak. Kemampuan gerak dasar yang dimiliki seorang pemain dapat berfungsi sebagai faktor untuk mempermudah penguasaan keterampilan fisik dalam aktivitas berolahraga. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dengan memiliki kemampuan gerak dasar yang baik, maka akan memberi kemudahan bagi pemain atau seorang atlet dalam penguasaan keterampilan fisik. Pada dasarnya dalam pembinaan olahraga futsal usia dini, pembinaan yang dilakukan tidak sepenuhnya diarahkan pada pencapaian prestasi. Akan tetapi diarahkan pada pembinaan sikap untuk membentuk perilaku anak yang lebih baik. Salah satu indikator yang dapat diamati dalam pembentukan perilaku anak adalah pembelajaran terhadap komponen fisik anak yang dapat melakukan gerak lebih banyak, oleh karena itu dalam proses pembinaan permainan futsal lebih didominasi dengan unsur bermain di dalamnya yang banyak melibatkan pembelajaranpembelajaran gerak. Pembelajaran gerak yang dilakukan dalam permainan futsal diharapkan agar anak selanjutnya dapat memiliki kemempuan gerak yang lebih luas sehingga anak dapat menampilkan gerakan-gerakan yang terampil sesuai dengan tuntutan gerak yang diinginkan dalam aktivitas olahraga dalam hal ini permainan futsal. Disamping itu pula pembelajaran gerak diharapkan dapat menciptakan keterampilan yang bersifat relatif menetap pada anak. Berkaitan dengan masalah ini Schmidt (1991), yang dikutip oleh Mahendra dan Ma mun (1998:122), menjelaskan sebagai berikut :

Pembelajaran gerak adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran gerak merupakan suatu proses awal menguasai gerak dalam berolahraga. Pembelajaran gerak tersebut selanjutnya akan berkembang ke arah keterampilan gerak seiring dengan pertumbuhan usia atau perkembangan usia anak tersebut. Proses perkembangan pembelajaran gerak ke arah keterampilan gerak seseorang dapat terjadi melalui proses pelatihan atau pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar anak dalam perkembangannya memiliki kemampuan gerak yang relatif efektif serta efesien sesuai dengan tujuan dari proses gerak yang dilakukan. Pembelajaran gerak selanjutnya diterapkan melalui adanya pembelajaran keterampilan motorik dasar yang relatif melekat ketika seseorang dalam usia anak-anak. Dalam hal ini Lutan (1988:96), mengartikan bahwa : Kemampuan motorik sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa anak-anak. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan pembelajaran gerak, artinya setiap manusia dalam setiap aktivitasnya tidak lepas dari gerak. Anak-anak yang merupakan usia awal terhadap perkembangan gerak sudah selayaknya untuk mendapatkan pelatihan pembelajaran gerak sehingga pada saat anak lepas dari usia dininya anak tersebut akan mendapatkan kematangan gerak. Setiap orang mempunyai potensi kemampuan gerak yang berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan yang akan dipelajarinya. Terdapat delapan aspek kemampuan gerak yang ada pada diri manusia, di antaranya adalah kekuatan otot, daya tahan otot, kardiovaskuler, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, power otot, serta koordinasi mata, tangan, dan kaki.

B. PEMBATASAN PENELITIAN Sebagaimana pada susunan identifikasi masalah yang telah dibentuk dalam penelitian, maka penelitian ini hanya membatasi pada beberapa permasalahan saja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perluasan makna dalam penelitian, sehingga sasaran serta tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tidak tercapai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini hanya terbatas pada : 1. Pengaruh permainan permainan futsal terhadap kemampuan motor ability. 2. Sampel yang digunakan adalah atlet/siswa yang tergabung dalam ekstrakulikurer cabang olahraga futsal SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi tahun ajaran 2011/2012. 3. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif serta alat ukur yang digunakan adalah tes motor ability untuk tingkat sekolah dasar. C. TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan yang telah tersusun maka penulis memiliki beberapa tujuan penelitian, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh permainan futsal terhadap motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. 2. Untuk mengetahui apakah permainan futsal dapat meningkatkan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. D. KEGUNAAN PENELITIAN Adapun hasil dari penelitian ini, dalam pengembangannya dapat pula digunakan sebagai : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai informasi serta masukan keilmuan bagi segenaf insan olahraga khususnya untuk para Pembina dan pelatih cabang olahraga futsal. 2. Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutama pada para pelatih bahwa saat melakukan latihan kajian secara mekanika olahraga perlu diterapkan sehingga dapat menghasilkan pengembangan teknik yang lebih baik lagi. E. TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Permainan Futsal

Permainan futsal adalah permainan futsal yang telah dimodifikasi dari mulai peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Futsal masih dikatakan bagian dari permainan futsal, hal ini dikarenakan teknik serta karakteristik permainannya masih seperti halnya permainan futsal. Futsal itu sendiri dilakukan/dimainkan pada lapangan berbentuk persegi panjang sama seperti halnya futsal, hanya saja dari ukuran lebih diperkecil lagi tidak seperti ukuran lapangan futsal sebenarnya. Pemain yang melakukan permainan pun hanya berjumlah lima orang termasuk penjaga gawang. Sedangkan peraturan permainan yang dimodifikasi adalah teknik lemparan ke dalam yang semula dilempar dalam futsal menjadi di tendang ke dalam dalam permainan futsal. 2. Penguasaan Teknik Dasar Bermain Futsal Permainan futsal merupakan permainan yang sangat kompleks, di dalamnya terdapat unsur kerja sama serta permainan beregu yang melibatkan beberapa komponen teknik dasar futsal. Seorang pemain dalam permainan futsal dituntut untuk dapat menguasai teknik dasar yang baik hal ini dilakukan untuk mendapatkan efektivitas serta efesiensi dalam bermain futsal. Beberapa unsur gerak olahraga yang terlibat diantaranya gerakan berlari, melompat, meloncat, menendang, menghentikan bola, menggiring bola, serta menangkap bola khusus bagi penjaga gawang. Keseluruhan unsur gerak tersebut selanjutnya terangkai dalam sebuah pola rangkaian gerak yang terkoordinasi sehingga tercipta permainan futsal yang menarik. Dalam olahraga permainan futsal terdapat tiga macam keterampilan gerak dasar diantaranya gerak lokomotor, non lokomotor, serta gerak manipulatif. Suherman (2003:11), dalam hal ini menjelaskan beberapa gerak tersebut sebagai berikut : Lokomotor adalah gerakan yang berpindah tempat. Gerakan yang termasuk rumpun gerak lokomotor dalam permainan futsal adalah berlari kesegala arah, meloncat atau melompat keberbagai arah dan meluncur. Non Lokomotor adalah gerakan yang tidak berpindah tempat. Gerakan yang termasuk dalam rumpun gerak non lokomotor dalam permainan futsal adalah menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. Sedangkan manipulatif adalah gerakan yang menggunakan alat. Gerakan yang termasuk kedalam rumpun manipulatif dalam permainan futsal, adalah menendan bola, merampas bola, menangkap bola bagi penjaga gawang, atau lemparan kedalam untuk memulai permainan.

Kompleksitas unsur gerak dalam olahraga tersebut di atas, merupakan penunjang dalam berlatih untuk penguasaan teknik dasar dalam bermain futsal. Penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik dan sempurna dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi dalam permainan olahraga futsal. Teknik merupakan faktor yang paling esensial, dan faktor yang mendukung ke arah itu adalah aksi motorik yang dilandasi oleh sistem lokomotor, non lokomotor, manipulatif, serta kondisi lingkungan dan pertandingan. Keterampilan merupakan suatu bentuk gambaran dari sebuah kemampuan gerak. Indikator yang dapat diamati adalah penguasaan teknik dasar pada cabang olahraga yang bersangkutan. Teknik dasar adalah suatu gerakan yang sangat sederhana, mudah dilakukan dan yang mendasari gerak yang selanjutnya, serta sebagai faktor penunjang untuk dapat bermain futsal dengan baik Selanjutnya teknik dasar ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan permainan futsal ke arah yang lebih baik. Maka dapat diamati bahwa teknik dasar yang baik merupakan modal yang utama dalam menentukan permainan futsal dengan kualitas permainan yang baik. Dalam hal ini Kosasih dan Nazir (1996:41), mengatakan sebagai berikut : Kesebelasan yang baik dan tangguh adalah suatu kesebelasan yang menguasai teknik dasar. Lebih lanjut mengenai beberapa teknik dasar dalam bermain bola, Kosasih (1985:216), mengatakan bahwa : Terdapat enam macam teknik dasar dalam bermain futsal yaitu menendang bola, menghentikan bola, menggiring bola, gerak tipu, menyundul bola, serta melempar bola. Sedangkan Sukatamsi (1984:124), mengatakan beberapa teknik dasar bermain futsal adalah : Menerima bola, menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, merebut bola, serta teknik-teknik khusus penjaga gawang. 3. Pengaruh Kemampuan Motor Ability Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Bermain futsal Kemampuan gerak sangat dibutuhkan pada usia anak dalam masa pertumbuhan. Disini Nurhasan (2000:109), mengatakan pengertian motor ability adalah: Kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam olahraga. Sedangkan Lutan (1988:115), mengatakan bahwa: Motor ability adalah Kemampuan umum untuk mempelajari tugas secara cepat dan cermat. Sedangkan Cratty (1964) dalam Lutan (1988:115), mengatakan bahwa : istilah Motor ability sering juga disebut dalam istilah lain yakni

General Motor Intellegensi. Maka jika seorang anak memperlihatkan penampilan sedemikian cepat menguasai suatu gerakan dengan kualitas atau kuantitas yang baik, maka anak tersebut mungkin dapat dikatakan memiliki tingkat motor ability yang baik. Sehingga seseorang atau atlet itu mungkin dapat mempelajari gerakan lain atau gerakan-gerakan baru dengan cepat dan dalam proses pembelajaran gerak pun anak itu akan cepat mempelajari gerakan-gerakan baru yang relatif melekat permanen pada setiap diri individu. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa kemampuan gerak atau motor ability merupakan kapasitas kemampuan seseorang dalam melakukan beberapa macam gerakan dalam berolahraga. Olahraga permainan futsal yang memiliki kompleksitas dari beberapa unsur gerak seperti halnya lari, lompat, loncat, lempar, serta kecepatan dalam menangkap bola sangat memerlukan keterampilan yang sangat kompleks dari kemampuan gerak yang dimiliki oleh seorang pemain futsal. Kemampuan gerak (motor ability) seorang pemain dapat menjadi suatu indikator utama dalam pencapaian pola gerak yang terkoordinasi dari beberapa unsur gerak olahraga dalam permainan futsal. Dengan memiliki kemampuan gerak motor ability yang baik, maka akan memberikan kemudahan bagi anak atau seorang pemain futsal dalam menampilkan pola gerak olahraga futsal. Kompleksitas unsur gerak olahraga futsal yang teraktualisasi dalam penampilan teknik dasar bermain futsal akan berjalan dengan efektif apabila seorang pemain atau anak yang bersangkutan memiliki tingkat kemampuan gerak yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila anak atau seorang pemain futsal kurang dalam penguasaan kemampuan gerak motor ability, maka anak atau pemain futsal tersebut akan menemui kesulitan dalam menampilkan gerakan teknik dasar bermain futsal. Dengan demikian kemampuan gerak (motor ability) peranannya sangat dibutuhkan sekali dalam pengembangan pelatihan atau pembelajaran cabang olahraga futsal, hal ini dikarenakan kemampuan gerak seseorang dalam prosesnya dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pemain ketika menampilkan keterampilan teknik dasar bermain futsal dengan efektif dan efesien. F. METODE PENELITIAN Sehubungan dengan masalah yang penulis ungkapkan dalam penelitian ini, yaitu pengaruh permainan futsal terhadap motor ability siswa, maka penulis harus menentukan suatu metode yang tepat untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini, sehingga jawaban atau sasaran

yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat tercapai serta dapat diketahui oleh penulis dengan hasil yang signifikan berdasarkan realibilitas serta kevalidan hasil akhir. Adapun metode penelitian yang penulis tentukan adalah metode penelitian deskriptif. Metode pada dasarnya adalah suatu cara melakukan sesuatu. Menurut Surakhmad (1986 : 76) yaitu: Metode adalah suatu prosedur atau cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik komparasi. Sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah permainan futsal sebagai variabel bebas serta motor ability siswa sebagai variabel terikat. G. POPULASI DAN SAMPEL Menurut Arikunto (1990 : 102) bahwa : Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler cabang futsal SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi yang berjumlah 10 siswa. Menurut Hadi (1989 : 221) sample adalah; Sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sedangkan menurut Surakhmad (1982 : 93) sample adalah : Penarikan dari sebagian populasi keseluruhan untuk mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yaitu anak-anak usia 10-12 tahun yang tergabung dan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga futsal pada SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. Berdasarkan pada data yang ada, maka dalam penelitian ini keseluruhan dari populasi yang ada penulis jadikan sampel penelitian, hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang ada tidak terlalu banyak dan disamping itu pula penulis ingin mendapatkan hasil gambaran data serta fakta yang akurat dari keseluruhan populasi penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian seperti ini penulis menyebutnya studi populasi atau penelitian populasi. Mengenai studi populasi atau penelitian populasi ini lebih lanjut dijelaskan oleh Arikunto (1998:115), bahwa : Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya yang merupakan penelitian sampel atau juga disebut studi populasi. H. ALAT PENGUMPUL DATA Untuk menghasilkan data dalam penelitian ini, dapat digunakan alat pengumpul data atau yang disebut instrumen penelitian. Data tersebut didapat dari hasil pengukuran dan pengetesan

melalui alat pengumpulan data. Adapun tes yang digunakan sebagai alat ukur adalah tes motor ability untuk anak sekolah dasar. Beberapa item tes motor ability yang akan diberikan penulis mengambil patokan dari sumber Tes Pengukuran Nurhasan (2000:112), diantaranya : 1. Tes shuttle Run 4 X 10 meter. 2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok. 3. Tes Stork Stand Position Balance. 4. Tes Lari Cepat 30 meter. I. HASIL PENGOLAHAN DATA Setelah dilakukan penghitungan dan pengukuran data dari beberapa variable tersebut di atas, maka didapat nilai yang menunjukan nilai rata-rata dan simpangan baku untuk setiap variabel. Adapun hasil analisis datanya untuk setiap variabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Nilai Rata-rata Simpangan Baku Variabel N Mea n S Eksperimen (latihan 1 39,5 3,57 futsal) 0 4 Kontrol (tanpa latihan futsal) 1 0 50,5 9 5,32 Dari rangkuman hasil tes diatas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel 10, untuk variabel eksperimen (latihan futsal) rata-rata sebesar 39,54 dan simpangan baku sebesar 3,57, sedangkan untuk variabel control (tanpa latihan futsal) rata-rata sebesar 50,59 dan simpangan baku sebesar 5,32. Variabel Lo Lt 5% Hasil Eksperimen (latihan futsal) 0,1546 0,2580 Normal Kontrol (tanpa latihan futsal) 0,1587 0,2580 Normal Tabel 2. Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Lilliefors, untuk tes variabel eksperimen (latihan futsal) diperoleh nilai Lo sebesar 0,1546, untuk test variabel control (tanpa latihan futsal) nilai Lo sebesar 0,1587 dengan dk sebesar 10 dan taraf nyata α = 0,05, nilai L dalam tabel sebesar 0,2580 berarti kedua nilai Lo lebih kecil dari L tabel, dengan data dari masing-masing variabel tersebut berdistribusi normal. Tabel 3. Uji Homogenitas Data Variabel F hitung F tabel Hasil Eksperimen (latihan futsal) Kontrol (tanpa latihan futsal) 2,23 3,18 Homogen Berdasarkan hasil seperti tercantum pada table 3 diatas, hasil uji homogenitas antara variabel eksperimen (latihan futsal) dan variabel control (tanpa latihan futsal) diperoleh nilai F hitung sebesar 2,23. dengan dk = (9,9) dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh nilai F tabel sebesar 3,18 berarti nilai F hitung lebih kecil dari F tabel, sehingga variabel tersebut berdistribusi homogen. Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi (Uji t) Variabel t-hitung t-tabel Hasil Eksperimen (latihan futsal) dan Kontrol (tanpa latihan futsal) 2,69 2,23 Signifikan

Berdasarkan table diatas hasil perhitungan uji t pada uji signifikansi antara variable eksperimen (latihan futsal) dengan variable control (tanpa latihan futsal) diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,69. Sedangkan nilai t dalam table pada taraf nyata 0,05 dengan dk = 18 terdapat nilai sebesar 2,23, artinya nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian variable eksperimen (latihan futsal) mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti dibandingkan dengan variable control (tanpa latihan futsal). J. Diskusi Penemuan Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, penulis memperoleh temuantemuan sebagai berikut: hasil perhitungan uji t pada uji signifikansi antara variable eksperimen (latihan futsal) dengan variable control (tanpa latihan futsal) diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,69. Sedangkan nilai t dalam table pada taraf nyata 0,05 dengan dk = 18 terdapat nilai sebesar 2,23, artinya nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian variable eksperimen (latihan futsal) mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti dibandingkan dengan variable control (tanpa latihan futsal) dalam hal tingkat motor abilitynya. K. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Engkos Kosasih. (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta : CV Akademik Presindo. Harsono. (1988). Coaching : Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusuma. Harsono. (2000). Perencanaan Program Latihan. FPOK UPI : Bandung. Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. FPOK UPI : Bandung. Mohammad Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nazir Naswar. (1996). Sepak Bola Usia Dini. Bandung. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI : Bandung. Nurhasan. (1999). Hand Out Statistika. FPOK UPI : Bandung. Poerwadarminta. (1984), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sucipto. dkk, (1999). Sepak Bola. FPOK UPI : Bandung. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.

*) Memet Muhamad, Drs., MPd : Dosen Program Studi PENJASKESREK FKIP-UNISMA Bekasi